Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pelaksanaan Praktikum Hari/Tanggal Tempat Diharapkan : Selasa, 22 November 2011 : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI setelah melakukan praktikum mengenai Divisi
spesies
yang
termasuk
ke
dalam
Divisi
Pteridophyta;
3. Membuat klasifikasi Pteridophyta; 4. Membuat bagan dikotomi konsep dan daftar identifikasi.
A. Dasar Teori 1. Pendahuluan Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pteridophyta. Istilah ini berasal dari bahasa Greek, yaitu pteron = sayap, bulu. Pteridophyta adalah tumbuhan kormus yang menghasilkan spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu-bulu. Daun mudanya membentuk gulungan/ melingkar. Tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan yang jelas seperti halnya Bryophyta, hanya fase gametofitnya masih berbentuk thallus yang disebut prothalium dan sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat. Adapun fase sporofitnya jelas terlihat, yang dikenal srbagai tumbuhan paku. (Yudianto:1992) 2. Bentuk dan Susunan Tumbuhan Paku Pteridophyta atau tumbuhan paku tergolong kormofita sejati, karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi, yaitu: a. Batangnya bercabang-cabang dan ada yang berkayu.
berdaun (Contoh: Psilotum/paku telanjang) dan berdaun serupa sisik (Contoh: Equisetum/paku ekor kuda). c. Rhizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar.
d. Sudah memiliki berkas pembuluh angkut (xylem dan floem) tipe
radiar/menjari, atau tipe konsentris. Daun tumbuhan paku sewaktu muda adalah menggulung. Setelah dewasa dapat dibedakan:
a. Trofofil: daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung
spora.
b. Sporofil: daun penghasil spora. c. Trofosporofil: dalam satu tangkai daun, anak-anak daun ada
yang menghasilkan spora dan ada yang tidak ada spora. Contoh: Nephrolepis. Pada Drymoglossum dan Cyclophorus, keduanya dikenal dengan nama paku picisan memiliki sporofil yang bentuknya lebih panjang atau berbeda dengan dengan trofofilnya, disebut paku heterofil. Tetapi pada Nephrolepis, Adiantum (suplir), daun-daunnya memiliki bentuk sama, disebut paku homofil. Spora dihasilkan di dalam kotak spora (sporangium). Berkumpulnya membentuk:
Sorus:
sporangium dalam
paku kotak
yaitu atau
sporangia
terdapat pada Salvinia, Marsilia, Azolla, dan paku air lainnya. Tumbuhan paku yang dikenal adalah sporofitnya, sedangkan gametofitnya sangat kecil. Gametofit paku disebut prothalium (berupa lembaran kecil); di dalamnya dihasilkan alat-alat kelaminnya. Sifat prothalium tergantung pada jenis sporanya. LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
1. Sifat Tumbuhan Paku Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibagi atas:
a. Paku Homospor/Isospor:
Spora yang dihasilkan sama ukuran dan jenisnya. Prothalium menghasilkan anteridia dan arkegonia Contoh: Nephrolepis, Lycopodium, Drymoglossum. Spora ukuran yang dihasilkan berbeda berbeda jenisnya. ukuran, masing-masing besar
a. Paku Heterospor:
Spora
berukuran
(makrospora/megaspora) tumbuh menjadi prothalium yang menghasilkan arkegonia. Spora berukuran kecil (mikrospora) tumbuh menjadi prothalium yang menghasilkan anteridia.
Contoh: Selaginella, Salvinia, Marsilea. Spora yang dihasilkan berukuran dan bentuknya sama, tetapi jenisnya berbeda. Prothaliumnya hanya menghasilkan anteridia atau arkegonia saja.
a. Paku Peralihan/Campuran:
Fase gametofit paku lebih singkat daripada sporofitnya. Alat kelamin: Anteridium menghasilkan spermatozoid Arkegonium menghasilkan sel telur Pembuahan sel telur oleh spermatozoid dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutub satu, sehingga akarnya tidak berkembang seperti tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus membuka dan terlemparlah spora-spora ke luar. Spora jatuh pada tempat yang lembab, akan tumbuh menjadi prothalium. Selanjutnya prothalium akan tumbuh menghasilkan antheridium dan archaegonium. Dari perkawinan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zygote. Zygote tumbuh menjadi tumbuhan paku (sporofit).
Pergiliran keturunan tumbuhan paku yang homospora dengan heterospora, serta paku peralihan terdapat perbedaan. Perhatikan gambar dan bagan di bawah ini:
Gambar Metagenesis Paku Peralihan (Rahmawati:2011) Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok, spora tadi akan berkembang yang akan menjadi segera protalium membentuk dan yang merupakan generasi akan akan penghasil gamet atau bisaa disebut sebagai generasi gametofit, anteredium arkegonium yang yang menghasilkan spermatozoid
menghasilkan ovum. Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat seharihari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai sporangium. Bisaanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada permukaan bawah daun. (Rahmawati:2011) LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
Paku
primitif,
belum
memiliki
daun.
Sebagian
besar
Sporangium dibentuk di ketiak buku. Berdaun serupa rambut atau sisik dan batangnya seperti kawat. Duduk daun tersebar. Sporangium tersusun dalam strobilus, dibentuk di ujung cabang. Contoh: Lycopodium, Selaginella. Berdaun serupa sisik dan transparan, susunannya berkarang (dalam satu lingkaran). Batang berongga dan berbuku-buku atau beruas. Sporangium tersusun dalam strobilus, membentuk seperti ekor kuda. Sporanya memiliki elater sebanyak 4 buah. Contoh: Equisetum (paku ekor kuda). Berdaun ukuran besar, menyirip duduk daunnya. Yang hidup di darat membentuk sporangium dalam sorus, sedangkan yang di air membentuk sporangium dalam sporokarpium.
Daun mudanya menggulung, dan sorus dibentuk di bawah permukaan daun. Contoh: Nephrolepis, Dryopteris filix-mas. (Yudianto:1992)
1. Manfaat dan Peranan Pteridophyta Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia, antara lain:
1. Tanaman hias: Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk
(lancar seni), Cyclophorus, untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita. Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik dan pencahar lemah dari sporanya.
3. Bahan sayuran: Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku
Anabaena (alga biru) yang dapat mengikat unsur nitrogen dari udara.
5. Gulma pertanian: Savinia natans (kayambang), pengganggu
1. Mikroskop listrik
2. Herbarium dan bioplastik dari spesies:
pengamatan
terhadap
spesimen
makroskopis
Pteridophyta;
3. Diidentifikasi preparat yang telah disiapkan dengan menggunakan
faktor morfologi;
4. Diisi tabel pengamatan sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan;
5. Diklasifikasikan dan dibuat bagan konsep sesuai dengan hasil
pengamatan.
A. Hasil Pengamatan B. Tabel 1. Karakteristik Pteridopytha No. Nama Genus/ Spesie s Bentuk Daun Dud u k d a u n 1 Davalia sp. Daun majem uk Berbag i menyir ip 2 Drymoglo ssum pilloso ides Daun tungga l sukule n, LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011 Ters e b a r Sepanj ang tepi dau n Menjal ar di po ho Homo sp or a Vertika l dan hor izo Menjal ar dan bul at Serabut Cont i n u e Letak Sor i ata u stro bilu s Dibaw ah uju ng dau n Tanah Homo sp or a Vertika l dan hor izo ntal Bulat dan pad at Serabut Habita t Jenis Pa ku Arah Tu mb uh Bentuk bata ng Akar
tanpa pertula ngan daun. Sporof il bentuk elips. Tropof il bentuk oval. 3 Equisetum debile Daun tungga l, Jarum Berk a r a n g Diujun g cab ang
ntal
Tanah
Perali ha n
Serabut
4.
Blechnum
Daun
Ters
Berder
Tanah
Homo
Vertika
Bulat
Serabut
sp.
e b a r
sp or a
5.
Ters e b a r
Tanah
Heter os po ra
Vertika l
Serabut
6.
Adiantum sp.
Seperti kipas
Bers e
Ditepi dau
Tanah
Homo sp
Vertika l
Silindri s
Serabut
10
or a
Tanah
Homo sp ra
Vertika l
Silindri s
Serabut
8.
Drynaria
Bers e li n g
Epifit pa da po ho n
Homo sp or a
Vertika l
Silindri s
Serabut
9.
Polypodiu m
Tunggal bentuk
Beru m
Di uju
Tanah ata
Homo sp
Vertika l
Stolon ben
Serabut pada
11
oval
p u n
ng dau n
u epi fit pa da po ho n
or a
10.
Trichoma nes
Ters e b a r
Homo sp or a
Vertika l
Padat
Serabut
11.
Cyathea sp.
Bers e li n
Di ten gah
Tanah
Heter os po ra
vertika l
Bulat, kak u
Serabut
12
daun berbag i, tidak ada tangka i daun 12. Adiantum cuneta um Seperi kipas (lebih besar), daun majem uk tingkat dua 13. Adiantum brilian tese Seperti kipas, daun majem uk tingkat tiga LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
Bers e li n g
Di tepi
Tanah
Homo sp or a
Vertika l
Serabut
Bers e li n g
Di tepi
Tanah
Homo sp or a
Vertika l
Serabut
13
14.
Vittaria sp.
Ditepi dau n
Tanah
Homo sp or a
Vertika l
Pipih, tipi s
Serabut
15.
Cyclospor us sp.
Ters e b a r
Pohon
Heter os po ra
meram bat
Serabut
16.
Pteris sp.
Ters e b a r
Homo sp or a
Serabut
14
17.
Asplenium sp.
Bers e li n g
Tanah
Homo sp or a
Vertika l
Serabut
18.
Psilotum sp.
Pada buk u bat ang Ters e b a r Termin al, ben tuk sep erti
Tanah le mb ab Tanah
Homo sp or a Homo sp or a
Vertika l
Serabut
19.
Lycopodiu m sp.
Seperti duri
Dikoto m
Serabut
15
stro bilu s 20. Bothrychi um sp. Majemuk, bertore h dalam Berh a d a p a n 21. Marsilea crenat a Tanah Heter os po ra Vertika l dan Ho riz ont al 22. Platyceriu m bifurc atum Tanah Homo sp or a Vertika l Serabut Serabut Di tepi dau n Tanah Homo sp or a Vertika l Bulat, kak u Serabut
16
17
Tabel Pengamatan Pteridophyta Gambar Referensi Gambar 1a Adiantum sp. (Wagner, 2011) Kingdom Divisi Kelas Ordo Familia Gambar Pengamatan Gambar 1b Adiantum sp. (Dokumentasi pribadi) Genus Klasifikasi Ilmiah : Plantae : Pteridophyta : Filicopsida : Polypodiales : Pteridaceae : Adiantum
18
Genus
Genus
Klasifikasi Ilmiah
19
Klasifikasi Ilmiah
20
Genus
21
Klasifikasi Ilmiah : Plantae : Pteridophyta : Pteridopsida : Polypoditae : Polypodiales : Polypodiaceae : Drymoglossum : Drymoglossum piloselloides
Genus Spesies
22
Genus
Gambar Refernsi
Klasifikasi Ilmiah
23
Genus
Genus
Klasifikasi Ilmiah
24
Spesies
Genus
Klasifikasi Ilmiah
25
26
27
C. Pembahasan Spesies
1. Dicranopteris sp.
permukaan
Batang Dicranopteris berbentuk bulat, melata di bawah permukaan tanah, berbulu kasar, warna hijau dengan bulu
Dokumentasi pribadi
berwarna coklat kehitaman. Memiliki daun majemuk, menjari, anak daun menyirip ganjil, ujung tumpul, tepi rata, panjang daun 3-8 cm, lebar 2-4 mm, memilki permukaan licin, hijau. Terdapat spora yang termasuk ke dalam paku homospora, Sporangium tersusun di tepi di sepanjang sisi bawah daun yang fertile, bentuk bulat, wama coklat. Akarnya Serabut, dan berwarna putih kekuningan. Merupakan tumbuhan paku liar yang tumbuh di tebing-tebing atau di semak-semak yang lembab dan basah, pada ketinggian 500 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut. Memiliki manfaat sebagai obat yaitu obat infeksi, saluran kencing, batang mengandung kardenolin Serabut, kekuningan. 2. Drynaria sp. Drynaria termasuk dalam tumbuhan paku karena sudah mempunyai akar, batang dan daun. Paku ini termasuk paku epifit, kadang-kadang menempel pada pohon-pohon, namun juga dapat hidup di atas tanah. Akar rimpang memanjat, kerapkali panjang dan tebal, daun beruas dan juga membentuk bulat telur , dan berwarna obat batuk, dan ini saponin, tanin. putih untuk luka memar. Akar dan paku
http://www.flickriver.com
paku ini bisaanya dipelihara sebagai tanaman hias. Paku ini LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
28
termasuk dalam Genus Drynaria, karena mempunyai sori yang tertutup, sori berbentuk bulat atau elips. Daun jelas dimorph sebagian menyirip, coklat, fertil, panjang, steril, sebagian bertangkai berlekuk ada jauh yang lebih menjadi kaku dan
Daunnya
berbagi
menyirip sampai dekat tulang daun, dan bagian tangahnya berwarna hijau. Sorus terletak di bawah daun. Habitatnya di tempat yang lembab, kadang-kadang menempel pada pohon atau tembok. 3. Trichomanes sp. Trichomanes adalah salah satu jenis paku dari Familia Hymenophyllaceae, yang dimasukkan ke dalam jenis paku berbulu keras. Beberapa Ahli Botani menempatkannya pada familinya sendiri, yaitu Trichomanaceae. Dengan jaringan pada daun secara khas yaitu 2 sel yang tebal. Paku ini hidup di habitat lembab. Disebut bulu keras karena menunjuk pada bulu di sekitar
http://sites.google.com
batangnya yang bertekstur kasar dan keras, diadaptasikan pada namanya yaitu Trichomanes yang berarti mempunyai trikoma. Trichomanes mempunyai akar pendek, menjalar, agak tebal, bisaanya terdapat bulu yang rapat, daun-daunnya agak tipis, terdapat senyawa pinnately, mulai dari kecil sampai ukuran sedang, semua segmen terakhir berada pada garis tepi, bisaanya gundul, mempunyai penutup berbentuk piala, dengan panjang wadah ekstrusi. Trichomanes kebanyakan hidup di daerah tropis yang beriklim, termasuk genus yang tersebar secara merata. tiga spesies diantaranya adalah asli dari Thailand (Tagawa, 1979: 82). Manfaat tumbuhan paku ini diantaranya sebagai berikut dapat digunakan sebagai tanaman hias karena bentuknya yang indah, rimpangnya dapat digunakan sebagai obat tradisional. Daunnya
29
juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau. Pucuk daun muda juga dapat yang digunakan sebagai sayuran. (Smith, 1866: 27) 4. Polypodium sp. Polypodium memiliki akar serabut yang keluar dari rimpang, memiliki bentuk daun berbagi menyirip, tepi daun rata, dengan ujung yang meruncing, lebar bisa mencapai 4 cm dan panjang bisa mencapai 17 cm. Tulang daun menyirip. Batanganya berwarna hijau kecoklatan panjang, berbentuk bulat lonjong.
http://www.rain-tree.com
Habitat Polypodium ini tumbuh ditempat terbuka dan kadang-kadang juga tumbuh di tempat terlindung dari sinar matahari. Di dataran rendah yang tidak terlalu kering. Tumbuhan paku ini hidup epifit (tumbuh di bagian batang atau ranting pohon). sangat Tumbuhan mudah paku ini di dijumpai
kawasan hutan. Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora ini dapat ditemui di berbagai macam habitat dan substrat (media tumbuh) mulai dari hutan bakau sampai tajuk pohonpohon tinggi. Tumbuhan ini ada yang tumbuh di tanah (terestris), namun ada juga yang tumbuh sebagai epifit (tumbuh di bagian batang atau ranting pohon). Berdasarkan kemampuan tumbuh di lokasi dengan intensitas cahaya yang berbeda, tumbuhan paku terbagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan daerah terbuka dan tumbuhan daerah ternaungi. Polypodium sp adalah beberapa contoh paku yang epifit di hutan yang memiliki tajuk cukup rapat. 5.Asplenium nidus Paku Thamnopteris nidus, Neottopteris rigida) sarang . Orang burung Sunda (Asplenium nidus, A. ficifolium, menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya di Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
http://www.plantamor.org
30
Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah sori dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. tertutup semacam yang kantung memanjang pada (biasa pada Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam "sarang" menumpang cabang-cabang pohon. "Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. Paku ini kebanyakan epifit, namun sebetulnya dapat tumbuh di mana saja asalkan terdapat bahan organik yang menyediakan hara. Paku sarang burung memperbanyak diri dengan spora. Spora-spora ini terletak di bagian bawah daun dan berwarna coklat. Paku sarang burung mengambil nutrisi dari bahan-bahan organik yang membusuk dan menempel pada tanaman inang. Karena merupakan tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan. 6. Adiantum cuneatum Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus terletak di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap,
http://zipcodezoo.com
kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana pakupakuan (disebut lain, daunnya tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa mlungker) seperti tangkai biola circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma. Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang.
7. Equisetum debile
31
Nama
daerahnya
biasa
disebut paku ekor kuda. Merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar 20 spesies) yang umumnya herba kecil dan semua masuk dalam genus Equisetum (dari equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" dalam bahasa Latin). Anggota-anggotanya
http://www.botany.hawaii.edu
dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika. Hasil analisis molekular menunjukkan kedekatan hubungan dengan Marattiopsida. Paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang disebut strobilus yang terletak pada ujung batang (apikal). Spora yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam (homospor). Sporanya berbeda dengan spora pakupakuan karena memiliki empat "rambut" yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora. Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini. Pada masa lalu, kira-kira pada zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, dari divisio yang sama, sekarang
sudah punah) mendominasi hutan-hutan di bumi. Beberapa LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
32
spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai sisa-sisa fosil dari hutan purba yang telah membatu. 8. Psilotum sp. Psilotum adalah genus tanaman paku seperti tanaman vaskular, salah satu dari dua genera di keluarga Psilotaceae, ordo Psilotales, dan kelas Psilotopsida. Nama genus ini berasal dari bahasa Yunani psilos = telanjang, karena tidak memiliki organorgan, seperti daun, yang biasanya ditemukan di paku lainnya. Psilotum terdistribusi di daratan tropis dan subtropis, Asia, dan
biology.unm.edu
Pasifik. Psilotum tidak memiliki daun, sporangium terdapat pada buku batang, percabangan vertikal. dikotom, paku hidup pada habitat lembab, dan arah pertumbuhan heterospora. 9. Cyclophorus sp. Contoh Cyclophorus tumbuhan paku dari genus epifit ini adalah sejenis suku lanceolatus, anggota Termasuk
daun
yang
fertil
(pembawa
spora)
membawa spora dalam sori. Memiliki rimpang yang menjalar panjang dan bersisik, bentuk daun ovate dengan permukaan daun bagian atas berbulu tebal. Di bawah daun terdapat sori yang menyebar sepertiga hingga seperempat daun, habitusnya semak, jenis paku heterospora, tumbuh horizontal, batangnya silindris bercabang dengan duduk daun berseling, akarnya serabut.
10.Asplenium sp. Asplenium adalah genus dari sekitar 700 spesies paku, sering diperlakukan LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
33
www.hlasek.com
sebagai genus satu-satunya dalam famili Aspleniaceae. Beberapa klasifikasi lebih tua meningkatkan Aspleniaceae ke peringkat taksonomi order sebagai Aspleniales. Klasifikasi baru menempatkannya dalam kelompok subordinal disebut Eupolypods dalam ordo Polypodiales. Letak sori di pinggir daun, memiliki daun muda yang menggulung, duduk daun berseling, habitat di tanah, arah tumbuh horizontal, dan batang silindris, termasuk jenis paku heterospora. 11.Pteris sp. Pteris adalah genus dari sekitar 280 spesies paku, asli daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia. Pada umumnya memiliki bentuk daun linier.
imagejuicy.com
Seperti anggota lain dari Pteridales, Letak sori berada di tepi daun, habitusnya semak ada juga yang herba, duduk daun berhadapan, arah tumbuhnya vertikal, tipe batang silindris, memiliki akar serabut, paku ini termasuk golongan homospora. 12.Drymoglossum piloselloides Drymoglossun adalah genus paku dari di familia pohon Polipodiaceae, dengan cara tersebar di Asia di daerah tropis. Habitat merambat atau disebut juga epifit, namun bukan parasit. Sori tersebar di bawah permukaan daun, pada umumnya memiliki bentuk daun lanset, ada juga yang bulat telur, habitus perdu, jenis paku peralihan, arah tumbuh horizontal, dan duduk daun berseling. 13.Botrychium sp. Deskripsi pertama dari spesies Botrychium adalah B. lunaria, dijelaskan pada tahun 1542 oleh Fuchs sebagai Lunaria kecil. Linnaeus mengenali dua
flickr.com
pada
1753
34
yaitu
spesies
B.
plantarum,
B.
virginiana,
B.
lunaria.
Paku
ini
ditempatkan pada genus Osmunda. Presl (1845) adalah orang pertama yang menggunakan nama Botrychium. Anggota Ophioglossaceae ini memiliki morfologi aneh, tidak seperti paku lainnya. Mereka digambarkan dan dibedakan menggunakan istilah dan konsep khusus untuk familia, genus dan subgenus. Spesies Botrychium biasanya menghasilkan satu daun per tahun dari batang tegak di bawah tanah dengan meristem apikal tunggal. Bagian daun dewasa dibagi menjadi dua sumbu. Satu sumbu, bantalan diperluas, lamina biasanya berfotosintesis, disebut trophophore atau segmen steril. Sumbu lainnya, bantalan bulat yang banyak sporangia, disebut Sporofor atau segmen Sporofor umum
14. Vittaria ensiformis
subur. atau
dan batang
bergabung tangkai
biasanya
dekat pangkal lamina. (Donald, 2005) Vittaria adalah genus paku darivFamilia Pteridaceae.
Sebelumnya telah ditempatkan di Familia Vittariaceae. Tetapi familia ini tidak lagi diakui. (Alan Smith, 1995) Vittaria terdiri dari epifit, daun sederhana dan linier .(David J. Mabberley, 2008). Terdiri dari enam spesies, lima di antaranya
Kebun Raya Bali
asli Neotropik. Vittaria isoetifolia asli Afrika tropis dan pulau-pulau di barat daya Samudra Hindia. Vittaria isoetifolia dan Vittaria lineata diketahui, meskipun jarang. Vittaria diberi nama oleh James Edward Smith pada tahun 1793 di Memoires de l'Acadmie Royale des Science (Turin). Nama generik berasal dari bahasa Latin, vitta, yang berarti "sebuah band atau pita". (Umberto Quattrocchi, 2000) Pada tahun 1990, Vittaria didefinisikan secara luas dan diperkirakan memiliki antara 50 sampai 80 spesies. Genus ini sulit untuk dibagi menjadi spesies karena banyak spesies yang
diragukan berbeda. Studi filogenetik molekuler dari vittarioids LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
35
didasarkan pada gen kloroplas rbcL (Bradley Ruhfel, 2008). Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa spesies jenis dari Monogramma tertanam di Haplopteris. Karena Monogramma merupakan nama lama, kecuali Haplopteris dibagi, semua spesies Haplopteris akan ditransfer ke Monogramma.
15.Cyathea sp. Cyathea adalah genus dari pohon paku, genus paku dari paku dengan bercabang Banyak Ordo besar tinggi atau terestrial, Cyatheales. merupakan biasanya batang merayap. juga yang massa Sebagian
mengembangkan
www.flickr.com
fibrosa dari akar di dasar batang. Genus ini memiliki distribusi pantropical, dengan lebih dari 470 spesies. Mereka tumbuh di habitat mulai dari hutan hujan tropis sampai hutan beriklim sedang. Nama genus Cyathea berasal dari kyatheion Yunani, berarti "cangkir kecil", dan mengacu pada sori berbentuk cangkir pada bagian bawah daun. Manfaatnya bisa untuk sembuhkan penyakit dengan bahan dasar untuk obat Habbatussauda (Jinten Hitam) .(Sufrida Yulianti & Edi Junaedi, 2008)
16.Selaginella nulldenovii
36
Sellaginella merupakan tumbuhan paku yang termasuk ke dalam dan kelas Lycopodiaceae diujung yang pada umumnya Selain itu, ciri memiliki kelas karakterisktik khas yaitu sporangium tersusun dalam strobilus dibentuk cabang. khas Lycopodiinae yang nampak pada morfologi dari Selaginalla willdenovii yaitu duduk daun tersebar, bentuk daun seperti sisik dan batang daun seperti kawat. Hampir keseluruhan genus Selaginella memiliki pola percabangan batang yang dikotom, arah
www.flickr.com
pertumbuhan
thallus
yang
vertikal,
Selaginella
merupakan
golongan Pteridophyta yang heterospora (spora yang dihasilkan berbeda ukuran), akarnya merupakan akar serabut, dan pada umumnya Selaginella willdenovii tumbuh diatas tanah.
37
17.Davalia sp. Davalia tergolong daun adalah ke paku dalam yang yang kelas besar
Filicinae. Davalia sp. memiliki dengan dengan pertulangan daun yang menyirip. Davalia sp. memiliki
www.rareferns.com habitat di darat (tanah), sehingga membentuk sporangium dalam
sorus atau sori yang terletak dekat urat ibu daun (costa), namun susunannya tersebar. Arah tumbuh dari paku ini yaitu vertikal dan horizontal. sedangkan Pertumbuhan untuk yang vertikal horizontal ditandai ditandai dengan dengan tumbuhnya daun atau organ lain yang terus tumbuh ke atas, pertumbuhan terdapatnya stolon tempat keluarnya akar adventitis. Batang dari jenis berbentuk bulat dan gilig. 18.Lycopodium sp. Lycopodium berasal dari kata lukos Yunani, yang artinya podion, kaki), pohon Familia
www.plantamor.com
(Ensiklopedi
220-221). Tidak memiliki bunga, memiliki vaskular, tanaman terestrial atau epifit, dengan percabangan meluas, tegak, atau batang merayap, dengan kecil, sederhana, daun seperti jarum. Daunnya seperti untai tunggal, tidak bercabang dan terdapat pembuluh angkut microphylls. Sporangia berbentuk ginjal atau reniform mengandung spora dari satu jenis saja (isosporous, LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
38
homosporous) berada pada permukaan atas dari bilah daun-daun khusus (sporophylls). Lycopods bereproduksi secara seksual dengan spora. Suatu tanaman dengan memiliki tanaman fase yang seksual di bawah spora. tanah yang menghasilkan gamet dan bergantian dalam siklus kehidupan memproduksi Prothallium dikembangkan dari spora, massa jaringan bawah tanah yang cukup besar dan berruang baik organ jantan dan betina (antheridium dan archegonia). Namun, lebih umum bahwa mereka didistribusikan secara vegetatif melalui atas atau di bawah rimpang. Menurut Kevin Bordeauxx, 2001. Ada sekitar 950 spesies, Dengan 37 spesies tersebar luas di daerah beriklim sedang dan tropis, meskipun mereka terbatas pada pegunungan di daerah tropis. Genera Diphasiastrum, Lycopodiella dan Huperzia pernah termasuk dalam genus ini, tetapi sekarang diakui sesuatu yang berbeda. Beberapa ahli memisahkan beberapa genera lebih, termasuk Dendrolycopodium untuk L. obscurum dan spesies terkait, dan Spinulum untuk L. annotinum dan spesies terkait. Spora dan spesies Lycopodium dan Diphasiastrum telah dipanen dan digunakan sebagai bedak Lycopodium memiliki nilai ekonomis. 19.Blechnum sp. Blechnum (paku keras) adalah genus dari 150-220 spesies paku di Familia distribusi
www.plantamor.com
yang
Blechnaceae, kosmopolitan.
dengan Sejauh
keragaman spesies terbesar adalah di daerah tropis di belahan bumi selatan, dengan hanya beberapa spesies mencapai garis lintang beriklim dingin di belahan bumi selatan (terutama B. Penna-marina, selatan ke Cape Horn, Chile, pakis selatan di dunia) dan Northern Hemisphere (terutama B.
spicant, utara ke Islandia dan Norwegia utara). LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2011
39
Kebanyakan
tanaman
herba,
tetapi
beberapa
spesies
(misalnya B. buchtienii dan B. schomburgkii di Ekuador) adalah pohon paku dengan batang sampai 3 m. Blechnum bervariasi dari paku yang paling dalam memiliki pemisahan steril (fotosintesis) dan subur (reproduksi) daun dalam tanaman yang sama.
40
Pteridophyta. Pteridophyta tergolong kormofita sejati karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi, secara morfologi ciri-ciri dari Pteridophyta yaitu: 1. Batangnya bercabang-cabang dan ada yang berkayu 2. Biasanya daun mudanya menggulung, daun membentuk bangun sayap (menyirip). 3. Daunnya sudah memiliki urat-urat daun tetapi ada yang tidak berdaun dan berdaun serupa sisik. 4. Rhizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar. 5. Tumbuhan paku yang terlihat adalah fase sporofitnya. 6. Sedangkan sudah memiliki berkas pembuluh angkut (anatomi) Pteridophyta dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: 1. Kelas Psilotinae (paku telanjang) 2. Kelas Lycopodiinae (paku kawat). Berdaun serupa rambut atau sisik dan batang seperti kawat, duduk daun tersebar. 3. Kelas Equisetiinae 4. Kelas Filicinae (tumbuhan paku sejati). Berdaun ukuran besar, duduk daunnya membentuk sayap (menyirip), daun muda menggulung dan sorus dibentuk di bawah permukaan daun Manfaat tumbuhan paku untuk kepentingan manusia adalah tanaman hias, bahan obat, bahan sayuran, kesuburan tanah, dan gulma pertanian.
41
1. Daftar Pustaka Anonim. (2003). Factsheets for Red Seaweeds (phylum Bryophita ). http://www.seavege tables.com/handbook/genera/reds/ Dicranopteris sp/ Dicranopteris sp.htm. [online]. [2 desember 2011]. Anonim. (2005). Drynaria sp. [Online]. Tersedia: http://iptek.net.id/ind/Master=28. [2 Desember 2011]. Anonim. (2005). Polypodium sp. [Online]. Tersedia: http://www.dnrec.state.de.us//informati on/Indentifying.shtml [ 2 Desember 2011] Anonim. (2005). Trichomanes sp. [Online]. Tersedia: http://iptek.net.id/ind/Master=3. [2 Desember 2011]. Anonim. (2009). Adiantum brasiliense. [Online]Tersedia: http://zipcodezoo.com/Plants/A/ Adiantum_brasiliense/ [Diakses 29 November 2011] Anonim. (2011). Makin Fanatik dengan Sarang Burung Asplenium [Online] Tersedia: http:// tanaman.org/makin-fanatik-dengan-sarang-burungasplenium_370.htm [29 November 2011] Anonim. (2011). Suplir. [Online] Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Paku_sarang_burung [29 November 2011] Anonim. (2011). Suplir. [Online] tesedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Suplir 2010 [Diakses 29 November 2011] Anonim. 2010. Holotype of Cyclophorus foveolatus Alston [family POLYPODIACEAE]. http: //plants.jstor.org/specimen/bm001038332. [Tersedia]. 4 Maret 2011. Anonin. (2011). Suplir. [Online] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/46307019/Suplir11. November 2011] [ Diakses 29
Cummings, Benjamin. (2010). Metagenesis Paku Homospor [Online]. Tersedia: http://dunian yasari.blogspot.com/2010/11/kingdomplantae-dunia-tumbuhan.html. [3 Desember 2011]. Demand Media Inc. 2010. Asplenium - Bird's-Nest Fern, Hart's Tongue Fern, Mother's Fern, Rusty Back Fern, Spleenwort. http://www.botany.com/asplenium.htm. [Tersedia]. 4 Maret 2011.
42
Hanifan, Dhifan. (2011). Metagenesis Paku Heterospor [Online]. Tersedia: http://dhifanhanif an.blogspot.com/2011/02/tumbuhan-pakuperalihan.html [3 Desember 2011]. Hassler, Michael dkk . 2001. Family Pteridaceae, genus Pteris; world species list. http://ho mepages. caverock.net.nz/~bj/fern/pteris.htm. [Tersedia]. 4 Maret 2011. Ombrello. 2010. Psilotum nudum The Plant of Week. http://faculty.ucc.edu/biologyombrello/ pow/ Psilotum.htm/ . [Tersedia]. 4 Maret 2011. Plantamor. 2008. Drymoglossum philloseloides Paku Sisik Naga. http://www.plantamor .com/index. php?plant=1396. [Tersedia]. 4 Maret 2011. Rahmawati, Yeni. (2011). Metagenesis Paku Peralihan [Online]. Tersedia: http://tugasictku. blogspot.com/2011/03/Pteridophyta-tumbuhanpaku.html [3 Desember 2011]. Yudianto, Suroso Adi. 1992. Sistematik Tumbuhan Rendah. Bandung: Tarsito. Yudianto, Suroso dan Wahyu Surakusumah. (2011). Penuntun Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Yudianto, Suroso. (1992). Pengantar Cryptogamae. Bandung : Tarsito.
43