Anda di halaman 1dari 7

DIFFERENSIAL AMPLIFIER Tujuan - Mengetahui operasi rangkaian Differensial Amplifier - Mempelajari common mode rejection - Mengetahui opposite phase

signal dari rangkaian differensial Amplifier Alat dan Bahan

Power Supply Generator Fungsi Oscilloskop Protoboard Multimeter Kabel penghubung Transistor 2N 2222 Transformer IT 191 Resistor 22 K 6,8 K 1K2 330 Potensiometer 5 K Capasitor 10 F 100 F

Teori Dasar Gambar 13.1 merupakan gambar dari penguat differensial, dimana output diambil dari antara kolektor kolektor. Jika kedua paruhan dari penguat differensial identik, tegangan output adalah nol jika V1 = V2 = nol. Jika V1 dan V2 berubah namun V1 = V2 tegangan output tetap nol. Kita dapatkan tegangan output hanya jika ada perbedaan antara V1 dan V2. A. Input Differensial Disamping tidak mempunyai kapasitor kopling dan bypass penguat differensial mempunyai keuntungan lain, yaitu kita dapat menghubungkan ke tanah satu input dan menggerakkan input lainnya. Hal khusus ini disebut input berujung tunggal.
1

Dan juga dapat menggerakkan penguat differensial dengan sinyal antara basis dan dikenal sebagai input berujung ganda atau input differensial.

B. Input Common Mode Gambar dibawah ini merupakan input common mode, sinyal yang sama diberikan pada kedua input. Kita menggunakan sinyal input common mode, adalah jika kita mentest penguat differensial untuk melihat bagaimana baiknya keseimbangan dari kedua paruhan common mode rejection (CMRR), didefinisikan :

Makin besar harga CMRR, penguat differensial makin baik. Secara ideal input common mode harus menimbulkan tegangan output nol, sehingga penguat differensial ideal mempunyai CMRR tak terhingga. C. Input Inverting dan Non Inverting Dalam gambar dibawah ini, tegangan output dapat menggerakkan tingkat lainnya, mungkin sebuah penguat differensial, kita lihat bahwa V1 positif yang bekerja sendiri menimbulkan tegangan output positif. Karena itu, input V1 adalah non inverting input. Untuk V2 positif yang bekerja sendiri menimbulkan tegangan output negatif sehingga V2 disebut input inverting.13.4 Langkah Percobaan A. Single Ended Input

+12 V

R1 22 k

RL 1 1 k

C2 10F

C3 10 F

RL 2 1 k

R4 22 k

C1 10 F

C1 2N2222

C2 2N2222

1 Khz

R2 6,8 k

RE 100 R5 6,8 k R3 300

Gambar 13.2 Single Ended Input 1. Menyusun rangkaian seperti gambar 13.2. 2. Set Vr pada posisi berimbang (center) kemudian hidupkan rangkaian 3. Ukur tegangan antara kolektor Q1 dan Q2 dengan multimeter DC, set sampai diperoleh (V1 dan V2) diperoleh V = 0 volt. Dengan memutar Vr, kondisi berimbang 4. Set Vin = 100mV, gambar sinyal keluaran pada Q1 dan Q2 5. Gambar sinyal keluaran antara A dan B

B. Inverting dan Non Inverting Input

1. Lepas Generator fungsi masukan pada Q1 kemudian ganti rangkaian menjadi gambar 13.3.
+1 2 V

R1 2 2 k C1 1 0 F

R 1 L 1 k

C2 1 0 F

R 2 L C3 1 k 1 0 F

R4 2 2 k C4 1 0 F

C1 2N2 2 2 2 R2 6,8 k

C2 2N22 22

R E 10 0 R5 6,8 k R3 30 0

T1 X 1 Kz h

Gambar 13.3 Masukan Inverting dan Non Inverting. 2. Set Vr sama dengan cara pada point A no.2 dengan memasang voltmeter DC, V = 0 volt 3. Set Vin = 100 mV (1 KHz) ukur dan gambar sinyal masing masing basis Q1 dan Q2 4. Gambar bentuk sinyal pada keluaran A dan B

C. Common Mode 1. Rangkaian sama pada point A, tetapi pada sisi C dan D rangkaian diubah menjadi gambar 13.4.
+1 V 2

R1 2 k 2

R 1 L 1 k

C2 1 0 F

C3 1 0 F

R 2 L 1 k

R4 2 k 2

C1 1 0 F

C4 1 0 F C1 2N2 2 22 C2 2N2 2 22

R2 6,8 k

R E 10 0 R5 6,8 k R3 30 0

1 Kz h

Gambar 13.4 Masukan untuk Common mode 2. Set masukan Vin = 100 mV pada basis Q1 dan Q2 3. Ukur dengan gambar keluaran pada A dan B dan hitung Vout = VA VB 4. Rubah besar Vr, jelaskan apa yang terjadi 5. Adjust Vr sampai diperoleh sinyal output common mode minimal
5

6. Ukur besarnya Amplitudo A dan B dengan Oscilloskop

Analisis data Gelombang output dari single ended input pada VA dan VAB memiliki amplitude sama namun berbeda fasa 180. Gelombang output dari inverting dan non inverting input VA lebih besar dari inputnya dan memiliki fasa yang sama, sementara VB memiliki amplitude sama namun berbeda fasa. Titik basis a memiliki gelombang amplitude yang lebih besar disbanding titik basis b, begitu pula nilai tegangan emitor basis dan kolektor. Gelombang output pada common mode memiliki fasa yang berbeda. Kesimpulan
1. Input dari generator fungsi akan akan menggerakan input dari trafo yang dihubungkan dengan generator fungsi. Atau input akan menggerakan differential amplifier dengan sinyal anatar basis. Dan akan menghasilkan output antar kolektor. 2. Common mode rejection dalam kondisi seimbang didefinisikan seperti berikut:

Penguat differential akan lebih baik jika semakin besar harga CMMR. 3. rangkaian common mode menghasilkan fasa terbalik.

Anda mungkin juga menyukai