Anda di halaman 1dari 11

CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS 1.

Pengertian Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan it is berarti peradangan atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis. Secara klinis gastritis terbagi atas : a. Gastritis akut Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada bagian mukosa saja. Terjaddi atas gastritis atas, gastritis ekssogen da n endogen akut. b. Gastritis kronis Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagia n mukosa saja atas ssudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi kare na gastritis akut yang tidak tertangani. 2. Etiologi Makanan minuman yang dapat mersak mukosa lambung, banyak mengkumsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan seperti yudium, kafein. Infeksi bakjteri terutama sreptococcus, stapylococcus, serta bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti asam pekat dan soda kausatif. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas, berle mak juga dapat menyebabkan gastritis. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan asam lambung. 3. Patofisiologi Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mokusa terjadi kemeraha , edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosanya saja. Apabilaa sering mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi, maka dapat menyebabkan perdarahan mukosa lambung juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut, maka akn terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam lambung.Keadaan demikian dapat menyebabkan iritasi yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hiper sekresi dari asam lambung. 4. Manifestasi Klinik a. Gastritis akut Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah. b. gastritis kronis tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi. 5. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto lambung 2. Foto Rontgen 3. Gastrokopi 4. Endoskopi 5. Biopsi Mukosa 6. Analisa lambung 7. Penatalaksanaan Medis Selama masa akut; istirahat 1 2 hari Mengatur diet; lembek dan tidak pedas Mengganti cairan tubuh melalui intravena Beri antimetik; psimpesan Beri analgetik dan anti inflamasi Terapi infus; D5 %

8. Diagnosa dab Intervensi Keperawatan a. gangguan rasa nyaman: nyeri s.d peradangan pada gaster kaji status nyeri : Skala, intensitas, frekuensi, durasi nyeri Kaji penyebab nyeri : area nyeri Anjurkan Px menari napas dalam dan menggunakan tekhnik relaksasi lain Anjurkan Px untuk tidak mrngkunsumsi makana pedas dan mengandung gas serta minuman yang sifatnya oversidosis Beri analgetik SOD Beri Asetaminofen karena ada efek tidur Beri antasit Beri anticholirgik b. gangguan pemenuhan nutrisi s.d Anorexia d.d mual dan muntah Observasi karakteristik muntahan Berikan makan cair dalam jumlah kecil dan cukup kering Anjurkan Px makan sedikit demi sedikit namun sering Pertahankan puasa selama masa akut kurang lebih beberapa jam Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antiemetik c. Gangguan regulasi suhu s.d Proses peradangan lambung Berikan kompres dingin pada prontal dan axila Observasi TTV Anjurkan minum yang banyak Berikan pakaian yang tipis d. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakitnya Observasi tingkat kecemasan Px Berikan kesempatan Px untuk bertanya 8. Daftar Pustaka Doengos, M.E,dkk,1999Rencana Asuhan KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan Pedokomentasian Perawatan Pasien.Edisi III, Jakarta : EGC Mansjoer,A,dkk,1999 Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, Jakarta : Media Aeskulapius FKUI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA A. PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.(Mizieviez). B. ETIOLOGI 1. Faktor imunologi 2. Faktor bakteriologi 3. Faktor lain seperti : NSAID ( aspirin ), merokok, alkohol, kafein, stres/ ansietas, refluk usus-lambung, bahan kimia C. PATWAYS DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN F. imunologi F. Bakteriologik Faktor lain Infiltrasi sel - sel radang Atropi progresif sel epitel kelenjar mukosa Kehilangan sel parietal dan chief sel Produksi asam klorida, pepsi dan faktor intrinsik menurun Dinding lambung menipis

Mukosa rata Kerusakan mukosa asam lambung Nyeri ulu hati Mual, muntah, anoreksia Kurang penget. Perub. Kenyamanan Resiko nutrisi kurang Nyeri dari kebutuhan tubuh D. TANDA DAN GEJALA Nyeri epigastrium yang tidak hebat, nyeri tekan pada epigastrium, mual, muntah anoreksia, muntah darah bila berat. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Endoskopi 2. Biopsi mukosa lambung 3. Analisa cairan lambung 4. Pemeriksaan barium 5. Radiologi abdomen 6. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah 7. Feces bila melena ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT A. PENGKAJIAN 1. Riwayat atau adanya faktor resiko Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung Perokok berat Pemajanan pada stres emosi kronis 2. Pengkajian fisik Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 3 setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar, sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi. Penurunan berat badan Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat 3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit 4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif 5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkanstres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik 2. Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program pengobatan 3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan , anoreksia, mual, muntah C. RENCANA KEPERAWATAN Dx/ Kep. 1. Kriteria klien akan : 1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera 2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana pengobatan Intervensi

1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri 2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan 3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks 4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan gorengan, pedas, kopi 5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri 6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol 7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandungkafein, bila ada indikasi 8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan dokter 9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak nyeri sekalipun Dx/ Kep. 2. Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan Intervensi: 1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media yang tepat untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga 2. Jelasskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko kekambuhan: a. penggunaan tembakau, b. masukan alkohol berlebihan, c. makanan dan minuman yang mengandung kafein, d. jumlah besar produk yang mengandung susu. 3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut: a. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan absorbsi b. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung c. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung d. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan natrium berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan darah 4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala 5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini : Feces merah / hitam Muntahan berdarah / hitam Nyeri epigastrik menetap Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba Konstipasi Mual dan muntah menetap Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian merokok, minum alkohol, penatalaksanaan stres) Dx/ Kep. 3. Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat Intervensi: 1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus rasa nyeri 2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin 3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam 4. Pantau masukan dan haluaran

5. Pertahankan lingkungan tampa stres 6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering 7. Pantau keefektifan / efek samping obat DAFTAR PUSTAKA 1. Darmojo R.B, Martono H, (2000), Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai penerbit FKUI, Jakarta 2. Price SA, Lorraine M, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta 3. Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Euskulapius FKUI, Jakarta 4. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta 5. FKUI, (2000), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta 6. Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta 7. Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, Edisi !, EGC, Jakarta 8. Tuker SM et al, (1992),Standard Perawatan Pasien, Vol 2, Edisi V, EGC, Jakarta 9. Suparman dkk, (1990), Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Coolest Site PELUANG BISNIS, STOP DREAMING START ACTION GASA UTK EREKSI KERAS LEBIH SEX LEBIH KUAT & TAHAN LAMA KENCENG, ISTRI PUAS! ISTRI MAKIN KETAGIHAN! FOREDI BIKIN ISTRI KETAGIHAN MLULU! KumpulBlogger.com
Top of Form

INVESTASI HANYA 25RB 1X SEUMUR HIDUP

Temukan artike
Bottom of Form Top of Form

Ketik E-mail Kamu Disini Untuk Mendapatkan Materi Kuliah Terbaru -(Askep,Askeb,Info Kesehatan,Bisnis online, Keperawatan,Kebidanan,dll):

blogspot/UCqZ

en_US

Subscribe

Delivered by FeedBurner
Bottom of Form

Artikel Terkait:
Keperawatan Medikal Bedah

Proses pembentukan urine Definisi Malformasi Anorektal ( MAR ) Letak Colon (colon asendens dan colon desendens) - ( caecum, sigmoid, dan colon transversum) Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik Etiologi Gagal Ginjal Kr

CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS 1. Pengertian Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan it is berarti peradangan atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis. Secara klinis gastritis terbagi atas : a. Gastritis akut Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada bagian mukosa saja. Terjaddi atas gastritis atas, gastritis ekssogen da n endogen akut. b. Gastritis kronis Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagia n mukosa saja atas ssudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi kare na gastritis akut yang tidak tertangani. 2. Etiologi Makanan minuman yang dapat mersak mukosa lambung, banyak mengkumsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan seperti yudium, kafein. Infeksi bakjteri terutama sreptococcus, stapylococcus, serta bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti asam pekat dan soda kausatif. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas, berle mak juga dapat menyebabkan gastritis. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan asam lambung. 3. Patofisiologi Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mokusa terjadi kemeraha , edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosanya saja. Apabilaa sering mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi, maka dapat menyebabkan perdarahan mukosa lambung juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut, maka akn terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam lambung.Keadaan demikian dapat menyebabkan iritasi yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hiper sekresi dari asam lambung. 4. Manifestasi Klinik a. Gastritis akut Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah. b. gastritis kronis tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat

badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi. 5. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto lambung 2. Foto Rontgen 3. Gastrokopi 4. Endoskopi 5. Biopsi Mukosa 6. Analisa lambung 7. Penatalaksanaan Medis Selama masa akut; istirahat 1 2 hari Mengatur diet; lembek dan tidak pedas Mengganti cairan tubuh melalui intravena Beri antimetik; psimpesan Beri analgetik dan anti inflamasi Terapi infus; D5 % 8. Diagnosa dab Intervensi Keperawatan a. gangguan rasa nyaman: nyeri s.d peradangan pada gaster kaji status nyeri : Skala, intensitas, frekuensi, durasi nyeri Kaji penyebab nyeri : area nyeri Anjurkan Px menari napas dalam dan menggunakan tekhnik relaksasi lain Anjurkan Px untuk tidak mrngkunsumsi makana pedas dan mengandung gas serta minuman yang sifatnya oversidosis Beri analgetik SOD Beri Asetaminofen karena ada efek tidur Beri antasit Beri anticholirgik b. gangguan pemenuhan nutrisi s.d Anorexia d.d mual dan muntah Observasi karakteristik muntahan Berikan makan cair dalam jumlah kecil dan cukup kering Anjurkan Px makan sedikit demi sedikit namun sering Pertahankan puasa selama masa akut kurang lebih beberapa jam Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antiemetik c. Gangguan regulasi suhu s.d Proses peradangan lambung Berikan kompres dingin pada prontal dan axila Observasi TTV Anjurkan minum yang banyak Berikan pakaian yang tipis d. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakitnya Observasi tingkat kecemasan Px Berikan kesempatan Px untuk bertanya 8. Daftar Pustaka Doengos, M.E,dkk,1999Rencana Asuhan KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan Pedokomentasian Perawatan Pasien.Edisi III, Jakarta : EGC Mansjoer,A,dkk,1999 Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, Jakarta : Media Aeskulapius FKUI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA A. PENGERTIAN

Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.(Mizieviez). B. ETIOLOGI 1. Faktor imunologi 2. Faktor bakteriologi 3. Faktor lain seperti : NSAID ( aspirin ), merokok, alkohol, kafein, stres/ ansietas, refluk usus-lambung, bahan kimia C. PATWAYS DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN F. imunologi F. Bakteriologik Faktor lain Infiltrasi sel - sel radang Atropi progresif sel epitel kelenjar mukosa Kehilangan sel parietal dan chief sel Produksi asam klorida, pepsi dan faktor intrinsik menurun Dinding lambung menipis Mukosa rata Kerusakan mukosa asam lambung Nyeri ulu hati Mual, muntah, anoreksia Kurang penget. Perub. Kenyamanan Resiko nutrisi kurang Nyeri dari kebutuhan tubuh D. TANDA DAN GEJALA Nyeri epigastrium yang tidak hebat, nyeri tekan pada epigastrium, mual, muntah anoreksia, muntah darah bila berat. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Endoskopi 2. Biopsi mukosa lambung 3. Analisa cairan lambung 4. Pemeriksaan barium 5. Radiologi abdomen 6. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah 7. Feces bila melena ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT A. PENGKAJIAN 1. Riwayat atau adanya faktor resiko Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung Perokok berat Pemajanan pada stres emosi kronis 2. Pengkajian fisik Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 3 setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar, sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi. Penurunan berat badan Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat 3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit 4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif

5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkanstres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik 2. Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program pengobatan 3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan , anoreksia, mual, muntah C. RENCANA KEPERAWATAN Dx/ Kep. 1. Kriteria klien akan : 1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera 2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana pengobatan Intervensi 1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri 2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan 3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks 4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan gorengan, pedas, kopi 5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri 6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol 7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandungkafein, bila ada indikasi 8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan dokter 9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak nyeri sekalipun Dx/ Kep. 2. Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan Intervensi: 1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media yang tepat untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga 2. Jelasskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko kekambuhan: a. penggunaan tembakau, b. masukan alkohol berlebihan, c. makanan dan minuman yang mengandung kafein, d. jumlah besar produk yang mengandung susu. 3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut: a. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan absorbsi b. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung c. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung d. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan natrium berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan darah 4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala 5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini : Feces merah / hitam Muntahan berdarah / hitam

Nyeri epigastrik menetap Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba Konstipasi Mual dan muntah menetap Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian merokok, minum alkohol, penatalaksanaan stres) Dx/ Kep. 3. Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat Intervensi: 1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus rasa nyeri 2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin 3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam 4. Pantau masukan dan haluaran 5. Pertahankan lingkungan tampa stres 6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering 7. Pantau keefektifan / efek samping obat DAFTAR PUSTAKA 1. Darmojo R.B, Martono H, (2000), Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai penerbit FKUI, Jakarta 2. Price SA, Lorraine M, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta 3. Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Euskulapius FKUI, Jakarta 4. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta 5. FKUI, (2000), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta 6. Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta 7. Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, Edisi !, EGC, Jakarta 8. Tuker SM et al, (1992),Standard Perawatan Pasien, Vol 2, Edisi V, EGC, Jakarta 9. Suparman dkk, (1990), Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Coolest Site PELUANG BISNIS, STOP DREAMING START ACTION GASA UTK EREKSI KERAS LEBIH SEX LEBIH KUAT & TAHAN LAMA KENCENG, ISTRI PUAS! ISTRI MAKIN KETAGIHAN!

FOREDI BIKIN ISTRI KETAGIHAN MLULU! KumpulBlogger.com


Top of Form

INVESTASI HANYA 25RB 1X SEUMUR HIDUP

Temukan a
Bottom of Form Top of Form

Ketik E-mail Kamu Disini Untuk Mendapatkan Materi Kuliah Terbaru -(Askep,Askeb,Info Kesehatan,Bisnis online, Keperawatan,Kebidanan,dll):

blogspot/UCqZ

en_US

Subscribe

Delivered by FeedBurner
Bottom of Form

Artikel Terkait:
Keperawatan Medikal Bedah

Proses pembentukan urine Definisi Malformasi Anorektal ( MAR ) Letak Colon (colon asendens dan colon desendens) - ( caecum, sigmoid, dan colon transversum) Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik Etiologi Gagal Ginjal Kr

Anda mungkin juga menyukai