Anda di halaman 1dari 12

Transformator I.

Pendahuluan Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandeng magnet berdasarkan prinsip induksielektromagnet. Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik (ac) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan, terdiri dari kumparan primer dan sekunder.

Gambar 1. Transformator
II. Jenis-jenis Transformator Kegunaan transformator adalah alat untuk mengubah tegangan arus bolak balik menjadi lebih tinggi atau rendah. Transformator terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang diisolasi (terpisah) secara listrik dan dililitkan pada inti besi lunak. Inti besi lunak dibuat dari pelat yang berlapislapis untuk mengurangi daya yang hilang karena arus pusar. Kumparan primer dan sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang terpisah. Bagian fluks magnetic bocor tampak bahwa pada pasangan kumparan terdapat fluks magnetic bocor disisi primer dan sekunder. Secara lebih lengkap bisa dicermati pada gambar 2.

Gambar 2. Bagan fluks magnetic bocor pada pasangan kumparan Hasil diatas untuk mengurangi fluks magnet bocor pada pasangan kumparan digunakan pasangan kumparan seperti gambar diatas. Kumparan sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang sama (kaki yang tengah), dengan lilitan kumparan sekunder terletak diatas lilitan kumparan primer, ditunjukkan pada fluks magnet bocornya, maka dapat dicermati pada gambar dibawah.

Gambar 3. Hubungan primer dan sekunder Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah: = x t (1) Dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi dililitan sekunder adalah = N /t (2) Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka /t = Vp/Np = Vs/Ns (3) Dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat Vp/Np = Vp/Ns (4) Sedemikian sehingga Vp.Ip = Vs.Is (5) Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder. Jenis-jenis transformator adalah : 1. Step-Up

Gambar 4. Lambang transformator step-up Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. 2. Step-down

Gambar 5. Skema transformator step-down Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. 3. Autotransformator

Gambar 6. Skema transformator Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). 4. Autotransformator Variabel

Gambar 7. Skema Autotransformator Variabel Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengah nya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah. 5. Transformator Isolasi Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor. 6. Transformator Pulsa Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk, jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah. 7. Transformator Tiga Fasa Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (). III. Prinsip Kerja Transformator Komponen Transformator (trafo) Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.[4]

Gambar 8. Bagian-Bagian Transformator

Gambar 9. Lambang Transformator Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihu bungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh ada nya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Gambar 10. Skema transformator kumparan primer dan sekunder terhadap medan magnet Pada skema transformator diatas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 11. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan[6]: Vp/Vs = Np/Ns (6) Vp = tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu[7]: 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: 1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). 2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP). 3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Vs ~ 1/Np (7) Sehingga dapat dituliskan: Vs = Ns/Np x Vp (8) Penggunaan transformator Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

Karakteristik Transformator: 1. Hubungan Dasar Jika drop tegangan dan kerugian lain dianggap diabaikan ( trafo ideal), maka besarnya daya yang diterima trafo akan sama besarnya dengan daya yang diberikan ke beban. Vp Ip = Vs Is atau Vp/Vs = Is/Ip Dari persamaan diatas : Is/Ip = Vp/Vs = Np/Ns. Besarnya arus berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan. Jika bagian primer dari trafo dengan ekuivalen impedansinya Zp dan beban sekunder Zs, maka besarnya arus primer dan arus sekunder bisa dinyatakan: Ip = Vp/Zp dan Is = Vs/Zs, maka Zp/Zs = (Vp/Vs)2 atau =(Np/Ns)2 2. Regulasi Adalah perbandingan perbedaan tegangan sekunder antara saat tanpa beban dan saat beban penuh, terhadap tegangan saat berbeban penuh Regulasi = (VNL - VFL) x100% VFL 3. Fakror daya Adalah suatu perbandingan dari daya input trafo dengan voltampernya Faktor daya = daya input/ Volt-amper input. 4. Efficienci Dalam suatu trafo yang ideal, daya yang disalurkan ke beban akan sama besarnya dengan daya inputnya. Prakteknya, trafo akan kehilangan energy yang didisipasikan dalam bentuk panas. Dua jenis kerugian utama dalam trafo: a. Kerugian dalam tembaga, diakibatkan oleh adanya resistansi lilitan. Kerugian ini akan semakin besar bila arusnya membesar. b. Kerugian dalam inti, kerugian diakibatkan magnetisasi dan demagnetisasi inti besi. Kerugian ini disebut kerugian Hysterisis, dan besarnya tergantung pada bahan inti dan besarnya frekwensi yang ada dalam tegangan AC tersebut. Jadi efficiency adalah perbandingan antara daya output dari suatu trafo dengan daya inputnya, dinyatakan: =Daya otputDaya input Daya input = daya output + kerugian pada trafo

