Anda di halaman 1dari 8

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80

HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

Desinfektan merupakan suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme, terutama mikroba atau bakteri yang patogen atau membahayakan yang terdapat pada benda mati seperti alat-alat injeksi dan operasi, lantai dan air minum. Desinfektan dapat merusak sel bakteri dengan cara koagulasi atau denaturasi protein protoplasma sel, atau menyebabkan sel mengalami lisis yaitu mengubah struktur membran sitoplasma sehingga menyebabkan kebocoran sel. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi suatu desinfektan adalah: 1. Waktu dan lamanya kontak 4. Jumlah dan tipe dari

dengan mikroba 2. 3. Suhu desinfektan Konsentrasi desinfektan 5.

mikroorganisme Keadaan didesinfektan bahan yang

Bahan kimia menimbulkan suatu pengaruh yang lebih selektif terhadap jasad renik dibandingkan dengan perlakuan fisik seperti panas dan radiasi. Dalam memilih bahan kimia sebagai suatu desinfektan atau antiseptik perlu diperhatikan hal-hal berikut : 1. Sifat mikrosida (membunuh jasad renik) Spora pada umumnya lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan hanya beberapa desinfektan sebagai halogen, formalin, dan etilen oksida yang efektif terhadap spora.

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80


2. Sifat mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik) Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa tertentu yang terdapat pada rempah-rempah, dan komponen ini mempunyai sifat bakteriostatik atau fungisid. 3. Kecepatan penghambatan Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh yang berbeda-beda terhadap jasad renik. Beberapa komponen lainnya hanya efektif setelah beberapa jam. Sel yang sedang tumbuh atau berkembang biak lebih sensitive dan mudah dibunuh dibandingkan dengan sel dalam keadaan istirahat atau static 4. Sifat-sifat lain Dalam pemilihan suatu desinfektan harus disesuaikan dengan harga yang tidak mahal, efektivitasnya tetap dalam waktu yang lama. Larut dalam air dan stabil dalam larutan. Juga perlu diperhatikan sifat racunnya dan sifat iritasi pada kulit.

Dalam penggunaan desinfektan harus diperhatikan : a) Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu jaringan. b) Apakah tidak menyebabkan rasa sakit. c)
d) e) f) g)

Apakah ia stabil. Bagaimana bau dan rasanya. Apakah ia mudah dihilangkan dari pakaian apabila kena pakaian

Apakah dia tidak memakai logam Apakah ia dapat diminum.

h)

Dan apakah harganya murah

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80

Mekanisme kerja suatu antiseptik atau desinfektan: a) penginaktifan enzim tertentu


d) e)

intekalasi ke dalam DNA pembentukan khelat

b) denaturasi protein c) mengubah permeabilitas

membrane sitoplasma bakteri

Desinfektan dibagi dalam 4 kelompok : 1. Turunan aldehida 2. Turunan klorofor 3. Senyawa pengoksidasi 4. Turunan Fenol

Jenis desinfektan yang digunakan sebagai penguji daya kerja desinfektan terhadap mikroorganisme pada praktikum ini adalah fenol dan alcohol 70%. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Berdasarkan literature, senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus dan spora namun tidak baik digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalam rentang detik hingga

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80


menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %. Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Pada praktikum ini, untuk menguji desinfektan yang memiliki sifat lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, yaitu melalui perhitungan koefisien fenol. Pengujian dilakukan dengan cara meswab meja yang biasa digunakan sewaktu praktikum, kemudian biakan tersebut dimasukkan ke dalam tabung berisi sampel yang diujikan (alcohol 70% dan fenol) yang telah diencerkan 1:50 hingga 1:100 selama waktu kontak 0,5,10 dan 15 menit. Selanjutnya mengambil ose dari tiap tabung pengenceran lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi berisi media NB (Nutrient Broth). Tahap selanjutnya adalah inkubasi pada suhu 30OC selama 3 hari. Hasil pengujian desinfektan tersebut adalah sebagai berikut.

Bahan

Pengenceran

Pengamatan Pertumbuhan mikroorganisme setelah waktu kontak (menit) 5 10 + + + + + + + + + + + 15 + + + + + + + 20 + + + + + +

Fenol

1: 50 1: 60 1: 70 1: 80 1: 90 1: 100

+ + + + + +

Alkohol

1: 50 1: 60 1: 70 1: 80 1: 90

+ + + + +

+ + +
+ +

+ + + +

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80


1: 100

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil positif pada tiap tabung dengan waktu 5, 10, 15, dan 20 menit. Tabung reaksi yang diinkubasi menunjukkan kekeruhan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena meja yang digunakan pada saat men-swab, sudah terkontaminasi banyak oleh mikroba. Selain itu, kemungkinan praktikan lupa untuk mensterilkan meja tersebut dengan alcohol 70% sebelum digunakan untuk praktikum sehingga masih banyak mikroba-mikroba yang terdapat pada meja tersebut. Untuk menghitung nilai keefektifitasannya dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan, yaitu dilihat dari hasil dari perubahan warna dari setiap sampel tersebut, adanya kekeruhan, dan adanya mikroorganisme yang tumbuh. Untuk data yang di atas menghitung keefektifitasannya karena semuanya mendapatkan hasil yang positif, jadi dilihat dari semua perbandingan pengenceran yang paling mencolok perubahan warnannya, kekeruhannya, dan pertumbuhan mikroorganismenya. Pengenceran itulah yang akan digunakan untuk menghitung nilai keefektifitasannya. Fenol merupakan salah satu jenis desinfektan yang biasa digunakan untuk mereduksi mikroba dalam proses pengolahan pangan. Cara kerja grup fenol yaitu dengan mengkoagulasi protein dan menyebabkan kebocoran membran sel. Keuntungan penggunaan desinfektan grup fenol adalah aktifitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air sadah, meninggalkan efek residu jika mengering. Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan dengan fenol. Berikut cara perhitungannya.
Koefisien Fenol = Pengenceran tertinggi larutan alkohol yang dapat membunuh bakteri pada x menit, tapi tidak pada y menit _____________________________________________________________________________ Pengenceran tertinggi larutan fenol yang dapat membunuh bakteri pada x menit, tapi tidak pada y menit

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80


Bila nilai koefisien fenol lebih dari satu, maka desinfektan tersebut lebih kuat dayanya atau lebih efektif dalam membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan senyawa fenol. Sebaliknya, nilai koefisien fenol kurang dari satu menunjukkan bahwa desinfektan yang diuji kurang efektif atau kurang dayanya bila dibandingkan dengan fenol.

KESIMPULAN

a) Desinfektan merupakan suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat

pertumbuhan suatu mikroorganisme, terutama mikroba atau bakteri yang patogen atau membahayakan yang terdapat pada benda mati b) Didapatkan hasil positif pada tiap tabung sampel yang ditandai adanya kekeruhan. c) Untuk menghitung nilai keefektifitasannya dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan, yaitu dilihat dari hasil dari perubahan warna dari setiap sampel tersebut, adanya kekeruhan, dan adanya mikroorganisme yang tumbuh
d) Fenol merupakan salah satu jenis desinfektan yang biasa digunakan untuk

mereduksi mikroba dalam proses pengolahan pangan.

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80


e) Bila nilai koefisien fenol lebih dari satu, maka desinfektan tersebut lebih kuat

dayanya atau lebih efektif dalam membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan senyawa fenol dan sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Minimal Inhibitor Concentration (MIC). Available at : http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/minimal-inhibitor-concentrationmic.html (diakses pada tanggal 25 Desember 2010) F. G. Winarno. 1994. Sterilisasi Komersial Produk Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jenie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. Bogor.

KENIA TRI ANDINI 2402100800 80

Anda mungkin juga menyukai