Anda di halaman 1dari 13

TANDA KLINIS Kandidiasis mukokutan , Infeksi selaput lendir termasuk kandidiasis (stomatitis), Candida esophagitis, kandidiasis gastrointestinal, dan

Candida vaginitis. Stomatitis atau kandidiasis oral merupakan penyakit umum. Lesi kandidiasis ditandai dengan gambaran putih krem, seperti bercak-bercak di lidah, gusi, bibir, dan mukosa mulut. Bagian lain yang mungkin terkena adalah uvula, palatum lunak dan tonsil. Scraping permukaan mukosa dapat dengan mudah menghilangkan bercak dari kandidiasis tapi dapat meninggalkan lecet, perdarahan, dan rasa sakit pada permukaannya. Bercak tersebut terdiri dari Candida, sel epitel deskuamasi, leukosit, bakteri, keratin, jaringan nekrosis, dan sisa makanan. Bentuk lain dari kandidiasis adalah:
1. Kandidiasis atropic akut ditandai

3. Angular cheilitis, merupakan reaksi inflamasi simetris pada sudut mulut


4. Candida

leukoplakia,

plak putih

dikelilingi oleh area eritematosa meliputi bibir, pipi, dan lidah. Tanda tersebut terlihat semakin

banyak pada pasien dengan AIDS, pengguna inhaler kortokosteroid, pasien imunosupresi penerima transplantasi organ, dan pasien kanker. Peningkatan kandidiasis pada pasien dengan positif HIV akan memperbesar kemungkinan menjadi AIDS. Candida esophagitis biasa terlihat pada pasien AIDS dan pasien imunosupresi. Candida esophagitis sering terdapat pada pasien dengan stomatitis tapi bisa juga ada muncul dengan sendirinya. Rasa sakit menelan, sensasi obstruksi esophagus, dan nyeri dada subternal adalah gejala yang paling ada pada umum. rongga Esophagoscopy mulut. Pasien memperlihatkan lesi yang sama dengan yang imunocompromised berat memiliki herpes simplex atau infeksi cytomegalovirus secara bersamaan. Perforasi esophagus atau

dengan atropi non spesifik lidah yang diyakini sebagai sequel kandidiasis pseudomembranosus 2. Kandidiasis atropic kronis ditandai dengan inflamasi kronis dan penipisan epitel, biasanya di bawah gigi tiruan.

obstruksi esophagus jarang terjadi. Kandidiasis gastrointestinal biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit neoplastik. Perut adalah bagian yang paling

sering terkena. Lesi yang paling sering muncul terdiri dari lesi single atau multiple yang mengandung kandida pada dasar ulkus. Infeksi pada usus halus dan usus besar juga

Angular cheilitis Hairy Leukoplakia of the tongue

Atropic candidiasis of the tongue Hyperkeratosis candidiasis of the tongue

yang terjadi. Seperti di perut, ulser adalah lesi yang paling umum. Pemeriksaan endoscopy memperlihatkan superfisial, perforasi. Kandida vaginitis adalah infeksi yang biasa terjadi dan paling sering terjadi pada wanita dengan diabetes mellitus, yang menerima terapi antibiotik, atau yang sedang hamil. Kebanyakan wanita mengembangkan kandida vaginitas sepanjang hidup mereka dan biasanya tanpa faktor predisposisi. Gejalanya meliputi kental, keluarnya cairan vagina yang mengandung sel epitel deskuamasi, dan massa hifa dan pseudohifa. Pengeluaran yang sedikit sering terjadi. Edema dan pruritus vulva biasanya terjadi. Vagina dan labia erithematous, dan dan pseudomembran, jarang erosi memperlihatkan

paling

sering

menyebabkan

paronychia. Lesi terdiri dari area inflamasi yang terlokalisasi dengan baik yang meluas ke bawah kuku. Transverse ridge sering terjadi dan kuku menjadi coklat dan menebal. Candida merupakan penyebab paling umum dari balanitis. Lesi vesicular atau eksudatif yang berkembang menjadi bercak putih yang timbul di penis. Gatal parah dan terbakar sering menyertai lesi ini. Scrotum, paha, lipatan gluteal, dan pantat mungkin akan terpengaruh dengan penyebaran infeksi. Candida folliculitis merupakan kondisi yang jarang terjadi namun bisa menjadi ekstensif. Candida juga terjadi diantara jari-jari tangan dan kaki. Lesi yang menyakitkan memiliki dasar merah dan dapat meluas ke sisi jari. Kandidiasis mucocutaneous kronis merupakan suatu sindrom infeksi candida kronis pada mukosa dan struktur kutan. Kebanyakan kerusakan dengan pasien pada yang sel memiliki mediasi. Infeksi imunitas

perluasan ke kulit perineum dapat terjadi. Pada beberapa kasus, perluasan infeksi mengakibatkan endometritis dan urethritis. Rekuren kandidiasis vulvovaginal dikaitkan dengan kerusakan sel mediasi dan imunitas mukosa lokal. Kandidiasis kutaneous dapat

Kondisi ini akan meningkat pada pasien kerusakan limfosit-T. kandida kronis jarang terjadi pada pasien tanpa penurunan imunitas. Lesi klasik berupa verukosa dan berhubungan dengan hyperplasia epitel ekstensif. Kebanyakan pasien pertama kali terjadi stomatitis di mulut yang diikuti dengan keterlibatan kuku

mempengaruhi hampir setiap area kulit dan adnexa. Daerah yang hangat dan lembab merupakan daerah yang paling umum terjadi. Infeksi kandida adalah salah satu

dan kulit. Kira-kira setengah dari pasien terjadi endocrinopathies signifikan, yang paling sering adalah hypoparathiroid dan penyakit Addison. Pada hypothyroid dan diabetes mellitus jarang terjadi. Kandidiasis pada organ dalam Hampir semua organ dapat menjadi tempat infeksi candida. Infeksi organ dalam biasanya merupakan manifestasi dari penyebaran penyakit. Contohnya, candida dapat menginfeksi baik jaringan parenkim otak, dalam bentuk multiple abses, dan meninges. Organ lainnya yang sering terkena termasuk jantung, saluran kemih, tulang dan sendi, hati, limpa, dan mata. Paru-paru, saluran pencernaan, kulit, dan kelenjar endokrin jarang terinfeksi. Keterlibatan beberapa organ biasa terjadi. Mikro abses difus dari organ-organ biasanya terjadi. Lesi ini dapat dipersulit oleh reaksi supuratif akut dan reaksi granulomatosa. Meskipun terapi intensif morbiditas dan mortalitas yang dihubungkan dengan penyakit yang menyebar masih tinggi. Diagnosis, diagnosis infeksi candida seringkali merupakan sulit bagian dilakukan. normal Candida dari flora

dapat terjadi tanpa adanya hasil kultur darah yang positif karena adanya pembersihan organisme oleh host. Sebaliknya, peristiwa isolasi fungemia penyakit pertahanan tidak memastikan Karena normal penyebaran oportunistik, terjadi. host

seringkali infeksi candida merupakan infeksi terganggu, oleh karena itu gambaran klinis tidak terlihat jelas dan tidak khas. Demam paling sering ditemukan, diikuti dengan leukositosis. Diagnosis biasanya berdasarkan lokasi dan gambaran bentuk lesi. Biopsi dan identifikasi organisme pada penampang jaringan adalah alat diagnostik yang dapat dipercaya. Isolasi dari kultur organisme dapat memberikan tambahan yang berguna. Karena kesulitan dalam diagnosis yang tepat maka perlu ada tes serologi yang dapat dipercaya. Variasi metode telah dikembangkan untuk mendeteksi candidayang berhubungan dengan antibodi, antigen, dan komponen dinding sel dalam darah. Mannan, dilepaskan dinding ke sel polisakarida, pasien dengan serum

candidiasis invasif dan dapat diidentifikasi dengan tepat menggunakan tes imunologi. Namun, karena kurangnya sensitivitas yang memadai, tes ini tidak digunakan secara luas. Antigen protein sitoplasma dan protein sitoplasma ditemukan pada banyak pasien

komensal. Oleh karena itu, hasil kultur yang positif tidak cukup alas an untuk mengobati pasien. Selanjutnya, penyebaran penyakit

dengan kandidiasis invasif. Namun tes ini juga dibatasi oleh sensitivitas yang rendah dan tingkat respon positif palsu yang tinggi. Tes untuk antigen candida dan antibodi jarang digunakan secara klinis. Tes PCR, yang dapat mendeteksi jumlah yang sangat kecil dari DNA candida, telah digunakan tapi menghasilkan sejumlah besar hasil negative palsu. Pengobatan, nystatin topikal,

immunocompromise berat. Pasien yang terkena limfosit termasuk T, orang-orang yang dengan menjalani kelainan bawaan fungsi granulosit dan pasien kemoterapi sitotoksik untuk keganasan, pasien AIDS, penerima transplantasi dengan imunosupresi iatrogenic. Risiko aspergillosis invasif terhadap kesehatan yang normal dan host immunocompetent dapat diabaikan. Infeksi aspergillus dapat terjadi pada host immunocompetent dan termasuk infeksi superficial seperti onychomycosis dan otitis eksternal, dan infeksi jaringan yang rusak seperti keratitis dan setelah tindakan operasi. Pertahanan host terhadap infeksi mirip dengan infeksi jamur lain, termasuk kulit dan barrier selaput lendir. Garis pertahanan kedua dimediasi oleh fagositosis dari neutrofil dan monosit yang difasilitasi oleh fiksasi komplemen. Penghancuran oksidatif jamur fagositosit sangat penting untuk pemulihan dari aspergillus invasif. Patogenesis immunosupresi, , pada invasi host vascular dengan mudah

clotrimazole, dan miconazole berkhasiat dalam pengobatan kandidiasis mukokutan. Itraconazole dan fluconazole juga efektif. Penggunaan ketoconazole dan fluconazole bermanfaat pada pengobatan infeksi mukokutan, terutama sindrom candidiasis cutaneous kronis, stomatitis dan esophagitis. Azole oral obat fluconazole efektif pada beberapa tipe kandidiasis organ dalam seperti ginjal dan penyakit hepatosplenic. Amphotericin B masih merupakan pengobatan refractori, penyakit organ dalam. penyebaran dan

kelihatan dan disertai dengan peradangan ASPERGILLOSIS (Aspergillus fumigatus) Aspergillosis adalah infeksi nekrosis. Infark disertai dengan nekrosis, edema, dan perdarahan. Hifa berlimpah di dalam menjadi jaringan. ciri Nekrosis granuloma setelah yang menonjol

opportunistik yang biasanya mempengaruhi paru-paru, sinus, dan cabang tracheobroncial dan terjadi paling sering pada pasien

perkembangan limfosit T-dimediasi oleh kekebalan yang diperoleh. A.fumigatus dapat

menjadi

penyebab

bentuk

alergi

dari

Pasien immunocompetent Otitis eksternal: nyeri, gatal, kanal auditori eksternal tersumbat. Kutaneus dan infeksi kuku jarang

aspergillosis. Reaksi hipersensitif terlihat. Terdapat eosinofil dan pencetus antibodi IgG dan IgE terhadap Aspergillus.

Patogenesis Infeksi oportunistik terjadi terutama pada host dengan immunocompromised. Infeksi ditandai dengan invasi vascular, peradangan nekrosis, dan infark. Sering inisiasi reaksi alergi IgE dan IgG dan eosinofil. Karakteristik Klinis Penyakit alergi Terutama keterlibatan paru: bronchiolitis dan pneumonia eosinofil kronis sering disertai dengan asma, fibrosis cystic. Sinusitis alergi. Aspergiloma Bola fungi pada maksila dan sinus ethmoid dan rongga paru yang diproduksi oleh proses penyakit lainnya (tuberkulosis). Invasi parenkim paru: batuk produktif, hemoptysis, wheezing, hypoxia. Penyakit superficial Diagnosis Penyakit Invasif Pasien immunocompromised Paru dan terutama keterlibatan jalan napas Paru: fokal dan penyakit menyebar, nyeri pleuritic, batuk, hemoptysis, dypsnea,hypoxia Jalan napas: tracheobronchitis, sinusitis, otomastoiditis Lesi oral: ulser nekrosis berwarna kuninghitam

Identifikasi organism dalam aspirasi, bilasan cairan bronchoalveolar, biopsi jaringan, dikonfirmasi dengan kultur. Pengobatan Alergi dan Penyakit Pulmonary Steroid dan itraconazole oral Aspergilloma Drainase bedah dan reseksi Penyakit superfisial Anti jamur topikal- clotrimazole, atau flucytosine dan amphotericin B Penyakit invasive Amphotericin B dengan atau tanpa kombinasi dengan rifampin atau flucytosine

pasien Karakteristik Klinis Penyakit bronchiolitis dan alergi chronic , Eksudatif eosinophilic memiliki

AIDS.

Beberapa tetapi

pasien

tidak

gejala

kebanyakan

meningkatkan produktif batuk persisten, hemoptysis, wheezing, berat badan turun, clubbing jari-jari. Organisme Aspergillus terdeteksi dalam kultur sputum, dan antibodi IgG terdapat dalam serum. Penyebaran ke parenkim paru-paru terjadi dan kemungkinan besar terjadi pada pasien immunosupresi. Sekitar 10% aspergillomas sembuh spontan. Reseksi bedah dan amfotericin B dan terapi itraconazole oral bermanfaat pada kasus tertentu. Superficial Aspergillosis, Infeksi Aspergillus putih dapat menyebabkan otitis eksterna kronis. Lesi terdiri dari lapisan mycelia jamur dengan seluruhnya konidiofora hitam, tetapi seringkali terlihat sama dengan otitis eksternal umumnya. Gatal, sering. nyeri, dan penyumbatan terdiri kanal dari auditori eksternal adalah gejala yang paling Pengobatannya pembersihan menyeluruh kanal auditori eksternal dan aplikasi antijamur topikal (clotrimazole, flucytosine, amphotericin B). Infeksi kutan atau onychomycosis jarang disebabkan oleh Aspergillus. Aspergillus seringkali menyebabkan keratitis ocular post trauma. Antijamur topikal biasanya berhasil dalam pengobatan.

pneumonia merupakan ciri patologis umum. Pasien dengan alergi bronchopulmonary aspergillosis biasanya memiliki riwayat asma atau cystic fibrosis dan hipersensitif terhadap organisme Aspergillus. Central bronchiectasis Allergic akhirnya berkembang. memiliki Aspergillus sinusitis

banyak ciri dari sinus aspergilloma. Berbeda dengan di dalam sinus yang diisi dengan eosinofil- kaya mucin yang seringkali berisi Charcot-Leyden eosinofil). Steroid crystal dengan (degenerated atau tanpa

kombinasi dengan itraconazole oral berguna pada perawatan allergic bronchopulmonary aspergillosis tetapi hanya sedikit bermanfaat terhadap allergic aspergillus sinusitis. Aspergilloma, Bola fungi kadangkadang berkembang di maksila dan sinus ethmoid setelah perawatan endodontic pada gigi di rahang atas. Tidak ada invasi mukosa yang terlihat dan drainase bedah biasanya bersifat kuratif. Aspergillomas mungkin berkembang di rongga paru-paru, kista, atau bronkus yang kolaps akibat dari proses penyakit lain seperti tuberculosis, sarcoidosis, atau Pneumocystis carinii pada

Aspergillosis infasif, Kebanyakan pasien dengan aspergillosis invasif memiliki penyakit keparahan transplantasi berkembang pada awalnya dan paru-paru. dari Manifestasi dari Pasien memiliki Pasien gejala penyakit penyakit tersebut berbeda-beda berdasarkan immunosupresi. berat tulang) cepat. memiliki immunocompromised sumsum dengan sering (penerima

AIDS. Lesi oral local terlihat ulser nekrosis kuning-hitam pada palatum lunak, lidah, dan faring. Perdarahan, nyeri, dysphagia biasa terjadi. Cerebral aspergillosis terjadi sekitar 10% sampai 20% pada pasien dengan invasive aspergillosis; hal tersebut lebih umum terjadi pada berat. pasien Gejalanya immunocompromise

beberapa gejala awal tetapi penyakit ini immunocompromised ringan (pasien AIDS) respirasi perkembangan

biasanya tidak spesifik. Perubahan status mental dan kejang yang paling umum terjadi. Tanda neurological fokal dan sakit kepala akan berkembang pada pasien dengan sistem imun yang tidak terlalu rentan. Keterlibatan organ dalam biasanya merupakan manifestasi dari penyebaran penyakit. Jantung, tulang, ginjal, pencernaan terpengaruh. Diagnosis, Beberapa studi diagnosis dan kulit mungkin saluran akan

lambat. Gejala yang paling pertama adalah batuk kering dan demam ringan. Seringkali terjadi pleuritic chest pain dan kadangkadang disertai hemoptysis. Suara hasil gesekan pleura mungkin ada. Pada pasien dengan neutropenia manifestasi awal berupa pneumothorax. Dyspnea timbul pertama kali pada pasien dengan penyebaran penyakit. Hypoxemia biasanya terjadi pada pasien dengan penyebaran penyakit dan pasien dengan perluasan konsodilatasi. Bagian lain invasi aspergillosis

bersamaan harus dilakukan secepatnya jika dicurigai terjadi invasi aspergillosis. Tes ini termasuk detail evaluasi radiologi paru-paru, sinus, dan otak. Penelitian lain yang berguna tergantung pada presentasi termasuk echocardiography, bronchoscopy, dan nasal endoscopy. Cairan bilasan bronchoalveolar dan aspirasi endotracheal harus diproses untuk mikroskopi dan kultur. Bukti pasti invasi aspergillosis membutuhkan kultur dari organisme Aspergillus dari bagian steril (aspirasi abses atau otak). Identifikasi

termasuk saluran pernapasan. Contohnya, Aspergillus tracheobronchitis biasanya pada pasien AIDS dan penerima transplantasi. Invasif aspergillus sinusitis terjadi terutama pada pasien immunocompromised berat. Bentuk kronis dari penyakit dapat terjadi pada pasien diabetes, alkoholisme, atau

organisme pada contoh biopsi ditambah dengan temuan kultur positif Tes diagnosis juga merupakan dapat berguna. diagnostik. serologi awal. terbaru

Patogenesis Mucormycosis adalah infeksi fungi

merupakan tambahan yang berguna dan menunjukkan Tes Kehadiran sirkulasi antigen galactomannan immunosorbent memberikan sensitivitas yang tinggi dan beberapa hasil positif palsu.

oportunistik yang jarang yang seringkali disebabkan oleh mucor dan Rhizopus spp. Bergantung pada status imunologis host, penyakit dapat bemanifestasi menjadi 6 bentuk sesuai daerah yang terinfeksi: kutaneus, Rhinocerebral, pulmonal,

gastrointestinal, sistem saraf pusat, atau lainnya. Sebagai contoh, pasien dengan diabetes pulmonal. memiliki mellitus Pasien penyakit biasanya malnutrisi yang memiliki biasanya melibatkan

Pengobatan , Aspergillosis invasif hampir 100% fatal jika tidak diobati. Diagnosis sebelumnya dan terapi inisiasi semakin besar kemungkinannya melalui keberhasilan perawatan. Amphotericin B, dengan atau tanpa kombinasi dengan rifampin atau flucytosine, telah digunakan dengan berbagai hasil yang sangat bervariasi; tingkat kegagalan bervariasi dari 13%100%. Tingkat kegagalan lebih rendah terjadi pada pasien yang penyakitnya telah didiagnosis dan diobati lebih awal dan pasien yang pulih bahwa hampir dari keadaan immunocompromised berat. Penelitian lain menyarankan itraconazole amphotericin B. keberhasilan sama dengan

penyakit yang melibatkan rhinocerebral dan

gastrointestinal. Mekanisme infeksi primer adalah melalui inhalasi spora. Dalam bentuk kutaneus, spora masuk melalui kulit yang terluka. Setelah masuk fungi mulai tumbuh, hifa menginvasi jaringan, khususnya pembuluh darah, menyebabkan thrombosis dan nekrosis jaringan. Penyakit yang sudah meluas umumnya terjadi sebagai penyebaran dari lokasi primer pada pasien dengan imunocompromise berat.

Karakteristik Klinis Rhinocerebral mucormycosis

Mucormycosis (Mucoralis Rhizopus)

Pasien dengan rhinocerebral mucomycorsis hampir selalu melaporkan adanya nyeri

wajah atau sakit kepala. Seringkali status mental mereka terganggu. Demam dan selulitis orbital sering terjadi. Invasi orbital menyebabkan ekstraokular hilangnya diikuti fungsi otot dengan proptosis.

pembuluh darah mayor. Infiltrasi pulmonal, konsolidasi, dan kavitasi terjadi dengan persentasi yang tinggi. Patogenesis Infeksi oportunistik terutama pada pasien Kutaneus mucormycosis immunocompromised Lesi kutaneus primer muncul sebagai bercak Infeksi nyeri superficial dengan nekrosis eritem ditandai dengan invasi vascular, nekrosis,pustule, dan papula. Lesi kutaneus sentral, inflamasi, dan infark. Inhalasi spora atau masuk melalui kulit yang terluka/mukosa. Karakteristik Klinis Penyakit Rhinocerebral Demam, nyeri, sakit kepala, status mental terganggu. Nekrosis septum nasal atau turbin, rhinorrhea, perdarahan, nekrosis palatal. Selulitis penglihatan. Thrombosis meningoencephalitis. Penyakit Pulmonary Demam, dyspnea, batuk, hemoptysis, sinus cavernous, orbital, proptosis, hilangnya

Pembengkakan konjungtiva juga menjadi ciri khas. Hilangnya penglihatan juga dapat terjadi, kemungkinan akibat thrombosis arteri retinal. Keterlibatan nervus cranial ditandai dengan dilatasi pupil dan ptosis dan merupakan tanda prognosis yang buruk. Meningoencephalitis, abses otak, dan thrombosis sinus kavernosus dapat terjadi. Keterlibatan rongga nasal ditandai dengan adanya rhinorrhea, bercak darah, dan nekrosis septum dan turbin nasal. Lesi nekrotik dari palatum keras dan lunak dapat terjadi dan tampak sebagai luka hitam berbatas tegas pada mukosa.

Pulmonary mucormycosis Kebanyakan pasien memiliki neutropenia yang signifikan akibat dari kemoterapi untuk keganasan hematologis. Banyak pasien juga mengkonsumsi antibiotk spectrum luas. Pada awalnya pasien-pasien memiliki beberapa gejala. Demam, dispnea, dan batuk biasanya terjadi, diikuti oleh hemoptysis dan pulmonary infarcts. Perdarahan pulmonal yang fatal terkadang terjadi akibat erosi

pulmonary infarct, infiltrasi, konsolidasi. Penyakit Kutaneus Sakit superfisial bercak eritematosa dengan nekrosis sentral, pustula, dan papula. Penyakit Gastrointestinal

intestinal

melalui Seluruh

makanan bagian

yang traktus

terkontaminasi.

intestinal rentan terhadap infeksi. Penyakit tersebut biasanya akut dan fatal. Manifestasi awal termasuk nyeri abdomen dan distensi, mual, muntah, dan demam.

Central nervus sistem mucormycosis Keterlibatan SSP biasanya merupakan hasil dari perluasan penyakit primer pada rongga nasal dan sinus paranasal. Keterlibatan SSP ditandai dengan penurunan kesadaran, tanda-tanda neurologis fokal, hemiplegia, hemiparesis, dan keterlibatan saraf cranial. Keterlibatan otak telah dilaporkan pada pasien pamakai obat-obatan intravena dengan AIDS dan pasien dengan leukemia. Diagnosis Diagnosis ditentukan dari adanya organisme pada spesimen untuk biopsi. antigen Pemeriksaan mucor telah serologis sekunder seringkali muncul pada manifestasi penyakit yang sudah meluas.

dikembangkan. Akan tetapi, pemeriksaan tersebut masih diteliti.

Gastrointestinal mucormycosis Penyakit gastrointestinal terjangkit dari Pengobatan

organisme yang masuk ke dalam traktus

Amphotericin diperlukan

dosis fungi

tinggi relatif

relatif tahan

karena

terhadap obat. Tidak ada obat golongan azole oral yang efektif. Pembentukan lipid dari amphotericin B dapat mempertahankan kadar darah yang tinggi dengan toksisitas rendah dan dapat menjadi lebih efektif. Reseksi bedah radikal dan debridement dengan Sebagai terapi antibiotik memberikan terhadap kesempatan bertahan hidup paling baik. tambahan, perawatan penyebab imunosupresi juga penting. Secara keseluruhan ketahanan hidup buruk, kurang dari 50% belakangan ini.

Mucormycosis lesion of the forehead

Anda mungkin juga menyukai