Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR Manajemen strategi merupakan salah satu bidang tugas yang sangat penting dalam suatu organisasi

baik untuk organisasi profit-oriented (perusahaan) maupun non profit-oriented. Hal ini disebabkan setiap orgatusasi atau perusahaan akan selalu berhadapan dengan persoalan perubahan ingkungan yang melingkupinya. Terlebih lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era liberalisasi perdagangan dewasa ini. Berbagai aspek yang berkaitan dengan strategi akhir-akhir ini menjadi perhatian luas baik dikalangan swasta maupun pemerintah, terlebih-lebih setelah adanya PP 108 th 1999. Berbagai aspek tersebut yang dalam kajian manajemen strategi sebagai hal yang biasa telah menjelma bagaikan kata ajaib yang dipandang sangat penting sebagai penentu keberadaan dan keberhasilan suatu organisasi. Kata-kata ajaib tersebut diantaranya adalah perencanaan strategi (RENSTRA), visi dan misi. Kata-kata ajaib tersebut merupakan beberapa aspek yang berkenaan dengan praktek manajemen bagi setiap organisasi. Sementara itu dalam pengamatan penulis di Indonesia praktek manajemen yang rasional (dalam birokrasi, perusahaan, organisasi social, dll) belum banyak dipahami dan dilaksanakan. Dan inilah yang menjadi kendala bagi efektifitas keberhasilan pembangunan negara dan pengembangan berbagai istitusi. Fenomena yang terjadi di masyarakat yang awam dengan konsep manajemen seringkali berkembang sikap berlebihan dan keliru memahaminya. Hal itu adalah wajar mengingat kebanyakan masyarakat umum mengenal istilah tersebut baru akhir-akhir ini saja. Namun jika kekeliruan pemahaman tersebut terjadi di kalangan yang sebenarnya tiap hari berkecimpung dengan berbagai istilah manajemen, dan mereka juga keliru memamahi maka hal itu menjadi masalah serius, dapat menjadi salah kaprah. Perencanaan strategi atau lebih populer disingkat dengan RENSTRA bagaikan kata ajaib yang menjadi pemikiran pikiran banyak orang.. Hampir setiap organisasi baik profit maupun non-profit berusaha memiliki suatu renstra, entah itu karena didasari oleh kebutuhan riil organisasi maupun hanya asal punya saja, agar tidak dikatakan sebagai organisasi yang ketinggalan zaman. Kata ajaib lainya yang terkait dengan renstra dan sangat populer adalah perkataan Visi dan Misi. Pertanyaan tentang bagaimana Visi dan Misinya, merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan kepada setiap orang atau organisasi untuk digunakan mengenali kemampuannya. Serta yang lebih sering lagi ketika suatu organisasi akan melakukan pemilihan pimpinan. Namun apakah dengan memiliki rumusan renstra, visi dan misi maka secara konseptual sudah cukup untuk menilai kemampuan suatu organisasi maupun kemampuan seorang calon pemimpin untuk sukses kedepan? Pemahaman atas jawaban inilah yang ingin dibahas penulis, bahwa sebenarnya tidaklah cukup hanya membahas rumusan visi dan 1

misi atau renstra untuk menilai prospek kedepan. Masih harus dipertanyakan banyak aspek lagi untuk memprediksi atau menjamin kesuksesan kedepan, diantaranya adalah bagaimana proses penyusunannya, ketepatan rumusan visi dan misi serta strateginya dengan kondisi internal dan eksternal organisasi, dan bagaimana rancangan implementasinya. Namun tulisan ini hanya akan mengkritisi aspek yang berkenaan dengan strategi pada posisi awal penentuan strategi tidak membahas aspek perumusan strategi dan implementasinya. Manajemen Strategi sebagai Proses
Terdapat kesulitan yang seringkali mengakibatkan salah kaprah dalam menyusun strategi yaitu dalam membedakan antara perencanaan strategi dengan manajemen strategi. Dalam berbagai literatur (seperti dalam bukunya Arthur A. Thompson, William F. Glueck, David A. Aker, Charles W.L. Hill, dll) dapat disimpulkan bahwa Manajemen strategis adalah suatu proses yang berkelanjutan (continuous), berulang (iterative), dan lintas fungsi (crossfunctional), yang bertujuan untuk menjamin agar suatu organisasi secara keseluruhan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Stephen E.South, Direktur perencanaan Perusahaan Clark Equipment, Proses manajemen strategi pada kenyataannya dapat dijabarkan sebagai manajemen keunggulan persaingan, yaitu sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengambil keunggulan pada bidang-bidang bisnis tertentu dimana keunggulan bisnis yang kontinyu dan riil bisa didapatkan.( Aaker, 1992)

Sedangkan Perencanaan strategi atau Strategic business planning merupakan suatu pendekatan secara teratur dan pragmatis yang dapat digunakan organisasi baik publik dan swasta guna pembuatan keputusan saat ini untuk masa depan. Strategic business planning adalah proses pengkajian diri, setting tujuan, pengembangan strategi dan monitor kinerja. Pendeknya, perencanaan bisnis strategis ini akan melahirkan fokus yang akan menuntun organisasi dari dimana mereka sekarang sampai ke keadaan apa yang mereka targetkan di masa depan.(Office of Policy & Management - Hartford, 1998). Dari sini dapat difahami bahwa manajemen strategi mempunyai cakupan pembahasan yang lebih luas. Sedangkan perencanaan strategis merupakan salah satu bagian dalam manejemen strategi dan perencanaan strategi merupakan pilar penting dalam manajemen strategis.

Kesalahan dalam Proses Strategi Seperti banyak diketahui bahwa strategi telah menjadi fokus perhatian untuk

kesuksesan organisasi sebagaimana pada pembahasan functional area seperti juga pada perencanaan anggaran perusahaan. Selama itu pulalah, banyak strategi yang gagal, dan kandas. Sebenarnya, apa yang salah dengan pengembangan strategi ? Menurut Campbell dan Alexander (1998), ada 3 hal yang salah kaprah dalam manajemen strategi selama ini, diantaranya hal tersebut adalah kesalahan proses, kesalahan sasaran/objective, pendekatan bukan dari operasional Seperti dikemukanan Campbel diatas kesalahan salah satunya ada pada proses yang salah. Dalam proses perumusan strategi, suatu sasaran seringkali disalah artikan sebagai strategi. Manajer seringkali kebingungan dalam menentukan, haruskah manajer menentukan sasaran dan selanjutnya mengembangkan strategi untuk mencapainya ? Atau haruskah mereka mencari strategi yang pernah berhasil dan kemudian menggariskan sasarannya. Gejala ini disebut sebagai paralisis perencanaan. Perlu difahami bahwa dasar dari strategi yang baik yakni suatu visi penciptaan nilai (insight), jarang sekali terbentuk dari perencanaan(Campbell, 1997). Selanjutnya, perencanaan strategis konvensional yang lebih menekankan pada sentralisasi, konsep yang tunggal dan keseragaman tidak akan ada bedanya dengan strategi yang direncanakan pesaing. Ini menyebabkan keunikan tereduksi dan taktik yang dijabarkan juga akan mudah terbaca. Lagipula, dalam masa yang semakin tidak menentu ini pendekatan tradisional dapat membahayakan organisasi. Secara umum, manajemen strategis merupakan proses penentuan strategi yang dimulai dari penentuan arah yang ingin dicapai dengan memperhatikan faktor lingkungan eksternal dan kondisi internal. Seperti diungkap di muka bahwa manajemen strategi merupakan proses iterative maka berarti proses perumusan strategi adalah bukan linier atau top-down dari rumusan arah yang ingin dicapai terus dilajutkan prosesnya sampai implementasi strategi. Dalam prosesnya walaupun arah yang ingin dicapai sudah terumuskan tetapi kemudian ketika di-match-kan dengan kondisi lingkungan baik eksternal maupun internal tidak tepat maka perlu dilakukan tinjauan ulang atau revisi arah yang ingin dicapai tersebut. Oleh karena itu proses dalam manajemen strategi menurut Henry Mintzberg dikenal dengan proses perumusan dalam bentuk intended strategy dan emerged strateg. (Hill,.1992). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini. dan

Proses Intended Strategy MISISION&GOAL EXT.Analisis Strategic Choice INTENDED STRATEGY Implementation INT Analisis

Proses Emerged Strategy MISSION&GOAL EXT.Analisis Strategic Choice EMERGED STRATEGY Organizatinal Grass Root INT Analisis

Dari kedua model proses tersebut menurut Mintzberg setiap organisasi perlu melakukan kombinasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Disinilah letak kesalahan dari pemahaman perumusan renstra yaitu hanya melakukan satu proses saja biasanya hanya iintended strategy tidak melakukan kombinasi keduanya. Kesukesan kombinasi ini dicontohkan oleh Mintzberg yaitu kasus Honda yang sukses memasuki pasar AS dalam menjual speda motor 50 cc dibanding yang 250 dan 305 cc (Hill, 1992) Dengan menggunakan kombinasi proses tersebut, khususnya emerged strategy, akan dapat mengatasi salah satu kesalahan Campbel yaitu pendekatan bukan dari operasional. Padahal dari operasionallah atau lapisan manajerial bawahlah, kebutuhan dapat dibaca. Dari kebutuhan, dapat digapai nilai-nilai yang menggambarkan keunggulan kompetitif. Sebetulnya aspek yang penting dalam perencanaan dan manajemen strategi, perusahaan haruslah memperhatikan kebutuhan dan niche market yang akan dituju.

Mendifinisikan Perusahaan
Kesalahan berikutnya yang sering terjadi dalam perumusan misi atau juga visi dan tujuan adalah tidak dilakukannya pendefinisian usaha atau tugas dengan tepat. Mengapa demikian? Umumnya, langkah yang terbaik untuk mengkonsepsikan tujuan suatu organisasi berasal pada apa yang telah dilakukan organisasi dalam mencari langganan (pengguna jasa/barang). Pendapat Peter Drucker mengenai definisi dari Perusahaan sebagai berikut ( Thompson, 1989) : Suatu perusahaan tidak didefinisikan sebagai nama perusahaan, tetapi didefinisikan sebagai keinginan dari pembeli untuk mendapatkan kepuasaan didalam membeli barang atau jasa. Memberikan suatu kepuasan pada pembeli merupakan tujuan utama dari perusahaan/usaha

dagang. Pertanyaan dari "usaha apa yang kita lakukan" hanya dapat terjawab dengan melihat sisi luar perusahaan atau dari pandangan pembeli atau pasar. Apa yang dilihat pembeli, dipercaya, dan diinginkan haruslah diterima manajemen sebagai suatu kenyataan yang obyektif. Bagi para pembeli/pelanggan hanya ingin mengetahui apa yang didapatkan bagi mereka di kemudian hari. Yang ada hanya nilai yang dia miliki, keinginan, serta kenyataan yang ada.

Dari pendapat ini ada suatu hal yang penting yaitu mengenai kenyataan, situasi, tingkah laku, serta nilai dan harapan pembeli. Mendasarkan dua persepsi Drucker maka misi suatu perusahaan didefinisikan menjadi tiga ukuran (1) kebutuhan pembeli, atau apa yang dapat memuaskan pembeli (2) kelompok pembeli, atau siapa yang dipuaskan (3) teknologi, atau bagaimana kebutuhan konsumen dipuaskan. Yang mana selanjutnya suatu produk perusahaan menunjukkan penerapan teknologi khusus untuk memberikan kepuasaan pada fungsi tertentu atau keperluan kelompok pembeli tertentu. Sesuai hal-hal tersebut di atas memilih siapa yang diberi kepuasan, kepuasaan yang bagaimana, dan bagaimana menciptakan suatu kepuasan tersebut. maka suatu perusahaan didefinisikan dengan

Tiga hal tersebut merupakan suatu kombinasi spesifik dari ketiga pilihan yang merupakan jawaban dari pertanyaan "Usaha apa yang kita lakukan?". Visi, Misi, Tujuan; bukan sekedar membuat rumusan Elemen utama dalam mengembangkan visi dan misi organisasi adalah berpegang pada pandangan yang akan datang serta unsur apa yang seharusnya ada pada pengembangan tersebut. Didalam membentuk arah misi dimasa yang akan datang, seorang manajer didalam menyusun strategi biasanya memperhatikan aspek berikut : 1. Penampilan yang akan seperti bagaimana, 2. Organisasi yang bagaimana diperlukan untuk menjadi organisasi yang kuat. 3. Perubahan-perubahan macam apa dalam suatu perusahaan yang perlu dilakukan guna memperbaharui dan mengarahkan suatu organisasi. Namun dalam prakteknya tidak semudah bayangan diawal. Seringkali dalam merumuskan visi dan misi orang terfokus pada pandangan kedepan saja yang terlalu jauh atau bahkan sebaliknya yaitu pada pandangan yang tidak sesuai dengan kondisi riil perusahaan. Untuk mendapatkan jawaban yang benar dan logis dari tiga masalah diatas maka seorang manajer dituntut untuk berpikir inovatif. Ada beberapa pertanyaan

sebagai dasar berpikir inovatif tersebut. Diantaranya sebagai berikut "Apakah kita melakukan hal-hal yang benar dan diarahkan pada suatu tujuan yang benar?" apakah "ya". Jika jawabnya tidak, maka saatnya untuk membuat perubahan-perubahan inovatif. Dari pertanyaan inilah tindakan seorang manajer untuk meninjau kembali tujuan dan mengkombinasikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat akan dimulai. Selanjutnya konsep jawaban dari pertanyaan berikut merupakan langkah pertama yang diperlukan bagi kelang-sungan suatu organisasi. "Usaha apa yang kita lakukan dan akan menjadi seperti apa?" Tanpa adanya suatu pandangan mengenai bagaimana memimpin dan bagaimana membentuk suatu organisasi, maka seorang manajer tidak dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin atau pembuat strategi yang efektif. sebagai tujuan organisasi. Dalam membuat tujuan terdapat aspek yang penting yang perlu diperhatikan. Seperti yang telah disebutkan diatas pandangan tersebut Karena didalamnya terdapat sangat diperlukan dalam membentuk tujuan yang akan dirumuskan kedalam suatu kualitas yang dapat diukur. pengertian dalam usaha mencapai prestasi yang dimengerti. Sesuai pada apa yang dikemukanan Campbel bahwa salah satu kesalahan adalah kesalahan penentuan sasaran/objective. Sasaran yang ditetapkan biasanya sesuatu yang ideal dan susah diukur keberhasilannya. Contoh: Meningkatkan kepuasan konsumen, atau memberi kesempatan kerja secara lebih luas. Dari contoh di atas, tidak terlihat kekhasan perusahaan. Sasaran yang ditetapkan juga kadang bukanlah sasaran melainkan keharusan, yang mana kalau tidak dilaksanakan, maka perusahaan akan out of business. Dari contoh di atas, kalau konsumen tidak meningkat kepuasannya, maka produk perusahaan akan ditinggalkan. Ini, berarti, dalam hal ini, sasaran bukanlah sesuatu yang perusahaan inginkan, melainkan sesuatu yang harus dilakukan untuk survive. Terdapat paling tidak lima ketentuan untuk merumuskan arah tujuan yang dicapai.( Thompson, 1989): 1. Tujuan sebaiknya terfokus pada masalah-masalah yang lebih khusus 2. Tujuan sebaiknya berhubungan dengan suatu hasil akhir, jadi tujuan bukanlah kegiatan yang ingin dibentuk. 3. Tujuan sebaiknya dapat dijangkau. 4. Tujuan sebaiknya mengandung ketetapan-ketetapan untuk meraih prestasi 6 Sedangkan pandangan manajemen mengenai apa yang akan dilakukan organisasi pada umumnya dirumuskan

5. Tujuan sebaiknya merupakan suatu hal yang menantang tetapi dapat dicapai/diraih

Setelah adanya visi, misi dan tujuan, organisasi harus menentukan strateginya. Strategi harus tepat mengarah pada visi dan misi serta harus secara praktis mampu mencapai tujuan. Namun dengan terumuskannya strategi belumlah cukup menjamin organisasi untuk sukses, masih harus dipertanyakan lagi bagaimana strategi tersebut diimplementasikan atau di-eksekusi. Dalam implementasi strategi masih banyak elemen yang harus dipertimbangkan diantaranya menyangkut struktur, organisasi, sistem, SDM dan kepemimpinan , serta budaya organisasinya. Seringkali Beberapa faktor dan elemen tersebut diabaikan, sehingga strategi menjadi tidak efektif dalam implementasi nantinya. Dari sini maka diawal strategi sudah dapat diketahui akan ketidak mampuannya untuk meraih kesuksesan dan keberlanjutan organisasi. Strategi yang tepat dengan rancangan implementasi yang match dengan elemenelemennya, dapat merupakan indikasi manajemen yang baik. Namun lebih dari itu kunci utama keberhasilan strategi adalah komitmen pimpinan terhadap proses pencapaian visi,nisi, tujuan melalui strateginya yang selalu penuh dengan dinamika. Buku ini membahas berbagai aspek utama dalam manajemen strategi diantaranya meliputi pendefmisian perusahaan dan pengembangan misi, penentuan tujuan, analisis diagnosis lingkungan eksternal untuk mengetahui adanya peluang dan ancaman, analisis diagnosis lingkungan internal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif strategi, pemilihan dan implementasi strategi, serta evaluasi strategi. Berbagai konsep dan teknik analisis yang berguna dalam penyusunan strategi, serta beberapa contoh kasusnya disajikan dalam buku ini. Dari beberapa pokokbahasan diatas dikolompokkan dalam beberpa bagian. Bagian pertama berisi pendahuluan, bagian kedua berisi analisis eksternal, bagian ketiga berisi analisis internal, bagian keempat berisi alternatif strategi dan bagian kelima membahas implementasi strategi. Penyusunan buku ini didasari keinginan penulis untuk memperkaya khasanah pengetahuan bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa ekonomi manajemen baik strata 1 maupun mahasiswa pasca sarjana (magister), dalam memahami strategi bisnis. Apabila dalam penulisan buku ini terdapat banyak kekurangan, segala kritik, saran, masukan yang berguna bagi penyempurnaan buku ini akan penulis terima dengan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Surakarta, Juli 2004 Penulis, M. Farid Wajdi, SE. MM. .

Anda mungkin juga menyukai