Anda di halaman 1dari 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pathophysiology Infeksi HIV Memahami pathophysiology infeksi HIV penting dalam rangka mengetahui

bagaimana virus menyebabkan kerusakan sistem kekebalan dan mengakibatkan gejala klinis, juga menjelaskan di mana dan bagaimana obat antiviral bekerja (Jeffrey, 2003). Pathophysiology infeksi HIV terdiri dari pengertian tentang virus HIV/AIDS, penularan, tanda-tanda klinis, terapi, yang bisa diuraikan sebagai berikut: 2.1.1. Definisi dan Pengertian Virus HIV dan Penyakit AIDS Definisi dan pengertian menurut Depkes RI (2003), adalah sebagai berikut: a. Virus HIV HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala-gejala timbul tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya. Infeksi oportunistik terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) yang disebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut. b. Penyakit AIDS AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau menghilangnya

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

sistem kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. 2.1.2. Metode/Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV/AIDS HIV menular melalui: Darah, cairan semen, cairan vagina, air susu ibu, air liur/saliva, feses, air mata, air keringat, urine. Penularan dapat terjadi melalui: hubungan seksual (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai secara bergantian, transfusi darah yang mengandung virus HIV, ibu penderita HIV positif saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI). 2.1.3. Tanda-tanda Klinis Tanda-tanda klinis berupa: Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis, dimensia HIV ensefalopati. Sedangkan gejala minor yaitu: Batuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis generalisata yang gatal, adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang, infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita. 2.1.4. Kelompok Rawan HIV/AIDS Risiko tertular lebih besar dari pada kelompok rawan AIDS, yaitu: Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersamasama. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik, bayi yang ibunya positif HIV.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

2.1.5. Terapi HIV Saat ini telah diketemukan obat untuk menghambat penggandaan virus yang bekerja dengan berbagai cara sebagai berikut: a. Obat anti HIV yang pertama adalah: Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI), fungsinya menghalang penciptaan DNA virus dari RNA dengan membuat sel tiruan yang mengganggu proses ini. Contoh obatnya: Zidovudine, Didanosine, Zalcitabine, Stavudine, dan sebagainya. b. Obat anti HIV yang juga mengganggu proses penciptaan DNA virus dari RNA, Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (analog non-

nukleosida/NNRTI), obat ini mengikat enzim reverse transciptase dan menghalang kegiatannya. Contoh obatnya: Saquinavir, Indinavir, Nelfinavir. c. Protease inhibitor: Menghalang kegiatan protease, sebuah enzim yang memotong rantai protein HIV menjadi protein tertentu yang diperlu untuk merakit tiruan virus yang baru. d. Attachment dan Fusion Inhibitor: Mencegah pengikatan HIV pada sel. e. Obat Antisense: Obat yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya. f. Perangsang Kekebalan (Immune Stimulator). 2.1.6. Dampak Saat ini penderita di Indonesia kebanyakan terjangkit pada usia produktif (80% dari semua kasus) sehingga menurut Depkes RI (2003), dampak secara langsung adalah: a). Peningkatan biaya perawatan medis, b). Meningkatkan biaya tenaga kerja, c). Mengurangi jumlah angkatan kerja dan pendapatan para

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

buruh/pekerja. Sedangkan dampak secara tidak langsung adalah: a). Menurunkan tingkat produktivitas perusahaan di setiap sektor, b). Mengurangi jumlah tenagatenaga terdidik dan terlatih serta berpengalaman, c). Klaim asuransi karyawan meningkat, d). Produksi menurun akibat PHK, e). Terjadi penularan antar karyawan melalui perilaku beresiko tinggi, f). Memunculkan stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV yang mengancam prinsip serta hak dasar di tempat kerja, serta menghambat upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan. Dampaknya terhadap pekerja adalah: a). Kehilangan pendapatan dan tunjangan pegawai, b). Stigma dan diskriminasi, c). Tekanan terhadap keluarga. 2.1.7. Pelayanan Paliatif Perawatan pelayanan paliatif terhadap penderita HIV/AIDS adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh diberikan terhadap penderita melalui pendekatan multidisiplin keahlian yang terintegrasi. Tujuan pelayanan perawatan HIV/AIDS di rumah sakit adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas hidup, juga memberikan support kepada keluarga, meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya (Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo, 2008). Paliatif yang dikembangkan mempunyai prinsip sebagai berikut a). Menghargai setiap kehidupan, b). Menganggap kematian sebagai proses yang normal, c). Tdak mempercepat atau menunda kematian, d). Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan, e). Menghilangkan nyeri, f). Mengintegrasikan

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga, g). Menghindari tindakan medis yang sia-sia, h). Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat, i). Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita (Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo, 2008).

2.2.

Definisi Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS Kualitas hidup adalah tingkat yang dirasakan oleh seorang individu atau

kelompok, sulit didefinisikan secara pasti, biasanya didefinisikan para peneliti sesuai dengan disiplin bidang ilmu yang ditelitinya dengan berbagai sudut pandang tertentu. WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai suatu persepsi individu tentang harkat dan martabatnya di dalam konteks budaya dan sistem nilai, yang berhubungan dengan tujuan hidup dan target individu (WHO, 2004). Persepsi tersebut terdiri dari dua aspek yaitu: aspek fisik yang dirasakan penderita HIV seperti sehat, rasa sakit atau penyakit dan aspek psikologis seperti: stres, cemas, kenyamanan, kesenangan. Konsep sudut pandang bisa ditinjau dari karakter fisik, psikologis dan sosial, dan berhubungan dengan kepuasan terhadap keadaan lingkungan sekitarnya (Hicks, 2002). Kualitas hidup pasien didefinisikan Depkes adalah persepsi pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya (Depkes 2007). Dimensi dari kualitas hidup digambarkan terdiri dari: a). Gejala fisik, b). Kemampuan fungsional (aktivitas), c). Kesejahteraan keluarga, d). Spiritual, e). Fungsi sosial, f). Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

keuangan), g). Orientasi masa depan, h). Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri, i). Fungsi dalam bekerja. Peneliti kualitas hidup lainnya yang meninjau dari segi sosial ekonomi menyebutnya dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dari segi pembangunan kesehatan kualitas hidup disebut dengan harapan hidup, dari segi pendidikan disebut dengan tingkat melek huruf (alat ukur dari segi pendidikan) dan segi ekonomi disebut dengan pengeluaran, jika nilainya baik maka disebut juga kualitas hidup manusia di suatu daerah menjadi baik. Kualitas hidup adalah sesuatu yang abstrak, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sumber: Gollner (2002)

Gambar 2.1. Kualitas Hidup Gambar di atas menunjukkan bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh standar hidup (sesuatu yang objektif) mampu menyebabkan perasaan senang (sesuatu yang subjektif) (Gollner, 2002). Standar hidup penderita HIV menurut (Djoerban, 1998) adalah faktor-faktor secara langsung berpengaruh dalam penatalaksanaan AIDS, seperti kondisi: krisis

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

ekonomi, mahalnya alat kedokteran dan pengetahuan tentang penularan HIV. Perasaan senang bagi penderita HIV menurut (Depkes, 2003) adalah hilangnya perasaan tidak berguna, tidak ada harapan, takut, sedih, marah dan perasaan lainnya. 2.2.1. Pentingnya Pengukuran Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS bagi Ilmu Kedokteran Pengukuran kualitas hidup penderita HIV/AIDS bagi ilmu kedokteran sangatlah penting, Hakuzimana (2005) menguraikan sebagai berikut: a. Praktek kedokteran Perubahan kualitas hidup penderita HIV selama pengobatan merupakan informasi penting bagi dokter untuk memberikan keputusan pemberian perawatan lanjutan atau menambah wawasan dokter dengan melihat perubahan penderita HIV setelah mengalami intervensi medis. b. Efektivitas pelayanan medis Instrumen kualitas hidup mampu melihat perubahan kesejahteraan pasien selama dalam pengobatan, hal ini merupakan informasi penting bagi efektivitas pelayanan medis. Biaya yang besar dan sulitnya menjangkau pelayanan menyebabkan penurunan kualitas hidup. c. Evaluasi pelayanan Sarana prasarana kelengkapan dan peralatan medis untuk mendukung pelayanan kesehatan HIV bisa dievaluasi secara priodik dengan menggunakan ukuran persepsi penderita HIV terhadap sarana pelayanan yang tersedia.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

d. Dampak terapi dalam praktek klinik Dokter yang memberikan terapi ARV bisa melihat dampak langsung pemberian obat. Kemanjuran, keamanan obat ARV mempengaruhi kualitas hidup penderita HIV. e. Kebijakan kesehatan Pemerintah bisa memantau kualitas hidup penderita HIV di suatu daerah dan mengeluarkan kebijakan untuk peningkatan kualitas pelayanan HIV. f. Penelitian ini Memberi wawasan baru bagi pimpinan di rumah sakit untuk menerapkan model kepemimpinan yang sesuai untuk mendukung peningkatan kualitas hidup penderita HIV. 2.2.2. Berbagai Penelitian Dampak HIV/AIDS terhadap Kualitas Hidup serta Pengukuran Kualitas Hidup Penelitian Miller, dkk (2006) tentang kualitas hidup bagi wanita penderita HIV di Amerika yang sudah menggunakan ARV selama 8 tahun menunjukkan bahwa kualitas hidup menurun jika pelayanan kesehatan yang mereka terima buruk, kurangnya perhatian. Gejala yang sering dijumpai akibat menurunnya kualitas hidup adalah depresi mental. Penelitian di Kota Washington yang meneliti 125 penderita HIV/AIDS, menemukan kualitas hidup berhubungan dengan variabel-variabel tentang kedekatan keluarga, perhatian keperawatan. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup tidak berhubungan dengan kemajuan penyakit (CD4 sel) (Michael, dkk, 2006).

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Penelitian kualitas hidup pada penderita HIV/AIDS di Nigeria menemukan hampir 25% penderita dengan diagnosa depressi, juga kualitas hidup berhubungan dengan rendahnya pendidikan dan sosio ekonomi (Abiodun, 2008). Penelitian kualitas hidup di Brazilia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kualitas hidup pada kulit putih dan hitam. Kualitas hidup lebih rendah pada warna kulit hitam dibandingkan kulit putih, sedangkan wanita mempunyai angka paling rendah untuk lingkup psikologis dan lingkungan. Kualitas hidup ditemukan meningkat pada penderita yang mempunyai penghasilan yang lebih tinggi (Elisabette, dkk, 2007). 2.2.3. Pengukuran Kualitas Hidup Pengukuran kualitas hidup yang dikembangkan oleh WHO yang disebut The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) BREF terdiri dari empat dimensi yaitu: psikis, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan WHO (2004). Alat ukur menggunakan lima Skala Likert, yaitu: 1 = sangat sering; 2 = sering; 3= kadangkadang; 4 = sangat jarang; 5 = tidak pernah seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Tabel 2.1. Dimensi Pengukuran Kualitas Versi WHO (2004) No Dimensi Kualitas Hidup 1 Kesehatan fisik Lingkup Pengukuran Menurunnya aktivitas kegiatan setiap hari Bergantung terhadap bantuan obat dan medis Terdapat rasa nyeri Susah tidur Perasaan tegang Tidak konsentrasi Kuatir Merasa rendah diri Merasa sangat menderita Menghindari keluar rumah Sulit bersama orang lain Mudah tersinggung Kesehatan memburuk Keuangan memburuk Tidak mampu beramah-tamah Hidup terasa kurang memuaskan Sama sekali tidak dapat berfungsi

Psikologis

Hubungan sosial

Lingkungan

2.3.

Variabel Organisasi yang Berkaitan dengan Kualitas Hidup Variabel organisasi yang mendukung kualitas hidup dalam penelitian ini

adalah kepemimpinan mutu dan Total Quality Management (TQM), adapun uraiannya sebagai berikut: 2.3.1. Kepemimpinan Mutu a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpin dan menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan. Kemampuan kepemimpinan menurut Bass dalam (Vance dan Larson, 2002) adalah: (a). Fokus pada kegiatan, (b). Mempunyai

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

kepribadian yang bisa ditiru, (c). Seni untuk mempengaruhi, (d). Kemampuan untuk memajukan, (e). Mampu bertindak tepat waktu, (f). Mempunyai karakter untuk mempengaruhi, (g). Mempunyai kekuatan dalam hubungan antar manusia, (h). Mempunyai instrumen untuk mencapai sasaran, (i). Kemampuan berinteraksi dengan peran yang berbeda. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Menurut John dan Bertram dalam (Nisrul, 2004). Pemimpin memiliki kekuasaan yang bersumber dari: a). Kekuasaan imbalan: Persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya untuk memberikan penghargaan jika mengikuti arahannya, atau kepatuhan bawahan terhadap atasan, b). Kekuasaan paksaan: Persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya memberikan hukuman bagi bawahan jika tidak mengikuti arahannya, c). Kekuatan legitimasi: Memiliki pengaruh berdasarkan otoritas yang dimilikinya terhadap pihak yang berkedudukan lebih rendah, d). Kekuasaan panutan: Memiliki pengaruh karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau kharismanya, e). Kekuasaan ahli: Memiliki pengaruh karena kompetensi dan keahlian teknis, administratif atau yang lain dalam bidangnya. b. Perkembangan Teori Kepemimpinan Perkembangan Teori Kepemimpinan menurut Bolden, dkk, (2003) seperti ditunjukkan tabel di bawah ini:

