Anda di halaman 1dari 30

PENJADWALAN PRODUKSI UTAMA

(MASTER PRODUCTION SCHEDULING)

& DAN PERENCANAAN KAPASITAS SECARA KASAR


(ROUGH_CUT CAPACITY PLANNING)
OLEH PUJO SAROYO

Organisasi Perencanaan

Perencanaan penjualan dan Operasi

Perencanaan sumber daya

Penjadwalan produksi Utama

Perencanaan kapasitas secara kasar

Perencanaan kebutuhan bahan baku

Perencanaan kebutuhan kapasitas

Pengendalian Shop Floor

Input/Output

Disagregasi
Jadwal produksi utama : Hasil disagregasi
dari perencanaan agregat yang menunjukkan kuantitas dan waktu yang spesific dari produk akhir yang direncanakan selama horison waktu perencanaan

Perencanaan kapasitas secara kasar:

Perkiraan keseimbangan antara kapasitas dan permintaan untuk menguji kelayakan dari jadwal produksi utama

JADWAL PRODUKSI UTAMA


Menyatakan persyaratan kuantitas dan waktu perencanaan dari tiap-tiap produk akhir Output agregat didisagregasi ke dalam tiap-tiap produk akhir
Rencana agregat dari mesin bajak sawah MPS u/ masing-masing tipe produk
PRODUK MESIN BAJAK SAWAH JAN FEB MAR PRODUK JAN FEB MAR

200

300

400

MODEL DORONG

100

100

100

MODEL OTOMATIS

75

150

200

MODEL TUMPANGAN

25

50

100

Meningkatkan validitas pelayanan order (order promises):


Order promises dapat dibuat berdasarkan produksi yang direncanakan Pekerjaan ini berkaitan dengan bagian pemasaran dan mengarah pada consuming the Inventory.

Menyediakan media komunikasi antara bagian pemasaran/penjualan dengan bagian operasi:


Bagian pemasaran mengkomunikasikan adanya permintaan melalui order konsumen dan peramalan Bagian operasi mengkomunikasikan kapasitas melalui tingkat persediaan yang ada berserta kendala sumber daya

MPS digunakan sebagai dasar untuk membuat anggaran produksi yang sesuai dengan anggaran keuangan Dalam penentuan MPS, pertimbangan untung-rugi dalam perspektif pemasaran atau sumber daya harus diperhatikan
Terlalu mengakomodasi perubahan MPS dapat mengakibatkan inefisiensi dan penurunan produktivitas Terlalu ketat dalam melakukan perubahan MPS dapat mengakibatkan buruknya pelayanan konsumen dan manajemen persediaan

MPS harus dijadwalkan dalam kerangka waktu mingguan atau waktu yang lebih singkat untuk dapat menentukan prioritas rencana yang lebih detail Telitilah persoalan-persoalan berikut: Apakah jadwal produksi sesuai dengan rencana produksi? Apakah jadwal produksi sesuai dengan ramalan permintaan?

Apakah ada prioritas produksi atau konflik kapasitas ? Apakah ada kendala sumberdaya yang dilanggar? Apakah jadwal produksi sesuai dengan kebijakan? Apakah jadwal produksi sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku? Apakah jadwal produksi fleksibel?

Proses penjadwalan produksi

Inputs
Persediaan awal Peramalan Order konsumen

Outputs
Persediaan yang diperkirakan

MPS

Jadwal produksi utama Persediaan yang tak-dijamin

Contoh
Sebuah perusahaan yang membuat mebel ingin menyiapkan jadwal produksi utama pada bulan Juni dan Juli. Bagian pemasaran telah meramalkan adanya permintaan pada bulan juni sebesar 120 set mebel dan 160 set pada bulan Juli. Permintaan ini telah didistribusikan dalam permintaan mingguan seperti di bawah ini: Awal persediaan

64 Hasil peramalan

1 30

JUNI 2 3 30 30

4 30

5 40

JULI 6 7 40 40

8 40

Jadwal produksi selama 8 minggu (2 bulan) menunjukkan data hasil peramalan, order konsumen dan persediaan awal :
Beginning Inventory

64 1 Hasil peramalan 30 Order konsumen (committed) 33

JUNI 2 3 30 30 20 10

4 30 4

5 40 2

JULI 6 7 40 40

8 40

Awal persediaan

Ramalan permintaan lebih besar dari order konsumen pada minggu 3 (1-30)

64 1 Hasil peramalan 30 Order konsumen (committed) 33 Proyeksi persedi -aan akhir 31


Order konsumen lebih besar dari ramalan permintaan pada minggu 1 (64-33)

JUNI 2 3 30 30 20 1 10 -29

4 30 4

5 40 2

JULI 6 7 40 40

8 40

Ramalan permintaan lebih besar dari order konsumen pada minggu 2 (31-30)

Proyeksi persediaan akhir (persediaan bersih sebelum MPS) menjadi negatif maka menandakan adanya kebutuhan produksi untuk mengisi persediaan. Katakanlah, rencana produksi sebanyak 70 sets mebel akan dibuat (lot size of 70) :

minggu

Persediaan Dari minggu sebelumya

Kebutuhan

Persediaan bersih sebelum MPS 31 1 -29 11 -29 1 -39 -9 + + + +

(70) MPS

Persediaa yang diproyek sikan

1 2 3 4 5 6 7 8

64 31 1 41 11 41 1 31

33 30 30 30 40 40 40 40

31 1 70 41 11 70 41 1 70 70 31 61

MPS dan proyeksi persediaan akhir :


Awal persediaan

64 1 Hasil peramalan 30 Order konsumen (committed) 33 Proyeksi Persediaan akhir 31


MPS

JUNI 2 3 30 30 20 1 10 41 70

4 30 4 11

5 40 2 41 70

JULI 6 7 40 40

8 40

31 70

61 70

Proyeksi persediaan akhir


Awal persediaan

64 1 Hasil peramalan 30 Order konsumen (committed) 33 Proyeksi persedi aan akhir 31


MPS Available To Promise

JUNI 2 3 30 30 20 1 10 41 70

4 30 4 11

5 40 2 41 70 68

JULI 6 7 40 40

8 40

31 70 70

61 70 70

11

56

Pembagian waktu (Time Fences) dalam MPS


Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

frozen

firm

full

open

Tipe bagian waktu dalam MPS


Frozen Tidak ada jadwal produksi yang boleh diubah dalam bagian waktu ini untuk menjamin kestabilan sistem produksi Moderately Firm Perubahan yang spesifik boleh dilakukan selama bahan bakunya tersedia Full Variasi yang signifikan boleh dilakukan selama kebutuhan kapasitas secara keseluruhan masih tetap sama Open Perubahan boleh dilakukan mengingat tidak semua kapasitas telah dialokasikan

ROUGH_CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)


Estimasi kasar dari kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi utama
RCCP tidak mempertimbangkan persediaan produk yang belum jadi ( WIP inventory), penerimaan yang terjadwalkan (scheduled receipts), maupun order yang direncanakan (planned orders), etc.

Menguji kelayakan MPS

Proses RCCP tergantung pada informasi agregat khususnya informasi jam kerja, atau unitnya mengungkapkan adanya persoalan di tempat produksi bagian bagian produksi (bag. Teknik, pengadaan bahan, pembiayaan, dll) sebelum jadwal produksi disetujui Beban kerja biasanya dipusatkan pada stasiun kerjastasiun kerja yang krusial Beban kerja diasumsikan pada periode disaat produk harus diproduksi

Isu Kapasitas dalam Perencanaan Produksi


Resource Planning Production Planning Demand Management

Rough-cut Capacity Planning

Master Production Scheduling

Capacity Requirement Planning

Material Requirement Planning

Finite Loading

Input/Output Analysis

Vendor Systems

Shop-Floor Systems

Contoh: Produksi Tiga Model Bajak Sawah


Sebuah jadwal produksi utama (MPS) yang memproduksi tiga model bajak sawah seperti pada tabel di bawah ini:

Produk akhir 1 Model Dorong


Model Otomatis
Model Tumpangan

Produksi mingguan (Unit) 2 1,200 700 265 2,165 3 1,200 700 265 2,165 4 1,200 700 265 2,165 5 1,170 680 430 2,280 6 1,170 680 430 2,280 1,200 700 265 2,165

Total

Anggaplah hanya ada tiga stasiun kerja yang krusialpengelasan (welding), pengecatan (painting), dan perakitan (assembly). Model dorong membutuhkan 0.5 jam secara keseluruhan dalam ketiga stasiun kerja tersebut, model otomatis membutuhkan 0.7 jam, dan model tumpangan membutuhkan 1.3 jam.

RCCP dengan metode Overall Factors


Ht = (q p ,t x p !1 Iw,t = Ht x rw
dimana: Ht = total jam produksi yang dibutuhkan pada minggu t qp,t = banyaknya unit produk yang akan diproduksi pada minggu t Hp = total jam produksi yang dibutuhkan oleh produk p n = banyaknya jenis produk yang akan diproduksi Iw,t = perkiraan beban kerja pada stasiun kerja w pada minggu t rw = prosentase dari total jam produksi pada stasiun kerja w pada periode sebelumnya
n

hp)

.. (1) .. (2)

Dengan menggunakan persamaan (1) dan MPS yang telah dibuat sebelumnya maka jumlah jam produksi yang dibutuhkan per minggu dapat dihitung.

(1,200)v (0.5) + (700) v (0.7) + (265) v (1.3) = 1,435 Jam kerja yang dibutuhkan per minggu 1 600 490 345 1,435 2 600 490 345 1,435 3 600 490 345 1,435 4 600 490 345 1,435 5 585 476 559 1,620 6 585 476 559 1,620

Produk akhir Model dorong Model otomatis Model tumpangan Total

Katakanlah, prosentase dari total jam produksi yang digunakan oleh masing-masing stasiun kerja pada periode sebelumnya adalah sebagai berikut:

Stasiun Kerja Pengecatan Pengelasan Perakitan Total

Jumlah jam kerja 12,500 37,500 50,000 100,000

Prosentase dari total jam kerja 12.5 % 37.5 % 50 % 100 %

Dengan menggunakan persamaan (2) dan prosentase di atas maka jam kerja produksi yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja adalah sebagai berikut:
Stasiun kerja Pengecatan (12.5%) Pengelasan (37.%) Perakitan (50%) Total Jam kerja yang dibutuhkan tiap minggu 1 179 538 718 1,435 2 179 538 718 1,435 3 179 538 718 1,435 4 179 538 718 1,435 5 202 608 810 1,620 6 202 608 810 1,620

12.5 %

v 1,435

Bandingkan jam kerja produksi yang dialokasikan pada masing-masing stasiun kerja dengan kapasitas yang tersedia (harus diketahui sebelumnya):

Minggu 1 to 4 Stasiun Kerja Kapasitas Perkiraan Waktu Produksi Mingguan Pengecatan Pengelasan Perakitan Total 450 750 1,025 2,225 179 538 718 1,435 400 650 900 1,950

Minggu 5 to 6 Perkiraan Waktu Produksi Mingguan 202 608 810 1,620

Kapasitas

Karena perkiraaan waktu produksi mingguan yang dibutuhkan kurang dari kapasitas yang tersedia dari masing-masing stasiun kerja maka MPS dapat dikatakan layak untuk di tindaklanjuti Jika tidak, maka modifikasi MPS merupakan suatu keharusan

RCCP dengan metode Capacity Bill


n

I
Dimana:

!
w,t

q
p !1

x
p ,t

p, w

....... (3)

Iw,t = perkiraan beban kerja pada stasiun kerja w pada mingu t qp,t = banyaknya produk p yang diproduksi pada minggu t hp,w = total jam produksi yang dibutuhkan produk p pada stasiun kerja w n = banyaknya jenis produk yang akan diproduksi

Dalam persoalan yang sama seperti di halaman sebelumnya, apaabila diselesaikan dengan metode Capacity Bill maka akan menjadi:

Seandainya, dengan penyelidikan yang lebih rinci, waktu yang dibutuhkan setiap model bajak sawah pada masing-masing stasiun kerja adalah sebagai berikut:
Standar jam kerja yg dibutuhkan per unit Pengecatan Model Dorong Model Otomatis Model Tumpangan 0.1 0.1 0.1 Pengelasan 0.2 0.2 0.7 Perakitan 0.2 0.4 0.5

Contoh perhitungan, jika pada minggu 1, jumlah bajak sawah model dorong yang akan diproduksi sebanyak 1,200 unit, model otomatis 700 unit dan model tumpangan 265 unit maka perkiraan beban kerja stasiun perakitan akan menjadi:
3

I ! q x h
3,1 p !1 p,1

p,3

= (1,200) (0.2) + (700) (0.4) + (265) (0.5) = 240 + 280 + 132.5 = 652.5

Perhitungan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:


Jam kerja yang dibutuhkan per minggu

Jenis Produk
Stasiun Pengecatan
Model Dorong Model Otomatis Model Tumpangan Total pada pengecatan

120 70 27 217

120 70 27 217

120 70 27 217

120 70 27 217

117 68 43 228

117 68 43 228

Stasiun Pengelasan
Model Dorong Model Otomatis Model Tumpangan Total pada pengelasan 240 140 186 566 240 140 186 566 240 140 186 566 240 140 186 566 234 136 301 671 234 136 301 671

Stasiun Perakitan
Model Dorong Model Otomatis Model Tumpangan Total pada perakitan 240 280 133 653 240 280 133 653 240 280 133 653 240 280 133 653 234 272 215 721 234 272 215 721

TOTAL

1,436

1,436

1,436

1,436

1,620

1,620

Perbandingan antara kapasitas dan jam kerja yang dibutuhkan:


Minggu 1 to 4 Stasiun Kerja Kapasitas Perkiraan Waktu Produksi Mingguan Pengecatan Pengelasan Perakitan Total 450 750 1,025 2,225 217 566 653 1,436 400 650 900 1,950 Kapasitas Minggu 5 to 6 Perkiraan Waktu Produksi Mingguan 228 671 721 1,620

Perhatikan, kebutuhan waktu pengelasan melebihi kapasitas yang tersedia. Oleh karena itu, beberapa cara dapat dilakukan: Tingkatkan kapasitas waktu pengelasan pada minggu 5 dan 6 Kurangi produksi model tumpangan jika mungkin pada minggu 5 dan 6

Anda mungkin juga menyukai