Anda di halaman 1dari 3

Kasus Pelanggaran HAKI

PT Huawei Tech Investment, pemegang hak cipta handset Huawei Esia di Indonesia, akan mengambil tindakan hukum terhadap pihakpihak yang melanggar hak cipta miliknya Kami tidak akan segan untuk menindaklanjuti dengan langkah hukum yang lebih tegas sama halnya seperti upaya pidana yang telah dilakukan sebelumnya, ujar Ignatius Supriady, kuasa hukum Huawei, kemarin. Pernyataan Ignatius itu dilontarkan terkait dengan munculnya praktik unlocking yang dilakukan pihak lain terhadap handset Huawei yang sejatinya khusus diciptakan agar hanya dapat digunakan untuk layanan jasa telekomunikasi Esia bundling. Dia menyebutkan sebetulnya beberapa waktu lalu pihaknya telah mengambil tindakan hukum tegas terhadap pihak lain yang melakukan praktik unlocking terhadap handset Huawei Esia Dari tindakan hukum tersebut, katanya, pengadilan telah menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan terhadap pihak ketiga yang mengunlock handset yang hak ciptanya dimiliki oleh perusahaan tersebut. Menurut saya tindakan unlocking ini merupakan tindakan melanggar hukum, disamping itu juga merugikan relatif besar bagi banyak pihak terutama bagi pihak pemegang hak ciptanya. Kerugian tersebut baik secara material dan immaterial mempengaruhi iklim usaha, investasi dan nama baik bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena lemahnya hukum yang berlaku di Indonesia. Pemerintahpun tak cukup ambil andil dalam masalah ini sehingga barang-barang yang menjadi karya atau asset bangsa banyak dicuri pihak lain. Selain itu, jalan terbaiknya sebagai produsen yang bertanggung jawab perusahaan itu juga memiliki hak dan kewajiban untuk melindungi hak cipta atas produkproduk yang diciptakan oleh pihaknya. Misalnya, tetap untuk melakukan pengawasan pasar akan barang-barang yang telah diciptakan perusahaan tersebut. Kasus lainnya mengenai pelanggaran Hak Kekayaan Indonesia (HAKI) dalam bidang musik. PT EMI Indonesia perusahaan rekaman menghadapi tuntutan hukum yang dilayangkan oleh seorang musisi dan pencipta lagu, atas dugaan pelanggaran hak cipta Kohar Kahler, musisi dan pencipta lagu, menuding perusahaan itu telah memperbanyak lagu ciptaannya, tanpa izin dirinya sebagai pemegang hak cipta. Gugatan itu dilayangkan melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Dalam gugatannya, Kohar menuntut EMI Indonesia untuk menghentikan kegiatan peredaran lagu-lagu karyanya antara lain lagu Tiada Lagi dan Hilang yang dinyanyikan penyanyi Mayang Sari. Selain itu, Kohar juga menuntut EMI Indonesia untuk membayar ganti rugi Rp599,062 juta, yang merupakan ganti rugi materiil dan immateriil yang diklaim Kohar telah dideritanya karena kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan sebagai pencipta lagu. EMI Indonesia, katanya tidak pernah berhubungan secara langsung dengan Kohar. Dia menyebutkan EMI Indonesia membeli master yang sudah jadi dari satu perusahaan, yang telah menyelesaikan kewajibannya dengan Kohar. Akan tetapi, sambungnya, karena telah memasuki proses persidangan, pihaknya akan mengikuti persidangan itu dan meminta waktu kepada majelis untuk menyerahkan bukti-bukti dokumen mengenai pembelian master dari perusahaan lain itu. Persengketaan antar kedua pihak berawal dari Kohar merasa haknya sebagai pemegang hak cipta telah dilanggar oleh perusahaan rekaman tersebut.Dia menuding EMI Indonesia telah memperbanyak lagu ciptaannya tanpa izin darinya. Semestinya aturan-aturan dalam pengerjaan untuk memperbanyak lagu-lagu dipertegas dengan surat-surat yang menjamin perusahaan mendapat izin pencipta lagunya. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi banyak pihak, supaya pihak-pihak yang terlibat dapat menguntungkan satu sama lain. Disamping itu, akan berjalannya keseinbangan antara hak dan kewajiban masing-masing. Sumber : http://www.scribd.com/doc/15952673/Huawei-Tindak-Pelanggar-Hak-Cipta

Pemerintah siapkan ganjaran untuk pelanggar HaKI

Pelanggaran hak atas kekayaan intelektual terus membanjiri pasar-pasar di Indonesia. Catatan Direktorat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) Kementerian Hukum dan HAM menunjukkan, terdapat 23 laporan pelanggaran terhadap HaKI sejak Februari hingga Oktober 2011. Jumlah pelanggaran HaKI tersebut terbilang cukup tinggi. Padahal sebelumnya diperkirakan hanya enam laporan saja yang masuk ke meja Penyidikan. Dari laporan tersebut, 13 kasus sudah diproses. Direktur Penyidikan Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Faturrachman menuturkan, pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap HaKI yang umumnya berupa meniru merek dagang orang lain, akan segera dilaporkan ke Polisi. Maka, Ditjen HaKI akan bekerjasama dengan pihak kepolisian. Hal itu penting dilakukan agar pelaku usaha bersaing dengan sehat dan menghargai hak cipta orang lain. Sementara, Ditjen HaKI juga mencatat, jumlah produk yang dipalsukan semakin tinggi beredar di pasaran. Tercatat lebih dari 90% produk palsu yang beredar di pasaran di Indonesia berasal dari China, seperti produk genset, baju, alat-alat kosmetik, makanan dan minuman dan sebagainya. Faturrachman menyatakan, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah langkah untuk membendung peredaran produk-produk palsu. Langkah tersebut berupa melayangkan himbauan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Indonesia untuk membendung masuknya produkproduk ilegal dan palsu dari China. "Kami meminta kerjasama dari Bea Cukai untuk memperketat pengawasannya," ujarnya, akhir pekan lalu. Konsep surat himbauan tersebut sudah dibuat. Sekarang tinggal menunggu Dirjen HaKI membubuhkan tanda tangan atas surat tersebut. Selain itu, Ditjen HaKI Kemenerian Hukum dan HAM juga akan segera melayangkan surat peringatan kepada sejumlah pusat perbelanjaan dan pemilik toko yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tercatat lebih dari 300 toko di wilayah Jakarta yang rencananya akan menerima surat peringatan tersebut. Setelah melayangkan surat peringatan tersebut, maka pada akhir Desember 2011 atau paling lambat awal Januari 2012, Ditjen HaKI Kemenkumham akan melakukan eksekusi terhadap penjualan produk-produk palsu tersebut. Anggota Ditjen HaKI akan langsung terjun ke lapangan bersama dengan pihak kepolisian untuk menyisir dan menindak pelaku penjual produk-produk palsu. Ada dua hal yang akan disasar Ditjen HaKI. Pertama penjualan barang-barang palsu dan kedua pelanggaran hak paten seperti menggunakan merek yang sama dengan merek orang lain. Nah, tindakan awal yang akan dilakukan yaitu menyita barang-barang palsu dan menyeret tersangka ke kepolisian untuk diadili. Sementara, terkait pelanggaran merek, Ditjen HaKI akan menunggu laporan dari masyarakat yang merasa dirugikan.

nasional.kontan.co.id/.../Pemerintah-siapkan-ganjaran-untuk-pelangg...

Contoh Kasus Pelanggaran HAKI


Dewasa ini internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan moderen yang memerlukan segala sesuatu aktivitas yang serba cepat, efisien. Namun, sisi negatif nya adalah kehadiran internet bisa pula memudahkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terutama masalah Hak Cipta. Perlindungan Hak Cipta di Jaringan Internet Biasanya sebuah website terdiri dari informasi, berita, karya-karya fotografi, karya drama, musikal, sinematografi yang kesemuanya itu merupakan karya-karya yang dilindungi oleh prinsip-prinsip tradisional Hak Cipta sebagaimana yang diatur dalam UU NO 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Contoh Pelanggaran Hak Cipta di Internet - Seseorang dengan tanpa izin membuat situs penyayi-penyayi terkenal yang berisikan lagu-lagu dan liriknya, foto dan cover album dari penyayi-penyayi tersebut. Contoh : Bulan Mei tahun 1997, Group Musik asal Inggris, Oasis, menuntut ratusan situs internet yang tidak resmi yang telah memuat fotofoto, lagu-lagu beserta lirik dan video klipnya. Alasan yang digunakan oleh grup musik tersebut dapat menimbulkan peluang terjadinya pembuatan poster atau CD yang dilakukan pihak lain tanpa izin. Kasus lain terjadi di Australia, dimana AMCOS (The Australian Mechanical Copyright Owners Society) dan AMPAL (The Australian Music Publishers Association Ltd) telah menghentikan pelanggaran Hak Cipta di Internet yang dilakukan oleh Mahasiswa di Monash University. Pelanggaran tersebut terjadi karena para Mahasiswa dengan tanpa izin membuat sebuah situs Internet yang berisikan lagu-lagu Top 40 yang populer sejak tahun 1989 (Angela Bowne, 1997 :142) dalam Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Lindsey T dkk.

- Seseorang tanpa izin membuat situs di Internet yang berisikan lagu-lagu milik penyanyi lain yang
lagunya belum dipasarkan. Contoh kasus : Group musik U2 menuntut si pembuat situs internet yang memuat lagu mereka yang belum dipasarkan (Angela Bowne, 1997 :142) dalam Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Lindsey T dkk.

- Seseorang dengan tanpa izin membuat sebuah situs yang dapat mengakses secara langsung isi
berita dalam situs internet milik orang lain atau perusahaan lain. Kasus : Shetland Times Ltd Vs Wills (1997) 37 IPR 71, dan Wasington Post Company VS Total News Inc and Others (Murgiana Hag, 2000 : 10-11)dalam Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Lindsey T dkk. Namun, saat ini share (Membagi) suatu berita oleh Situs berita sudah merupakan sebuah nilai yang akan menaikan jumlah kunjungan ke situs berita itu sendiri, yang secara tidak langsung share(Membagi) berita ini akan menaikan Page Rank situs berita dan mendatangkan pemasang iklan bagi situs berita itu sendiri. Misalnya beberapa situs berita terkenal Indonesia menyediakan share beritanya melalui facebook, twitter, lintasberita.com dan lain-lain. Maka, share ini secara tidak langsung telah mengijinkan orang lain untuk berbagi berita melalui mediamedia tersebut dengan syarat mencantumkan sumber berita resminya. Maka dalam kasus ini, Hak Cipta sebuah berita telah diizinkan oleh pemilik situs berita untuk di share melalui media-media lain asalkan sumber resmi berita tersebut dicantumkan. Hal ini sesuai dengan Pasal 14 c UU No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, dimana : Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta pengambilan berita aktual (berita yang diumumkan dalam waktu 1 x 24 jam sejak pertama kali diumumkan) baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, dan Surat Kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

vco-milanisti.blogspot.com/.../contoh-kasus-pelanggaran-haki.html

Anda mungkin juga menyukai