Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak. Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal baru serta menambah pengetahuan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara tenaga pendidik dan anak didik. Proses komunikasi tersebut terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, unsur tersebut antara lain tenaga pendidik, anak didik, materi pelajaran, fasilitas belajar dan lain-lain. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran selain mendukung jalannya proses pengajaran juga dapat menimbulkan minat dan dorongan yang besar dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya penunjang

agar kegiatan tersebut dapat berjalan seimbang. Penunjang kegiatan belajar mengajar tersebut antara lain gedung, ruang belajar, sarana dan prasarana keuangan dan lain-lain. Fasilitas yang mendukung dalam kegiatan belajar kadang belum bisa dioptimalkan oleh para siswa dalam meningkatkan prestasinya. Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting baik untuk anak-anak, bahkan juga untuk orang dewasa sekalipun. Perlunya perhatian faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik. Termasuk juga keaktifan proses mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya menjadi suatu kegiatan yang terbiasa. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Pendidikan dalam agama Islam dianggap sebagai suatu persoalan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Al-Quran dalam wahyu yang pertama memerintahkan adanya membaca dan belajar bagi umat manusia, dengan firmanNya dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang artinya sebagai berikut :


Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama telah menciptakan manusia dari Tuhanmulah yang maha pemurah, perantaraan kalam. Dia mengajar diketahuinya.1 Dengan demikian, sebagai proses Tuhanmu yang menciptakan. Dia segumpal darah, bacalah, dan yang mengajar (manusia) dengan kepada manusia apa yang tidak

kelangsungan

hidup

manusia,

pendidikan haruslah terencana, terprogram dengan tujuan ideal mencapai kedewasaan terdidik baik jasmani maupun rohani. Dalam konteks hidup berbangsa, pemerintah Indonesia melihat pendidikan dititik beratkan pada kecerdasan bangsa sebagai tujuan pokok kemerdekaan negara. Melihat begitu penting dan signifikansinya pendidikan, lalu siapa yang bertanggungjawab atas terlaksananya pendidikan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut secara sederhana dapat dikemukakan bahwa pendidikan itu dapat dibagi menjadi tiga macam kriteria, antara lain: pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat, sedangkan yang bertanggungjawab atas ketiga lembaga tersebut adalah terletak pada pendidik, sebagaimana pendapat Drs. Amir Dalam Indrakusuma mengatakan : Pendidik memikul tanggungjawab sepenuhnya pada hasil pendidikannya, pendidikan dari anak didiknya. Yang dimaksud dengan pendidik disini

Departemen Agama RI, 1993, hlm. 1079.

termasuk orang tua, guru, pemimpin-pemimpin pramuka, dan pihak-pihak lain yang turut serta memberikan pendidikan pada anak didik.2 Dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa orang tua memiliki peran strategis dan tanggungjawab yang pertama atau mutlak dalam proses pendidikan, termasuk juga pendidikan agama. Karena orang tua yang melahirkan anak dan yang pertama bertemu dengannya sekaligus banyak menghabiskan waktu untuk bergaul secara dekat dengan anaknya saat di rumah. Untuk itulah orang tua menjadi faktor dominan berhasil atau tidaknya suatu pendidikan. Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan menjelaskan sebagai berikut : Didalam keluarga anak pertama-tama menerima pendidikan dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau yang terutama terhadap perkembangan pribadi anak. Pola kehidupan dalam keluarga memberi corak kepada kepribadian anak yang hidup dalam keluarga adalah : pendidikan yang terutama dan yang terpenting, oleh karena itu sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini hidup keluarga itu selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiaptiap individu.3 Pendapat tentang penting dan utamanya pendidikan dibenarkan oleh ajaran Islam, hal ini tercermin dalam suatu Hadits sebagai berikut : Dari Abi Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW. Bersabda : setiap manusia yang dilahirkan oleh ibunya, masih dalam keasan fitrah, dan kedua orang tuanyalah yang setelah itu membentuk Yahudi, Nasrani dan Majusi, maka apabila keduannya itu muslim. Maka ia (anak) akan menjadi muslim pula.4
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1978), hlm. 137. 3 Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), hlm. 66. 4 Hadits Riwayat Imam Muslim, hlm. 459.
2

