Anda di halaman 1dari 2

BUAH AMAL SHOLEH 1.

Mendapatkan Mahabbatullah (Kecintaan Allah) Allah SWT berfirman dalam Al Quran (yang artinya): Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh (baik), maka Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang(QS. Maryam 96) Rasulullah saw bersabda (yang artinya): Sesungguhnya Allah Taala berfirman: Tidaklah hamba Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan si hamba selalu mendekatkan diri kepadaKu dengan melakukan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya, maka jika Aku telah mencintainya, aku menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, dan Aku menjadi matanya yang dengannya dia memandang, dan menjadi tangannya yang dengannya dia memegang dan menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan (Maksudnya: Aku menjaga pendengaran, mata, tangan dan kakinya dari yang haram), dan jika dia meminta sesuatu kepadaKu, pasti Aku berikan dan jika meminta perlindungan, pasti Aku lindungi. (Hadits Qudsiy Riwayat Al Bukhori dari Abu Hurairah) Inilah salah satu buah (hasil) dari jeripayahnya dalam beribadah di dunia, yaitu mendapat kecintaan Allah. Dan jika Allah telah mencintainya, maka Dia akan menjaga dirinya dari segala keharaman dan mara bahaya yang menimpa. Semua permintaan dan harapan akan dipenuhi dan selalu dalam perlindunganNYa. Dalam Hadits Qudsiy yang lain, Allah berfirman (yang artinya): Jika hambaKu mendekat kepadaKu satu jengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, dan jika dia mendekat kepadaku satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa (artinya: lebih dekat lagi), dan jika dia mendatangiku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari (bercepat-cepat) (HR. Bukhori dan Muslim dari Abi Hurairah) Seorang hamba yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sholeh dan ketaatan, sesungguhnya Allah akan lebih mendekat kepadanya, sehingga apapun kebutuhannya, Allah senantiasa memperhatikannya, apapun keluh kesahnya Dia selalu menyelesaikannya. Oleh karena untuk mendapatkan Mahabbatullah ini bukanlah hal yang mudah dan remeh, maka kita harus berusaha dengan hal-hal seperti diatas dan juga dengan banyak bermunajat, memohon kepada Allah agar diberikan walau secercah dari KecintaanNya. 2. Mendapatkan Kecintaan Kaum Mukminin Diantara buah amal sholeh seorang hamba adalah, Allah akan meletakkan pada hati setiap mukmin kecintaan kepada orang tersebut. Sehingga mereka akan mencintai dan menghormatinya, namun dengan dua syarat, dia beriman dan ikhlas dalam berbuat amal sholeh tersebut hanya mencari ridho Allah SWT. Sahabat Abu Darda menulis surat kepada Maslamah bin Mukhollad, dalam surat itu beliau berkata: Amma badu, sesungguhnya jika seorang hamba beramal baik, berbuat ketaatan, maka pasti Allah mencintainya, dan jika Allah telah mencintainya, maka Allah akan membuat hamba yang lain mencintainya. Dan jika dia bermaksiat maka Allah murka kepadanya dan menjadikan hamba yang lain murka (benci) kepadanya (Riwayat Al Baihaqi dalam Al Asma wash Shifat) Syahdan, ketika Imam Abdullah bin Mubarak berkunjung ke daerah Harun Ar Rasyid, ketika itu orang-orang berkerumun mengelilingi Ar Rasyid, tetapi ketika mereka melihat kedatangan Abdullah bin Mubarak, mereka berebut mencium tangannya dan berusaha mendekatinya sehingga banyak tali sandal yang putus dan debu bertebaran karena bekas kaki mereka. Pada saat yang sama seorang isteri Ar Rasyid melihat kejadian ini dari kamar istana. Dia berkata: Siapakah orang ini?, lalu dikatakan kepadanya, Inilah alim Khurasan, dia berkomentar, Demi Allah, inilah kemuliaan dan kerajaan yang sebenarnya, bukan kerajaannya Harun Ar Rasyid, sebab dia (Ar Rasyid) mengumpulkan orang-orang agar dekat kepadanya dengan pecut, bala tentara dan pembantu. Lihatlah betapa Imam Abdullah bin Mubarak dicintai dan dimuliakan sedemikian rupa sampai mereka tidak memperdulikan diri mereka sendiri demi mencium tangan beliau yang berkah demi mendapat keberkahan dengan menyentuhnya dan seterusnya. Ini semua bukanlah suatu kebetulan atau direncanakan oleh beliau, melainkan itu semua adalah buah dari segala usahanya dalam beribadah,mengabdikan diri kepada Allah SWT.

3. Mendapat kehidupan yang baik (tentram) Allah SWT berfirman (yang artinya): Siapa beramal sholeh baik laki atau perempuan, sedang dia beriman (kepada Allah), maka Kami akan menghidupkannya dengan kehidupan yang baik, dan akan Kami beri mereka balsan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (QS. An Nahl 97) Dalam menafsirkan Hayatan Thoyyibatan (kehidupan yang baik) pada ayat ini, banyak pendapat dari Ulama. Imam Said bin Jubair dan Atho bin Abi Rabah berpendapat, maksudnya adalah rizki yang halal. Imam Hasan Al Bashri berpendapat, maksudnya adalah Qanaah (merasa cukup/puas). Sedang Imam Mujahid mengatakan: Surga. Sebab surga adalah tempat kehidupan abadi, tidak ada kematian, kemiskinan, sakit, kebinasaan dan kesengsaraan. Tapi sepenuhnya surga ialah tempat kebahagiaan. Orang yang beramal sholeh, menjaga hubungannya dengan Allah, tidak melupakan akhirat sekalipun dia bergaul dengan dunia, itulah manusia yang akan diberikan ketenangan, ketentraman dan kesenangan di dunia bahkan di akhirat. 4. Memasuki Surga Allah SWT berfirman (yang artinya): Tidaklah setiap jiwa akan mengetahui apa yang disembunyikan untuknya dari apa yang akan menyenangkan mata (surga yang bergelimang nikmat dan keindahan), sebagai balasan dengan apa yang mereka kerjakan (dari ibadah dan ketaatan) (QS. As Sajdah 17) Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): Allah berfirman: Aku telah menyiapkan untuk hamba-hambaKu yang sholeh, (sebuah kenikmatan), yang belum pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati seorang manusia. Sudah jelas kiranya apa balasan Allah bagi setiap hamba yang taat dan patuh kepadaNya. Kemuliaan, penghormatan, kecintaan, kedudukan dan derajat yang tinggi. Itulah yang disiapkan Allah untuk kita, hambaNya yang benar-benar istiqamah dan konsekwen dalam ibadah. Mudah-mudahan kita dapat meraihnya, tentunya dengan mengharap kemudahan dan taufik dariNya. Amin. 5. Mengamalkan Ilmu (beramal sholeh) Adalah Bagian dari Shirathal Mustaqim Kemudian Allah menmperjelaskn hakikat shirathal mustaqim ini di dalam ayat berikutnya, Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. (QS. Al Fatihah) Syaikh Abdurrahman bin Naashir As Sadi rahimahullah berkata, Shirathalladziina anamta alaihim adalah jalan para Nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang shalih. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai yaitu orangorang yang telah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya, seperti halnya orang Yahudi dan orang lain yang memiliki ciri seperti mereka. Bukan pula jalan orang-orang yang sesat yaitu orang-orang yang meninggalkan kebenaran di atas kebodohan dan kesesatan, seperti halnya orang Nasrani dan orang lain yang memiliki ciri seperti mereka. (Taisir Karimir Rahman, hal. 39) 6. Dijauhkan dari kemurkaan * Allah berfirman (yang artinya), Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah karena kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan. (QS. Ash Shaff [61]: 2-3) * Mafhum Mukhalafah, yaitu pengertian hukum yang dipahami berbeda daripada ucapan (mantuq)

Anda mungkin juga menyukai