A. B.
Ada suatu kelainan organik / GMC ( dicantumkan di Axis III ). Faktor-2 psikologis memperparah / memperburuk kelainan organik dengan salah satu cara berikut ini : (1) Faktor-2 tersebut mempengaruhi perjalanan penyakit kelainan organik, terbukti dari adanya hubungan waktu / erat antara terjadinya faktor-2 psikologis dengan berkembangnya atau kambuhnya atau terlambatnya penyembuhan kelainan organiknya. (2) Faktor-2 tersebut mengganggu pengobatan kelainan organiknya. (3) Faktor-2 tersebut menimbulkan resiko-2 kesehatan tambahan bagi penderita. (4) Respon-2 fisiologis yang berkaitan dengan stress mencetuskan atau menimbulkan kekambuhan gejala-2 kelainan organiknya. Pilihlah nama berdasarkan bentuk faktor-2 psikologis-nya ( bila lebih dari satu faktor, pilihlah faktor yang paling menonjol ) ig : Gangguan mental yang mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Gangguan Depresif Berat yang memperlambat penyembuhan Infark miokard. Gejala-2 psikologis yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya) . Axis I : Gejala-2 depresi yang memperlambat penyembuhan operasi. Axis I : Ansietas menyebabkan kambuhnya Asthma.
Ciri-2 Kepribadian atau tipe mekanisme pembelaan ( Coping ) yg mempengaruhi .( sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Penolakan patologis untuk operasi pada penderita kanker menyebabkan . o Axis I : Perilaku memaksa ,hostile ikut berperan menyebabkan penyakit kardiovaskuler Perilaku-2 kesehatan maladatif yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Makan berlebihan ; malas berlatih / fisioterapi ; seks yang tidak aman. Respon fisiologis yang berkaitan dengan stress yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Kekambuhan .. yang berkaitan dengan stress ; misalnya kekambuhan : Sakit maag , Hipertensi , Aritmia , atau Tension headache. Faktor-2 psikologis tidak spesifik / lainnya yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) Axis I : Faktor-2 interpersonal , kultural atau religius .. 14
A.
Pilihan-2 derajat keparahan : Derajat keparahan Agorafobia dinilai dengan berdasarkan derajat penghindaran , dengan memperhitungkan masalah budaya tertentu Derajat keparahan Sosialfobia dinilai dengan menghitung jumlah serangan panik.
KRITERIA SERANGAN PANIK DSM IV-TR ( CRITERIA Dx. for PANIC ATTACK )
Note : Serangan Panik adalah bukan gangguan yang ada kodenya. Beri kode pada diagnosa spesifik dimana serangan panik terjadi ( eg. gangguan panik dengan agoraphobia ) . KRITERIA SERANGAN PANIK DSM IV-TR Satu periode berdiri sendiri dari rasa takut atau tidak nyaman yang kuat, dimana ada 4 ( atau lebih ) dari gejala-2 berikut ini, muncul mendadak dan mencapai puncaknya dalam 10 menit. (1) Ber-debar-2 ; atau detak jantung kuat , atau denyut jantung meningkat. (2) Berkeringat. (3) Gerakannya gemetar , atau suaranya bergetar. (4) Sensasi merasa nafasnya pendek atau nafasnya tersumbat. (5) Merasa tercekik. (6) Nyeri dada atau dada terasa tidak enak. (7) Nausea atau nyeri perut. (8) Pusing , lemah , berdirinya goyah atau kepala terasa ringan. (9) Derealisasi ( perasaan tidak nyata ) atau depersonalisasi (terpisah dari dirinya) (10) Takut kehilangan kontrol diri atau takut jadi gila. (11) Takut meninggal. (12) Parestesia ( rasa kebas atau kesemutan ). (13) Menggigil atau muka terasa panas.
14
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK TANPA AGORAFOBIA DSM IV-TR A. Keduanya (1) dan (2), yaitu : (1) Serangan panik yang tidak terduga yang sering kambuh. (2) Se-kurang-2 nya salah satu serangan panik diikuti 1 bulan ( atau lebih ) dari 1 ( atau lebih ) berikut ini : (a) Kekuatiran menetap adanya serangan susulan. (b) Kekuatiran terhadap bentuk atau dampak serangan-nya ( e.g. Kehilangan kontrol , mengalami serangan jantung , jadi gila ). (c) Suatu perubahan perilaku yang signifikan berkaitan dengan serangannya. B. Tidak ada agoraphobia. C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari suatu Zat ( e.g. PgZ , POd ) atau GMC ( hipertiroidisme ). D. Serangan-2 panik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. terjadi saat terpapar situasi sosial yang menakutkan ), o Fobia spesifik / khas ( e.g saat terpapar situasi fobik yang spesifik ), o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. sebagai respon terhadap perpisahan dari keluarga dekatnya atau pergi keluar rumah ). KRITERIA DIAGNOSTIK SERANGAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA DSM IV-TR A. Keduanya (1) dan (2), yaitu : (1) Serangan panik yang tidak terduga yang sering kambuh . (2) Se-kurang-2 nya salah satu serangan panik diikuti 1 bulan ( atau lebih ) dari 1 ( atau lebih ) berikut ini : (a) Kekuatiran menetap adanya serangan susulan. (b) Kekuatiran terhadap bentuk atau dampak serangan-nya ( e.g. Kehilangan kontrol , mengalami serangan jantung , jadi gila ). (c) Suatu perubahan perilaku yang signifikan berkaitan dengan serangannya. B. Ada agoraphobia. C. Serangan panic tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari suatu Zat( e.g. Penyalah gunaan Zat , pengobatan ) atau GMC ( hipertiroidisme ). D. Serangan-2 panik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. terjadi saat terpapar situasi sosial yang menakutkan ), o Fobia spesifik ( e.g saat terpapar situasi fobik yang spesifik ), o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. sebagai respon terhadap perpisahan dari keluarga dekatnya atau pergi keluar rumah ). KRITERIA AGORAFOBIA DSM IV-TR Note : Agorafobia adalah bukan gangguan yang ada kodenya. Kode nya pada diagnosa spesifik dimana Agorafobia terjadi (gangguan panik dengan agoraphobia ; atau Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik ) . 14
A. Cemas bila berada di tempat-2 atau situasi-2,dimana dia sulit melarikan diri ( atau memalukan ) ; atau dimana tidak ada pertolongan bila terjadi serangan panik yang tidak terduga, atau situasi yang merupakan predisposisi terjadinya serangan panik , atau terjadi gejala-2 mirip panik, Tipe-2 situasi agorafobik yang menakutkan berupa: diluar rumah sendiri, berada ditempat ramai , berdiri dalam antrian / barisan , diatas jembatan , bepergian naik bis / kereta api / mobil . Note : Pertimbangkan diagnosa Fobia spesifik jika penghindaran nya terbatas pada satu atau hanya sedikit situasi-2 spesifik , atau Fobia sosial bila penghindarannya terbatas pada situasi social. B. Situasi-2 fobik bisa dihindari ( eg. Membatasi bepergian ) ; atau dihadapi dengan distress nyata, dengan cemas mengalami serangan panik / gejala-2 mirip panik, atau memerlukan hadirnya seorang teman.. C. Kecemasan atau menghindari situasi