Batere
1). Batere kering

Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batere basah dan batere kering, atau dapat diisi ulang dan tak dapat diisi ulang. Batere disebut juga elemen kering. Pada elemen kering, elektroda positif (kutub positif) berupa batang karbon dan pembungkus terbuat dari seng yang merupakan elektroda negative (kutub negatif). Adapun susunan sebuah batere kering ditunjukkan Gambar 1.

Larutan elektrolit yang menghantarkan arus listrik berupa larutan amonium klorida (NH4CL) dan depolarisasinya zat kimia yang terbuat dari mangan dioksida (MnO2) bercampur serbuk karbon. Elemen kering atau batere disebut juga elemen primer karena elemen ini tidak dapat dimuati (diisi ulang)kembali jika muatannya habis. Selama bekerja, seng berubah menjadi seng klorida, hydrogen dibebaskan dan seng serta ammonium klorida berkurang. Cara penggunaan batere kering yaitu dengan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif ke beban seperti pada Gambar 2. 2). Akumulator a) Konstruksi Akumulator merupakan elemen sekunder yang merupakan elemen elektrokimia yang dapat memperbaharui bahan bahan pereaksinya. Jenis akumulator yang sering dipakai adalah akumulator timbal. Akumulator ini terdiri dari dua kumparan pelat yang dicelupkan dalam larutan asam-sulfat encer. Kedua kumpulan pelat dibuat dari timbal, sedangkan lapisan timbal dioksida akan dibentuk pada pelat positif ketika elmen pertama kali dimuati. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi tidak langsung menyentuh dicegah oleh pemisah yang terbuat dari bahan penyekat (isolator). Adapun konstruksinya ditunjukkan oleh Gambar 3.

Bagian-bagian akumulator timah hitam dan fungsinya sebagai berikut : 1. Rangka, berfungsi sebagai rumah akumulator. 2. Kepala kutub positif, berfungsi sebagai terminal kutub positif. 3. Penghubung sel, berfungsi untuk menghubungkan sel-sel. 4. Tutup Ventilasi, berfungsi menutup lubang sel.. 5. Penutup, berfungsi untuk menutup bagian atas akumulator. 6. Plat-plat, berfungsi sebagai bidang pereaktor. 7. Plat negatif, terbuat dari Pb, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 8. Plat positif, terbuat dari PbO2, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 9. Ruang sedimen, berfungsi untuk menampung kotoran. 10. Plastik pemisah, berfungsi untuk memisahkan plat positif dan negatif. 11. Sel-sel. Plat positif (PbO2) berwarna coklat, sedangkan plat negative berwarna abuabu. Luas bidang reaksi plat positif L = 2.p.l.n. dimana : L = luas bidang plat positif (cm2) p = panjang plat positif (cm) l = lebar plat positif (cm) n = jumlah plat positif tiap-tiap sel Kapasitas tiap cm2 plat positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH (amper jam). Tiap sel akumulator timah hitam menghasilkan tegangan 2 volt. b) Cara kerja Pada akumulator timah hitam terjadi proses elektrokimia yang bersifat reversible (dapat berbalikan), yaitu proses pengisian dan proses pengosongan. Setiap molekul cairan elektrolit asam sulfat (H2SO2) akan terurai jadi ion positif hydrogen (2H+) dan ion negatif sulfat (SO4--). Tiap ion negatif sulfat akan bereaksi dengan katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Dua ion hydrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO2) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan atom oksigen membentuk H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara katoda (kutub negatif) dan anoda (kutub positif). Proses kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

PbO2 + Pb + 2H2SO4 > PbSO4 + PbSO4 + 2H2O (sebelum pengosongan) (setelah pengosongan) Proses kimia ini terjadi dalam proses pengosongan akumulator timah hitam atau pada saat akumulator melayani beban. Setelah proses pengosongan, kedua plat negatif dan plat positif menjadi timah sulfat (PbSO4) dan cairan elektrolitnya menjadi cair (H2O), sehingga berat jenisnya akan berkurang. Setelah mengalami pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka akumulator harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian akumulator dapat diuraikan sebagai berikut : PbSO2 + PbSO4 + 2H2O > PbO2 + Pb + 2H2SO4 Setelah proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit akumulator akan bertambah besar. Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4 sebelum pengisian adalah 1,190 gr/cm3 pada temperatur 15 oC (59 oF). Setelah diisi penuh berat jenis elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 1,215 gr/cm3 Alat untuk mengukur berat jenis suatu larutan disebut hidrometer. Cara menggunakan hydrometer dengan mencelupkan ujung pipa kacanya ke dalam larutan yang akan diukur berat jenisnya, kemudian dengan menekan bola karet dan kemudian melepaskannya, maka sejumlah larutan akan masuk ke dalam pipa kaca.

