Anda di halaman 1dari 16

Dr.

Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

KRITERIA DIAGNOSTIK ( K Dx )GANGGUAN CEMAS DAN PSIKOSOMATIK


FAKTOR-2 PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI KONDISI MEDIS UMUM K Dx : Faktor-2 Psikologis yang Mempengaruhi Kondisi Medis Umum DSM IV-TR . ( Psychological Factors Affecting General Medical Condition / GMC ) .

A. B.

Ada suatu kelainan organik / GMC ( dicantumkan di Axis III ). Faktor-2 psikologis memperparah / memperburuk kelainan organik dengan salah satu cara berikut ini : (1) Faktor-2 tersebut mempengaruhi perjalanan penyakit kelainan organik, terbukti dari adanya hubungan waktu / erat antara terjadinya faktor-2 psikologis dengan berkembangnya atau kambuhnya atau terlambatnya penyembuhan kelainan organiknya. (2) Faktor-2 tersebut mengganggu pengobatan kelainan organiknya. (3) Faktor-2 tersebut menimbulkan resiko-2 kesehatan tambahan bagi penderita. (4) Respon-2 fisiologis yang berkaitan dengan stress mencetuskan atau menimbulkan kekambuhan gejala-2 kelainan organiknya. Pilihlah nama berdasarkan bentuk faktor-2 psikologis-nya ( bila lebih dari satu faktor, pilihlah faktor yang paling menonjol ) ig : Gangguan mental yang mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Gangguan Depresif Berat yang memperlambat penyembuhan Infark miokard. Gejala-2 psikologis yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya) . Axis I : Gejala-2 depresi yang memperlambat penyembuhan operasi. Axis I : Ansietas menyebabkan kambuhnya Asthma.

Ciri-2 Kepribadian atau tipe mekanisme pembelaan ( Coping ) yg mempengaruhi .( sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Penolakan patologis untuk operasi pada penderita kanker menyebabkan . o Axis I : Perilaku memaksa ,hostile ikut berperan menyebabkan penyakit kardiovaskuler Perilaku-2 kesehatan maladatif yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Makan berlebihan ; malas berlatih / fisioterapi ; seks yang tidak aman. Respon fisiologis yang berkaitan dengan stress yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) o Axis I : Kekambuhan .. yang berkaitan dengan stress ; misalnya kekambuhan : Sakit maag , Hipertensi , Aritmia , atau Tension headache. Faktor-2 psikologis tidak spesifik / lainnya yg mempengaruhi (sebutkan Kelainan organiknya ) Axis I : Faktor-2 interpersonal , kultural atau religius .. 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

GANGGUAN CEMAS FOBIA ( PHOBIC ANXIETY DISORDERS ) - ICD - X .


K. DX. AGORAFOBIA ( FOBIA TEMPAT TERBUKA ) ICD X : Ada ketakutan pada atau menghindar dari yang menonjol dan persisten, se-kurang-2nya dua dari situasi-2 berikut ini : (1) Suasana ramai / banyak orang . (2) Tempat-2 umum. (3) Bepergian sendiri. (4) Bepergian keluar rumah. B. Minimal ada 2 gejala cemas yang terjadi bersamaan saat menghadapi situasi yang menakutkan ; se-kurang2nya terjadi sekali sejak onset gangguan ; dan salah satu gejala cemas tersebut haruslah salah satu dari gejala nomor (1) sampai (4) tersebut dibawah ini : Gejala rangsangan sistim otonomik : (1) Ber-debar-2 ; atau detak jantung yg kuat, atau denyut jantung meningkat. (2) Berkeringat. (3) Gerakannya gemetar, atau suaranya bergetar. (4) Mulut kering ( bukan disebabkan obat atau dehidrasi ). Gejala-2 dada dan perut : ( GEJALA HIPOKONDRIK ) (5) Kesulitan bernafas ( merasa nafasnya berat , Note : bukan sesak nafas ) (6) Merasa tercekik (7) Nyeri dada atau dada terasa tidak enak. (8) Nausea atau nyeri perut (e.g. nyeri lambung / lambung terasa melilit ). Gejala-2 status mental : (9). Merasa : pusing, lemah , goyah ( tidak kokoh berdirinya ) , atau kepala terasa ringan. (10). Perasaan bahwa obyek-2 / benda-2 jadi tidak nyata ( derealisasi ) ; atau ada depersonalisasi dimana merasa dirinya tidak benar-2 ada disini atau dirinya berada jauh dari sini . (11). Takut tak bisa mengontrol diri , takut jadi gila , habis riwayatnya (passing out ). (12). Takut meninggal / mati. C. Distress emosional yang signifikan yang disebabkan penghindaran atau akibat gejala-2 cemas , dan penderita tahu bahwa kekuatirannya tidak beralasan dan berlebihan. D. Gejala2nya terbatas pada; atau predominan saat menghadapi atau memfikirkan situasi yang menakutkan .. E. Kriteria eksklusi yang paling sering dipakai : Ketakutan atau menghindari situasi-nya bukan disebabkan : Waham, halusinasi ; atau gangguan lainnya : misalnya gangguan mental organik , Skizofrenia dan gangguan yang berkaitan dengan Skizofrenia , gangguan mood ( affektif ) , atau gangguan obsesif kompulsif ; dan bukan akibat sekunder dari keyakinan / kepercayaan budayanya. Ada / tidak adanya gangguan panik pada mayoritas situasi fobik ditunjukkan dengan digit ke lima dari kode diagnosis , yaitu : Dengan gangguan panik. Tanpa gangguan panik, 14

A.

