Anda di halaman 1dari 4

PERMEN No 28 Thn 2011

Written by abusalwa
Tuesday, 09 August 2011 12:45

A. Latar Belakang

Tuntutan akan hasil pendidikan yang berkualitas yang berkembang saat ini telah menempatkan Kepala Sekolah/Madrasah (Kepala Sekolah/Madrasah) pada posisi terdepan dan sentral, sebagai pemimpin yang paling bertanggung jawab dalam menjamin ke berhasilan belajar setiap peserta didik. Kepemimpinan sekolah merupakan fungsi terpenting kedua, setelah pem be lajaran di dalam kelas, diantara sekian banyak faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah. Kepemimpinan sekolah yang efektif bukan merupakan hal yang sekali jadi, melainkan sebuah proses yang terus tumbuh dan berkembang sejak seseorang dipersiapkan untuk mengemban amanat sebagai Kepala Sekolah/Madrasah sampai dengan selama yang bersangkutan memegang tanggung jawab sebagai pemimpin. Pengembangan profesional berkelanjutan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan dalam proses pertumbuhan itu. Agar arah dan sasaran pengembangan profesional berkelanjutan tepat sesuai dengan kebutuhan diperlukan hasil kajian yang komprehensif dari kondisi nyata kinerja kepala sekolah di seluruh Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintah, Pemerin tahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupa ten/Ko ta menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu dari urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Dalam pada itu, perencanaan kebutuhan, pengangkatan, penempatan, pemindahan, peningkatan kese jah te raan, pembinaan dan pengembangan, serta pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus PNS sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupa ten/Kota. Berdasarkan ketentuan ini, maka hal-hal yang terkait dengan manajemen perkepalaseko lahan juga dengan sendirinya menjadi urusan Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten/Kota. Penyerahan urusan pendidikan kepada Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten/Kota tersebut, di satu sisi, diharapkan mampu memacu percepatan pembangunan pendidikan di masing-masing daerah. Akan tetapi, di sisi lain, perbedaan kondisi antar daerah yang saat ini masih terjadi di Indonesia, pelimpahan kewenangan tersebut juga berpotensi memperbe sar kesenjangan pembangunan pendidikan antara daerah satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tanpa mengurangi kewenangan yang dimiliki oleh Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten/Kota, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 berikut Peraturan Menteri yang terkait dengannya telah menetapkan sejumlah standar pendidikan yang berlaku secara nasional, termasuk di dalamnya standar untuk pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala Kepala Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut sebagai Kepala Sekolah/Madrasah merupakan tenaga kependidikan yang paling strategis untuk menggerakkan garda terdepan dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu

berbagai upaya telh dilaksanakan agar kesenjangan kualifikasi dan kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah antar daerah di Indonesia dapat ditekan bahkan dieliminasi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah merupakan titik awal dari upaya standardisasi Kepala Sekolah/Madrasah. Dalam permendiknas ini telah ditetapkan standar minimal kualifikasi dan kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah yang berlaku pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di seluruh Indonesia baik. Selain Permendiknas nomor 13/2007, juga terdapat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 162/U/2003 yang mengatur proses pengangkatan dan pemberhentian guru dalam tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Hingga saat ini kepmendiknas ini tetap menjadi dasar dan acuan dalam proses pengangkatan dan pemberhentian kepala sekolah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota maupun Propinsi. Namun demikian kedua peraturan tersebut belum mengatur bagaimana seharusnya Kepala Sekolah/Madrasah dipersiapkan dan dikembangkan agar memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena kebutuhan akan pengangkatan dan penempatan Kepala Sekolah/Madrasah harus tetap berjalan dan tidak dapat ditundatunda, maka masing-masing pemerintah daerah melakukan penyiapan kepala sekolah baru dengan cara yang dianggapnya paling tepat. Terdapat berbagai ragam cara yang dilakukan oleh setiap pemerintah daerah dalam penyiapan ini. Keberagaman ini tentu akan berdampak pula pada tidak adanya kesetaraan kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah di daerah satu dengan daerah lain. Apabila hal ini terus berjalan, dikhawatirkan akan berdampak pada keberagaman keefektivan kepemimpian di tingkat sekolah/madarsah yang pada akhirnya akan berakibat pada beragamnya kualitas pembelajaran antar satu sekolah dengan sekolah yang lain, antara satu daerah dan daerah yang lain. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Peraturan ini merupakan revisi dari Kepmendiknas nomor 162/U/2003. Hal-hal pokok yang diatur dalam Permendiknas nomor 28/2007 meliputi: 1. Syarat-syarat guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah/Madrasah 2. Penyiapan calon Kepala Sekolah/Madrasah 3. Proses pengangkatan Kepala Sekolah/Madrasah 4. Masa tugas 5. Pengembangan keprofesian berkelanjutan 6. Penilaian kinerja Kepala Sekolah/Madrasah 7. Mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah Dari tujuh hal yang diatur dalam Permendiknas nomor 28/2010 tersebut, terdapat tiga hal yang harus dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk pedoman pelaksanaan oleh Direktorat Jenderal PMPTK, yaitu: 1. Pedoman penyiapan calon Kepala Sekolah/Madrasah (Pasal 8).

2. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Pasal 11 ayat 3). 3. Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah (Pasal 12 ayat 6)
B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4941); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5135); 8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
C. Tujuan Pedoman

Pedoman Pelaksanaan Permendiknas nomor 28 tahun 2010 ini disusun sebagai acuan bagi instansi yang terkait agar memiliki kesamaan persepsi dan prosedur dalam melaksanakan:

1. Penyiapan calon Kepala Sekolah/Madrasah; 2. Pengembangan keprofesionalan berkelanjutan Kepala Sekolah/Madrasah; dan 3. Penilaian kinerja Kepala Sekolah/Madrasah.
D. Sasaran

Pedoman ini diperuntukkan bagi pihak terkait dengan penjaminan mutu kepala sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas nomor 28/2010 Pihak-pihak terkait dimaksud antara lain: 1. Direktorat Jenderal PMPTK atau direktorat jenderal lain yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Kepala Sekolah/Madrasah di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional 2. Direktorat Jenderal ......., Kementerian Agama Republik Indonesia 3. Direktorat Tenaga Kependidikan 4. Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota 5. Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota 6. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) 7. Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah 8. Pejaminan Mutu Pendidikan (LPMP); 9. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) 10. lembaga-lembaga yang terkait lainnya. E. Ruang Lingkup Pedoman Untuk melaksanakan tahapan sistem penjaminan mutu Kepala Sekolah/Madrasah tersebut diperlukan pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak-pihak yang terkait. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permendiknas nomor 28/2010 Pasal 8; Pasal 11 ayat (3); dan Pasal 12 ayat (6) pada bagian berikut diuraikan secara rinci pedoman-pedoman sebagai berikut. Bagian 2 : Pedoman Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah Bagian 3 : Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagian 4 : Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah

Anda mungkin juga menyukai