KONJUNGTIVITIS ALERGIKA
Oleh :
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN/SMF MATA RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2011
RESUME KASUS
Perempuan, 18 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudian diikuti oleh mata kanan. Mata bengkak(+) rasa berpasir pada mata (-), perih (+) kotoran (++) berwarna kekuningan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan mata terasa perih, gatal (+), berair (+), silau (-), demam (-). Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pasien didiagnosis dengan konjungtivitis Alergika OD et OS. Rencana terapi pada pasien ini dengan memberikan antihistamin peroral dan vasokonstriktor serta memberikan KIE pada pasien.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Pekerjaan : Nn H : Perempuan : 18 tahun : Mataram : Pelajar
Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudian diikuti oleh mata kanan. Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak dan terasa perih pada matanya. Terdapat kotoran berwarna kekuningan pada mata dalam jumlah yang cukup banyak terutama di pagi hari ketika bangun. Pasien juga mengeluh kadang kadang mata terasa gatal dan berair. Pasien menyangkal adanya
Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan pernah menderita penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (-), trauma mata sebelumnya (-).
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluarga pasien menderita gejala yang sama.
Riwayat alergi: Pasien alergi terhadap makanan udang, namun tidak terhadap obatobatan
Riwayat pengobatan : Sebelum pasien ke Poli mata RSUP NTB, pasien mengobati matanya dengan cendo xitrol.
Pemeriksaan fisik Vital sign: TD: 110/70 mmHg FR: 18x/menit FN: 80x/menit
Pemeriksaan fisik umum: KU Kesadaran/GCS Keadaan gizi : baik : composmentis/ E4V5M6 : cukup
Status lokalisasi mata: Pemeriksaan Visus Gerakan bola mata Mata kanan 6/6 baik ke segala arah, tidak ada rasa nyeri palpebra superior Edema Hiperemia Mata kiri 6/6 baik ke segala arah, tidak ada rasa nyeri
Kotoran (-)
Kotoran (-)
palpebra Hiperemi (-), Folikel (-), Hiperemi (-), Folikel (-), Corpus alienum (-) palpebra Hiperemi (+),Folikel (-), Corpus alienum (-) Injeksi konjungtiva (+) Injeksi siliar (-) Corpus alienum (-) Hiperemi (-),Folikel (-), Corpus alienum (-) Injeksi konjungtiva (+) Injeksi siliar (-) Jernih Corpus alienum (-) (-), Dalam, hipopion (-) hifema (-),
Kornea
hifema
Iris
Warna coklat Iridodialisis (-) regular Bentuk 3mm, dengan bulat diameter regular 3mm,
Pupil
bulat diameter
langsung/tidak Refleks
langsung/tidak
langsung : +/+ Lensa Palpasi TIO Tes sensibilitas Jernih Kesan normal Normal
Rencana terapi: 1. KIE Pasien y Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali
pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan. y Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat memperparah gejala. 2. Antihistamin peroral dan vasokonstriktor Prognosis: Baik
DISKUSI KASUS Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata. Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : a. b. c. d. Konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis virus. Konjungtivitis klamidia. Konjungtivitis alergi. Gejala Konjungtivitis Gejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata, gatal, dan fotofobia. Tanda Konjungtivitis Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler, pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran, granuloma. Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Palpebra lengket pada saat bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema palpebra. Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata sebelah melalui tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain. Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gatal dan mata berair. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtiva tarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Dapat pula ditemukan panus dan jaringan parut. Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair. Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak, kadang terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kekuningan. Selain itu juga
terdapat keluhan adanya perasaan perih pada mata, adanya demam disangkal oleh pasien. Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi pada kojungtiva palpebra. Untuk memeriksa folikel perlu dilakukan pemeriksaan slitlamp. Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekret.Jika ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri. Jika leukosit yang ditemukan adalah MN berarti merupakan konjungtivitis viral. Dan jika pada pemeriksaan didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut menderita konjungtivitis alergika. Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis alergika penanganan pada pasien ini dengan memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antihistamin peroral, serta vasokonstriktor untuk mengurangi hiperemi. Selain itu berikan KIE pada pasien yaitu : y Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali
pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan. y Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat memperparah gejala.
RINGKASAN AKHIR Perempuan, 18 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudian diikuti oleh mata kanan. Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak(+), rasa berpasir pada mata (-), kotoran (++) berwarna kekuningan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan terasa perih, gatal (+), berair (+), silau (-), demam (-). Pasien mengatakan pernah menderita penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (-), trauma mata sebelumnya (-). Pasien alergi dengan udang dan tidak ada alergi terhadap obatobatan. Sebelum pasien ke Poli mata RSUP NTB, pasien mengobati matanya dengan cendo xitrol. Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+).Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra
inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+).Margo palpebra kotoran ().Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal