Anda di halaman 1dari 3

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum Ekonomi Pertanian yang telah dilaksanakan di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik desa dan rumah tangga responden petani di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen: a. Karakteristik Desa 1) Desa Ngandul terletak pada daerah datar dengan ketinggian 200 m dpl. 2) Desa Ngandul memiliki luas lahan 432,7810 Ha. 136,90 Ha merupakan areal persawahan, 81,32 Ha merupakan areal pekarangan, 145,28 Ha merupakan tegalan atau kebun, dan lainnya merupakan areal pemukiman penduduk dan fasilitas umum. b. Karakteristik rumah tangga 1) Tingkat pendidikan paling banyak berada pada tingkat SD. 2) Desa Ngandul penduduknya paling banyak bekerja di sektor perdanganan dan akomodasi yang didominasi oleh wanita. 3) Keadaan bangunan rumah penduduk hampir seluruhnya adalah berdinding tembok dan beratap genteng. 4) Seluruh penduduk di Desa Ngandul sudah menggunakan penerangan listrik. Sedangkan untuk penggunaan bahan bakar, sebagian besar penduduk masih banyak yang menggunakan kayu bakar. 5) Bahan pangan pokok penduduk Desa Ngandul adalah beras yang umumnya diperoleh dari usahatani sawah sendiri. 6) Sebagian besar penduduk menggunakan sepeda motor untuk alat trasportasinya.

58

59

2. Besar biaya usahatani, penerimaan, konsumsi, pendapatan, dan tabungan rumah tangga di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen adalah : a. Biaya usahatani yang dikeluarkan lebih besar MT I daripada MT II dan MT III, dikarenakan pada MT II pengeluaran untuk biaya benih padi lebih kecil karena menggunakan benih hasil panen dari MT I. Pada MT III, yaitu jagung tidak memerlukan pestisida dan jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit. b. Jumlah penerimaan dari usahatani pada MT I Rp 108.530.000,00, MT II Rp 90.320.00,00, dan MT III Rp 91.913.000,00. Pada MT I lebih besar daripada MT II karena produksi yang diperoleh lebih besar. c. Petani di daerah ini juga bekerja di sektor luar pertanian misalnya bekerja sebagai pedagang di pasar, pedagang di warung, buruh bangunan, dan pemain gamelan. d. Total pendapatan petani dari usahatani, usahatani lain, dan dari luar usahatani untuk petani pemilik penggarap lebih besar daripada peyakap. Dan penyakap lebih besar daripada penyewa. e. Total konsumsi pada petani pemilik penggarap yang meliputi konsumsi makan, konsumsi bukan makan, dan kebutuhan lain seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pakaian, perumahan, dan hiburan sebesar Rp 174.035.250,00. Petani penyewa menghabiskan biaya untuk konsumsi sebesar Rp 69.815.750,00 serta untuk biaya konsumsi petani penyakap adalah sebesat Rp 95.067.000,00. f. Pendapatan yang diperoleh setiap petani melebihi biaya konsumsinya, sehingga petani mampu menabung. Jumlah tabungan petani pemilik penggarap adalah sebesar Rp 131.785.980,00. Petani penyewa mampu menabung sebesar Rp 28.026.160,00. Sedangkan petani penyakap mempunyai jumlah tabungan yang lebih besar dari petani penyewa yaitu sebesar Rp 63.397.871,00.

60

g. Strategi bertahan hidup yang paling banyak digunakan bagi petani pemilik penggarap, petani penyewa, dan petani penyakap adalah menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan. B. Saran 1. Perlunya penyuluhan-penyuluhan pertanian, yang memberikan informasi kepada petani sehingga petani dapat memaksimalkan hasil dari lahan pertaniannya, untuk memenuhi kebutuhan. 2. Untuk pembuatan monografi desa supaya dilengkapi dan diperbarui lagi. 3. Untuk jalan diperbaiki lagi supaya lebih halus jalannya.

Anda mungkin juga menyukai