Anda di halaman 1dari 4

Tugas Sosiologi: Analisis Kasus

Kesenjangan Sosial di wilayah Sarijadi, Bandung


Maria Alpha Carmelite
2011330031 / kelas: C

Tugas ini dibuat sebagai pengganti dari bentuk hardcopy presentasiyang sudah hilang. Presentasi sudah dilakukan sebelumnya pada pertemuan kedua sosiologi yang membahas tentang Tools of Sociology

Kota Bandung kini telah sangat maju dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu. Kota Bandung telah banyak dibangun berbagai kompleks perumahan sesuai dengan semakin meningkatnya keinginan masyarakat dari dalam kota maupun dari luar kota untuk memiliki rumah di Kota Bandung. Namun apakah warga Kota Bandung menjadi semakin sejahtera seiring dengan pembangunan Kota Bandung sampai dengan sekarang sehingga kesenjangan sosial bisa terhapuskan? Contoh kasus yang nyata adalah kasus yang terjadi di wilayah Sarijadi, Bandung. Wilayah ini adalah wilayah yang cukup strategis, karena dekat dengan berbagai lokasi yang sering dikunjungi sebagai lokasi wisata di Kota Bandung. Namun ada satu kondisi kesenjangan sosial yang terjadi di wilayah ini yang mungkin tidak banyak disadari dan dialami oleh kebanyakan warga Bandung yang lain. Seiring dengan pembangunan berbagai tempat wisata di Kota Bandung, pada tahun 1994, mulailah dibangun dan dipasarkan rumah-rumah di kompleks perumahan elit Setra Duta di wilayah Sarijadi dengan prospek yang akan menjadi sangat laku di beberapa tahun ke depannya. Rumah ini memiliki harga berkisar 700 juta rupiah sampai 5 milyar rupiah, bahakan ada yang lebih. Rumah-rumah mewah ini memiliki luas rumah yang cukup besar, dibangun dengan interior design yang mewah dan umumnya bertingkat pula. Sudah dipastikan bahwa mereka yang tinggal di perumahan elit ini adalah mereka yang berpenghasilan tinggi, apalagi tiap rumahnya memiliki minimal satu mobil elit. Fasilitas yang dimiliki mereka pun sangat eksklusif, selain adanya sport center, air dan listrik yang diterima dari pemerintah pun selalu mengalir sebnayak yang mereka butuhkan. Mereka bebas menggunakan air tanpa batas tertentu dan tidak pernah mengalami pemadaman listrik. Ditambah juga dengan sistem pembuangan yang lancar dan lingkungan yang sangat bersih. Situasi ini bertolak belakang jika kita berjalan ke arah luar sekitar 50 meter dari gerbang Kompleks Perumahan Setra Duta, kita semua akan melihat perumahan susun Sarijadi yang sudah berdiri sekitar 40 tahun yang lalu dengan kondisi yang sudah rentan dan kumuh. Perumahan susun ini memiliki 13 flat yang disusun sejajar. Tiap satu flat di Rumah Susun Sarijadi ini memiliki 64 rumah. Rumah ini pun memiliki harga jual yang relatif murah dibandingkan dengan harga jual rumah di Kompleks Setra Duta. Bayangkan saja dengan harga satu rumah terkecil di Kompleks Setra Duta tersebut dapat membeli setidaknya delapan rumah di Rumah Susun Sarijadi. Sampai saat ini Rumah Susun Sarijadi masih dipadati oleh mayoritas penduduk wilayah Sarijadi yang tentu saja berasal dari kalangan menengah ke bawah. Rumah susun ini merupakan bangunan milik pemerintah karena dibangun oleh pemerintah.

Namun, sayangnya walaupun milik pemerintah karena merupakan salah satu program pemerintah 40 tahun yang lalu, fasilitas yang diterima warganya tidak sepadan yang seharusnya. Udara yang pengap dan panas baik di dalam atau pun di ;uar rumah. Pemadaman lampu terjadi hampir setiap hari, biasanya di siang hari dan tiap pemadaman lampu bis sampai dengan dua sampai enam jam. Air pun tidak mengalir lancar, berbeda jauh dengan warga penduduk Kompleks Setra Duta yang dapat menikmati air kapanpun mereka mau, karena di rumah susun ini air sering tidak mengalir. Jikalau air mengalir biasanya hanya dua atau tiga jam saja dan seringnya mengalir di malam hari atau di pagi hari ketika semua orang sudah pergi ke sekolah atau ke tempat kerjanya masing-masing. Maka, tiap warga harus berjuang hanya untuk memenuhi kebutuhan airnya setiap hari. Padahal sebelum dibangun Kompleks Perumahan Elit Setra Duta, kebutuhan air dan lsitrik warga kompleks rumah susun dapat terpenuhi. Sistem pembuangan pun kadang tidak lancar, dibuktikan dengan banyaknya genangan air kotor pada got pembuangan yang menyebabkan lingkungan menjadi bau dan tidak nyaman. Kesenjangan sosial terlihat jelas dengan perbandingan kedua kompleks perumahan tersebut. Maka pembangunan di Kota Bandung ini tidak seluruhnya mendefinisikan bahwa semua warga Bandung menjadi sejahtera. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan daya beli warga masyarakat Kota Bandung terhadap rumah. Mereka yang mampu akan membeli rumah mewah dengan harga yang selangit, sedangkan mereka yang biasa saja dalam hal materi akan mencari rumah yang lebih murah. Selain itu kesenjangan sosial terjadi ketika semua fasilitas dan kenyamanan hanya akan diterima oleh mereka yang kaya secara materi, contohnya air dan listrik dapat dibeli mereka yang tinggal di kompleks elit walaupun sebenarnya itu adalah bagian yang seharusnya diterima dari perumahan lain yang bukan perumahan elit. Memang, semenjak adanya Kompleks Perumahan Setra Duta, harga jual tiap rumah susun meningkat. Namun peningkatan harga jual ini tetap saja tidak setara dengan yang kerugian lain yang diterima warga rumah susun, karena adanya pembatasan jumlah air dan lsitrik yang disalurkan oleh pemerintah kepada warga rumah susun. Data yang saya dapatkan ini berasal dari pengamatan sehari-hari dalam perjalanan dari rumah hingga kampus serta penglamaan langsung karena saya sendiri pernah tinggal di Rumah Susun Sarijadi. Demikianlah analisis kasus yang membuktikan bahwa kemajuan Kota Bandung bukan berarti kesenjangan sosial dalam masyarakat telah habis dan semua penduduknya menjadi makmur.

Referensi:

Kornblum, William. Sociology In A Changing World. 2000. New York: Horcourt College Publisher Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. 1982. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada www.pikiran-rakyat.com www.kompas.com Hasil pengalaman dan pengamatan

Anda mungkin juga menyukai