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Tabel 2.2. Perkembangan Teori Kepemimpinan


Great Man Theories Trait Theories Behaviourist Theories Dasar kepemimpinan adalah adanya kepercayaan bahwa seseorang telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sifat pemimpin dibawa sejak lahir (dilahirkan untuk memimpin) Teori ini menjelaskan bahwa pemimpin mempunyai sejumlah daftar karakteristik kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin Teori perilaku muncul karena ada anggapan bahwa tidak selamanya pemimpin bisa berhasil walaupun dia memiliki ciri-ciri yang ideal, oleh karena itu teori ini berpusat kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin tanpa memperhatikan karakteristiknya Pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi, dalam situasi tertentu dia bersifat otokratis tetapi situasi yang lain dia bersifat partisipasi Teori ini perbaikan dari teori situasional yang berpusat kepada sudut pandang identifikasi situasi dan meramalkan gaya kepemimpinan yang paling sesuai dan efektif Pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya dalam mencapai tujuan Memotivasi bawahannya melakukan tanggung jawabnya kemampuan mendefinisikan, mengkomunikasikan mengartikulasikan visi organisasi melalui dan

Situational Leadership Contingency Theory Transactional Theory Transformation al Theory

Sumber: Dikutip dari Lyn (2004)

Berdasarkan Tabel 2.2 di atas bisa diterangkan sebagai berikut: a) Teori Great Man: Teori Great Man adalah teori kepemimpinan kuno pada zaman Yunani kuno atau zaman Roma, teori ini menyatakan bahwa seorang menjadi pemimpin karena bawaan lahir, namun tidak seluruhnya teori ini dapat diterima pada saat ini karena menjadi pemimpin bisa dicapai melalui pendidikan dan pengalaman (Golding, 2003). b) Model Teori Watak Kepemimpinan (Traits Model of Leadership): Penelitian Siagian (2002), mendapatkan enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu: 1). Kapasitas, 2). Prestasi, 3). Tanggung

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

jawab, 4). Partisipasi, 5). Status dan 6). Situasi, Penelitian pada era tahun 1950 an ini mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain Bass, Stogdill dalam (Siagian, 2002). Teori ini ditinggalkan karena tidak berhasil meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi pemimpin, keb erh asil an kepemimpinan dan para pengikut. Para peneliti lainnya mencari faktor-faktor lain (selain faktor watak), seperti misalnya faktor situasi, yang diharapkan dapat secara jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut (Thoha, 2000; Ward King, 2002; Golding, 2003; Henckle, 2004). c) Model Behaviourist Theorist: Teori kepribadian perilaku yang mengeksplorasi pemikiran bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang dan tindakan yang dilakukan pemimpin. Penelitian di Michigan mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan yang berbeda, disebut sebagai job-centered yang berorientasi pada pekerjaan dan employed-centered yang berorientasi pada karyawan (Rivai, 2003). d) Model Kepemimpinan Situasional: Model ini melihat bahwa menjadi pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi, tidak ada seorang pemimpin yang efektif menggunakan satu gaya kepemimpinan dalam berbagai situasi yang berbeda, Bolden, dkk, (2003), selanjutnya

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu: 1). Sifat struktural organisasi, 2). Iklim atau lingkungan organisasi, 3). Karakteristik tugas atau peran dan 4). Karakteristik bawahan. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai karena model ini tidak dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang lebih efektif dalam situasi tertentu. e) Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model): Model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya, atau kesesuaian antara karakteristik watak pribadi dan tingkah laku pemimpin dengan variabelvariabel situasional ( Bolden, dkk, 20 03 ), menurut Fiedler da l am ( Golding, 2003) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi, faktor tersebut adalah: 1). Hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations): Sampai sejauhmana pemimpin itu dipercaya, disukai dan mengikuti petunjuk, 2). Struktur tugas (the task structure): Sejauhmana tugas-tugas sudah didefinisikan dan sudah dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku, 3). Kekuatan posisi (position power) yang dicapai lewat otorita formal: Sampai sejauhmana pemimpin menanamkan rasa memiliki dan nilai dari tugastugas mereka masing-masing. f) Model Kepemimpinan Kepemimpinan Transaksional: Pemimpin transaksional

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

pada hakikatnya menekankan kewajiban melalui reward dan punishment untuk mencapai tujuan organisasi, memotivasi bawahan melakukan tanggung jawab dengan mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Model Transaksional menjelaskan hubungan atasan bawahan melalui proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis. Burns dalam Golding (2003). Sedangkan menurut Rivai (2003), mengatakan bahwa pemimpin yang transaksional yaitu pemimpin yang memandu atau memotivasi, pengikut mereka dalam arah dan tujuan yang ditegaskan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. g) Model Kepemimpinan Transformasional: Penggagas model ini adalah Burns pada tahun 1978, masih relatif baru namun sudah dipakai secara luas dalam berbagai bidang baik bisnis, kesehatan, pendidikan, psycholog. Banyak peneliti dan praktisi manajemen merupakan yang sepakat bahwa model kepemimpinan

transformasional

konsep

kepemimpinan

yang terbaik dalam

menguraikan karakteristik kepemimpinan, karena pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki karisma (Bolden, dkk, 2003). Kepemimpinan transformasional mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, juga menggabungkan dan menyempurnakan konsepkonsep model kepemimpinan terdahulu. h) Model Jalur-Tujuan (Path-Goal): Seperti telah diketahui bahwa pengembangan

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

teori kepemimpinan selain pendekatan secara kontingensi dapat pula didekati dari teori path-goal yang mempergunakan kerangka motivasi. Usaha pengembangan teori path-goal ini sebenarnya telah dimulai oleh Georgepoulos dari Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan, kemudian teori ini dikembangkan oleh Robert J. House, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif. Teorinya disebut sebagai jalur-tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi bawahannya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan, maka teori path-goal memasukkan 4 (empat) tipe atau gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1) Kepemimpinan Direktif, tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis karena dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan, 2) Kepemimpinan yang mendukung (Supportive), mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya, 3). Kepemimpinan Partisipatif, pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahannya, namun untuk mengambil keputusan masih berada padanya, 4). Kepemimpinan berorientasi pada prestasi, pemimpin menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berpartisipasi (Thoha, 2000). i) Tipe Laissez Faire: Ciri khas seorang pemimpin yang Laissez Faire adalah cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri, bersikap permisif dengan prinsip setiap anggota organisasi

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

boleh bertindak sesuai dengan hati nuraninya untuk mencapai tujuan organisasi, sebab setiap manusia pada prinsipnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab (Golding, 2003; Jansenn, 2004; Henckle, 2004). c. Kepemimpinan Mutu Kepemimpinan mutu adalah perilaku pimpinan menjalankan mutu dalam organisasinya. Perilaku pemimpin membangun komitmen dalam organisasinya terlihat dari gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Perilaku pemimpin

transformasional membangkitkan motivasi kerja dan kepuasan kerja bawahannya melalui proses hubungan antara atasan dan bawahan yang didasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi dilandasi oleh pertimbangan pemberdayaan potensi manusia (Henckle, 2004; Golding, 2003; Janssen, 2004). Pemimpin tranformasional juga diyakini mampu membangun komitmen organisasional karyawan melalui upaya-upaya untuk memberdayakan dan

mentransformasi para bawahannya, sedangkan kepemimpinan transaksional adalah proses hubungan atasan dan bawahan melalui proses transaksi dan pertukaran