Hadits tersebut menggambarkan betapa pentingnya peran dan aktifnya orang tua dalam rangka memberikan warna dan corak serta menumbuhkan potensi dasar anak serta tanggungjawab orang tua terhadap anak memiliki nilainilai yang baik bagi pembentukan sisi rohani dan jasmani. Pengajaran merupakan aktivitas yang sistematis dan sistemik yang terdiri banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat partial (terpisah) atau berjalan send iri-sendiri tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, bersinambungan. Untuk itu, diperlukan pengelolaan pengajaran yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subyek pengajaran guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing sedang peserta didik sebagai yang mengalami danterlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, Pasal 42 menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber bekajar lainya, bahan habis pakai, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, tempat beribadah, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, dan ruang atau tempat belajar lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Pengajaran memang bukan konsep atau praktek yang sederhana. Pengajaran bersifat kompleks, yang seharusnya menjadi tugas dan tanggungjawab guru. Pengajaran itu berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan dimensi-dimensi kepribadian peserta didik. Mengingat pentingnya pendidikan di dalam kehidupan maka seluruh komponen pendidikan seperti: kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan fasilitas sekolah menjadi sangat strategis dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Disamping itu juga dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai sumber daya yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara rasional perlu dilakukan penilaian hasil secara sistematis. Pengelolaan pengajaran sangat penting karena agar dalam proses belajar mengajar didapat hasil yang optimal dan memuaskan bagi guru sebagai tenaga pengajar dan memuaskan siswa sebagai pihak yang belajar. Prestasi belajar yang diperoleh siswa MTs Al-Khoiriyah Sidodowo, Modo, Lamongan berbeda-beda yaitu ada yang tinggi dan ada yang rendah. Perbedaan pencapaian prestasi tersebut disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan fasilitas belajar dan pengelolaan pengajaran khususnya dalam proses belajar mengajar. Atas dasar ini semua. Maka dianggap perlu adanya keterlibatan orang tua secara aktif memberikan motivasi dan menyediakan fasilitas belajar kepada anakanaknya di rumah agar berprestasi tinggi didalam proses pencapai kedewasaannya lahir dan batin.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Fiqih Bagi Siswa MTs Al-Khoiriyah Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana fasilitas belajar siswa MTs Al-Khoiriyah Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimana Prestasi belajar bidang studi Fiqih di MTs Al-Khoiriyah Sidodowo, Modo, Lamongan Tahun Ajaran 2010/2011? 3. Adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil Prestasi Bidang Studi Fiqih bagi siswa MTs Al-Khoiriyah Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Tahun Pelajaran 2010/2011?

A. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui fasilitas belajar siswa MTs Al-Khoiriyah

Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.

2. studi Fiqih. 3.

Untuk mengetahui proses belajar dalam mempelajari bidang

Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil

belajar siswa MTs Al-Khoiriyah Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. B. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat dalam hal-hal sebagai berikut di bawah ini: 1. Sebagai perbendaharaan terhadap perpustakaan MTs Al-

Khoiriyah Sidodowo Modo Lamongan. 2. Sebagai motivator atau pendorong bagi pengelola pendidikan

di MTs Al-Khoiriyah Sidodowo Modo Lamongan untuk lebih maju lagi dalam proses belajar mengajar atau untuk menambah referensi yang kurang. 3. Sebagai bahan acuan bagi pengelola MTs Al-Khoiriyah

Sidodowo Modo Lamongan dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar supaya lebih maju dan berkualitas dalam mutunya. 4. Sebagai media belajar dan pengembangan bagi peneliti untuk

memaksimalkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

Definisi Operasional Definisi operasional ini, dibuat untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca, atau pengguna hasil penelitian. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) Pada kamus umum bahasa Indonesia, Poewodarminto memberikan pengertian bahwa fasilitas adalah: Segala sesuatu yang memudahkan.5 Dengan demikian, fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memperlancar atau dapat memudahkan terhadap kegiatan belajar.

2. Variabel terikat (Y) Khasan memberikan pengertian prestasi adalah : Apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan, hasil yang diperoleh dengan jalan keuletan belajar.6 Sedangkan pengertian belajar secara definitif, Sardiman mengatakan : Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam pengertian sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha
5

WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. Masud Khasan dkk, Kamus Istilah Pengetahuan Populer (Gresik: CV. Bintang Pelajar),

280.
6

hlm. 198.

10

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.7 Dengan demikian yang dimaksud prestasi belajar adalah serangkaian apa yang diraih atau yang diciptakan melalui kegiatan psikofisik anak yang bersifat menyenangkan dan ditempuh dengan keuletan yang semua itu dilaksanakan demi terbentuknya kepribadian seutuhnya. Metode Penelitian 1. Penentuan Populasi dan Sampel Guna mendapatkan hasil penelitian yang baik diantaranya perlu untuk merumuskan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian akan memberikan acuan berapa jumlah populasi, berapa jumlah sampel dan bagaimana cara pengumpulan data. Yang dimaksud populasi adalah: Keseluruhan subyek penelitian.8 Jumlah seluruh populasi adalah 184 siswa. Sedangkan yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MTs Al-Khoiriyah Sidodowo Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.. Untuk pengambilan sampel digunakan teknik proposional sampel yaitu: Sampel yang terdiri dari sub-sub sampel yang perimbangan sub-sub populasi.9 Berdasarkan hal tersebut maka sampel penelitian ini 40 siswa.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), hlm. 22. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bina Aksara), hlm. 102. 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, II (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, 1983), hlm. 81.
8

11

Dengan kalimat sederhana, bahwa pengambilan sempel didasarkan pada perimbangan sub-sub populasi. Dengan mempergunakan teknik tersebut ditentukan dua kelas II yang mewakili dan seluruh siswa siswi MTs AlKhoiriyah Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.yang menjadi subyek penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya menggali serta mengumpulkan data dari kegiatan penelitian ini digunakan metode-metode sebagai berikut : a. Metode Dokumentasi Yang dimaksud metode dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat leger, agenda dan sebagainya.10 Dalam konteks ini, untuk pengumpulan data dari obyek yang diteliti, peneliti melihat secara langsung dari catatan-catatan penting atau dokumendokumen yang ada pada suatu sekolah MTs Al-Khoiriyah Sidodowo, Modo, Lamongan.

b. Metode Angket

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 188.

12

Yang dimaksud dengan metode angket adalah suatu metode pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.11 Metode ini digunakan kepada responden siswa sebanyak dua kelas untuk memperoleh informasi atau data tentang fasilitas belajar siswa.

c. Metode Interview Metode Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan kepada tujuam penyelidikan.12 Metode ini dalam interaksinya diusahakan dalam suasana yang dijiwai oleh kerja sama yang saling menghargai antara penanya dan ditanya. Melalui metode ini penulis mengadakan tanya jawab atau wawancara dengan kepala sekolah, wali kelas, guru dan lain sebagainya untuk mendapatkan informasi tentang obyek penelitian.

3. Teknik Analisis Data Dengan menggunakan beberapa metode analisis data yang telah disebutkan sebelumnya, maka selanjutnya pada penelitian ini akan berhadapan
11

Sanapiah Faisal, Dasar dan Teknik Menyusun Angket (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, II, hlm. 193.

hlm. 2.
12

13

dengan data-data yang dibutuhkan. Data itu akan diolah dan dianalisa secara statistik untuk dicari signifikansinya. Untuk memjelasakan apa yang dimaksud statistika akan diketengahkan pendapat Sutrisno Hadi, sebagai berikut : Dalam pengertian luas yaitu pengertian metodologi statistik berarti cara-cara yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan berupa angka-angka, lebih jauh dari itu dapat menyuguhkan dasar-dasar data yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar dan untuk mengambil keputusan yang baik.13 Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu mencari ada atau tidaklah pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, maka metode analisanya digunakan statistik analisa data Yules Q. Menurut Drs. Muhammad Kasiran Yules Q ini merupakan salahsatu teknik analisa untuk mengukur tingkat atau kekuatan suatu hubungan antara dua atau lebih variabel dengan tehnik ini kecuali kita mengetahui bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel juga dapat mengetahui bagaimana hubungan-hubungan tersebut.14 Ada empat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan Yules Q menurutnya antara lain : a. Dapat untuk mengetahui kuatnya hubungan b. Dapat untuk menganalisa tiga variabel atau lebih

Ibid, hlm. 221. Muhammad Kasiran, Teknik Analisa Two Vareables, There Vareables Yules Q (Malang: Biro Penerbitan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1978), hlm. 4.
14

13

14

c. Dapat untuk menganalisa dan membuat generalisasi secara rasional berdasarkan hasil sampel terhadap populasi, sebab menggunakan prinsip sampel matematis. d. Secara teknis mudah, sebab menganut kategori dichotomi rumus perhitungannya mudah.15 Penggunaan metode analisa data Yules Q dalam penelitian ini dengan memakai prinsip Cross Product, yaitu dengan cara mengalihkan secara silang dari sel-sel yang ada. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut : Q=
Jumlah Perbedaan (Cross Product) Jumlah Cross Product

Untuk analisa dua variabel, dapat dirumuskan sebagai berikut : Q.xy = (B X C +(A +D ) )
(B X C ) - (A X D )

Penafsiran dan arti nilai Q dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Nilai Q begerak antara + 1,00 dan 1,00. Tanda (+) menunjukkan korelasi positif, maksudnya perubahan kearah positif dari variabel x akan diikuti oleh perubahan kearah positif dari variabel y. Sebaliknya tanda (-) berarti korelasi negatif, maksudnya bergeraknya variabel x ke arah negatif, akan diikuti bergerak variabel y kearah yang positif . 2) Apabila hasil Q.xy ternyata 0 (nol), berarti antara x dan y tidak ada korelasi.

15

Ibid, hlm. 4

15

Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, bab ini merupakan langkah awal dari totalitas pembahasan skripsi yang merupakan pijakan dari pola pikir penulis dan merupakan tumpuan dari bab-bab berikutnya. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Keseluruhan subbab pada bab awal ini merupakan rangkaian terpenting untuk mengawali penelitian ini. BAB II Landasan Teori, bab ini merupakan pembahasan tentang tinjauan tentang belajar, fasilitas belajar, prestasi belajar dan pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar.

BAB III Hasil Penelitian, pada bab ini yang dibahas adalah hasil penelitian empiris, yaitu membahasan yang berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan pada lokasi/sasaran. Lokasi yang dimaksud adalah pada MTs Al-Khoiriyah Sidodowo, Modo, Lamongan. Diantaranya terdiri dari sejarah berdirinya MTs Al-Khoiriyah, keadaan guru, karyawan dan murid MTs AlKhoiriyah, keadaan fasilitas sarana pendidikan MTs Al-Khoiriyah, struktur organisasi MTs Al-Khoiriyah, dan kurikulum pada MTs Al-Khoiriyah.

16

BAB IV Analisis, pada bab ini data-data yang telah diperoleh dipaparkan dan dianalisis lebih lanjut guna menjawab rumusan masalah dan hipotesa sebelumnya. Disajikan dengan urutan: penyajian data, analisis data, dan diskusi dan interpretasi.

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bab ini disimpulkan hasil-hasil penelitian dan diberikan beberapa rekomendasi saran kepada obyek penelitian dan pihak-pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai