Anda di halaman 1dari 6

MADRASAH DAN TANTANGAN GLOBALISASI

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam Dosen pengampu : Hj. Khoiriyah, M.pd Disusun oleh : Anas Fauzani : 26.08.3.4.002 Saraswati : 26.08.3.4.011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2011

MADRASAH DAN TANTANGAN GLOBALISASI

PEMBAHASAN Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai misi penting yaitu mempersiapkan generasi muda umat Islam untuk ikut berperan bagi pembangunan umat dan bangsa di masa depan. Apabila kualitas pendidikan yang mereka peroleh di madrasah bagus, maka, insya Allah, mereka akan menjadi orang yang berkualitas dan akan memainkan peran penting sebagai pemimpin umat, masyarakat, dan bangsa. Sebaliknya, apabila kualitas pendidikan yang mereka peroleh di madrasah tidak bagus, maka kemungkinan mereka untuk berperan dalam percaturan bangsa akan menjadi amat kecil. Mereka akan menjadi bagian problem masyarakat dan bukan bagian penyelesaian problem masyarakat. Madrasah adalah perkembangan modern dari pendidikan pesantren. Madrasah menganut sistem pendidikan formal (dengan kurikulum nasional, pemberian pelajaran dan ujian yang terjadwal, bangku dan papan tulis seperti umumnya sekolah model Barat) . Minat umat Islam terhadap madrasah sebenarnya cukup tinggi. Di beberapa daerah, jumlah siswa madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah bahkan lebih banyak daripada jumlah siswa Sekolah Dasar atau SLTP. Di mata mereka, madrasah memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sekolah umum. Madrasah memberikan bekal mental keagamaan (keimanan dan ketaqwaan) yang kuat kepada siswanya. Dengan bekal mental yang kuat ini, diharapkan, apabila mereka menjadi pemimpin di kemudian hari, mereka akan menjadi pemimpin yang jujur, amanah, dan adil Sayang, kualitas lembaga yang mengemban misi penting ini, menurut banyak pengamat, amat memprihatinkan. Kualitas pendidikan di madrasah yang ada di luar pondok, terutama yang yayasannya kurang kuat, sering berada di bawah standar, baik dilihat dari segi pendidikan agama maupun dari segi pendidikan umum. Di bidang pendidikan agama madrasah ini kalah dari madrasah yang ada

di dalam pondok dan, di bidang pendidikan umum ia kalah dari sekolah umum yang ada di sekitarnya. Madrasah yang ada di dalam pondok masih agak lumayan, walaupun kualitas pendidikan umumnya mungkin kalah jika dibandingkan dengan standar sekolah umum tetapi di bidang pendidikan agama kebanyakan dari mereka memiliki kualitas di atas standar. Tentu saja, kekecualian-kekecualian juga ada. Madrasah yang kualitas pendidikan umumnya lebih tinggi dari sekolah umum. Persoalan ini menjadi makin serius apabila dikaitkan dengan isu besar akhir-akhir ini, yakni globalisasi. Kalau banyak orang mengatakan bahwa bangsa Indonesia belum siap untuk memasuki era globalisasi, maka lulusan madrasah dikhawatirkan lebih tidak siap lagi menghadapi era globalisasi ini. Era Globalisasi di Indonesia Globalisasi adalah suatu proses proses mendunia akibat kemajuankemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang telekomunikasi dan transportasi. Globalisasi mengakibatkan orang tidak lagi memandang dirinya sebagai hanya warga suatu negara, melainkan juga sebagai warga masyarakat dunia. Ia tidak lagi menganggap benar nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat kampung, kota, propinsi, atau bangsanya, melainkan mulai membandingkannya dengan nilai-nilai yang dia pelajari dari bangsa lain. Dalam bekerja pun, ia tidak lagi memandang wilayah negaranya sebagai tempat mencari nafkah, melainkan ia meluaskan pandangannya ke seluruh kawasan dunia sebagai lahan tempat ia mencari nafkah. Peluang dan Ancaman Globalisasi Globalisasi membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa dan ummat kita. Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh informasi dari luar sehingga dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi. (Misalnya, melalui internet kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana seperti dulu. Dampak negatifnya adalah masuknya informasi-informasi yang tidak kita

perlukan atau bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut. Misalnya, budaya perselingkuhan yang dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambargambar atau video porno yang masuk lewat jaringan internet, majalah, atau CD ROM, masuknya faham-faham politik yang berbeda dari faham politik yang kita anut, dsb. Menghindari globalisasi sebagai proses alami ataupun menghilangkan sama sekali dampak negatif globalisasi itu barangkali tidak mungkin. Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus menghadapi globalisasi ini dan menerima segala dampaknya, negatif maupun positif. Oleh karena itu, tantangan yang kita hadapi sebagai kelompok umat adalah Bagaimana kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin dampak positif (peluang) globalisasi itu dan meminimalkan dampak negatif (ancaman) nya. Kalau pertanyaan itu diarahkan kepada kita para pengelola lembaga pendidikan Islam ini, maka pertanyaan itu akan menjadi: Bagaimana lembaga pendidikan kita dapat menyiapkan lulusan yang akan bisa survive dalam era globalisasi ini, tetap dapat memainkan peranan penting dalam kehidupan global tanpa kehilangan jati dirinya sebagai muslim Indonesia. Peran Madrasah dalam Menghadapi Globalisasi Di muka telah dikemukakan bahwa madrasah menempati peran strategis bagi pendidikan generasi muda ummat Islam karena di sanalah tempat kebanyakan anak mempersiapkan diri untuk menjalankan peran penting mereka bagi masyarakat di kemudian hari. Dalam konteks mempersiapkan anak didik menghadapi perubahan zaman akibat globalisasi ini pun madrasah (lembaga pendidikan Islam) memiliki peran yang amat penting. Keberhasilan madrasah dalam menyiapkan anak didik menghadapi tantangan masa depan yang lebih kompleks akan menghasilkan lulusan yang akan menjadi pemimpin umat, pemimpin masyarakat, dan pemimpin bangsa yang ikut menentukan arah perkembangan bangsa ini. Sebaliknya, kegagalan madrasah dalam menyiapkan anak didik menghadapi tantangan masa depan akan menghasilkan lulusan-lulusan yang frustrasi, tersisih, dan menjadi beban masyarakat.

Dibandingkan dengan pendidikan di sekolah umum, madrasah mempunyai misi yang mulia. Ia bukan saja memberikan pendidikan umum (seperti halnya sekolah umum) tetapi juga memberikan pendidikan agama (melalui pelajaran agama dan penciptaan suasana kegamaan di madrasah) sehingga, jika pendidikan ini berhasil, para lulusannya akan dapat hidup bahagia di dunia ini (biasanya diukur secara ekonomis) dan hidup bahagia di akhirat nanti (karena ketaatannya pada ajaran agama). Madrasah yang hanya menekankan pendidikan agama dan mengabaikan pendidikan umum mungkin hanya akan mampu memberikan potensi untuk bahagia di akhirat saja (walaupun ini masih lebih baik daripada hanya memperoleh kebaikan di dunia tanpa memperoleh kebahagiaan di akhirat). Dalam kaitannya dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang penuh dengan persaingan ini, madrasah harus juga menyiapkan anak didiknya untuk siap bersaing di bidang apa saja yang mereka masuki. Ini dimaksudkan agar lulusan madrasah tidak akan terpinggirkan oleh lulusan sekolah umum dalam memperebutkan tempat dan peran dalam gerakan pembangunan bangsa. Agar lulusan madrasah memiliki wawasan global, yang memandang bahwa seluruh muka bumi milik Allah ini adalah tempat mengabdi, maka madrasah pun harus memiliki wawasan global. Dalam menghadapi era globalisasi ini, madrasah juga harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan. Karena sekolah atau madrasah yang unggul harus memiliki kemampuan untuk berubah. Madrasah yang unggul harus mencakup siswa, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah atau madrasah, tenaga pendidik, kurikulum, proses belajar, program-program muatan local dan pengembangan diri, bahkan juga berkaitan dengan pembinaan yang panjang. Terdapat beberapa proses yang dapat mendukung sekolah atau madrasah untuk menjadi unggul, proses-proses tersebut meliputi : 1. Tidak elitis, menerima dan memajukan semua siswa. 2. Memberikan kurikulum yang fleksibel. 3. Kepala madrasah tidak otoritarian. 4. Bekerja tidak terpaku pada program yang kaku. 5. Merekrut dan mempekerjakan staf atas dasar keahlian.

6. Memiliki tujuan yang jelas. 7. Para guru dan siswa sama-sama memiliki tanggung jawab dalam pembelajaran. 8. Menempatkan kesejahteraan siswa diatas yang lain. 9. Memiliki pemimpin yang menggugah semangat dan partisipasi staf serta menggalang dukungan pihak luar. 10. Merayakan keberhasilan dan memberikan penghargaan kepada staf dan siswa berprestasi. 11. Fleksibel dalam hal cara, namun berpegang teguh pada tujuan.

Kesimpulan Makalah ini telah mencoba membahas masalah tantangan globalisasi yang dihadapkan kepada lembaga pendidikan Islam, khususnya madrasah. Sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan generasi muda ummat Islam untuk masa depan, madrasah diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang akan mampu memainkan peran penting di semua sektor kehidupan bangsa. Madrasah diunggulkan daripada sekolah umum karena madrasah memberikan pendidikan agama (yang lebih baik daripada sekolah umum) di samping pendidikan umum (yang sama dengan sekolah umum). Persoalan yang masih dihadapi madrasah saat ini adalah masih rendahnya standar kualitas pendidikan umum yang diberikannya di madrasah. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kurang disadarinya peran penting pendidikan umum itu bagi kelanjutan peran umat dalam percaturan pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai