Pengukuran Dengan Metode Fisiologi Kerja
Pengukuran Dengan Metode Fisiologi Kerja
=
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
Xi Xi n
Yi Xi XiYi n
1 1
2
1 1 1
2
|
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
4.3 Tingkat Energi
Terdapat tiga tingkat kerja fisiologis yang umum : Istirahat, Limit kerja
Aerobik dan kerja Anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat
Metabolisme Basa. Hal tersebut mengukur perbandingan Oksigen yang
masuk dalam paru-paru dengan Karbondioksida yang keluar. Berat tubuh dan
luas permukaan merupakan faktor penentu yang dinyatakan dalam kalori /
area permukaan / jam. Rata-rata manusia mempunyai berat 65 kg dan
mempunyai luas permukaan 1,77 meter persegi memerlukan energi sebesar 1
kilokalori permenit.
Kerja disebut Aerobik bila suplay oksigen pada otot sempurna, sistem
akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi Anaerobik. Hal ini dipengaruhi
oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan.
Tabel 1.3 Tabel Klasifikasi Beban Kerja
Tingkat
Pekerjaan
Energy Expenditure Detak
Jantung
Konsumsi
Oksigen
Kkal /
menit
Kkal / 8
jam
Detak /
menit
Liter / Menit
Undully
Heavy
> 12,5 > 6000 > 175 > 2,5
Very
Heavy
10,0
12,5
4800 -
6000
150 175 2,0 2,5
Heavy 7,5
10,0
3600 -
4800
125 150 1,5 2,0
Moderate 5,0 7,5 2400 -
3600
100 125 1,0 1,5
Light 2,5 5,0 1200 -
2400
60 100 0,5 1,0
Very Light < 2,5 < 1200 < 60 < 0,5
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut :
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut
jantung selama seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya
e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung
dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahatnya
(resting level)
Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan
grafik antara hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut :
Gambar 1.2 Laju Detak Jantung
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam keadaan
normal
a. Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaan konstan
/ stabil walaupun ada perubahan kecepatan denyutnya tetapi tidak terlalu jauh
perbedaannya.
b. Waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan
cenderung naik.Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin
banyak energi yang keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah
cepat naik.
75
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
c. Waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut
jantung dalam keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu
dibutuhkan waktu istirahat yang digunakan untuk memulihkan energi kita
terkumpul kembali setelah mencapai titik puncak kelelahan.
5. Fatigue / Kelelahan
Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia
sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin berat beban yang
dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya fatigue
akan semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal
per menit , maka pada saat itu timbul rasa lelah. Menurut Murrel (1965) kita
masih mempunyai cadangan sebesar 25 kcal sebelum munculnya asam laktat
sebagai tanda saat dimulainya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang
jika kita bekerja lebih dari 5,0 kcal per menit. Selama periode istirahat,
cadangan energi tersebut dibentuk kembali. Timbulnya Fatigue ini perlu
dipelajari untuk menentukan kekuatan otot manusia, sehingga kerja yang
akan dilakukan atau dibebankan dapat disesuaikan dengan kemempuan otot
tersebut.
Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan
tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan
karena perubahan fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan
kerja. Ketiga tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa
kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi
mengalami puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak
(kelelahan sempurna).
5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fatigue :
Pada hakekatnya kekuatan dan daya tahan tubuh ini tidak hanya
dipengaruhi oleh otot saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
subyektif antara lain :
1. Besarnya tenaga yang diperlukan
2. Kecepatan
3. Cara dan sikap melakukan aktivitas
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
4. Jenis Olah Raga
5. Jenis Kelamin
6. Umu
5.2 Cara mengukur fatigue :
a) Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernafasan.
b) Mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang dipakai, jumlah CO2 yang dihasilkan, Temperatur badan,
Komposisi kimia dalam urine dan darah.
c) Menggunakan alat penguji kelelahan Riken Fatigue Indikator dengan
ketentuan pengukuran elektroda logam melalui tes variasi perubahan air
liur (saliva) karena lelah.
C. CONTOH SOAL
Laki-laki dengan umur 20 tahun mempunyai denyut istirahat sebesar 78
pulse/menit dan denyut kerja sebesar 85 pulse/menit. Berapa besar %CVL
dari pekerjaan tersebut dan berikan rekomendasi!
Jawab:
% CVL =
Denyut nadi maksimum = 220 umur = 220 20 = 200
% CVL =
Berdasarkan hasil % CVL diatas, disimpulkan bahwa pekerjaan tersebut tidak
menimbulkan kelelahan.
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Bagi tugas dalam kelompok menjadi :
- 1 orang bertugas sebagai operator
- 1 orang bertugas sebagai pengamat dan pencatat data
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
2. Ukur denyut nadi operator sebelum mengayuh sepeda statis, kemudian catat,
setelah itu baru operator baru mulai mengayuh sepeda statis.
3. Catat denyut nadi operator yang sering muncul selama menempuh suatu jarak
(500 meter, 1 km, dan 1,5 km) untuk menghitung denyut nadi kerja.
4. Setelah mencapai jarak tempuh, operator istirahat dan ukur denyut nadinya.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
1.5 Flow Chart
Mulai
Identifikasi Pekerjaan
Ukur denyut nadi
sebelum bekerja
Jarak tempuh 500 m Jarak tempuh 1 km Jarak tempuh 1,5 km
Pengumpulan Data
Ukur denyut nadi
setelah bekerja
Pemrosesan Data
Kesimpulan dan Saran
Analisis Data
Interpolasi
Menghitung %CVL
Menghitung Regresi Linear
Selesai
79
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1 Pengumpulan Data
Tabel data operator serta bank data fisiologi
2.2 Pengolahan Data
2.2.1 Analisis regresi linier
Pengolahan data hubungan antara jarak yang ditempuh dengan denyut nadi
sehingga menghasilkan suatu rumus yang dihitung dengan metode regresi
linier.
2.2.2 Analisis Beban Kerja
Perhitungan Cardiovasculair Load dengan menggunakan rumus Manuaba
& Vanwonterghem (1996).
2.3 Analisa Data
2.3.1 Rumus Persamaan Regresi Linier
(Terapkan persamaan regresi linier untuk operator saat menempuh jarak
500 m, 1 km, dan 1,5 km).
2.3.2 Cardiovasculair Load
Besarnya perhitungan prosentase cardiovascular load. Klasifikasi % CVL
sebagai rekomendasi untuk perbaikan sistem kerja (Hitung % CVL untuk
operator saat menempuh jarak 500 m, 1 km, dan 1,5 km).
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan (jawaban dari 1.4)
3.2 Saran (Administrative atau engineering control)
LEMBAR REVISI
(lembar asli ikut dijilid pada saat pengumpulan Laporan Sementara Praktikum)
80