Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN PADA BAHAN PAKAN LIMBAH SAWIT (PABRIK DAN KEBUN)

Disampaikan sebagai salah satu

Laporan Teknis Intern


pada Kegiatan Aplikasi Teknologi Pakan pada Hijauan dan Limbah Kelapa Sawit secara Terpadu untuk Ransum Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan selatan Proyek Difusi Teknologi

BPPT
Oleh : M. Nasir Rofiq, SPt. Msi.

Direktorat P3 Teknologi Budidaya Pertanian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta 2004

KATA PENGANTAR
Laporan teknis Aplikasi Teknologi Pakan pada Bahan baku pakan Limbah Sawit merupakan Salah satu laporan Akhir dari Kegiatan Aplikasi Teknologi pakan Sawit untuk Ternak sapi potong di Kabupaten Kotabaru, Propinsi Kalimantan Selatan. Proyek Difusi Teknologi BPPT tahun 2004 Laporan ini merupakan hasil kajian kegiatan tersebut dalam mengaplikasi beberapa teknologi Pakan (Uji fisik, nutrisi serta pengolahan) terhadap beberapa limbah sawit untuk pakan ternak. Saat ini banyak limbah sawit belum digunakan dan mencemari lungkungan dalam jumlah besar. Beberapa usaha pengendalian limbah industri sawit yaitu dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pupuk organik. Kajian ini mencoba mengaplikasikan pemenfaatan lain terhadap limbah sawit, yaitu pemanfaatan limbah sawit menjadi pakan ternak sapi potong. Beberapa limbah sawit mempunyai sifat fisik dan nutirisi yang berbedabeda, sehingga memerlukan pengolahannya secara tepat. Pemanfaatannya sebagai pakan ternak juga menemui hambatan yaitu sulitnya penanganan dan pengolahan limbah sawit cair, adanya zat antinutrisi serta bahan yang sulit dicerna. Ternak sapi sebagai ternak ruminansia dapat memanfaatkan beberapa limbah sawit lebih banyak dibanding dengan ternak unggas, hal ini dikarenakan sifat dan sistem pencernaan yang berbeda. Melalui Kegiatan ini dihasilkan teknik pengolahan bahan pakan limbah sawit secara tepat serta bagaimana penggunaannya dalam pakan sapi potong Mudah-mudahan Laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta,

Desember 2004

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI

............................................................................................... ii

I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

II LIMBAH SAWIT

2.1. Limbah Kebun sawit......... 4 2.2. Limbah Pabrik Sawit............ 5 III. LIMBAH SAWIT SEBAGAI PAKAN 3.1. Potensi Limbah Sawit sebagai Pakan...................8 ` 3.2. Pengolahan Limbah Sawit untuk Pakan. .. 12
V. DAFTAR PUSTAKA .. 15

I. PENDAHULUAN

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas nonminyak dan gas bumi andalan Indonesia. semakin Produksinya semakin bertambah setiap tahun dengan jumlah pabrik pengolahan sawit dan areal

bertambahnya

penanamannya. Data statistic Perkebunan Indionesia tahun 2000 khusus kelapa sawit menunjukkan jumlah pabrik sebanyak 205 unit dengan total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 8.074 ton perjam,menghasilkan produk utama minyak kasar (CPO) sebesar 2,1 ton per jam. Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan penambahan jumlah pabrik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, baik terhadap kualitas sumberdaya alam(pencemaran), kuantitas sumberdaya alam maupung lingkungan hidup. Hal ini disebabkan semakin bertambah pula limbah yang dihasilkan (limbah padat dan cair). Sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengolah 1000 ton TBS per hari menghasilkan 30 ton limbah. Pabrik kelapa sawit dengan Sistem proses basah banyak terdapat di Indonesia. Disamping produk utamanya yaitu minyak kasar (CPO), juga menghasilkan produk sampingan serta limbah cair yang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap lingkungan jika tidak dikelola secara bijaksana. Satu ton tandan buah segar (TBS) sawit mempunyai komposisi 230-250 kg tandan kosong (TKKS), 130-150 kg serat sawit, 60-65 kg cangkang, 55-60 kg biji dan 160-200 kg minyak kasar (CPO). TKKS merupakan limbah padat yang bersifat bulky dan biasa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk boiler yang mempunyai batasan pada tingginya kandungan air serta rendahnya nilai pemansan yang dihasilkan (<10 MJ/kg TKKS Kering). Penggunaan TKKS sebagai media tumbuh jamur dan untuk papan partikel menjadi prioritas pemanfaatannya. TKKS juga dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bahan mulching. Serat sawit biasanya juga digunakan sebagai bahan bakar untuk boilers (nilai pemanasan <5 MJ/kg serat kering). Penggunaan lain dari serat sawit termasuk digunakan sebagai substrate untuk enzymatic saccharification dari

atau untuk pakan. Meskipun cangkang biji dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler dengan nilai pemanasan 17 MJ/kg, tetapi menghasilkan asap hitam. Alternatif penggunaannya adalah untuk produksi karbon aktif. Solidwaste (Decanter cake) dapat digunakan sebagai pupuk dan pakan atau untuk mengkondisikan tanah. Limbah larutan minyak sawit (Lumpur sawit) merupakan campuran dari larutan dengan polusi tinggi (dari ruang sterilisasi dan minyak) dengan larutan polusi rendah (dari steam condensate, cooling water, boiler discharge dan sanitary effluent). Untukmengurangi semua biaya berbeda seharusnya dikumpulkan dan

perlakuan, waste waster stream yang

diperlakukan secara terpisah. Pemisahan minyak dari wastewater stream dengan pemisah minyak tipe gravitasi direkomendasikan yang akan

berkontribusi dalam peningkatan produksi dan mengurangi pemuatan organic untuk system penanganan biologis. Melalui pemnafaatan limbah sawit maka terjadi keterpaduan hubungan antara kebun sawit,pabrik sawit dengan lingkungannya. Hubungannya secara grafis seperti pada gambar 1. keterpaduan tersebut bersifat saling

menguntungkan baik secara ekonomis,teknis dan lingkungan.

Pupuk Mineral Kebun Sawit

Air

Energi

Pabrik Sawit

Minyak Sawit Limbah Sawit Industri Lanjutan Pupuk Organik Pakan Ternak Limbah Sawit Ternak

Gambar 1. Hubungan antara kebun sawit,pabrik sawit dan lingkungannya.

BAB II. LIMBAH SAWIT Proses Pembuatan Minyak Sawit dengan cara wet proses menghasilkan beberapa produk ikutan.
Kebun Sawit Daun Pelepah Sawit Hijauan Kebun Sawit Air Menguap 12%

Tandan Buah Segar (TBS) Brondolan 82%

Tandan kosong TKKS 23%

Buah Sawit Minyak Kasar Serabut Sawit Biji Sawit

CPO

Lumpur sawit

Cangkang 6%

Kernel 5%

Decaanter Cake Solid

Lumpur sawit cair

Bungkil Sawit

PKO

Gambar 2. Produk dan Limbah Sawit Yang di Hasilkan 2.1. Limbah Kebun Sawit Beberapa limbah kebun yang dapat digunakan sebagai pakan ternak biasanya digunakan sebagai sumber hijauan ternak yaitu : - Daun Pelepah sawit Daun pelepah sawit sebagai limbah untuk hijauan ternak didapat dari pemotongan daun sawit yang dilakukan saat panen tandan buah sawit (TBS) sebanyak 2-3 buah per pohon. Daun pelepah saawit setelah dipotong saat

panen TBS, biasanya digunakan untuk penutup tanah disekitar kebun dan juga dimanfaatkan untuk pakan ternak. - Hijauan Kebun Sawit (Tanaman Cover Ground) Areal kebun sawit, di bawah pohon sawit selalu tumbuh beberapa tanaman lain dari jenis rumput dan tanaman rambatan yang merupakan limbah yang daapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Saat ini tanaman tersebut tumbuh pesat pada kebun sawit umur muda Tanaman cover ground biasanya terhampar pada kebun sawit muda (umur 1 5 tahun). Jumlahnya semakin berkurang saat bertambahnya umur pohon sawit, karena terjadinya pengurangan intensitas sinar matahari yang tertutup daun pohon sawit. Pada umur 8 18 tahun hijauan cover ground semakin berkurang dan tidak tumbuh lagi. Beberapa hijauan yang tumbuh dibawah pohon sawit atau disebut hijauan cover ground, biasanya terdiri dari tiga group yaitu : 1. monocotil 2. dicotil 3. ferns Monocotil Paspalum conjugatum Ottochloa nodosa *) Imperata cylindrica Dicotyl Mimosa pudica Mikamia micranta *) Melastroma mala bathricum Asytasi intrusa *) Yang bisa digunakan oleh ternak sapi *) 2.2. Limbah Pabrik Sawit Disamping limbah kebun, terdapat juga limbah dari pabrik industri pengolahan minyak sawit yang dapat di gunakan untuk pakan. yiatu : 1. Serat Sawit (SS) atau Palm Pressing Fibre (PPF) Serat saawit (SS) adalah hasil ikutan yang didapat dari proses penempaan (pressing) buah segar setelah di lakukan perbusan(sterilisasi) dan pelepasan buah dari tandannya. Ada juga yang menyebut serat buah sawit dengan istilah residu kering (dry residue). Dalam proses untuk memperoleh serat Ferms Nephrolopus biseratha Gleichaennia linearis Lygodum Spp.

buah ini telah telah dipisahkan secara otomatik dan beratnya berkisar 10% dari tandan buah segar. 2. Lumpur Sawit (PS) Palm Sludge (PS) yang juga di sebut lumpur sawit adalah hasil ikutan yang diperoleh dari pencucian pemisahan volumenya berkisar 20 % dari tandan CPO dan pemisahan minyak,

buah segar, lumpur sawit dapat

dimanfaatkan juga sebagai bahan pakan ternak. Baik secara langsung atau setelah mengalami proses fermentasi terlebih dahulu.

3. Bungkil saawit (PKC) Palm Kernel Cake (PKC) yang juga disebut bungkil kelapa sawit atau bungkil inti sawit adalah hasil ikutan pengolahan inti sawit menjadi palm karnel oil (PKO), zat makanan yang terkandung di dalamnya cukup baik tetepi kandungan yang terbesar adalan protein (18 19). Bungkil kelapa sawit telah di gunakan secara umum untuk pakan ternak, walupun ada yang berpendapat bungkil inti kurang di senangi ternak, karena kandungan serat kasarnya cukup tinggi. Sehingga kurang cocok digunakan untuk ternak monogestrik.. untuk itu biasanya dicampurkan dengan bahan pakan lain yang di sukai.sehingga baik diberikan untuk ternak sapi atau untuk kerbau. 4. limbah Padat (Decanter Cake) Merupakan llimbah padat dari proses pemurnian minyak kasar melalui proses pemusingan 3 tahap dengan alat decanter. Lumpur yang belum dibersihkan dikumpulkan dalam buffer tank dan dipompa tiga fase sentrifuse (decanter) untuk recovery minyak. Untuk meningkatkan pemisahan minyak dengan pemisahan yang ditambahkan air Selama sentrifugasi. Jumlah hasil pemisahan padatan dengan proses decanter sebagai limbah yang disebut Decanter cake sebanyak kedalam tank. 12 Kg/t TBS. Minyak kasar recovery disalurkan

5. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) TKKS atau tandan buah kosong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak, dan biasanya pekebun mengembalikan TKKS ke kebun dan disebar diantara tanaman sawit.

Pelepah sawit

TKKS

Serat sawit

Decanter Cake

Gambar 3. Beberapa limbah sawit untuk pakan

10

BAB III. LIMBAH SAWIT SEBAGAI PAKAN 3.1. Potensi Limbah Sawit Sebagai Pakan Potensi limbah sawit sebagai pakan ditinjau dari jumlah ketersediaan dan kandungan kualitas nutrisinya. Beberapa limbah sawit dapat dijadikan pakan karena mempunyai jumlah yang cukup besar yaitu : Daun pelepah sawit, bungkil sawit, limbah padat Decanter Cake dan Lumpur sawit. Sedikitnya digunakan serat sawit serta tandan kosong kelapa sawit karena sifat nutrisinya yang rendah dan memerlukan pengolahan lanjutan. Jumlah Limbah Sawit yang dihasilkan dari 1 ton Tandan Buah Segar adalah : - Tandan Kosong Kelapa Sawit 230 Kg (23%) - Serat sawit 150 Kg (15%) - Decanter Cake (Solid) 30 Kg - Bungkil Sawit - Lumpur sawit 0.44 m3 (decanter), 1,19 m3 (separator) 1. Daun Pelepah (OPF) sawit sebagai Pakan Jumlah pelepah daun kelapa sawit yang dapat diperoleh sebesar per

hektar kebun sawit. Kadar Protein kasar daun pelepah sawit 15 % berdasarkan berat segar, dengan protein kasar pada bagian pelepahnya 3,2 % segar. Daun Pelepah sawit dapat lebih efisien penggunaannya jika dibentuk menjadi pelet atau dibuat silase untuk mengawetkan dan menyimpan dalam jumlah besar untuk kebuthan masa depan. Pelet daun pelepah sawit berukuran diameter 9 mm dengan panjang 2-5 cm. Penggunaan silase pelepah sawit untuk ternak adalah 50% dari konsentrat, ternyata telah memberikan keuntungan yang cukup tinggi dengan IRR 33,6%. Menurut penelitian Abu Hasan (1995), Daun Pelepah saawit mengandung protein mendekati 15%, potensial untuk diolah menjadi bahan pakan ternak ruminansia. Silase daun pelepah sawit meningkatkan kandungan protein dan kecernaan bahan keringnya (Tabel 1). 11

Tabel 1. Sifat Nutrisi Daun Pelepah sawit olahan % BK Protein % BBK 5.67 12.5 Kecernann BK % 45 44.2

Silase OPF 30.02 Silase + Urea 30.58 3% Silase + urea 28.58 20.89 35.8 6% Sumber : Abu hasan dan ishida 1992

2. Tanaman Cover ground sebagai sumber hijauan pakan Jumlah tanaman ground cover produksinya sebesar 5,5 9,5 ton bahan kering per hektar per tahun pada kebun sawit berumur 1-2 tahun. Produksi hijauan pada saat umur 3 7 tahun / luasan are adalah 500 kg/ekr/tahun. Satu ekor membutuhkan hijauan 2,5%sampai 3 % dari bobot badannya dan sapi berumur 1 sampai 2 tahun membutuhkan 3 ha luasan tanaman sawit untuk pengembalaannya. Ternak memiliki tingkat kesukaan terhadap jenis hijauan tertentu, contohnya : (Urutan kesukaan dari yang paling disukai Asy stasia, mikamia micreantha, pueraria phaseoloides, paspalum konjugatum, colopogonium. Asytania introsa, paspalum conjugatum, Micranttha, Ottochloa rodosa. Untuk tanaman cover ground yang terdiri dari beberapa jenis, kandungan protein kasar untuk tanaman rumput berkisar 8 17%, tanaman berdaun lebar seperti A.intrusa 13 16%, dan tanaman palatable tinggi mikania m 15 22% serta legum protein kasanrnya berkisar antara 15-28% 3. Serat sawit sebagai Pakan Penggunaan serat sawit sebagai bahan pakan ternak, limbah ini cenderung cocok diberikan kepada ternak ruminansia. Kandungan serat kasarnya tinggi terutama lignin dapat diberikan sampai tingkat 25 30 % dari ransum sapi perah, limbah tersebut dapat diberikan sebagai pengganti rumput Axonopus compress, M.

12

apabila disertai molases, urea, mineral dan yang lainnya. Namun ada yang menyatakan bahwa serat buah kelapa sawit rendah nilai pakannya dan bersifat voluminus sehingga tidak ekonomis bila diberikan secara sendiri. Pemanfaatannya cenderung untuk memenuhi volume pakan. Perlakuan proses kimiawi sodium hydroxide, urea dan amonium hydroxide menunjukan perbaikan tingkat konsumsi dan daya cerna. Misalnya pnggunaan sodium hydroxide 8% dapat meningkatkan dayacerna bahan kering (dry meter degestable) 43,3 % menjadi 58% (Jelan et.al.,1986; Jalaludin,2001). 4. Lumpur Sawit Sebagai Pakan Proses Fermentasi lumpur sawit dapat memperbaiki kandungan protein dari kadar 12,21 % menjadi 24,7 % atau protein sejati 8,9% menjadi 15,7% dan kandungan serat kasar dari 29,76% menjadi 18,6 %, apabila proses fermentasi dilakukan pada ruangan harus diperhatikan suhu dan kelembaban udaranya. Pemberian lumpur sawit tanpa mengalami proses terlebih dahulu biasanya di lakukan kepada ternak ruminansia dan juga ternak babi. Sedangkan untuk ternak unggas biasanya dilakukan terlebih dahulu penanganan dengan tujuan untuk memperkaya kandungan nutrisi bahan tersebut dan atau mengingat saluran pencernaan ternak yang bentuknya sederhana. Dari hasil penelitian, ternyata pemberian produk fermentasi lumpur sawit (FLS) kering dapat digunakan sampai 15% dalam ransum ayam pedaging, sedangkan FLS segar digunakan 10%. 5. Limbah Padat (Decanter Cake) sebagai Pakan Pemberian limbah padat Decanter cake sebanyak jumlah rumput yang diberikan pada ternak sapi menghasilkan pertambahan bobot badan 0.77 kg/hr. Penggunaan limbah ini harus di olah terlebih dahulu kareena sifatnya yang mudah rusak dan berjamur. Pencampuran bahan ini dengan bahan padatan lain akan mengurangi kadar airnya, kemudian dikeringkan akan menjadi pakan lengkap yang dapat disimpan lebih lama. Disamping itu limbah ini juga dapat dibuat menjadi silase untuk mengurangi oksidasi mikroba, serta menjaadi protein

13

mikrobial menggunakan kapang Meceliophtora thermophila dengan peningkatan protein kasar sebesar 42% dan penurunan serat kasar sebesar 25%. 5. Bungkil Sawit

Bungkil sawit sebagai pakan perah ternyata dapat meningkatkan kandungan lemak susu, kekentalan keju,dan mutu daging, pada tingkat pemberian 10 15%. Dalam penelitian yang dilakukan di Malaysia, penggunaan PKC untuk pakan ternak sapi penggemukan sebanyak 0,7 1 kg/hari. Lebih lamjut diinformasikan oleh kamal, pemberian bungkil inti sawit sampai tingkat 20% dalam pakan ayam pedaging tidak berpengaruh pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan bobot karkas yang di peroleh. Table 2 Rataan Kandungan Nutrisi Beberapa Limbah Sawit. Nutrien TKKS Decanter Daaun Cake Pelepah Air (%) 60 70 84.6 N (%) 0.8 2 P(%) 0.6 0.8 0.3 K(%) 2.41 2 Mg (%) 0.18 0.4 Protein (%) 3.7 12.63 4.7 BK Serat 9.98 38.5 Lemak(%) BK 3.2 7.12 2.1 Energi Kal/gr 3199 NDF % BK 81.8 78.7 ADF % BK 61.6 55.6 Lignin %BK 16.2 Selulosa 43.1 Silika 2

14

Tabel 3. Komposisi Nutrisi Hasil Ikutan Minyak Sawit yang Dapat Diginakan sebagai Campuran Pakan. Zat Makanan Bungkil inti Lumpur Minyak Sawit Serat Sawit Sawit Padatan Fermentasi Bahan Kering 89,0 90,0 89,5 - 94,6 67,8 - 97,0 66,0 86,5 Protein Kasar 16,0 21,1 9,6 13,9 12,0 17,0 4,0 7,5 Lemak Kasar 0,7 - 6,1 11,6 21,3 7,6 17,5 16,5 21,5 Serat Kasar 14,0 16,0 11,4 24,3 12,0 26,0 30,0 37,0 Abu 3,0 4,0 11,2 - 26,4 9,0 21,0 11,0 13,0 BETN 43,6 55,3 8,7 45,7 15,5 27,2 8,7 34,7 Kalsiun (Ca) 0,21 0,24 0,28 0,69 0,39 0,90 0,28 0,33 Fosfor 0,48 0,71 0,11 0,44 0,25 0,90 0,1 0,14 Magnesium (Mg) 0,18 0,69 0,15 0,19 0,47 0,59 Mangan(Mn) mg/kg 163 340 54 70 42 - 71 Tembaga (Cu) 22 36 29 45 25 52 mg/kg Besi(Fe) mg/kg 300 500,1 1500 2900 200 400 Seng(Ze) mg/kg 0 100 900 1300 100 200 -

3.2 Pengolahan Limbah Sawit Untuk Pakan Beberapa teknologi pengolahan hijauan atau sumber serat untuk pakan dilakukan untuk meingkatkan kualitas melalui peningkatan kecernaan dan daaya palatabilitas bahan. Beberapa teknik pengolahan tersebut yaitu :

1. Pengolahan secara Fisik Sumber serat atau hijauan mempunyai sifat fisik yang sulit untuk dikonssumsi oleh ternak, sehingga memerlukan perubahan fisik melalui pengurangan ukuran bahan yaitu dengan mesin pencacah dan penggiling. Pencacahan (Chopping) dengan mesin chopper menggunakan pisau yang diputar secara mekanik untuk mendapatkan potongan bahan sesuai yang dinginkan. Sedangkan penggilingan dilakukan menggunakan mesin penngiling yang salah saatunya model hammer mill (gambar 3), untuk menghancurkan bahan menjadi butiran kasar dan halus. Pengolahan secara fisik ini kemudia dapat dilakukan dengan pengolahan menjadi pangkap campuran untuk dibentuk menjadi pakan pelet.

15

Bahan limbah saawit seperti daun dan pelepah akan lebih mudah digunakan sebagai pakan setelah dicacah dan di giling atau dibentuk menjadi pelet. Pengolahannya dapat meningkatkan nutrisi serta memperpanjang masa simpan.

2. Pengolahan secara Biologis Beberapa bahan limbah sawit mempunyai sifat fisik dan nutrisi yang berbeda, bentuk padat atau cair, saampai pada nutrisi yang sulit dicerna oleh ternak (Selulosa, lignin, dan hemiselulosa). Pengolahan secara biologis akan membantu meningkatkan keterbatasan limbah tersebut melalui fermentasi oleh mikroba (bakteri dan jamur) yang dapat menghancurkan serat, meningkatkan palatabilitas, meningkatkan daya simpan, serta meingkatkan kualitas nutrisi). Fermentasi mikroba dapat dilakukan dalam tempat yang tertutup tanpa udara(Silase) ataupun secara terbuka. Mikroba yang digunakan disesuaikan

dengan bahan limbah dan tujuannya. Silase merupakan fermentasi secara tertutup menggunakan mikroba bakteri asam laktat yang dapat diperoleh dari EM4 atau secara alami dari bahan pakan yang dgunakan. Prinsip pengolahannya adalah mengurangi bakteri yang tidak menguntungkan dengan cara mengurangi kandungan udara dan

meningkatkan kondisi asam. Beberapa llimbah sawit yang secara efisien dapat diolah dengan cara silase yaitu pelepah daan daun sawit, lumpur padat, lumpur saawit cair juga bungkil sawit.

3. Pengolahan secara kimia Pengolahannya menggunakan bahan kimia untuk memecah ikatan-ikatan lignin dan hemiselulosaa. Bahan kimia yang digunakan terdiri dari bahan agen oksidasi, asam kuat dan basa kuat. Pengolahan yang biasa dilakukan yaitu menggunakan NaOH teknis (Soda api atau akustik soda) dan urea. Proses penggunaan urea disebut amoniasi. Pengolahan kimia dengan soda api dilakukan dengan larutan 2% soda api dicampurkan sebanyak 1 3 liter per Kg bahan kemudian disimpan,

16

penggunaannya dilakukan setelah 24-48 jam atau sama dengan penytimpanan bahan setelah dibuat silase, penggunaanya dilakukan setelah bahan hasil pengolahan dicuci dan dikeringkan. Pengolahan dengan menggunakan urea (Amoniasi) dalam sebuah tempat yang sederhana (tidak perlu tertutp rapat). Ada 3 tipe pengolahan dengan soda api yaitu : Pengolahan semi-wet : Larutan soda api disiapkan pada konsentrasi 1.6 dan 5% dan dicampurkan kebahan sebanyak 1 3 liter per Kg bahan. Hasil olahan dapat digunakan ternak setelah 1 sampai dengan 2 hari atau disimpan seperti pembuatan silase. Pengolahan Semi-dry : bahan dicacah kemudian dicampur dengan larutan soda api 12% sebanyak 0.4 liter per Kg bahan Pengolahan kering : Konsentarsi soda api 16% dicampur sebanyak 0.3 liter per Kg bahan. Proses pembuatan Daun Pelepah sawit dengan Soda Api menggunakan Konsentrasi 10% dengan campuran 15 Kg untuk 100 Kg bahan

17

IV. DAFTAR PUSTAKA

Agumbiade, J. A., J. Wisseman, D.J.A. Cole. 1999. Energy and Nutrient use of Palm Kernels, Palm Kernels meal and Palm Kernel Oil in Diets for Growing Pigs. Animal Feed Science and Tech. 80 (1999) 1165-181. Chen, C. P. Cattle productivity under Oil Palm in malaysia. MARDI. Kualalumpur. Hasan, S. et al. Oil-Palm Fronds as Roghage Feed Source for Ruminants in Malaysia. MARDI. Kulalumpur. Laatif, J., dan M. N. Mamat. 2002. A Financial Study of Cattle Integration in Oil Palm Plantations. Artikle. Malaysia Palm Oil Board. Kualalumpur. Said, E.G. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Saawit. 1996. Trubus Agriwidya. Ungaran. Vadiveloo, J. The Intake and Digestibillity in Goats of Leucaena leucochepala Supplekemnted with Dehydrated Oil Mill Effluent. Animal Sci and Tech. J. 24 (1989) 45 -55. Zahari, W., et al. Voluntary intake and digestibillity of treated oil palm fronds. Poster. MARDI. Kualalumpur.

18

Anda mungkin juga menyukai