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

Pilihan-2 derajat keparahan : Derajat keparahan Agorafobia dinilai dengan berdasarkan derajat penghindaran , dengan memperhitungkan masalah budaya tertentu Derajat keparahan Sosialfobia dinilai dengan menghitung jumlah serangan panik.

TEMA-TEMA PSIKODINAMIKA GANGGUAN PANIK ( PSYCHODYNAMIC THEMES IN PANIC DISORDES ) :


1. Kesulitan mentoleransi marah. 2. Pemisahan fisik maupun emosional dari signifikan figure baik dimasa kanak-2 maupun dewasa. 3. Bisa dicetuskan oleh situasi meningkatnya tanggung jawab pekerjaan. 4. Persepsi terhadap orang tuanya yang : mengontrol , menakutkan , kritis ( pencela ) dan tidak pernah puas . 5. Representasi hubungan internal yg melibatkan pelecehan fisik atau seksual . 6. Terkungkung dalam perasaan tidak berdaya / terjebak yang kronis. 7. Lingkaran setan kemarahan terhadap perilaku rejeksi orangtuanya disertai cemas karena fantasi-nya yang ingin mendobrak keterikatan / ketergantungannya pada orang tuanya. 8. Kegagalan fungsi ego memberi tanda / signal cemas terkait dengan adanya fragmentasi diri atau bingung pada batas-2 antara dirinya dengan orang lain. 9. Tipe mekanisme pertahanan yang : reaksi formasi , undoing , somatisasi , dan eksternalisasi.

KRITERIA SERANGAN PANIK DSM IV-TR ( CRITERIA Dx. for PANIC ATTACK )
Note : Serangan Panik adalah bukan gangguan yang ada kodenya. Beri kode pada diagnosa spesifik dimana serangan panik terjadi ( eg. gangguan panik dengan agoraphobia ) . KRITERIA SERANGAN PANIK DSM IV-TR Satu periode berdiri sendiri dari rasa takut atau tidak nyaman yang kuat, dimana ada 4 ( atau lebih ) dari gejala-2 berikut ini, muncul mendadak dan mencapai puncaknya dalam 10 menit. (1) Ber-debar-2 ; atau detak jantung kuat , atau denyut jantung meningkat. (2) Berkeringat. (3) Gerakannya gemetar , atau suaranya bergetar. (4) Sensasi merasa nafasnya pendek atau nafasnya tersumbat. (5) Merasa tercekik. (6) Nyeri dada atau dada terasa tidak enak. (7) Nausea atau nyeri perut. (8) Pusing , lemah , berdirinya goyah atau kepala terasa ringan. (9) Derealisasi ( perasaan tidak nyata ) atau depersonalisasi (terpisah dari dirinya) (10) Takut kehilangan kontrol diri atau takut jadi gila. (11) Takut meninggal. (12) Parestesia ( rasa kebas atau kesemutan ). (13) Menggigil atau muka terasa panas.

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK TANPA AGORAFOBIA DSM IV-TR A. Keduanya (1) dan (2), yaitu : (1) Serangan panik yang tidak terduga yang sering kambuh. (2) Se-kurang-2 nya salah satu serangan panik diikuti 1 bulan ( atau lebih ) dari 1 ( atau lebih ) berikut ini : (a) Kekuatiran menetap adanya serangan susulan. (b) Kekuatiran terhadap bentuk atau dampak serangan-nya ( e.g. Kehilangan kontrol , mengalami serangan jantung , jadi gila ). (c) Suatu perubahan perilaku yang signifikan berkaitan dengan serangannya. B. Tidak ada agoraphobia. C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari suatu Zat ( e.g. PgZ , POd ) atau GMC ( hipertiroidisme ). D. Serangan-2 panik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. terjadi saat terpapar situasi sosial yang menakutkan ), o Fobia spesifik / khas ( e.g saat terpapar situasi fobik yang spesifik ), o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. sebagai respon terhadap perpisahan dari keluarga dekatnya atau pergi keluar rumah ). KRITERIA DIAGNOSTIK SERANGAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA DSM IV-TR A. Keduanya (1) dan (2), yaitu : (1) Serangan panik yang tidak terduga yang sering kambuh . (2) Se-kurang-2 nya salah satu serangan panik diikuti 1 bulan ( atau lebih ) dari 1 ( atau lebih ) berikut ini : (a) Kekuatiran menetap adanya serangan susulan. (b) Kekuatiran terhadap bentuk atau dampak serangan-nya ( e.g. Kehilangan kontrol , mengalami serangan jantung , jadi gila ). (c) Suatu perubahan perilaku yang signifikan berkaitan dengan serangannya. B. Ada agoraphobia. C. Serangan panic tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari suatu Zat( e.g. Penyalah gunaan Zat , pengobatan ) atau GMC ( hipertiroidisme ). D. Serangan-2 panik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. terjadi saat terpapar situasi sosial yang menakutkan ), o Fobia spesifik ( e.g saat terpapar situasi fobik yang spesifik ), o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. sebagai respon terhadap perpisahan dari keluarga dekatnya atau pergi keluar rumah ). KRITERIA AGORAFOBIA DSM IV-TR Note : Agorafobia adalah bukan gangguan yang ada kodenya. Kode nya pada diagnosa spesifik dimana Agorafobia terjadi (gangguan panik dengan agoraphobia ; atau Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik ) . 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

A. Cemas bila berada di tempat-2 atau situasi-2,dimana dia sulit melarikan diri ( atau memalukan ) ; atau dimana tidak ada pertolongan bila terjadi serangan panik yang tidak terduga, atau situasi yang merupakan predisposisi terjadinya serangan panik , atau terjadi gejala-2 mirip panik, Tipe-2 situasi agorafobik yang menakutkan berupa: diluar rumah sendiri, berada ditempat ramai , berdiri dalam antrian / barisan , diatas jembatan , bepergian naik bis / kereta api / mobil . Note : Pertimbangkan diagnosa Fobia spesifik jika penghindaran nya terbatas pada satu atau hanya sedikit situasi-2 spesifik , atau Fobia sosial bila penghindarannya terbatas pada situasi social. B. Situasi-2 fobik bisa dihindari ( eg. Membatasi bepergian ) ; atau dihadapi dengan distress nyata, dengan cemas mengalami serangan panik / gejala-2 mirip panik, atau memerlukan hadirnya seorang teman.. C. Kecemasan atau menghindari situasi fobik tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Fobia sosial ( e.g. penghindaran terbatas pada situasi sosial karena takut malu / dipermalukan ), o Fobia spesifik ( e.g penghindaran terbatas satu situasi spesifik, misalnya elevator / lift ). o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g.mengindari meninggalkan rumah atau keluarganya) KRITERIA DIAGNOSTIK AGORAFOBIA TANPA RIWAYAT GANGGUAN PANIK DSM IV-TR A. Adanya Agorafobia yang berkaitan dengan takut munculnya gejala-2 mirip panik, ( e.g. dizziness atau diare ) . B. Tidak pernah memenuhi kriteria gangguan panik . C. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( e.g. Penyalah gunaan Zat , Pengobatan ) atau suatu GMC. D. Jika ada hubungan dengan GMC , Ketakutan yang didiskripsikan pada krtieria A nampak jelas-2 lebih berat dari kaitannya dengan GMC. KRITERIA DIAGNOSTIK FOBIA SPESSIFIK / KHAS DSM IV-TR A. Ketakutan nyata dan persisten yang berlebihan dan tidak beralasan , disebabkan oleh adanya atau antisipasi terhadap suatu obyek atau situasi spesifik ( e.g. Terbang, ketinggian, binatang , akan disuntik , melihat darah ). B. Paparan pada stimulus fobik hampir selalu segera memprovokasi respon cemas , bisa dalam bentuk situasional yang mendekati / mirip atau yang mempredisposisi serangan panik, Note : Pada anak-anak Cemas diekspresikan dengan menangis , rewel , gemetaran , memeluk erat-2. C. Penderita menyadari bahwa ketakutannya berlebihan dan tidak beralasan. Note : Pada anak-anak gambaran ini mungkin tidak ada. D. Situasi (-2) fobik dihindari atau dihadapi dengan cemas dan distress yg kuat. E. Penghindaran, cemas antisipasi atau distress pada situasi (-2) yang menakutkan mengganggu kegiatan rutin, fungsi pekerjaan ( sekolah ) , aktivitas / hubungan sosial ; atau ada distress nyata karena fobia-nya. 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

F. Penderita yg umurnya kurang dari18 tahun, durasinya minimal 6 bulan. G. Kecemasan , serangan panik ,atau menghindari obyek / situasi fobik yang spesifik , tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Gangguan Obsesi Kompulsif ( e.g. saat terpapar kotoran jadi obsessi terkontaminasi ) . o Gangguan Sress Pascatrauma (e.g. sebagai respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan suatu stressor berat ) . o Gangguan cemas perpisahan ( e.g. mengindar kesekolah ). o Fobia sosial (e.g. penghindaran situasi sosial karena takut dipermalukan) o Gangguan panik dengan Agoragobia atau Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik. Tipe Spesifik.: Tipe Fobia binatang. Tipe Fobia lingkungan alam ( Ketinggian , badai , perairan ). Tipe Fobia situasi ( e.g. Pesawat terbang, elevator , tempat tertutup ) Tipe lain : ( takut tercekik, takut muntah, takut menderita penyakit ; pada anak-2 takut : suara keras, corak kostum tertentu / pakaian badut ) .

KRITERIA DIAGNOSTIK FOBIA SOSIAL DSM IV-TR


A. Ketakutan nyata, persisten terhadap 1 atau lebih dari : situasi sosial atau performa / kondisi situasi-2 dimana individu dihadapkan pada orang yang tidak dikenal atau kemungkinan diuji / dinilai oleh orang lain ( akan ujian/wawancara ). Individu takut dia akan berperilaku ( atau kelihatan gejala-2 cemasnya ) yang akan mempermalukan-nya atau membuat-nya tidak dihargai orang lain. Note : pada anak-2 , harus dibuktikan kapasitas hubungan sosial dengan orang-2 yang dikenalnya / kenal erat dan kecemasan harus terjadi saat berhadapan dengan teman sebayanya ; tidak hanya jika berhubungan dg orang dewasa. B. Paparan pada situasi sosial yang ditakuti hampir selalu segera memprovokasi cemas, bisa dalam bentuk situasional yang mendekati/mirip atau mempredisposisi serangan panik. Note : Pada anak-anak Cemas diekspresikan dengan menangis , rewel , gemetaran , menarik diri dari situasi sosial dengan orang-2 yang tidak dikenalnya.. C. Penderita menyadari bahwa ketakutannya berlebihan dan tidak beralasan. Note : Pada anak-anak gambaran ini mungkin tidak ada. D. Situasi (-2) fobik dihindari atau dihadapi dengan cemas dan distress yg kuat. E. Penghindaran, cemas antisipasi atau distress pada situasi (-2) yang menakutkan mengganggu kegiatan rutin, fungsi pekerjaan ( sekolah ) , aktivitas / hubungan sosial ; atau ada distress nyata karena fobia-nya. F. Penderita yg umurnya kurang dari18 tahun, durasinya minimal 6 bulan. G. Ketakutan atau penghindaran tidak disebabkan efek fisiologis langsung akibat suatu Zat ( misalnya Penyalahgunaan Zat atau pengobatan ) atau kondisi medis umum , dan tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya,misalnya o Gangguan panik dengan / tanpa Agoragobia o Gangguan cemas perpisahan , o Body dysmorphic disorder. o Gangguan perkembangan pervasif ,atau o Gangguan kepribadian skizoid.

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

H. Jika ada suatu GMC atau gangguan mental lainnya , Ketakutan yang tercantum pada kriteria A tidak berkaitan dengan-nya ;( misalnya ketakutan-nya bukan disebabkan : Gagap / tremor pada penderita penyakit Parkinson ; atau perilaku makan yang abnormal pada anorexia / bulimia nervosa ). Tipe Spesifik.: Fobia situasi menyeluruh / general : jika ketakutan-nya pada banyak situasi sosial ( juga perlu dipertimbangkan sebagai diagosa tambahan pada Gangguan kepribadian menghindar ) .

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN OBSESI KOMPULSI DSM IV-TR


A. Adanya salah satu Obsesi atau Kompulsi : Obsesi ditandai oleh (1), (2), (3), dan 4 : (1) Pikiran , impuls atau images (bayangan pikiran) yang berulang-2, persisten yang dialami pada suatu masa selama periode gangguannya, bersifat intrusif , tidak adekwat yang menyebabkan ansietas dan distress nyata. (2) Pikiran , impuls atau images -nya tidak hanya sekedar kekuatiran berlebihan tentang problem-2 kehidupan nyata. (3) Penderita berusaha mengabaikan atau menekan pikiran , impuls atau images atau menetralkan-nya dengan pikiran / perbuatan lain. (4) Penderita menyadari bahwa pikiran , impuls atau images yang obsesional itu adalah hasil / produk dari pikirannya sendiri. Kompulsi ditandai oleh (1), dan (2) : (1) Meng-ulang-2 perilaku / tindakan ( eg. Mencuci tangan , menata , mengecek ) atau aktivitas mental ( eg. Berdoa, menghitung , meng-ulang kata-2 dengan pelan-2 ) dimana penderita merasa terpaksa melakukan-nya sebagai respon terhadap obsesinya , mematuhi aturan yang harus diikuti secara kaku. (2) Perilaku-2 atau aktivitas mental-nya ditujukan untuk mencegah atau meringankan distress ; atau untuk mencegah beberapa peristiwa / situasi yang mengerikan ( membosankan / tidak enak ) ; Perilaku-2 atau aktivitas mental-nya yang ditujukan untuk menetralkan atau mencegah peristiwa tersebut dilakukan dengan cara yang tidak realistik ; atau sangat berlebihan. B. Selama perjalanan penyakitnya, penderita menyadari bahwa obesi atau kompulsi nya adalah sangat berlebihan dan tidak masuk akal. Note : hal ini tidak berlaku bagi anak-anak. C. Obsesi atau kompulsi-nya menyebabkan distress nyata , menghabiskan waktu ( lebih dari 1 jam sehari ) , atau mengganggu fungsi / taraf aktivitas rutin, pekerjaan ( atau akademik ) , sosial umum atau hubungan sosial. D. Jika ada diagnosa di Axis I , maka isi dari obsesi atau kompulsi -nya tidak dibatasi oleh/ terbatas pada diagnosa tersebut ( eg. o Preokupasi makanan pada suatu gangguan makan ; o Mencabut rambut pada trichotilomania ; o Sangat memperhatikan penampilan tubuh pada body dysmorphic disorder o Preokupasi obat pada Penyalah gunaan Zat ; o Preokupasi menderita sakit berat pada hipokondriasis ; o Preokupasi dorongan / fantasi seksual pada paraphilia ; o Perasaan salah ber-ulang-2 pada episode depresi berat. ) 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

E.. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( e.g. Penyalah gunaan Zat , Pengobatan ) atau suatu GMC. Tipe Spesifik : Dengan insight buruk , jika pada hampir sebagian besar waktu selama episoda saat ini, penderita tidak menyadari bahwa Obesi atau kompulsi-nya berlebihan dan tidak beralasan.

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN STRESS PASCATRAUMA DSM IV-TR


A. Orang yang dipaparkan pada suatu peristiwa traumatik , dimana ada 2 dari berikut ini : (1) Orang yang mengalami, menyaksikan, atau yang dikonfrontasikan / dihadapkan pada 1 atau lebih peristiwa yang nyata-2 menyebabkan ancaman kematian,atau cedera berat, atau mengancam integritas dirinya atau orang-2 lain . (2) Respon orang tersebut berupa merasa sangat takut, tidak ada pertolongan , atau rasa ngeri ( horror ) yang hebat. Note : pada anak-2 responnya bisa berupa perilaku disorganisasi / agitasi. B. Peristiwa traumatik secara persisten dihayati kembali dengan 1 (atau lebih) cara berikut ini . (1) Distress yang persiten dan intrusif bila mengingat kembali (rekoleksi) peristiwa itu.Rekoleksi meliputi images, pikiran atau persepsi-2. Note : pada anak-2 muda distress bisa terjadi bila bermain-main permainan yang mengulang tema atau aspek traumatiknya. (2) Mimpi yang menakutkan dan berulang tentang peristiwa itu. Note : pada anak-2,bisa berupa mimpi yang menakutkan yang tidak jelas isi/tema-nya. (3) Merasa atau berperilaku seperti saat peristiwa traumatik terulang lagi. ( berupa penghayatan peristiwa itu terjadi lagi, ilusi, halusinasi; dan episoda-2 kilas balik dissosiatif , termasuk yang terjadi saat bangun tidur atau intoksikasi alkohol ). Note : pada anak-2 bisa terjadi pengulangan peristiwa yang mirip dengan trauma ( trauma-specific reenacment ). (4) Distress psikologis yang kuat akibat paparan terhadap tanda-2 internal atau eksternal yang menyimbolkan atau mirip suatu aspek peristiwa traumatik. (5) Ada reaktifitas fisiologis akibat paparan terhadap tanda-2 internal atau eksternal yang menyimbolkan / mirip suatu aspek peristiwa traumatik. C. Secara persisten menghindar terhadap stimulus yang berkaitan dengan trauma,dan penumpulan menyeluruh responsitas (sebelum trauma tidak ada), seperti yang ditunjukkan oleh 3 ( atau lebih ) berikut ini : (1) Usaha-2 untuk menghindari pikiran, perasaan, pembicaraan yang berkaitan dengan trauma. (2) Usaha-2 untuk menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan penghayatan kembali (ulang) trauma. (3) Ketidak mampuan mengingat kembali suatu aspek penting dari trauma. (4) Penurunan minat dan partisipasi ikut kegiatan-2 penting. (5) Perasaan tersingkir (detachment ) atau terpisah (estrangement) dari orang lain. 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

Responsivitas afek terbatas (eg. tidak bisa menghayati perasaan cinta). Merasa masa depannya suram ( eg. tidak peduli pada : karier nya; perkawinan; anak-2 ; atau cara hidup yang normal ) D. Gejala-2 peningkatan ketegangan yang menetap (tidak ada sebelum trauma); seperti yang ditunjukkan oleh 2 ( atau lebih ) berikut ini : (1) Sulit memulai tidur, atau sulit mempertahankan tidur (mudah terbangun) (2) Irritabilitas atau ledakan peningkatan ketegangan marah. (3) Sulit konsentrasi. (4) Hypervigillance. (5) Respon terkejut yang berlebihan ( exaggerated startle response ). E. Durasi gangguan harus lebih dari 1 bulan ( gejala2 kriteria B, C dan D ) F. Gangguan menyebabkan distress dan hendaya nyata dibidang sosial, pekerjaan , atau fungsi-2 penting lainnya. Tipe-2 khusus : Akut : jika durasi gejala kurang dari 3 bulan ( setelah stressor ). Kronik : jika durasi gejala 3 bulan atau lebih ( setelah stressor ). Tipe-2 khusus : Dengan onset lambat : jika onset gejala terjadi se-kurang-2nya 6 bulan setelah stressor . KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN STRESS AKUT DSM IV-TR A. Orang yang dipaparkan pada suatu peristiwa traumatik akan mengalami 2 dari berikut ini : (1) Orang yang mengalami, menyaksikan, atau yang dihadapkan pada 1 atau lebih peristiwa yang nyata-2 menyebabkan ancaman kematian , atau cedera berat, atau mengancam integritas dirinya atau orang-2 lain (2) Respon orang tersebut berupa merasa sangat takut, tidak ada pertolongan , atau rasa ngeri ( horror ) yang hebat. B. Selama dan/atau sesudah mengalami peristiwa yang sangat menegangkan , individu mengalami 3 (atau lebih) gejala dissosiatif berikut ini : (1) Sensasi subyektif berupa penumpulan, tidak terlibatnya, atau hilangnya respon emosional . (2) Penurunan kewaspadaan terhadap lingkungannya (eg.seperti terpaku) (3) Derealisasi. (4) Depersonalisasi. (5) Dissosiative amnesia (ig. Ketidakmampuan mengingat aspek penting trauma ). C. Peristiwa traumatik secara persisten dihayati kembali dengan 1 (atau lebih) cara berikut ini o Pengulangan : images , pikiran-2, ilusi-2, episode kilas-balik , atau o Penghayatan kembali pengalamannya ,atau o Distress pada paparan yang mengingatkan pada peristiwa traumatik. D. Penghindaran signifikan terhadap stimulus-2 yang membangkitkan rekoleksi trauma ( pikiran, perasaan, pembicaraan, aktivitas, tempat, orang-2 ) E. Gejala nyata cemas atau peningkatan ketegangan (eg. Sulit tidur, irritabilitas, konsentrasinya buruk, hypervigillance, respon terkejut yang berlebihan, banyak gerak karena gelisah ( motor restlessness ). F. Gangguan menyebabkan distress dan hendaya nyata dibidang sosial, pekerjaan , atau fungsi-2 penting lainnya ; atau gangguan kemampuan individual 14

(6) (7)

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

nya untuk melakukan tugas-2 penting misalnya mencari bantuan yang diperlukan atau memobilisasi sumber daya manusia guna menceritakan pada anggauta keluarganya tentang peristiwa traumatik. G. Gangguan berlangsung minimal 2 hari, maksimal 4 minggu dan terjadi dalam 4 minggu dari peristiwa traumatik. F. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( eg. Penyalahgunaan Zat, pengobatan) atau kondisi medis umum; bukan disebabkan Brief Pschotic Disorder, bukan kekambuhan dari gangguan pd Axis I atau II.

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN CEMAS MENYELURUH DSM IV-TR


A. Kecemasan dan Kekuatiran ( kuatir terhadap harapannya ) berlebihan tentang beberapa peristiwa atau aktivitas ( eg. kinerja pekerjaan atau sekolah ); terjadi selama minimal 6 bulan. B. Penderita mengalami kesulitan mengontrol kekuatirannya. C. Kecemasan dan kekuatiran dihubungkan dengan 3 ( atau lebih ) dari 6 gejala2 berikut ( dimana beberapa gejala dialami selama selama minimal 6 bulan ). Note : pada anak-2 cukup hanya 1 gejala. (1) Bergerak-2 ( restlessness ) terus atau terpaku pada satu tempat. (2) Mudah merasa capai. (3) Sulit konsentrasi atau pikirannya kosong, (4) Irritabilitas. (5) Ketegangan otot. (6) Gangguan tidur ( sulit memulai tidur atau sulit mempertahankan tidur / tidak nyenyak ; atau tidurnya tidak memuaskan karena banyak gerak ). D. Fokus kecemasan dan kekuatiran tidak terbatas/disebabkan oleh gambaran gangguan pada Axis I eg. bukan kecemasan atau kekuatiran mengalami ( misalnya pada ) : o Serangan panik (pada gangguan panik ) ; o Kontaminasi ( pada gangguan obsesi kompulsif ) o Pergi keluar rumah atau berpisah dengan keluarga dekat ( pada cemas perpisahan ) o Berat badan naik / gemuk ( pada anoreksia nervosa ) . o Banyak keluhan fisik ( pada gangguan somatisasi ). o Menderita penyakit serius/parah ( hipokhondriasis ).; atau tidak sedang mengalami gangguan stress pascatrauma. E. Kecemasan , kekuatiran atau gejala-2 fisik secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya. F. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( eg. Penyalahgunaan Zat, pengobatan) atau kondisi medis umum ( eg. hipertiroidisme ) ; dan Tidak terjadi secara eksklusif selama suatu : episode gangguan mood , gangguan psikotik , atau gangguan perkembangan pervasive GEJALA-2 FISIK GANGGUAN CEMAS YANG EKSPLISIT DICANTUMKAN PADA DSM IV-TR GANGGUAN PANIK. (1) Ber-debar-2 ; atau detak jantung kuat , atau denyut jantung meningkat. (2) Berkeringat. (3) Gerakannya gemetar , atau suaranya bergetar. (4) Sensasi merasa nafasnya pendek atau nafasnya tersumbat. (5) Merasa tercekik. 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

(6) Nyeri dada atau dada terasa tidak enak. (7) Nausea atau nyeri perut. (8) Pusing , lemah , berdirinya goyah atau kepala terasa ringan. (9) Menggigil atau muka terasa panas. GANGGUAN STRESS PASCATRAUMA (1) Ada reaktifitas fisiologis akibat paparan terhadap peristiwa yang mirip/ mengingatkan trauma . (2) Sulit memulai tidur, atau sulit mempertahankan tidur ( mudah terbangun ) (3) Respon terkejut yang berlebihan ( exaggerated startle response ). GANGGUAN CEMAS MENYELURUH. (1) Ketegangan otot. (2) Gangguan tidur. GANGGUAN STRESS AKUT. Gejala-gejala ketegangan yang jelas / nyata.

K Dx. GANGGUAN CEMAS disebabkan KONDISI MEDIS UMUM DSM IV-TR


A. Gambaran klinisnya didominasi : Cemas, serangan panik, atau obsesi atau kompulsi yang menonjol / nyata. B. Ada bukti dari Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratoris bahwa gangguannya disebabkan efek fisiologis langsung akibat kondisi medis umum. C. Gangguan tidak dapat diterangkan ( bukan disebabkan ) oleh gangguan mental lainnya ( eg. Gangguan penyesuaian dengan Cemas, dimana stressornya adalah suatu kondisi medis umum yang parah ). D. Gangguan tidak terjadi eksklusif selama periode delirium. E. Gangguan secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya. Tipe spesifik : Dengan cemas menyeluruh : bila kecemasan atau kekuatiran tentang beberapa peristiwa atau aktivitas mendominasi gambaran klinisnya. Dengan serangan panik : jika serangan panik mendominasi gambaran klinisnya. Dengan gejala-2obsesi-kompulsif : jika obsesi-2 atau kompulsi-2 mendominasi gambaran klinisnya. Coding note : o Cantumkan nama GMC pada Axis I , eg. Gangguan cemas karena Pheochromocytoma , dengan cemas menyeluruh o Cantumkan kode GMC pada Axis III.

K Dx. GANGGUAN CEMAS yang TIDAK DIKLASIFIKASIKAN DITEMPAT LAIN / TIDAK SPESIFIK / ANXIETY DISORDER NOT OTHERWISE SPECIFIED DSM
IV-TR
Kategori ini meliputi gangguan-2 dengan kecemasan dan menghindari situasi fobik yang menonjol yang tidak memenuhi kriteria spesifik bagi gangguan cemas, atau gangguan penyesuaian dengan campuran afek cemas dan depresif. Contoh meliputi :

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

1. Gangguan campuran Cemas-depresif : klinis ada gejala-2 signifikan dari


Kecemasan dan Depresi , tetapi tidak memenuhi suatu kriteria spesifik: gangguan cemas maupun gangguan mood. 2 2. Klinis ada gejala- signifikan Sosial fobia yang berkaitan dengan dampak sosial menderita suatu gangguan medis umum atau gangguan mental (GMC : penyakit Parkinson , kelainan kulit ; Gangguan mental : Gagap , Anorexia Nervosa , Body dysmorphic disorder ) 3. Situasi-2 dimana gangguan cukup serius untuk mempertimbangkan suatu diagnosis gangguan cemas tetapi penderita gagal melaporkan gejala-2 untuk memenuhi suatu kriteria spesifik gangguan cemas ; contoh Seorang penderita yg melaporkan seluruh gambaran gangguan panik tanpa agorafobia, kecuali bahwa serangan panik-nya hanya terbatas pada gejala-2 serangan saja. 4. Situasi-2 dimana klinisi menyimpulkan ada gangguan cemas tetapi tidak dapat menentukan apakah itu primer , atau karena kondisi medis umum atau diinduksi Zat.

KRITERIA RISET untuk GANGGUAN CEMAS - DEPRESIF CAMPURAN DSM IV-TR


A. Ada dysphoric mood yang persisten atau rekuren,berlangsung se-kurang2 nya selama 1 bulan. B. Dysphoric mood disertai se-kurang2 nya selama 1 bulan , 4 ( atau lebih ) dari gejala-2 berikut ini : (1) Sulit konsentrasi atau pikirannya kosong, (2) Gangguan tidur ( sulit memulai tidur atau sulit mempertahankan tidur/tidak nyenyak ; atau tidurnya tidak memuaskan karena banyak gerak ). (3) Kelelahan atau energi rendah/kurang. (4) Irritabilitas. (5) Kuatir. (6) Mudah menangis. (7) Hypervigillance. (8) Antisipasi sesuatu yang buruk akan terjadi. (9) Tidak ada harapan ( pesimis tentang masa depan secara pervasif ). (10) Harga diri rendah atau perasaan tidak berharga, C. Gangguan secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial , pekerjaan, atau fungsi penting lainnya. D. Gejala-2 tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu Zat ( eg. Penyalahgunaan Zat, pengobatan) atau kondisi medis umum. E. Semua dari berikut ini : (1) Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor , gangguan distimik, gangguan panik, atau gangguan cemas menyeluruh. (2) Saat ini tidak memenuhi kriteria gangguan cemas atau gangguan mood ( termasuk suatu gangguan cemas atau mood dengan remisi parsial ). (3) Bukan disebabkan gangguan mental lainnya. .

GANGGUAN SOMATOFORM ( SOMATOFORM DISORDERS )


GEJALA UMUM PADA GANGGUAN KONVERSI ( CONVERSION DISORDER ). Gejala motorik Defisit (fungsi) sensoris. 14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

Gerakan-2 involunter Tics. Blepharospasm Torticollis Opisthotonus Seizures Abnormal gait Falling Astasia-abasia Parallysis Weaknees Aphonia

Anestesia , khususnya pada ekstremitas. Anestesia pada garis tengah. Buta ( Blindness ) Tunnel vision ( seperti melihat pakai teropong) Tuli ( Deafness ) Visceral symtomps. Psychogenic vomiting. Pseudocyesis Globus hystericus Swooning (collapse ) atau syncope. Urinary retention. Diarrhea.

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN KONVERSI DSM IV-TR A. 1 atau lebih gejala-2 atau defisit fungsi otot volunter atau fungsi sensoris yang mengindikasikan adanya gangguan neurologik atau kondisi medis umum. B. Faktor-2 psikologis dianggap berkaitan dengan gejala atau defisit fungsi karena inisiasi atau kekambuhan gejala / defisit fungsi didahului oleh konflik atau stessor lain. C. Gejala atau defisit fungsi tidak diproduksi atau tidak dikendalikan secara sadar ( seperti pada Gangguan buatan atau Malingering ). D. Setelah pemeriksaan yang memadai gejala atau defisit fungsi tidak sepenuhnya dapat dijelaskan dengan kondisi medis umum, atau efek langsung suatu Zat ; atau sebagai akibat perilaku atau pengalaman yang berkaitan dengan budaya / kultural. E. Gejala atau defisit fungsi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial,pekerjaan,atau fungsi penting lainnya; atau dianggap perlu untuk dilakukan evaluasi medis. F. Gejala atau defisit fungsi tidak terbatas hanya pada nyeri atau disfungsi seksual , tidak secara eksklusif terjadi selama gangguan somatisasi , dan tidak dapat diterangkan oleh gangguan mental lainnya. Tipe spesifik dari gejala atau defisit fungsi : Dengan Dengan Dengan Dengan gejala atau defisit fungsi motorik . gejala atau defisit fungsi sensorik. seizures atau kejang-2 gambaran campuran. .

KRITERIA DIAGNOSTIK HIPOKHONDRIASIS DSM IV-TR A. Preokupasi menderita penyakit parah, atau idea dia menderita sakit parah, berdasarkan pada kesalahan interpetasi penderita pada gejala2 tubuhnya. B. Preokupasi menetap perlunya pemeriksaan medis dan bantuan untuk mengatasi kekuatirannya. C. Keyakinan pada kriteria A bukan dalam taraf waham ( misalnya pada gangguan waham tipe somatik ) , dan tidak terbatas pada perhatian berlebih dan ber-ulang-2 pada penampilan tubuhnya. D. Preokupasi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . E. Durasi gangguan se-kurang-2 nya 6 bulan.

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

F. Preokupasi tidak disebabkan oleh Gangguan Cemas Menyeluruh, Gangguan Panik, Episode Depresi Berat, Cemas Perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya. Tipe Spesifik : Dengan insight buruk : hampir sepanjang episode , penderita tidak menyadari bahwa keyakinannya menderita sakit parah adalah berlebihan dan tidak beralasan. KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN CITRA TUBUH ( BODY DYSMORPHIC DISORDER ) DSM IV-TR A. Preokupasi dengan citra / images tubuhnya yang jelek. Jika ada penyimpangan ringan , perhatian penderita sangat berlebihan. B. Preokupasi secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . C. Preokupasi tidak disebabkan oleh gangguan mental lainnya ( eg. tidak puas dengan bentuk dan ukuran tubuhnya pada Anorexia Nervosa ).

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN NYERI / PAIN DISORDER

DSM IV-TR

A. Rasa nyeri pada 1 atau lebih lokasi anatomis merupakan fokus yang menonjol dari gambaran klinisnya dan cukup berat untuk diberikan perhatian klinis. B. Rasa nyeri secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . C. Faktor-2 psikologis dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri. D. Gejala atau defisit fungsi tidak diproduksi atau dikendalikan secara sadar ( seperti pada Gangguan buatan atau Malingering ). E. Rasa nyeri tidak disebabkan oleh gangguan mood, cemas, atau psikotik, dan tidak memenuhi kriteria untuk dyspareunia. Pengkodeannya sebagai berikut : Gangguan nyeri berkaitan dengan faktor-2 psikologis. o Faktor-2 psikologis dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri. o ( Jika ada kondisi medis umum , maka GMC tidak berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri ). o Diagnosa gangguan nyeri ini tidak ditegakkan bila juga memenuhi kriteria gangguan somatisasi. Tipe Spesifik : Akut : durasi kurang dari 6 bulan. Kronik : durasi 6 bulan atau lebih. Gangguan nyeri berkaitan dg faktor-2 psikologis dan kondisi medis umum. o Baik faktor-2 psikologis maupun kondisi medis umum dianggap berperanan penting pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri.

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

o Hubungan kondisi medis umum dengan lokasi anatomis rasa nyeri


dicantumkan pada axis III (lihat dibawah ) Tipe Spesifik : Akut : durasi kurang dari 6 bulan. Kronik : durasi 6 bulan atau lebih.
Note : Berikut ini tidak termasuk suatu gangguan mental ,dan dicantumkan disini guna memfasilitasi Differensial Diagnosis.

Gangguan nyeri berkaitan dengan kondisi medis umum. o Suatu kondisi medis umum berperanan utama pada onset, keparahan, o ( Jika ada faktor-2psikologis , faktor-2 tersebut tidak dianggap berperanan
utama pada onset, keparahan, kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri ). kekambuhan , atau maintenen rasa nyeri.

o Kode diagnosa nyeri dipilih berdasarkan hubungan diagnostik dengan o Berdasarkan lokasi anatomi nyeri nya jika kondisi medis umum yang
mendasarinya tidak dapat / jelas ditegakkan diagnosanya ( contoh : Low back pain, sciatic pain, pelvic, headache , facial , chest, joint, bone , abdominal pain , renal , breast, ear, eye , throat, tooth, and urinary pain ). kondisi medis umum bila dapat ditegakkan diagnosanya ; atau

K Dx GANGGUAN SOMATOFORM UNDIFFERENTIATED DSM IV-TR .


A. 1 atau lebih keluhan fisik (eg. Kelelahan, tidak ada nafsu makan , keluhan-2 gastrointestinal atau saluran kencing. B. Salah satu (1) atau (2) : (1) Setelah pemeriksaan yang memadai , gejala-2 tidak dapat diterangkan sepenuhnya dengan kondisi medis umum yang ada ; atau efek langsung suatu Zat ( eg. Penyalahgunaan Zat atau pengobatan ). (2) Bila ada kondisi medis umum yang berhubungan; keluhan-2 fisik atau hendaya sosial atau pekerjaan yang ditimbulkan adalah berlebihan dari yang seharusnya berdasarkan penilaan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan temuan laboratoris-nya. C. Gejala-2 secara bermakna menimbulkan distress atau hendaya dibidang : sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya . D. Durasi gangguan se-kurang-2nya 6 bulan. E. Gangguan bukan disebabkan gangguan mental lain ( eg. gangguan somatoform lain, disfungsi seksual, gangguan mood, gangguan cemas, gangguan tidur, atau gangguan psikotik ). F. Gejala-2 tidak diproduksi atau dikendalikan secara sadar ( seperti pada Gangguan buatan atau Malingering ).

K Dx. GANGGUAN SOMATOFORM yang TIDAK DIKLASIFIKASIKAN DITEMPAT LAIN (TIDAK SPESIFIK) ; GANGGUAN SOMATOFORM NOT OTHERWISE SPECIFIED DSM IV-TR
Kategori ini mencakup gangguan-2 dengan gejala-2 somatoform yang tidak memenuhi kriteria spesifik suatu gangguan somatoform, Contoh 1. Pseudocyesis :

14

Dr. Adus Susanto SpKJ 1/28/2012

Adalah keyakinan yang salah sedang hamil yang berhubungan dengan tanda-2 obyektif kehamilan, misalnya pembesaran perut ( walaupun pusarnya tidak jadi menonjol ), berkurangnya cairan menstruasi, amenorrhea, sensasi subyektif gerakan janin, mual, buah dada membesar dan sekresi, nyeri partus pada perkiraan tanggal lahir. Mungkin ada perubahan hormonal, tetapi sindrom nya tidak dapat dijelaskan dengan suatu kondisi medis umum yang menyebabkan perubahan hormonal ( eg.suatu tumor yang mensekresi hormon ). 2. Suatu gangguan dengan gejala-2 hipokhondriakal nonpsikotik dengan durasi kurang dari 6 bulan. 3. Suatu gangguan dengan keluhan-2 fisik yang tidak dapat dijelaskan ( eg, Kelelahan , badan lemah ) dengan durasi kurang dari 6 bulan yang bukan karena gangguan mental lainnya.

14

Anda mungkin juga menyukai