Anda di halaman 1dari 6

DEMOKRASI

Disusun Oleh :

Desy Tri Marina Arifin

SMA NEGERI 2 SAMPANG


Tahun Ajaran 2011 / 2012

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Mariam Budiarjo, 1994, Demokrasi di Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Utama Wahyuningsih dkk, 2004. Pendidikan Kewarganegaraan, fokus, Solo Prof. Dr. Sri Jutmini dkk, 2004, Pendidikan Kewarganegaraan, Tiga Serangkai, Solo

1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah pemerintahan yang berasala dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat

2. Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi


Dalam negara demokrasi,tidak terdapat dominasi pemerintah yang berlebihan, artinya tidak setiap ospek kehidupan dikendalikan secara monopolitik dan terpusat oleh negara. Karena itu warga negara seharusnya terlebih dalam hal tertentu seperti pembuatan keputusan-keputusan politik, baik secara langsung walaupun melalui wakil-wakil pilihan mereka.Selain itu mereka memiliki kebebasan untuk berpartisipasi dan memperoleh informasi serta komunikasi.Jadi setiap negara yang menerapkan demokrasi kecenderungan yang sama dalam prinsip-prinsip yang di anut.Beberapa prinsip demokrasi yang berlaku secara universal, antara lain mencakup : a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik Keterlibatan warga negara dalam pemerintah, terutama ditujukan untuk mengendalikan tindakan-tindakan para pemimpin politik.Dalam hal ini, pemilu menjadi salah satu cara untuk melakukan partisipasi.Selain itu masyarakat dapat pula menyampaikan kritik, mengajukan usul, atau memperjuangkan kepentingan melalui saluran-saluran lain yang demokratis sesuai dengan undang-undang.Ada 2 cara pendekatan tentang keterlibatan warga negara, yaitu secara elistis dan partisipasi. 1. Pendakatan elistis menegaskan bahwa demokrasi adalah suatu metode administrasi dan pembuatan kebijakan namun menuntut adanya kualitas ketetanggapan pihak penguasa dan kaum elite terhadap pendapat umum. 2. Pendekatan partisipasi menegaskan bahwa demokrasi menuntut adanya tingkat keterlibatan yang lebih tinggi, karena itu untuk mendatangkan keuntungan seperti ini kita harus menegakkan demokrasi langsung b. Persamaan kesetaraan diantara warga negara Masalah kesamaan menjadi kepentingan dalam teori dan praktek politik. Untuk membuktikan hal tersebut tidaklah sulit, karena baik negara yang demokratis maupun bukan selalu berusaha mencapai tingkat persamaan yang dituju antara lain : persamaan politik, persamaan dimuka umum, persamaan kesempatan, persamaan ekonomi, dan persamaan sosial dan kesamaan hak. c. Kebebasan atau kemerdekaan yang diakui dan dipakai oleh warga negara Kebebasan dan kemerdekaan awalnya timbul dalam kehidupan politik sebagai reaksi terhadap absolutisme. Kedua hal ini diperlukan untuk memberi kesempatan terhadap warga negara agar dapat memperjuangkan kepentingan dan kehendaknya serta melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan negara. Kebebasan tersebut terutama menyangkut hak-hak kebebasan yang telah tercakup dalam hak asasi manusia.

d. Supremasi Hukum Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh penguasa maupun oleh rakyat. Tidak dapat kesewang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama hukum, karena itu pemerintahan harus didasarkan pada hukum yang berpihak pada keadilan (rule of law). Segala warga negara berdiri di depan hukum tanpa ada kecualinya. Jika hukum dibuat atas nama keadilan dan disusun dengan memperhatikan pendapat rakyat, maka tidak ada alasan untuk mengabaikan apalagi melecehkanhukum dan lembaga hukum. e. Pemilu Berkala Pemilihan umum selain sebagai mekanisme untuk menentukan komposisi pemerintah secara periodik, sesungguhnya merupakan sarana utama bagi partisipasi politikindividu yang hidup dalam sutau masyarakat yang luas, kompleks, modern. Pemilihan umum menjadi kunci untuk menentukan apakah sistem demokratis atau bukan. Sistem pemilihan menjadi satu alat penting bagi partisipasi politik.

3. Prinsip-prinsip Demokrasi dan Demokrasi Pancasila


a. Pemerintahan yang Terbuka dan Bertanggung Jawab Pemerintahan terbuka adalah pemerintahan yang bersedia menyebarluaskan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat luas. Berbagai rencana diberitahukan kepada masyarakat. Pemberitahuan ini berguna agar masyarakat mengetahui sehingga turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara.Selain itu, keterbukaan menjadikan rakyat turut jalannya pemerintah. b. Dewan Perwaiklan Rakyat yang Representative Dewan perwakilan rakyat merupakan pelembagaan dari demokrasi tidak langsung. Karena semua rakyat tidak mungkin menjalankan kedaulatan maka dilakukan melalui para wakil rakyat yang duduk dalam Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai tugas membentuk peraturan perundangan, mengawasi jalannya pemerintahan, menetapkan anggaran, dan melaksanakan tugas perwakilan. c. Badan Kehakiman atau Peradilan yang bebas dan Merdeka Badan kehakiman dan peradilan merupakan lembaga yang menegakkan hukum. Negara demokrasi adalah negara hukum, yaitu adanya supremasi hukum dalam segala bidang. Hukum ditegakkan dan wajib di taati oleh semua warga negaratermasuk pemerintah. Lembaga negara lain, seperti pemerintah dan dewan perwakilan tidak boleh mencampuri atau memengaruhi kerja para hakim dan penegak hukum lainnya.

d. Pers Yang Bebas Pers yang bebas sering dikatakan sebagai pilar keempat dari demokrasi. Lembaga pers merupakan cerminan dari adanya kebebasan berpendapat para warga negara. Pers dapat menciptakan iklim keterbukaan, sarana pendidikan, dan media partisipasi rakyat dalam penyelnggaraan negara. e. Sistem Dwipartai atau Multipartai

Banyaknya kepentingan dan aspirasi rakyat ditampung dalam partai politik. Negara demokrasi menghargai tumbuhnya partai politik sebagai sarana penampung aspirasi rakyat. Partai tunggal atau sistem satu partai dianggap dianggap tidak demokratis karena tidak dapat menampung berbagai aspirasi yang berbeda.

4.

Konsesus Sosial Demokrat atau Demokrasi Sosial

Dalam membahas paham sosialisme perlu disadari bahwa terdapat berbagai tafsiran mengenai istilah itu. Akan tetapi , diantara banyak tafsiran itu terdapat dua kelompook besar yang sangat berbeda, bahkan sering ditolak belakang. Perbedaan yang mencolok antara dua kelompok ini adalah bahwa demokrasi sosial melaksanakan cita-citanya melalui jalan evolusi, persuasi, tanpa kekerasan, tetapi melalui pemilihan umum dan perjuangan dalam parlemen. Masalah Istilah Sekalipun gerakan-gerakan yang sifatnya sosialis telah memuncul pada ke 17, akan tetapi istilah sosialisme sendiri baru pertama kali dipakai pada tahun 1827 dalam suatu majalah yang diterbitkan oleh orang Inggris, Robert Owen (1771-1858) yang merasa tergugah oleh kesengsaraan kaum buruh. Akan tetapi Karl Marx (1818-1883) yang hidup hampir setengah abad kemudian, ingin mengadakan perbedaan yang jelas antara ajarannya dengan pemikiran orang-orang seperti Robert Owen dan sosialis Utopia lainnya. Pada awal berdirinya di ujung abad ke 19, semua partai Marxis menggunakan nama Sosial Demokrat. Penggunaan nama dalam arti sebagai sosialisme yang moderat baru muncul pada tahun 1903, waktu timbul perpecahan dalam tubuh Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia. Sampai akhir dasawarsa 80-an Uni Soviet beserta negara-negara Eropa Timur yang sama ideologinya, menganggap dirinya berada dalam tahap awal dari komunisme dan menamakan dirinya Negara Sosialis. Sejarah Perkembangan Konsensus Sosial-Demokrasi Merusmuskan apa yang dirumuskan sosialisme dalam arti sosial demokrat merupakan soal yang tidak mudah. Banyak sekali perbedaan yang telah timbul baek dalam teori yang dicanangkan maupun dalam praktek yang dilaksanakan, terutama jika suatu partai sosialisme menguasai pemerintahan di negaranya, hal ini disebabkan karena perbedaan dengan ajaran komunis yang berlandaskan pemikiran Marx dan Lenin aliran sosial demokrat tidak berpegang pada ajaran 1 atau 2 orang tertentu saja.

Akan tetapi dengan mempelajari program dan kegiatan kaum sosial demokrat di Eropa Barat yang tergabung dalam partai-partai sosialis, terutama di Swedia, Inggris, dan Jerman Bagian Barat, Kita dapat menangkap beberapa asas dan pemikiran yang termaktub dalam apa yang dinamakan kondensus sosial demokrat. Pada umumnya sosialisme yang dianut partai-partai ini bersikap kritis terhadap milik pribadi, terutama milik pribadi dari alat-alat produksi. Sosialisme ini berusaha untuk meniadakan atau mengurangi berbagai ketimbangan dalam masyarakat melalui pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil. Untuk dirasakan perlu diatur masyarakat melalui aparat negara yang menyelenggarakan ekonomi terancang dengan kecenderungan yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada orangseorang. Dalam usaha mencapai cita-cita ini, para sosialis tidak berkeinginan untuk memaksakan perubahan radikal dan menghancurkan sistem kapitalis melalui revolusi mereka lebih cenderung untuk melaksanakan pembaharuan reformasi dengan mentaati prosedur konstitusional melalui jalan parlementer. Mereka menjunjung tinggi dan pemilihan umum yang bebas serta demokrasi, Kendatipun pemilihan itu dapat saja menyebabkan kekalahan dalam jatuhnya pemerintahan mereka. Jadi sosialisme (dalam arti demokrasi sosial) dewasa ini merupakan usaha untuk menyelaraskan perencanaan ekonomi pengendalian perencanaan ekonomi nasionalisasi sebagai industri, dengan kebebasan-kebebasan yang biasanya di anut dalam alam pemikiran peralisme.

Anda mungkin juga menyukai