Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai imbas dari produk kemajuan era globalisasi seperti kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak permasalahan sosial. Maka adaptasi atau penyesuaian diri terhadap globalisasi yang hyper-complex itu menjadi tidak mudah. Kesulitam melakukan adaptasi dan adjustment menyebabkan

kebingungan, kecemasan dan konflik-konflik, baik yang terbuka dan eksternal sifatnya, maupun yang tersembunyi dalam batin atau internal, yang pada akhirnya menimbulkan demoralisasi pada sebagian masyarakat, terutama di kalangan kaum muda. Sehingga banyak orang yang berperilaku menyimpang dari norma-norma umum atau berbuat demi kepentingannya sendiri yang dapat merugikan orang lain. Korupsi, kriminalitas, pelacuran, radikalisme remaja seperti penggunaan psikotropikan, zat adiktif, dan masih banyak lagi perilaku demoralisasi lainnya yang adalah realita dari sekian banyak demoralisasi masyarakat yang dapat kita temukan dewasa ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan judul yang penyusun ajukan, maka dapat dirumuskan suatu permasalah yaitu 1. Apa pengertian zat adiktif dan psikotropika?

2. Jelaskan macam-macam zat adiktif dan psikotropika serta dampak penyalahgunaanya! 3. Jelaskan upaya pencegahan peyalagunaan zat adiktif dan psikotropika! C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar pembaca khususnya remaja mengetahui tentang bahaya psikotropika dan zat adiktif serta cara pencegahanya sehingga tidak terjerumus dalam penggunaan obat terlarang tersebut. Selain itu, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran IPA, Sekolah Menengah Pertama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zat Adiktif dan Psikotropika 1. Zat Adiktif Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika. 2. Psikotropika Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

B. Macam-macam

Zat

Adiktif

dan

Psikotropika

serta

Dampak

Penyalahgunaannya 1. Zat Adiktif Zat adiktif terdiri atas: y Ganja Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa. y Opium Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum.

Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan kematian. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri,

kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian. y Kokain Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika

jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian. y Sedativa dan Hipnotika (Penenang) Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian. y Alkohol Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.

Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejangkejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri. Minuman Alkohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol : a. Golongan A : kadar etanol 1 5 % ( Bir ). b. Golongan B : kadar etanol 5 20 % ( Berbagai minuman anggur ) c. Golongan C : kadar etanol 20 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ). y Kafein Kafein sebenarnya bukan pemacu stimulan secara langsung, karena kafein memilki fungsi untuk menghalangi zat kimia lainnya, yang ada didalam tubuh manuisia. Kafein berefek menenangkan aktivitas-aktivitas selsel tubuh, terutama otak dan saraf tulang belakang.

Kafein adalah suatu zat kimia golongan METILSANTIN, yang terdapat didalam kakao, teh dan kopi. Seacara temporer menggantikan reseptorreseptor sel yang sama, seperti Adenosin (senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme energi tubuh, berfungsi sebagai modulator/ sebagai rem pada aktivitas-aktivitas sel saraf dengan cara menjaga agar sel-sel saraf tidak terangsang dalam jangka waktu lama). Ketika aksi adenosin dihalangi oleh kafein, sel-sel saraf menjadi lebih aktif. Kafein masuk kedalam otak dengan cepat, dan terus aktif selama beberapa jam. Tetapin efeknya menurun jauh lebih cepat dibandingkan stimulan-stimulan lainnya.Waktu yang diperlukan sehingga konsentrasi kafein didalam , aliran darah tinggal dari konsentrasi awal adalah sekitar 3 6 jam, pada orang sehat. y Nikotin Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

Nikotin adalah bahan adiktif dari rokok. Nikotin sangat cepat terserap ke dalam aliran darah dan dalam 30 detik dapat masuk ke dalam tubuh dan mencapai otak. Hal ini menyebabkan otak melepaskan bahan kimia spesifik yang menyebabkan timbulnya rasa rileks dan gairah. Salah satu bahan ini adalahepinephrine . Mungkin rasa ini menjadi alasan utama kenapa banyak orang khususnya remaja menjadi perokok. Namun sesungguhnya hal itu hanya kesenangan sesaat karena setelah setengah jam perasaan ini akan hilang dan yang tersisa adalah perasaan depresi dan kelelahan. Hal ini menyebabkan perokok akan cenderung untuk kembali merokok. Siklus stimulasi dan depresi yang terjadi berulang kali ini yang mengarah pada terjadinya adiksi atau ketagihan. Akibat tumbuhnya toleransi dari tubuh terhadap nikotin, perokok secara bertahap akan meningkatkan frekuensi merokok untuk dapat memperoleh perasaan yang sama. 2. Psikotropika Psikotropika terdiri dari 4 golongan : a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

y Ekstasi MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) atau yang umumnya dikenal sebagai ekstasi memiliki struktur kimia dan pengaruh yang mirip dengan amfetamin dan halusinogen. Ekstasi biasanya berbentuk tablet berwarna dengan disain yang berbeda-beda. Ekstasi bisa juga berbentuk bubuk atau kapsul. Seperti kebanyakan obat terlarang, tidak ada kontrol yang mengatur kekuatan dan kemurnian salah satu jenis narkoba ini. Bahkan tidak ada jaminan bahwa sebutir ekstasi sepenuhnya berisi ekstasi. Seringkali ekstasi dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya. Nama-nama lain: Dolphin, Black Heart, Gober, Circle K, dll. Dampak pemakaina ekstasi yaitu perasaan gembira yang meluap-luap, perasaan nyaman, rasa mual, berkeringat & dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), meningkatnya kedekatan dengan orang lain, percaya diri meningkat dan rasa malu berkurang, rahang mengencang dan gigi bergemeletuk, paranoia, kebingungan, meningkatnya kecepatan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah, pingsan, jatuh atau kejang-kejang (serangan tiba-tiba). Sedikit yang diketahui tentang pengaruh jangka panjang dari pemakaian ekstasi, tetapi kemungkinan kerusakan mental dan psikologis sangat tinggi yaitu ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat, ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur

10

daya belajar dan berpikir dengan cepat, menyebabkan kerusakan jantung dan hati serta adanya depresi berat dan gangguan kejiwaan. b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ). Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika yang tidak membuat kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia. y LSD (Lysergic Acid Diethylamide) LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat

11

ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa. y Amfetamin Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik,

mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung.

12

C. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai untuk tujuan yang benar, misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran, misalnya satu jenis narkotika diberikan kepada pasien yang menderita rasa sakit luar biasa karena suatu penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain, satu zat jenis psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan caracara lain. Jika pemakaian zat adiktif dan psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar, itu sudah termasuk penyalahgunaan dan harus diupayakan pencegahannya. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf, menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian. Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan (pencurian dan pemerkosaan),

13

kecelakaan, timbulnya masalah dalam keluarga, dan mengganggu ketertiban umum. Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. a. Peran Anggota Keluarga Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah. b. Peran Anggota Masyarakat Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obatobat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.

14

c. Peran Sekolah Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada

para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba. d. Peran Pemerintah Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. Indonesia dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap,

psikotropika, dan zat adiktif lain, pada dasarnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:  langkah pencegahan untuk mengurangi jumlah permintaan

15

 langkah pengendalian dan pengawasan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang dimanfaatkan untuk pengobatan dan atau bagi kepentingan ilmu pengetahuan.  langkah represif pemberantasan jalur perdagangan gelap.  melakukan upaya penyembuhan/terapi dan rehabilitasi terhadap korbankorban penyalahgunaan Upaya pencegahan penanggulangan dan peredaran zat-zat berbahaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai jalur :  jalur keluarga,  jalur pendidikan, formal dan informal,  jalur lembaga-lembaga sosial swadaya masyarakat,  jalur lembaga-lembaga keagamaan,  jalur kelompok-kelompok teman bermainremaja/pemuda: club, seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan lain,  jalur organisasi kewilayahan, dipimpin oleh aparat RT, RW, LKMD,  melalui media massa, cetak, elektronik, film, maupun seni pentas tradisional.

16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Penulis telah memaparkan secara gamblang tentang zat adiktif dan psikotropika. Pada dasarnya ada alasan mengapa kedua jenis barang tersebut dilarang oleh berbagai norma hukum yang berlaku di seluruh negara di dunia, alasannya adalah bahwa efek negatif yang ditimbulkan akan sangat besar dan sangat berbahaya jika digunakan oleh orang-orang yang tidak mengerti kegunaan dan cara pemanfaatannya. Kecuali untuk dunia medis dan lapangan kajian ilmiah dan penelitian keilmuan yang ditangani oleh orang-orang yang mempunyai keahlian khusus, penggunaan barang-barang yang mengandung zat adiktif dan psikotropika tersebut baru dibenarkan. Artinya penggunaannya harus dilakukan secara ketat dibawah pengawasan hukum dan dimanfaatkan untuk kegiatankegiatan profesional. Efek negatif yang ditimbulkan akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang dapat merusak banyak sendi kehidupan manusia, baik sektor sosial, ekonomi, agama, budaya dan kenegaraan. Di negara kita yang meskipun sudah ada aturan hukum yang tegas mengenai ancaman pidana bagi para produsen, pengedar, maupun pemakai narkoba, namun tetap saja pemerintah dan dalam hal ini aparat penegak hukum sering kali kecolongan. Hal ini terbukti dengan kerap kali ditemukan sebuah pabrik ekstasi

17

yang mampu memproduksi pil setan tersebut dalam jumlah yang sangat spektakuler. Bahkan untuk penemuan beberapa pabrik yang ditemukan di wilayah Kota Tanggerang diklaim sebagai pabrik ekstasi terbesar di dunia. Di mana di pabrik ini dapat diproduksi jutaan butir pil ekstasi dalam sehari. Pelaku kejahatan tersebut satu persatu ditangkap dan diadili, dipenjara, hingga divonis mati. Namun cara-cara ini rupanya tidak membawa efek jera terhadap para pelaku. Buktinya tetap saja pabrik demi pabrik menjamur dan bermunculan di tempat-tempat keramain kota. B. Saran 1. Sambil tetap mendukung kinerja aparat penegak hukum yang berperang melawan nerasnya arus peredaran narkoba di tanah air kita, namun hal ini kiranya tidak akan pernah berjalan efektif jiak tanpa ada dukungan dari semua pihak untuk sama-sama ikut menolak dan menyatakan perang terhadap narkoba tersebut. 2. Masyarakat perlu lebih banyak mendapatkan informasi mengenai bahaya zat adiktif dan psikotropika. Lebih baik jika pemerintah melakukan sosialisasi yang berkesinambungan terhadap masyarakat agar mereka lebih mengenal terutama jenis-jenis obat-obatan terlarang itu bentuknya seperti apa. Hal ini guna mengantisipasi jika masyarakat yang karena awamnya mereka terjebak dengan barang haram tersebut.

18

3. Kepada para generasi muda hendaknya memiliki sikap lebih menyayangi diri sendiri. Tidak mencoba-coba untuk mencicipi obat-obatan terlarang yang akbitnya akan sangat fatal, masa depat hancur, nasib bangsa juga hancur.

19

DAFTAR PUSTAKA

Karim, saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Kelas VII SMP. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional http://konten.detikpertama.com/article/makalah-zat-adiktif-dan-psikotropika http://id.wikipedia.org/wiki/Psikotropika http://id.wikipedia.org/wiki/zatadiktif

20

Anda mungkin juga menyukai