Anda di halaman 1dari 2

Sanksi adalah jika di lihat dari Kamus Besar Indonesia (KBI) merupakan salah satu bentuk hukuman maupun

tindakan paksaan atas pelanggaran. Sanksi sangat berkaitan dengan hukum, hukum ialah peraturan yang di buat dan di sepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis ataupun peraturan undang-undang yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu. Dalam kasus hukum, dokumen asuhan kebidanan bisa menjadi landasan berbagai kasus gugatan. Dokumentasi kebidanan yang dibuat seharusnya dapat dipertahankan secara hukum. Seringkali, kasus yang ditemui banyak bidan melanggar kode etik dan aspek-aspek illegal yang menyebabkan pelanggaran yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Beberapa definisi dasar tentang aspek legal dan etik dalam asuhan kebidanan, adalah : a. legal, sah adalah disahkan menurut hukum b. kesalahan adalah kerugian individu yang dapat diberikan ganti rugi menurut hukum, biasanya berupa sejumlah hukum. c. Kelalaian adalah kegagalan menjalankan perawatan dengan baik/wajar (tidak melampaui standar) d. Malpraktik adalah kelalaian profesi atau kegagalan mematuhi standar yang harus dijalankan oleh seseorang. e. Standar kebidanan adalah standar perilaku asuhan kebidanan yang harus dipatuhi oleh seseorang bidan profesional. f. Kewajiban adalah tuntutan hukum bagi seseorang untuk mematuhi standar pelayanan guna melindungi orang lain dari resiko gangguan yang tidak wajar. g. Pelanggaran adalah kegagalan untuk menjalankan kewajiban. h. Kelalaian kausal adalah kegagalan yang menyebabkan gangguan nyata pada seseorang. i. Labilitas adalah keputusan hukum bahwa seseorang bertanggungjawab ata gangguan pada orang lain dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi. j. Ganti rugi, denda adalah sejumlah uang yang diminta melalui pengadilan oleh klien/pasien yang disebabkan kelalaian orang lain (bidan), sesuai dengan tingkat gangguan yang diderita pasien.

Sanksi Dalam Kamus Besar Indonesia edisi ke-3, sanksi berarti imbalan negatif, imbalan yang berupa pembebanan/penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak/kewajiban bidan yang telah di atur oleh organisasi profesi. MPEM dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan berkoordinasi dengan pengurus inti dalam program IBI tingkat nasional. Tugas dan wewenang MPA dan MPEM adalah memberikan bimbingan dan pembinaan serta pengawasan etik profesi. Meneliti dan menentukan adanya kesalahan atau kelalaian bidan dalam memberikan pelayanan. Etika profesi adalah norma-norma yang berlaku bagi bidan dalam memberikan pelayanan profesi seperti yang tercantum dalam kode etik bidan. Anggota MPEM dan MPA adalah : 1. mantan pengurus IBI yang profesional 2. anggota yang memiliki perhatian tinggi untuk mengkaji berbagai aspek dan perubahan serta pelaksanaan kode etik bidan, pembelaan angota, dan hal yang menyangkut hak serta perlindungan anggota. 3. anggota yang berminat dibidang hukum jadi, perlu kita ketahui di dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA). Keberadaan MPEB bertujuan untuk : 1. meningkatkan citra IBI dalam meningkatkan mutu pelayanan yang di berikan bidan 2. membentuk lembaga yang akan menilai ada atau tidaknya pelanggaran terhadap kode etik Bidan Indonesia 3. meningkatkan kepercayaan diri anggota IBI 4. meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan dalam memberikan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai