Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN Blok diagram sistem komunikasi analog Blok diagram sistem komunikasi digital Propagasi dan sifat ionosfir
PERTEMUAN KE 1
Obyektif Perkuliahan
Dapat memahami blok diagram sistem komunikasi analog Dapat memahami blok diagram sistem komunikasi digital Dapat memahami propagasi dan sifat ionosfir
Referensi : MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik Elektro FT, Unram, Kennedy & Davis, 1993, Electronic Comm. System, Fourth Ed, Mc Graw Hill. Dennis Roddy & John Coolen, 1995, Electronic Comm. System, Fourth Ed, Prentice Hall Inc.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 2
Kawasan Waktu
Dalam kawasan waktu, suatu gelombang listrik yang merupakan representasi dari kwantitas fisik tertentu digambarkan oleh perubahan besaran amplitudo terhadap perubahan waktu. Dalam koordinat kartesian, sumbu absis menyatakan posisi perubahan waktu relatif terhadap referensi waktu awal nol dengan satuan detik, sedangkan sumbu ordinat menyatakan perubahan magnitudo sinyal dari waktu ke waktu.
PERTEMUAN KE 1
Kawasan Waktu
Untuk sinyal periodik, misalnya sinusoidal, perubahan besaran amplitudonya selalu berulang pada periode tertentu yang disebut dengan waktu periode, dengan simbol T. Apabila sinyalnya sinusoidal tunggal, maka dalam satu detik ada pengulangan bentuk sebanyak f kali yang biasanya disebut dengan frekuensi sinyal. Hubungan antara frekuensi f dan periode T tersebut dapat dinyatakan dengan :
f ! 1 Hz T
PERTEMUAN KE 1 5
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
10
Kawasan Waktu
PERTEMUAN KE 1
11
Kawasan Waktu
Arah putar 2 1 3
U
2 1
3 0 0 8 7 5 6
0 U 90 180
Amplitudo = A
4
270 360
7 5
6
PERTEMUAN KE 1
12
Kawasan Waktu
Sinyal sinus tunggal dapat diilustrasikan dengan lingkaran putar, dengan proyeksinya merupakan sudut fase (perbedaan fase terhadap titik awal) seperti pada gambar dan secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
y t
! A sin 2 T f t s J
volt
dengan : y (t) = amplitudo sinyal pada titik yang ditinjau A = amplitudo maksimum dari sinyal f = frekuensi sinyal, Hz t = waktu tinjau, detik J = sudut fase, rad
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 13
Kawasan Frekuensi
Kadang-kadang lebih bermanfaat apabila sinyalnya bukan sinus tunggal dengan menyatakan perubahan frekuensi pada sumbu horizontal dan perubahan amplitudo pada sumbu vertical. Pada koordinat semacam ini variable frekuensi dipandang sebagai variabel bebas, sehingga sering disebut dengan kawasan frekuensi. Dalam bidang elektro, penggambaran grafik amplitudo terhadap frekuensi sering disebut dengan spektrum frekuensi, dimana variabel amplitudonya diambil harga absolutnya.
PERTEMUAN KE 1
14
Kawasan Frekuensi
Gambar berikut ini adalah ilustrasi sinyal pada kawasan waktu, dimana selubungnya mempunyai komponen frekuensi 1 Hz dan 2 Hz, sedangkan sinyal yang di dalam mempunyai komponen frekuensi 13, 14, 15, 16, 17 Hz. Dalam grafik tersebut kita sulit menentukan componen frekuensinya, untuk itu akan lebih bermakna bila digambarkan dalam kawasan frekuensi.
PERTEMUAN KE 1
15
Kawasan Frekuensi
PERTEMUAN KE 1
16
Kawasan Frekuensi
Gambar berikut adalah ilustrasi sinyal pada kawasan frekuensi, dimana bentuk matematisnya adalah sbb :
y t
! cos 2 T 400 t
0,4 cos 2 T 300 t
0,4 cos 2 T 500 t
0,25 cos 2 T 250 t
0,25 cos 2 T 550 t
0,15 cos 2 T 200 t
0,15 cos 2 T 600 t
volt
PERTEMUAN KE 1
17
Kawasan Frekuensi
PERTEMUAN KE 1
18
! 0,524 rad
maka
f !
[ 27 ! ! 4,3 Hz 2T 2T
PERTEMUAN KE 1
19
Maksud Telekomunikasi
Telekomunikasi adalah suatu kegiatan menyalurkan informasi dari suatu titik (sumber informasi / source) ke titik lain (penerima informasi / sink) Informasi harus dikonversikan ke dalam wujud fisis yang dapat ditangani oleh peralatan yang ada
PERTEMUAN KE 1
20
Sumber Informasi
Transducer Input
Modulator Analog
Media Transmisi
Penerima Informasi
Transducer Output
Demodulator Analog
Lihat Digital ?
PERTEMUAN KE 1
21
0.2
0.4
0.6
0.8
1 d e t ik
1.2
1.4
1.6
1.8
0.2
0.4
0.6
0.8
1 d e t ik
1.2
1.4
1.6
1.8
Sumber Informasi
1 0 .8 0 .6 0 .4 A mplitudo ( volt ) 0 .2 0 -0 .2 -0 .4 -0 .6 -0 .8 -1 0
Transducer Input
G e lom b an g pe m o du la s i pl us no is e
0 .2
0 .4
0 .6
0 .8
1 d et ik
1 .2
1 .4
1 .6
1 .8
Penerima Informasi
Transducer Output
Demodulator Analog
2.5 2 1.5 1 Amplitudo ( volt ) 0.5 0 -0 . 5 -1 -1 . 5 -2 -2 . 5
G e lo m b a n g t er m o d u la s i A m plit u d o M od u la s i plu s n o is e
0.2
0.4
0.6
0.8
1 d e t ik
1.2
1.4
1.6
1.8
PERTEMUAN KE 1
24
Sumber Informasi
Transducer Input
Source Encoder
Kanal Encoder
Modulator Digital
Media Transmisi
Penerima Informasi
Transducer Output
Source Decoder
Kanal Decoder
Demodulato r Digital
Lihat Analog ?
PERTEMUAN KE 1
25
Kode biner
0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1 d e t ik 1 .2 1 .4 1 .6 1 .8 2
Kode biner
Kanal Encoder Modulator Digital
Sumber Informasi
1 0 .8 0 .6 0 .4 A mplitudo ( volt ) 0 .2 0 -0 .2 -0 .4 -0 .6 -0 .8 -1 0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8
Transducer Input
G e lom b an g pe m od ula s i p lus n oi s e
Source Encoder
Media Transmisi
1 d et ik 1 .2 1 .4 1 .6 1 .8 2
Penerima Informasi
Transducer Output
Source Decoder
Kanal Decoder
Demodulato r Digital
Kode biner
Kode biner
PERTEMUAN KE 1
27
Permasalahan Telekomunikasi
Luas daerah pelayanan Aneka ragam fasilitas (feature) Efisiensi dan efektifitas Kecepatan penyampaian informasi Keselamatan / keamanan informasi
PERTEMUAN KE 1
28
PERTEMUAN KE 1
29
Propagasi
Propagasi menyentuh pengetahuan yang berhubungan dengan pancaran gelombang radio Transmit proses memancarkan gelombang radio yang ditumpangi oleh masukan audio. Gelombang radio diterima oleh receiver lawan bicara kita dan oleh receiver gelombang radionya dihilangkan dan masukan audio ditampung lewat speaker.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 30
Propagasi
Gelombang radio mempunyai sifat seperti cahaya, ia dapat dipantulkan, dibiaskan, direfraksi dan dipolarisasikan. Kecepatan rambatanya sama dengan kecepatan sinar ialah 300.000 km tiap detik Gelombang radio high frequency dari Indonesia bisa sampai di Amerika Serikat yang terletak dibalik bumi, WHY
?
31
PERTEMUAN KE 1
Propagasi
Di angkasa luar, ialah di luar lapisan atmosfir bumi terdapat lapisan yang dinamakan ionosfir, yaitu suatu lapisan gas yang terionisasi sehingga mempunyai muatan listrik Lapisan ionosfir berbentuk kulit bola raksasa yang menyelimuti bumi, lapisan ini dapat berpengaruh kepada jalannya gelombang radio.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 32
Propagasi
Pengaruh-pengaruh penting dari ionosfir terhadap gelombang radio adalah bahwa lapisan ini mempunyai kemampuan untuk membiaskan dan memantulkan gelombang radio. Kapan gelombang radio itu dipantulkan dan kapan gelombang radio dibiaskan atau dibelokkan tergantung kepada frekuensinya dan sudut datang gelombang radio terhadap ionosfir.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 33
Propagasi
Frekuensi gelombang radio yang mungkin dapat dipantulkan kembali adalah frekuensi yang berada pada range Medium Frequency (MF) dan High Frequency (HF). Gelombang radio pada Very High Frequency (VHF) dan Ultra High Frequency (UHF) atau yang lebih tinggi, secara praktis dapat dikatakan tidak dipantulkan oleh ionosfir akan tetapi hanya sedikit dibiaskan dan terus laju menghilang ke angkasa luar Gelombang radio yang menghilang ke angkasa luar dalam istilah propagasi dikatakan SKIP.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 34
PERTEMUAN KE 1
35
Propagasi
Gelombang radio pada range MF dan HF dapat dipantulkan oleh ionosfir, maka gelombang yang dipancarkan ke udara dapat balik lagi ke bumi di tempat yang cukup jauh. Oleh bumi gelombang tadi dapat dipantulkan lagi balik ke angkasa dan oleh ionosphere dipantulkan ulang balik ke bumi. Dengan pantulan bolak balik ini, maka gelombang radio dapat mencapai jarak sangat jauh dan dengan demikian dapat mencapai belahan bumi di balik sana.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 36
HUBUNGAN FREKUENSI DAN PANTULAN Makin tinggi frekuensi gelombang radio, dapat dikatakan secara praktis makin sulit dipantulkan oleh ionosfir Makin tinggi frekuensi gelombang radio, agar dapat dipantulkan oleh ionosfir diperlukan sudut yang makin kecil. Dengan sudut pantul yang kecil tersebut jarak capai pantulannya ke bumi makin jauh. Pada Very High Frequency sudut pantul yang diperlukan sangat kecil sehingga secara praktis tidak mungkin dilakukan.
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 38
MUF (maximum useable frequency) frekuensi tertinggi yang dapat digunakan untuk komunikasi antara dua buah titik di permukaan bumi OWF (optimum working frequency) frekuensi optimal untuk komunikasi antara dua buah titik di permukaan bumi dengan sudut datang FI ,frek 15 % dibawah MUF
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 39
PERTEMUAN KE 1
40
f > MUF
i F f < MUF
f = MUF
Frekuensi dibawah MUF , gelombang dipantulkan oleh lapisan ionosfir pada titik yang lebih rendah dari titik pantul lapisan ionosfir untuk frekuensi MUF Frekuensi diatas MUF , pembiasan gelombang tidak cukup kuat untuk membawa kembali gelombang ke bumi
PERTEMUAN KE 1
41
f = MUF
Sudut elevasi kurang dari sudut kritis , gelombang dipantulkan oleh lapisan ionosfir pada titik yang lebih rendah dari titik pantul untuk frekuensi MUF Sudut elevasi lebih dari sudut kritis, pembiasan gelombang tidak cukup kuat untuk membawa kembali gelombang ke bumi
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 42
IONOSFIR
Ionosfir yang menyelimuti bumi kita ini dapat terdiri atas beberapa lapis, antara lain yang disebut lapisan D, E dan lapisan F. Lapisan D adalah lapisan yang paling rendah, sedangkan E adalah lapisan di atasnya dan disusul dengan lapisan F yang merupakan lapisan teratas. Tinggi lapisan F adalah sekitar 280 kilometer sedangkan lapisan E sekitar 100 kilometer diatas permukaan bumi
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 43
IONOSFIR
Pada siang hari lapisan F terpecah menjadi dua ialah F1 dan F2 masing-masing mempunyai ketinggian sekitar 225 kilometer dan 320 kilometer. Sedangkan pada malam hari kedua lapisan tersebut bergabung lagi menjadi satu lapisan tunggal ialah lapisan F. Lapisan F inilah yang mempunyai arti penting dalam pancaran gelombang radio teresterial, dimana komunikasi jarak jauh bersandar kepada kondisi lapisan ini.
PERTEMUAN KE 1
44
IONOSFIR
Kesempurnaan pemantulan yang dilakukan oleh lapisan ionosfir cenderang tergantung kepada kesempurnaan ionisasi dari lapisan tersebut. Lapisan ionosfir yang terion secara sempurna merupakan lapisan yang masif dan mempunyai daya pantul cukup baik pada gelombang radio. Kondisi propagasi pada malam hari dalam keadaan normal sehari-hari pada umumnya cenderung lebih baik daripada siang hari. Siang hari terjadi lapisan ionosfir tambahan (lapisan D) yang terionisasi kurang sempurna sehingga menghambat pantulan gelombang radio kembali ke bumi.
PERTEMUAN KE 1
45
IONOSFIR
PERTEMUAN KE 1
46
Horizon Radio
Gel radio ht Horison optik hr ht dmax d1 d2 hr
a a a a a
PERTEMUAN KE 1
47
dmax = d1 + d2 dmax = (2 a ht ) + (2 a hr )
DASAR TELKOM SM SASONGKO PERTEMUAN KE 1 48
PERTEMUAN KE 1
49