Dengan demikian pelampung akan melayang dalam cairan dan besarnya berat jenis larutan tersebut sama dengan angka yang tepat terlihat pada permukaan larutan. Konstruksi dari Hidrometer dapat dilihat pada Gambar 4 di atas. Adapun cara penyambungan akumulator ke beban ditunjukkan oleh Gambar 5 di bawah ini.

c) Pengisian akumulator Setelah akumulator dipakai melayani beban akan mengalami proses pengosongan, sehingga akumulator tersebut harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC yang besarnya tertentu. Proses ini disebut pengisian akumulator. Jika akumulator baru, proses pengisian akumulator dilakukan setelah akumulator diisi dengan larutan asam belerang (H2SO4) yg mempunyai berat jenis 1,19 gr/cm3 sampai batas maksimum. Cara pengisian dengan arus listrik DC terdiri dari dua tahap, yaitu : Tahap pertama dg arus pengisian antara (0,07 s/d 0,14) x C selama 36 s/d 74 jam. C adalah besarnya kapasitas akumulator. Dalam tahap pertama ini jika tegangan tiap sel mencapai 2,3 volt, maka arus pengisian diturunkan ke tahap kedua. Tahap kedua dengan arus pengisian sebesar 0,07 x C ampere. Jika tegangan tiap sel mencapai 2,65 volt sampai dengan 2,70 volt, maka proses pengisian dihentikan. Temperatur elektrolit tidak melebihi 38oC. Pengisian akumulator timah hitam yang sudah pernah dipakai (lama) dilakukan dengan arus pengisian 0,2 x C ampere selama minimal 4 jam atau jika tegangan tiap sel telah mencapai 2,35 volt sampai dengan 2,40 volt. Pengisian akumulator yang terus menerus disambung ke beban dengan arus pengisian 0,5 mA sampai dengan 1 mA xC. Besarnya teg larutan 2,15 volt/sel s/d 2,20 volt/sel. Akumulator dalam keadaan penuh (setelah diisi penuh), cairan elektrolitnya mempunyai berat jenis 1,205 sampai dengan 1,215 gr/cm3. Arus pengisian selama proses pengisian diusahakan tetap. Jika arus pengisian melebihi 0,5 x C ampere, maka dapat merusakkan pekat akumulator, sebaliknya bila arus pengisian kurang dari 0,1 x C ampere, maka proses pengisian butuh waktu yang terlalu lama. Karakteristik Batere: 1. Sel

Elemen dari suatu batere disebut sel batere. Sel ini bisa dikelompokan secara seri, paralel atau seri parallel. Sistim penyambungan secara seri merupakan metoda untuk mendapatkan tegangan output yang besar, sedangkan sistim penyambungan secara paralel merupakan metoda untuk mendapatkan output yang besar, Tegangan output dari suatu sel tergantung pada bahan yang digunakan pada saat sel itu dibuat. 2. Kapasitas dan rating arus. Rating arus merupakan besarnya arus discharge yang bisa dikeluarkan secara kontinyu selama selang waktu tertentu dengan tegangan output tetap dipertahankan diatas level minimumnya. Untuk mencegah jangan sampai batere rusak karena panas yang berlebihan, maka dalam hal ini diberikan rating arus maximum. Kapasitas batere dinyatakan dalam Ah. Suatu batere bisa memberikan arus yang besar bila pemakaiannya hanya sebentar saja. Contoh: Batere 5Ah dg rating arus max 2A, bisa mensuplay arus 2A selama 2,5 jam atau 1A selama 5 jam, dst. 3. Resistansi Dalam Batere mempunyai besar resistansi dalam tertentu yang bisa diukur dengan mengukur drop tegangan pada beban tertentu. 4. Karakteristik Pengosongan Adalah kurva pengosongan batere yang menunjukan tegangan output merupakan fungsi dari waktu untuk arus yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai