Anda di halaman 1dari 4

ODS ASTIGMATISMA MIOPI SIMPLEKS

Dibuat oleh: Alfian Fahmy,Modifikasi terakhir pada Tue 24 of Aug, 2010 [02:19 UTC] ETIOLOGI ASTIGMATISMA MIOPI SIMPLEKS ABSTRAK Astigmatisma adalah kelainan refraksi mata dimana didapatkan bermacam- macam derajat refraksi pada berbagai macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada berbagai macam fokus pula. Setiap meridian mata memiliki titik fokus tersendiri yang mungkin letaknya teratur (pada astigmatisma regularis) ataupun tak teratur (pada astigmatisma iregularis). Pasien datang dengan keluhan kedua mata untuk melihat kabur. Pada pemeriksaan visus didapatkan visus pasien OD 20/25 dan OS 20/25. Dilakukan koreksi visus dan visus membaik dengan lensa silinder negative. Key word : astigmatisma, regularis, iregularis KASUS Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa orang tuanya ke poliklinik mata RSUD Temanggung dalam keadaan sadar. Dari autoanamnesis dan aloanamnesis terhadap pasien dan orang tuanya didapatkan keterangan bahwa anak tersebut mengeluh kedua mata untuk melihat kabur. Keluhan tersebut dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien sering mengeluh mata cepat lelah dan untuk melihat jauh terasa kabur tetapi untuk melihat dekat lebih baik. Terkadang pasien mengeluh pandangannya seperti berbayang dan membuat matanya perih. Dari anamnesis didapatkan bahwa penderita memiliki kebiasaan membaca dalam posisi berbaring, menonton televisi pada jarak dekat dan sering menggunakan komputer. Di sekolah, pasien selalu duduk di barisan paling depan karena keluhan penglihatan kedua matanya kabur. Tak ada riwayat memakai kacamata sebelumnya. Penderita harus mengecilkan celah kelopak mata jika ingin melihat. Tak ada riwayat mata merah. Tak ada riwayat trauma sebelumnya. Tak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga. Terdapat riwayat memakai kacamata pada keluarga. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat- obatan. Hasil pemeriksaan fisik pasien di poliklinik mata menunjukkan keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda vital pasien menunjukkan tekanan darah pasien adalah 110/ 80, dengan denyut nadi 76 x/ menit regular dan suhu tubuh 36.80C. Pada pemeriksaan subyektif mata, visus pasien OD 20/25 dan OS 20/25. Pemeriksaan proyeksi warna dan sinar tidak dilakukan karena fungsi penglihatan sentral dan perifer pasien baik.

Pada pemeriksaan obyektif ditemukan pasangan ODS normal dan gerakan 6 arah kardinal, konjungtiva normal dengan sklera jernih. Permukaan kornea ODS jernih dan ukuran kedalaman COA dalam dan isinya jernih. Iris ODS berwana hitam dengan gambaran kripta dan bentuk radier. Pupil ODS berukuran + 3mm dengan bentuk bulat, letak sentral, reflek direk (+) dan reflek indirek (+). DIAGNOSIS Diagnosis kerja pada kasus ini adalah ODS Astigmatisma Miopi Simplek TERAPI Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapat kesan pasien dengan kelainan refraksi. Dilakukan koreksi visus menggunakan trial lens, dan didapat koreksi OD dengan lensa C 0.25 x 850 dan OS C -0.25 x 900 sehingga visus menjadi 20/20. Terapi yang diberikan adalah pemakaian kacamata dengan lensa silinder negatif serta edukasi terhadap pasien tentang kebisaan posisi membaca yang baik, selalu memakai kacamata dan kontrol ke dokter spesialis mata tiap 6 bulan atau jika ada keluhan DISKUSI Astigmatisma biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir, dan biasanya berjalan bersama dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan selama hidup. Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam perkembangannya terjadi keadaan yang disebut astigmatism with the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau lebih kuat atau-jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horisontal. Letak kelainan pada astigmatisma terdapat di dua tempat yaitu kelainan pada kornea dan kelainan pada lensa. Pada kelainan kornea terdapat perubahan lengkung kornea dengan atau tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anterior- posterior bola mata. Kelainan ini bisa merupakan kelainan kongenital atau didapat akibat kecelakaan, peradangan kornea atau operasi Untuk kelainan lensa bisa karena kelainan kongenital atau didapat. Contoh kelainan lensa yang didapat adalah kekeruhan di lensa biasanya akibat katarak insipien atau imatur. Visus di sini tak dapat diatasi dengan lensa, harus menunggu hingga waktunya untuk operasi lensa. Adanya astigmatisma pada kornea dapat diperiksa menggunakan keratoskop placido dimana gambaran di kornea terlihat tak teratur. Terdapat 2 jenis astigmatisma, yaitu astigmatisma regularis dan astigmatisma iregularis. Astigmatisma regular dapat diklasifikasikan sebagai astigmatisma simple, compound astigmatisma dan mixed astigmatisma. Simple astigmatism, dimana satu dari titik fokus di retina. Fokus lain dapat jatuh di depan atau di belakang dari retina, jadi satu meridian adalah emetropik dan yang lainnya hipermetropi atau miopi. Yang kemudian ini dapat di rumuskan sebagai Simple hypermetropic astigmatism dan Simple myopic astigmatism.

Compound astigmatism, dimana tidak ada dari dua fokus yang jatuh tepat di retina tetapi keduanya terletak di depan atau di belakang retina. Bentuk refraksi kemudian hipermetropi atau miopi. Bentuk ini dikenal dengan compound hypermetropic astigmatism dan compound miopic astigmatism. Mixed Astigmatism, dimana salah satu fokus berada didepan retina dan yang lainnya berada dibelakang retina, jadi refraksi berbentuk hipermetropi pada satu arah dan miopi pada yang lainnya. Apabila meridian-meridian utamanya saling tegak lurus dan sumbu-sumbunya terletak di dalam 20 derajat horisontal dan vertikal, maka astigmatisme ini dibagi menjadi astigmatism with the rule (astigmatisme direk), dengan daya bias yang lebih besar terletak di meridian vertikal, dan astigmatism against the rule (astigmatisma inversi) dengan daya bias yang lebih besar terletak dimeridian horisontal. Astigmatism with the rule lebih sering ditemukan pada pasien berusia muda dan astigmatisme against the rule sering pada orang tua. Pada kasus ini, pasien menderita astigmatisma miopi simplek. Astigmatisma miopi simplek adalah jenis astigmatisma yang sering diderita pada anak- anak. Astigmatisma Iregular adalah astigmatisma yang terjadi tidak memiliki 2 meridian saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Pada keadaan ini daya atau orientasi meridian utamanya berubah sepanjang bukaan pupil. Astigmatisma ireguler bisa terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan Secara garis besar terdapat 3 penatalaksanaan astigmatisma, yaitu dengan menggunakan kacamata silinder, lensa kontak dan pembedahan. Teknik pembedahan menggunakan metode LASIK, photorefractive keratotomy, dan radial keratotomy.

KESIMPULAN Astigmatisma adalah kelainan refraksi mata dimana didapatkan bermacam- macam derajat refraksi pada berbagai macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada berbagai macam fokus pula. Terdapat berbagai macam astigmatisma, antara lain simple astigmatisma, mixed astigmatisma dan compound astigmatisma. Terdapat 2 etiologi, yaitu kelainan pada lensa dan kelainan pada kornea. Koreksi dengan lensa silinder akan memperbaiki visus pasien. REFERENSI

1. Abrams, D., 1993 Duke-Elders Practice of Refraction, 10th Edition, Churchil Livingstone, Edinburg. 2. 3. Ilyas, S., 2006. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Wijana, N., 1993 Ilmu Penyakit Mata : Refraksi, Astigmatisma. Jakarta

4. Vaughan, D.G.,Asbury, T., Riordan-Eva, P., 2004 Kesalahan Refraksi dalam Oftalmologi Umum, 14th ed. Penerbit Widya Medika, Jakarta.

PENULIS Alfian Fahmy, Bagian Ilmu Penyakit Mata, RSUD Temanggung, Jawa Tengah, 2010

Anda mungkin juga menyukai