Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MEKANIKA BATUAN

Disusun oleh :

Bayu Setyawan

( I1B006043)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL PURBALINGGA 2011

I.

Open Pit Mine (Tambang Terbuka) Merupakan tambang terbuka di permukaan tanah yang bahan tambang biasa

berupa bijih besi, emas hitam/batu bara dan lainya, barang tambang tersebut terus di tambang dan akan tetap dibiarkan terbuka selama penambangan berlangsung. Penambangan biasa dilakukan di lahan terbuka atau di daerah lereng tanah atau batuan.

II. Proses Konstuksi Dalam pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bahan tambang dan pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. mesti diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena factor geologi dan pertimbangan teknik lain. Untuk mencapai lapisan bahan tambang yang umumnya terletak di kedalaman yang cukup dalam diperlukan pengupasan tanah /batuan penutup dalam jumlah yang sangat besar. tujuan dari tambang terbuka ini adalah menghasilkan biaya serendah mungkin sehingga mencapai keuntungan yang optimal. Dalam pengupasan tanah/batuan penutup ini dalam jumlah yang sangat besar mengunakan bahan peledak dan alat berat. Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil. Dari peledakan yang baik dan proses pengangkutan material akan didapatkan elemen-elemen jenjang. Elemen-elemen suatu jenjang terdiri dari tinggi, lebar dan kemiringan yang penentuan dimensinya dipengaruhi oleh: 1. alat-alat berat yang dipakai (terutama alat gali dan angkut), 2. kondisi geologi,

3. sifat fisik batuan, 4. selektifitas pemisahan yang diharapkan antara bijih dan buangan, 5. laju produksi dan 6. iklim.

Gambar 1.1 Open pit mine Dari gambar diatas terdapat elemen-elemen jenjang. Tinggi jenjang adalah jarak vertikal diantara level horisontal pada pit, lebar jenjang adalah jarak horisontal lantai tempat di mana seluruh aktifitas penggalian, pemuatan dan pengeboran-peledakan dilaksanakan; dan kemiringan jenjang adalah sudut lereng jenjang.

Gambar 1.2 Elemen-elemen jenjang

Kemiringan

dinding

jenjang

merupakan

salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi ukuran dan bentuk pit serta luas areal pit. Kemiringan lereng jenjang juga akan membantu penentuan jumlah buangan yang harus diangkat untuk mendapatkan bahan tambang. Lereng jenjang harus stabil selama aktifitas penggailan berlangsung, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis kestabilan lereng diseluruh areal tambang. Kekuatan batuan, patahan, retakan-retakan, kandungan air tanah dan informasi geologi lainnya adalah faktor kunci untuk menganalisis lereng tambang. Akibat dari perbedaan karakteristik batuan dan informasi geologi, maka tidak heran apabila di dalam wilayah penambangan akan terjadi kemiringan lereng yang berbeda. Penentuan lebar jenjang akan dipengaruhi oleh laju produksi yang diinginkan, dimensi serta jumlah alat angkut dan alat muat, aktifitas pengeboran-peledakan dan kondisi geologi di sekitar pit.

III. Proses Pemilihan Metode Dalam hal penentuan metode tambang yang akan digunakan saat akan dimulai,maka point-point dibawah ini penting untuk diperhatikan : 1. Karakteristik Deposit : Kemiringan, ukuran dan penyebaran, struktur geologi (rekahan/joint, patahan dan perlipatan) 2. Karakteristik Material 3. Pertimbangan Topography 4. Pertimbangan Geoteknik & Hidrologi 5. Pertimbangan Ekonomis 6. Pertimbangan Lingkungan 7. Ketersediaan alat 8. Tingkat Produksi 9. Kualitas bijih / Batu bara yang diharapkan 10. Jarak buang dari PIT ke Waste Dump / Crusher

Ada beberapa macam tambang terbuka secara garis besar metode penambangan dikelompokan antara lain: 1. Tambang terbuka (surface mine) 2. Tambang dalam/bawah tanah (underground mining) 3. Tambang bawah air (underwater mining) Pemilihan metode penambangan ini berdasarkan letak dangkalnya suatu endapan, serta mempunyai perolehan tambang (mining recovery) yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi system penambangan aturan utama dari eksploitasi tambang adalah memilih suatu metode penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik alam, geologi, lingkungan dan sebagainya, dari endapan mineral yang ditambang didalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang yang rendah dan keuntungan yang maksimum Secara umum metode ini menggunakan siklus operasi penambangan yang konvensional, yaitu pemecahan batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi penanganan material pengalian, pemuatan dan pengangkutan. Perbedaan antara Open Pit dengan Open Cut/Open Mine/Open Cast dicirikan oleh arah penambangnya. Disebut Open Pit apabila penambangannya dilakukan dari permukaan yang relative mendatar. Disebut Open Cut/Open Mine/Open Cast apabila pengalian dilakukan pada suatu lereng bukit. jadi penerapan Open pit dan Open Cut sangat tergantung pada letak atau bentuk endapan bahan yang akan ditambang. Pada Open Pit tanah penutup dikupas dan dipindahkan ke suatu pembuangan yang tidak ada endapan dibawahnya, sedangkan pada Open Cast tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan tapi dibuang ke daerah bekas tambang.

IV. Yang diperhatikan dalam penembangan yang bersifat Open Pit Mine Kegiatan pertambangan adalah kegiatan yang memiliki dampak positif dannegatif terhadap lingkungan biofisik, sosial dan ekonomi. Dengan

adanyapembukaan perusahaan pertambangan di suatu daerah, PAD dari daerah tersebutakan meningkat. Dampak positif lainnya adalah terbukanya lapangan

pekerjaanbagi masyarakat setempat sehingga secara sosial mengurangi angka pengangurandan secara ekonomi meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, dengandibukanya lokasi pertambangan, sentra perekonomian di daerah setempat jugatumbuh. Secara tidak langsung, masyarakat akan membuka pusatpusatperekonomian di daerah sekitar perrtambangan untuk penyediaan kebutuhan logistik bagi karyawan perusahaan Dampak positif dari suatu kegiatan pasti diiringi oleh dampak negatif. Apalagiuntuk kegiatan pertambangan. Dari awal kegiatan pertambangan yaitu eksplorasi,pembukaan lahan sudah menimbulkan dampak terhadap lingkungan seperti berkurangnya keanekaragaman hayati, terjadinya polusi seperti kebisingan dan lainnya. Dampak negatif kegiatan pertambangan juga berlanjut ketika proses eksploitasi dimulai. Kegiatan tersebut menimbulkan polusi tanah dan air akibat limbah yang dihasilkan serta menimbulkan polusi udara berupa kebisingan akibat penggunaan alat-alat berat Dalam rangka mengatasi permasalahan akibat kegiatan

pertambangan,perusahaan pertambangan seharusnya memperkecil (mengurangi) dampak negatif dari kegiatan pertambangan dan menegembangkan dampak positif dari kegiatan pertambangan. Mengurangi dampak negatif dari kegiatan pertambangan dapat dilakukan melalui kegiatan reklamasi dan pengolahan limbah yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Sedangkan mengembangkan dampak positif dari kegiatan pertambangan dapat dilakukan dengan merekrut karyawan darimasyarakat sekitar areal pertambangan dan mengembangkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik sehingga dapat memberikan kepuasan kepadamasyarakat. Hal ini dikarenakan, salah satu tujuan pengembangan CSR adalahmengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap suatu kegiatan pertambangan. Jika perusahaan pertambangan mampu melakukan kegiatan

pertambanganyang baik (Good Mining Practicre), masyarakat pasti akan memberikan respon yang baik (positif) dengan menerima kehadiran perusahaan tertsebut. Tetapi jika perusahaan pertambangan tidak dapat melakukan kegiatan pertambangan yang baik dan bahkan merugikan, masyarakat pasti juga akan

memberikan respon yang tidak baik (negatif) berupa penolakan terhadap kegiatan pertambangan

V. Diskontinuitas batuan dengan kemiringan lereng pada open pit mine Uji bidang geser (discontinuitas) dilakukan dengan metode shear box test dengan variasi tekanan normal yang diberikan, bidang discontinuitas dipengaruhi oleh kekasaran, material pengisi, kerenganagn dari pada bidang discontinuitas,

Gambar 1.3 Tes kuat geser bidang discontinuitas dengan metode shear box test

Prinsip terjadinya longsor (sliding) secara prinsip longsor pada batuan akan terjadi pada bidang discontinuitas (join) bila keruntuhan intact rock lebih kuat dari kuat geser bidang discontinuitas. ada beberapa macam ketidak stabilan pada bidang discontinuitas batuan sebagai berikut; 1. Kelongsoran bidang (sliding plane) Sebagai contoh blok batuan terletak pada bidang discontinuitas dengan sudut ( ) terhadap horisontal dengan berat W

Gambar 1.4 Mekanika kelongsoran pada bidang discontinuitas

2. Kelongsoran membaji (wedge sliding) Merupakan kelongsoran melalui perpotongan dua bidang discontinuitas A dan B seperti terlihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1.5 Kelongsoran melalui perpotongan dua bidang discontinuitas

3. Kelongsoran Gelinding (topping) Kelongsoran topping dipengaruhi oleh faktor dimensi blok batuan, sudut bidang discontinuitas serta sudut gesek dalam batuan

Gambar 1.6 Kelongsoran Gelinding

Anda mungkin juga menyukai