fobik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. penghindaran terbatas pada situasi sosial karena takut malu / dipermalukan ), o Fobia spesifik ( e.g penghindaran terbatas satu situasi spesifik, misalnya elevator / lift ). o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g.mengindari meninggalkan rumah atau keluarganya) KRITERIA DIAGNOSTIK AGORAFOBIA TANPA RIWAYAT GANGGUAN PANIK DSM IV-TR A. Adanya Agorafobia yang berkaitan dengan takut munculnya gejala-2 mirip panik, ( e.g. dizziness atau diare ) . B. Tidak pernah memenuhi kriteria gangguan panik . C. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( e.g. Penyalah gunaan Zat , Pengobatan ) atau suatu GMC. D. Jika ada hubungan dengan GMC , Ketakutan yang didiskripsikan pada krtieria A nampak jelas-2 lebih berat dari kaitannya dengan GMC. KRITERIA DIAGNOSTIK FOBIA SPESSIFIK / KHAS DSM IV-TR A. Ketakutan nyata dan persisten yang berlebihan dan tidak beralasan , disebabkan oleh adanya atau antisipasi terhadap suatu obyek atau situasi spesifik ( e.g. Terbang, ketinggian, binatang , akan disuntik , melihat darah ). B. Paparan pada stimulus fobik hampir selalu segera memprovokasi respon cemas , bisa dalam bentuk situasional yang mendekati / mirip atau yang mempredisposisi serangan panik, Note : Pada anak-anak Cemas diekspresikan dengan menangis , rewel , gemetaran , memeluk erat-2. C. Penderita menyadari bahwa ketakutannya berlebihan dan tidak beralasan. Note : Pada anak-anak gambaran ini mungkin tidak ada. D. Situasi (-2) fobik dihindari atau dihadapi dengan cemas dan distress yg kuat. E. Penghindaran, cemas antisipasi atau distress pada situasi (-2) yang menakutkan mengganggu kegiatan rutin, fungsi pekerjaan ( sekolah ) , aktivitas / hubungan sosial ; atau ada distress nyata karena fobia-nya. 14
F. Penderita yg umurnya kurang dari18 tahun, durasinya minimal 6 bulan. G. Kecemasan , serangan panik ,atau menghindari obyek / situasi fobik yang spesifik , tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. mengindar kesekolah ). o Fobia sosial (e.g. penghindaran situasi sosial karena takut dipermalukan) o Gangguan panik dengan Agoragobia atau Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik. Tipe Spesifik.: Tipe Fobia binatang. Tipe Fobia lingkungan alam ( Ketinggian , badai , perairan ). Tipe Fobia situasi ( e.g. Pesawat terbang, elevator , tempat tertutup ) Tipe lain : ( takut tercekik, takut muntah, takut menderita penyakit ; pada anak-2 takut : suara keras, corak kostum tertentu / pakaian badut ) .
14
H. Jika ada suatu GMC atau gangguan mental lainnya , Ketakutan yang tercantum pada kriteria A tidak berkaitan dengan-nya ;( misalnya ketakutan-nya bukan disebabkan : Gagap / tremor pada penderita penyakit Parkinson ; atau perilaku makan yang abnormal pada anorexia / bulimia nervosa ). Tipe Spesifik.: Fobia situasi menyeluruh / general : jika ketakutan-nya pada banyak situasi sosial ( juga perlu dipertimbangkan sebagai diagosa tambahan pada Gangguan kepribadian menghindar ) .
E.. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( e.g. Penyalah gunaan Zat , Pengobatan ) atau suatu GMC. Tipe Spesifik : Dengan insight buruk , jika pada hampir sebagian besar waktu selama episoda saat ini, penderita tidak menyadari bahwa Obesi atau kompulsi-nya berlebihan dan tidak beralasan.
Responsivitas afek terbatas (eg. tidak bisa menghayati perasaan cinta). Merasa masa depannya suram ( eg. tidak peduli pada : karier nya; perkawinan; anak-2 ; atau cara hidup yang normal ) D. Gejala-2 peningkatan ketegangan yang menetap (tidak ada sebelum trauma); seperti yang ditunjukkan oleh 2 ( atau lebih ) berikut ini : (1) Sulit memulai tidur, atau sulit mempertahankan tidur (mudah terbangun) (2) Irritabilitas atau ledakan peningkatan ketegangan marah. (3) Sulit konsentrasi. (4) Hypervigillance. (5) Respon terkejut yang berlebihan ( exaggerated startle response ). E. Durasi gangguan harus lebih dari 1 bulan ( gejala2 kriteria B, C dan D ) F. Gangguan menyebabkan distress dan hendaya nyata dibidang sosial, pekerjaan , atau fungsi-2 penting lainnya. Tipe-2 khusus : Akut : jika durasi gejala kurang dari 3 bulan ( setelah stressor ). Kronik : jika durasi gejala 3 bulan atau lebih ( setelah stressor ). Tipe-2 khusus : Dengan onset lambat : jika onset gejala terjadi se-kurang-2nya 6 bulan setelah stressor . KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN STRESS AKUT DSM IV-TR A. Orang yang dipaparkan pada suatu peristiwa traumatik akan mengalami 2 dari berikut ini : (1) Orang yang mengalami, menyaksikan, atau yang dihadapkan pada 1 atau lebih peristiwa yang nyata-2 menyebabkan ancaman kematian , atau cedera berat, atau mengancam integritas dirinya atau orang-2 lain (2) Respon orang tersebut berupa merasa sangat takut, tidak ada pertolongan , atau rasa ngeri ( horror ) yang hebat. B. Selama dan/atau sesudah mengalami peristiwa yang sangat menegangkan , individu mengalami 3 (atau lebih) gejala dissosiatif berikut ini : (1) Sensasi subyektif berupa penumpulan, tidak terlibatnya, atau hilangnya respon emosional . (2) Penurunan kewaspadaan terhadap lingkungannya (eg.seperti terpaku) (3) Derealisasi. (4) Depersonalisasi. (5) Dissosiative amnesia (ig. Ketidakmampuan mengingat aspek penting trauma ). C. Peristiwa traumatik secara persisten dihayati kembali dengan 1 (atau lebih) cara berikut ini o Pengulangan : images , pikiran-2, ilusi-2, episode kilas-balik , atau o Penghayatan kembali pengalamannya ,atau o Distress pada paparan yang mengingatkan pada peristiwa traumatik. D. Penghindaran signifikan terhadap stimulus-2 yang membangkitkan rekoleksi trauma ( pikiran, perasaan, pembicaraan, aktivitas, tempat, orang-2 ) E. Gejala nyata cemas atau peningkatan ketegangan (eg. Sulit tidur, irritabilitas, konsentrasinya buruk, hypervigillance, respon terkejut yang berlebihan, banyak gerak karena gelisah ( motor restlessness ). F. Gangguan menyebabkan distress dan hendaya nyata dibidang sosial, pekerjaan , atau fungsi-2 penting lainnya ; atau gangguan kemampuan individual 14
(6) (7)
nya untuk melakukan tugas-2 penting misalnya mencari bantuan yang diperlukan atau memobilisasi sumber daya manusia guna menceritakan pada anggauta keluarganya tentang peristiwa traumatik. G. Gangguan berlangsung minimal 2 hari, maksimal 4 minggu dan terjadi dalam 4 minggu dari peristiwa traumatik. F. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( eg. Penyalahgunaan Zat, pengobatan) atau kondisi medis umum; bukan disebabkan Brief Pschotic Disorder, bukan kekambuhan dari gangguan pd Axis I atau II.
(6) Nyeri dada atau dada terasa tidak enak. (7) Nausea atau nyeri perut. (8) Pusing , lemah , berdirinya goyah atau kepala terasa ringan. (9) Menggigil atau muka terasa panas. GANGGUAN STRESS PASCATRAUMA (1) Ada reaktifitas fisiologis akibat paparan terhadap peristiwa yang mirip/ mengingatkan trauma . (2) Sulit memulai tidur, atau sulit mempertahankan tidur ( mudah terbangun ) (3) Respon terkejut yang berlebihan ( exaggerated startle response ). GANGGUAN CEMAS MENYELURUH. (1) Ketegangan otot. (2) Gangguan tidur. GANGGUAN STRESS AKUT. Gejala-gejala ketegangan yang jelas / nyata.
K Dx. GANGGUAN CEMAS yang TIDAK DIKLASIFIKASIKAN DITEMPAT LAIN / TIDAK SPESIFIK / ANXIETY DISORDER NOT OTHERWISE SPECIFIED DSM
IV-TR
Kategori ini meliputi gangguan-2 dengan kecemasan dan menghindari situasi fobik yang menonjol yang tidak memenuhi kriteria spesifik bagi gangguan cemas, atau gangguan penyesuaian dengan campuran afek cemas dan depresif. Contoh meliputi :
14
Gerakan-2 involunter Tics. Blepharospasm Torticollis Opisthotonus Seizures Abnormal gait Falling Astasia-abasia Parallysis Weaknees Aphonia
Anestesia , khususnya pada ekstremitas. Anestesia pada garis tengah. Buta ( Blindness ) Tunnel vision ( seperti melihat pakai teropong) Tuli ( Deafness ) Visceral symtomps. Psychogenic vomiting. Pseudocyesis Globus hystericus Swooning (collapse ) atau syncope. Urinary retention. Diarrhea.
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN KONVERSI DSM IV-TR A. 1 atau lebih gejala-2 atau defisit fungsi otot volunter atau fungsi sensoris yang mengindikasikan adanya gangguan neurologik atau kondisi medis umum. B. Faktor-2 psikologis dianggap berkaitan dengan gejala atau defisit fungsi karena inisiasi atau kekambuhan gejala / defisit fungsi didahului oleh konflik atau stessor lain. C. Gejala atau defisit fungsi tidak diproduksi atau tidak dikendalikan secara sadar ( seperti pada Gangguan buatan atau Malingering ). D. Setelah pemeriksaan yang memadai gejala atau defisit fungsi tidak sepenuhnya dapat dijelaskan dengan kondisi medis umum, atau efek langsung suatu Zat ; atau sebagai akibat perilaku atau pengalaman yang berkaitan dengan budaya / kultural. E. Gejala atau defisit fungsi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial,pekerjaan,atau fungsi penting lainnya; atau dianggap perlu untuk dilakukan evaluasi medis. F. Gejala atau defisit fungsi tidak terbatas hanya pada nyeri atau disfungsi seksual , tidak secara eksklusif terjadi selama gangguan somatisasi , dan tidak dapat diterangkan oleh gangguan mental lainnya. Tipe spesifik dari gejala atau defisit fungsi : Dengan Dengan Dengan Dengan gejala atau defisit fungsi motorik . gejala atau defisit fungsi sensorik. seizures atau kejang-2 gambaran campuran. .
KRITERIA DIAGNOSTIK HIPOKHONDRIASIS DSM IV-TR A. Preokupasi menderita penyakit parah, atau idea dia menderita sakit parah, berdasarkan pada kesalahan interpetasi penderita pada gejala2 tubuhnya. B. Preokupasi menetap perlunya pemeriksaan medis dan bantuan untuk mengatasi kekuatirannya. C. Keyakinan pada kriteria A bukan dalam taraf waham ( misalnya pada gangguan waham tipe somatik ) , dan tidak terbatas pada perhatian berlebih dan ber-ulang-2 pada penampilan tubuhnya. D. Preokupasi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . E. Durasi gangguan se-kurang-2 nya 6 bulan.
14
F. Preokupasi tidak disebabkan oleh Gangguan Cemas Menyeluruh, Gangguan Panik, Episode Depresi Berat, Cemas Perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya. Tipe Spesifik : Dengan insight buruk : hampir sepanjang episode , penderita tidak menyadari bahwa keyakinannya menderita sakit parah adalah berlebihan dan tidak beralasan. KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN CITRA TUBUH ( BODY DYSMORPHIC DISORDER ) DSM IV-TR A. Preokupasi dengan citra / images tubuhnya yang jelek. Jika ada penyimpangan ringan , perhatian penderita sangat berlebihan. B. Preokupasi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . C. Preokupasi tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya ( eg. tidak puas dengan bentuk dan ukuran tubuhnya pada Anorexia Nervosa ).
DSM IV-TR
A. Rasa nyeri pada 1 atau lebih lokasi anatomis merupakan fokus yang menonjol dari gambaran klinisnya dan cukup berat untuk diberikan perhatian klinis. B. Rasa nyeri secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . C. Faktor-2 psikologis dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri. D. Gejala atau defisit fungsi tidak diproduksi atau dikendalikan secara sadar ( seperti pada Gangguan buatan atau Malingering ). E. Rasa nyeri tidak disebabkan oleh gangguan mood, cemas, atau psikotik, dan tidak memenuhi kriteria untuk dyspareunia. Pengkodeannya sebagai berikut : Gangguan nyeri berkaitan dengan faktor-2 psikologis. o Faktor-2 psikologis dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri. o ( Jika ada kondisi medis umum , maka GMC tidak berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri ). o Diagnosa gangguan nyeri ini tidak ditegakkan bila juga memenuhi kriteria gangguan somatisasi. Tipe Spesifik : Akut : durasi kurang dari 6 bulan. Kronik : durasi 6 bulan atau lebih. Gangguan nyeri berkaitan dg faktor-2 psikologis dan kondisi medis umum. o Baik faktor-2 psikologis maupun kondisi medis umum dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri.
14
Gangguan nyeri berkaitan dengan kondisi medis umum. o Suatu kondisi medis umum berperanan utama pada onset, keparahan, o ( Jika ada faktor-2psikologis , faktor-2 tersebut tidak dianggap berperanan
utama pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri ). kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri.
o Kode diagnosa nyeri dipilih berdasarkan hubungan diagnostik dengan o Berdasarkan lokasi anatomi nyeri nya jika kondisi medis umum yang
mendasarinya tidak dapat / jelas ditegakkan diagnosanya ( contoh : Low back pain, sciatic pain, pelvic, headache , facial , chest, joint, bone , abdominal pain , renal , breast, ear, eye , throat, tooth, and urinary pain ). kondisi medis umum bila dapat ditegakkan diagnosanya ; atau
K Dx. GANGGUAN SOMATOFORM yang TIDAK DIKLASIFIKASIKAN DITEMPAT LAIN (TIDAK SPESIFIK) ; GANGGUAN SOMATOFORM NOT OTHERWISE SPECIFIED DSM IV-TR
Kategori ini mencakup gangguan-2 dengan gejala-2 somatoform yang tidak memenuhi kriteria spesifik suatu gangguan somatoform, Contoh 1. Pseudocyesis :
14
Adalah keyakinan yang salah sedang hamil yang berhubungan dengan tanda-2 obyektif kehamilan, misalnya pembesaran perut ( walaupun pusarnya tidak jadi menonjol ), berkurangnya cairan menstruasi, amenorrhea, sensasi subyektif gerakan janin, mual, buah dada membesar dan sekresi, nyeri partus pada perkiraan tanggal lahir. Mungkin ada perubahan hormonal, tetapi sindrom nya tidak dapat dijelaskan dengan suatu kondisi medis umum yang menyebabkan perubahan hormonal ( eg.suatu tumor yang mensekresi hormon ). 2. Suatu gangguan dengan gejala-2 hipokhondriakal nonpsikotik dengan durasi kurang dari 6 bulan. 3. Suatu gangguan dengan keluhan-2 fisik yang tidak dapat dijelaskan ( eg, Kelelahan , badan lemah ) dengan durasi kurang dari 6 bulan yang bukan karena gangguan mental lainnya.
14