(exchanges process) yang bersifat ekonomis berdasarkan pertimbangan ekonomi (Podsakoff, dkk dalam Pareke, 2004). d. Total Quality Management (TQM)/Manajemen Mutu Terpadu TQM (Total Quality Management) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk mendapatkan kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat (Choy, 2002). TQM telah memperoleh ketenaran sebagai sebuah metoda yang merubah operasional organisasi menjadi lebih efisien dan efektif, TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi, implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan terhadap pendapatan (Gaspersz, 2005). Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari penerapan prinsip TQM sudah lama dikenal dan dimanfaatkan dalam pengoperasian pabrik, saat ini sudah meluas ke organisasi pelayanan kesehatan, hasilnya diyakini menunjukkan peningkatan dan perbaikan sikap kerja (kepuasan kerja, komitmen organisasi, iklim kerja, dan adanya daya saing) (Choy, 2002). Penerapan TQM di rumah sakit mampu membuat rumah sakit bertahan dalam era persaingan dan bisa mengangkatnya menjadi kelas dunia (Besterfield dalam Purwaningrum, dan Kuncoro, 2007). Penerapan TQM di organisasi kesehatan di Amerika sudah sangat luas, tahun 1994 hampir 60 persen dari organisasi pelayanan kesehatan sudah menerapkan TQM dalam perencanaan programnya, malah beberapa organisasi sudah merasakan sebagai suatu kebutuhan, (Donald Berwick (Bapak TQM) dalam Somer, dkk, 1994).

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Filosofi TQM sudah digunakan secara luas untuk menambah kunjungan pasien, melalui konsep peningkatan kepedulian terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien, termasuk meningkatkan pelayanan di ICU (Lindberg, 2005). Penelitian Gavriel, dkk (2007), menemukan bahwa semakin besar diberikan wewenang kepada direktur untuk mengelola rumah sakit (semakin terdesentralisasi) maka semakin mudah menerapkan prinsip TQM dalam pelayanannya. Penerapan TQM bisa juga digunakan untuk memperbaiki mutu terapi, diagnostik dan indikator penampilan rumah sakit, bahkan mampu merubah kultur kebiasaan pekerja kesehatan yang kurang baik menjadi lebih baik (Rad, 2006), unsur utama mendukung TQM adalah kepemimpinan (Ketut, 2008). Kualitas menurut Juran (1989), adalah kesesuaian untuk digunakan, hal ini berarti produk yang memenuhi harapan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming dalam Peterson (2004), berpendapat kualitas adalah:

mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Pengertian kualitas lebih luas dalam delapan dimensi menurut Philip (2000), adalah sebagai berikut: (1). Kinerja (performance): karakteristik operasi suatu produk utama, (2). Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), (3). Kehandalan (reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4). Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5). Daya tahan (durability), (6). Kemampuan melayani (serviceability), (7). Estetika (estethic): bagaimana suatu produk dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8). Ketepatan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

2.3.2. Variabel TQM dalam Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan variabel TQM seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3. Frekuensi Pemakaian Variabel TQM pada Penelitian Sebelumnya
Frekuensi Pemakaian Training/Employee Involvenment/Employee Empowerment/Employee 59 Fullfillment/Teamwork/Human resouces management Quality data & Repoting/quality measurenment/Bench marking/Information 46 and analisis/ Quality Information Usage Process Management/Process Control/Inventory Reducton/Statistical 46 Process Control usage Visionary leadership/Top Management Leadership for quality/Top 45 management Comitment/Senior Executive Involvenment Product and service design/Design Quality management/Design 38 Quality Management/Design and Conformance Customer focus/Customer Orientation/Quality Culture 38 Supplier quality Management/Supplier Relationship 26 Strategic Planning/Strategic Quality Planning/Quality Policies 16 Role of Quality Department 10 Continous Improvement/Learning 6 Employee Relations/Employee Focus/Employee Satisfaction/Employee 18 Satisfaction Employee selection/compensation/Quality Citizenship
Catatan: Terbanyak dipakai yang diberi tanda garis bawah Sumber: Choy (2002)

Variabel

Sedangkan nama variabel yang paling sering digunakan menurut Kanji dan Wallace (2000), seperti ditunjukkan tabel berikut.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Tabel 2.4. Nama Variabel TQM yang Dipakai pada Penelitian Sebelumnya
Variabel Konstruk TQM Sarap et al 1989 V Hug and Stolen 1998 V Silvestro 1998 Rao et al 1999 V Kanji and Wallace 2000 V

Visionary Leadership Choy, 2002 Customer Focus Service Design Quality Measurenment Quality people Process Management Others

X V V V V Quality Dept Supplier management

V X V V V Performance appraisal

V V V Empowerment, CI Elimination of waste, CI

V V V V X Super Quality

V V V V V

Sumber: Kanji dan Wallace (2000)

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumaterayour Universitas consider Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Anda mungkin juga menyukai