Anda di halaman 1dari 1

Asas tidak berlaku Surut, ditentukan dalam pasal 1 ayat 2 KUHP (pengecualian pasal 1KUHP).

Ketentuan pidana dalam undang-undang tidak boleh berlaku surut (strafrecht heeftgeenterugwerkende kracht). Seandainya seseorang melakukan suatu tindak pidana yang baru kemudian hari terhadap tindakan yang serupa diancam dengan pidana, pelaku tdk dapat dipidana atas ketentuan yang baru itu. Hal ini untuk menjamin warga negara dari tindakan sewenang-wenang dari penguasa Kasus Yang Berhubungan dengan UUd yang tidak belaku surut al: 1. 2. 3. 4. Kasus Munir Kasus Pelanggaran HAM Kasus Korupsi Kasus Pembunuhan

Azas-azas hukum pidana : 1. Azas legalitas : Tidak dapat dipidana suatu perbuatan pidana bila tidak/belum diatur dalam undangundang.Mis : kasus pencurian listrik di Belanda ( tahun 1800 an ), akhirnya hakim mengeluarkan jurisprudensi bahwa listrik dianggap sebagai barang bergerak yang memiliki nilai ekonomi dan pengambilan tanpa hak terhadapnya dapat dikatakan pencurian. 2. Asas Presumption of innocent ( praduga tak bersalah ) : Bahwa pelaku delik dianggap tidak bersalah selama belum ada putusan hakim yang inkracht terhadapnya. Contoh : kasus Antashari, dia belum bisa dimasukkan ke penjara untuk jangka waktu yang ditentukan karena kasusnya belum diputus oleh hakim. 3. Asas Equity before the law ( kesederajadan di mata hukum ) : Bahwa semua orang dipandang sama hak, harkat dan martabatnya di mata hukum. Mis : Aulia pohan yang tetap diproses perkaranya ( penyelewengan dana yayasan Bank Indonesia = 100 milyar), meskipun dia adalah besan pak presiden. 4. Asas geenstraf zonder schuld ( tidak ada pidana tanpa kesalahan): Bahwa seseorang yang tidak melakukan kesalahan / tindak pidana tidak dapat dibebankan sanksi pidana terhadapnya. Misal : Kasus Ryan ( jagal jombang ), bahwa ada 3 orang yang sebelumnya dituduh membunuh salah satu korban Ryan, tetapi ternyata terbukti bahwa mereka tidak bersalah maka MA membebeskan ke 3 orang tsb. Namun, pihak Polres Jombang dapat dituntut rehabilitasi dan ganti rugi oleh ke3 korban salah tangkap tsb ( semestinya). 5. Azas Unus testi Nullus Testi ( satu saksi bukan saksi ) : Bahwa satu orang saksi saja dianggap tidak ada saksi, maka bila hanya ada satu orang saksi JPU harus punya alat bukti pendukung lain yang ditetapkan dalam pasal 184 KUHAP. 6. Azas In dubio Pro reo : Bahwa bila kasus posisi dianggap kabur / kurang jelas, maka dakwaan yang harus diterapkan ialah yang paling menguntungkan terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai