Anda di halaman 1dari 54

Infeksi kulit

30/01/2012

by sayap kiri

Varisela

Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa.

Gejala Gejala prodrolmal : demam, malese dan nyeri kepala. Papul vesikel pustul krusta

Predileksi
Badan Muka Ekstermitas Selaput lendir mata Mulut Dan saluran napas

Diagnosis
dapat di lakukan percobaan Tzank dengan cara mambuatt sediaan hapus yang di warnai dengan Giemsa. Bahan di ambil dari kerokan dasar vesikel dan akan di dapati sel datia berinti banyak

Diagnosis banding
variola

Penatalaksanaan
Simptomatik Mentol dan kamfora (zat anti gatal) Antibiotik antiviral

Herpes Zoster

Herpes zoster adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer

Gelaja klinis
Gelaja prodromal sistemik :Demam, Pusing,malese Gejla prodromal lokal : nyeri otottulang, gatal-gatal, pegal, dsb. Eritema vesikel pustul krusta

Diagnosis
Percobaan Tzank

DD
Herpes simpleks

Pengobatan
Simptomatik Antiviral

Prognosis
Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus bergantung pada tindakan perawatan secara dini.

Infeksi parasit

Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sesnsitisasi terhadap Sarcoptes scabiei

Tanda kardinal
Pruritus nokturna Menyerang secara berkelompok Adanya terowongan Menemukan tungau

Pemeriksaan
Kuretasi terowongan Swab kulit Dll.

Pengobatan
Emulsi benzil-benzoat (20-25%) Permetrin 5% Krotamiltol 10%

Pendikulosis
Definisi: Definisi Penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju, memberi keluhan gatal akibat gigitannya

Etiologi ada 2 jenis yaitu: 1. Pediculus humanus Var. Capitis = Pedikulosis kapitis (Head Louse; tuma kepala) Var. Corporis = Pedikulosis korporis (Body louse; tuma badan) 2. Phthirus pubis = Phthiriasis pubis (Crab louse; tuma kemaluan)

Pendikulosis kapitis
Sinonim: Pediculosis capitis; Penyakit tuma kepala Etiologi: Pediculus humanus var. capitis (Head louse) Insiden: Anak dan wanita berambut panjang

Gejala
Gatal digaruk lalu infeksi, keluar serum terjadi infeksi sekunder dan timbul impetigo atau furunkulosis Predileksi di regio occipital & postauricular Rambut kering & tak mengkilap Jika bernanah + krusta + bau busuk Plica polonica (rambut gimbal)

Diagnosis
Gatal pada predileksi Telur/ tuma (diagnosis pasti) Impetigo; furunkulosis + KGB > pada anak

Penatalaksanaan:
-(hilangkan/ basmi kutu dan telurnya)
Umum: jaga kebersihan rambut Topikal:
emulsi/ bubuk DDT 5 10% emulsi benzyl benzoas 20 25% Gameksan 0,5 1% Gama Benzen Hexachloride 1% Bubuk malathion 1%

cukur

Sistemik: antibiotika/ kemoterapeutika infeksi sekunder

Pedikulosis Korporis
Sinonim: Vagabonds disease; penyakit kutu badan Etiologi: Pediculus humanus var. capitis (Body Louse)

Gejala
Gigitan menyebabkan bintik merah di dada & perut, bahu & punggung Papel urtika + gatal hebat Erosi & ekskoriasi + infeksi sekunder Likenifikasi dan hiperpigmentasi Vagabonds disease (kronis, kering, pada orang tua, kebiasaan menggaruk)

penatalaksanaan
Umum : pakaian & peralatan tempat tidur direbus, autoklaf (> 60rC, 15), fumigasi (Metil bromida) Obat-obat: insektisida Bedak DDT 10% tuma Bedak BHC 1% dewasa & telur Bedak malathion 1%

Pediculosis pubis; penyakit Tuma kelamin Etiologi: Phthirus pubis (Crab louse) Insiden: Dewasa muda (seksual aktif)

Gejala
Gigitan papel kecil + krusta gatal hebat !!! Gigitan juga mengeluarkan liur yang mengubah bilirubin menjadi biliverdin. Maculae caerulae: bercak biru abu-abu, bulat, 3 15 mm, ditekan tak hilang Predileksi: regio genital & perianal yang berambut, rambut ketiak, alis/ bulu mata Penularan: kontak seksual, alat-alat (tempat tidur, handuk)

Penatalaksanaan
Cukur rambut pubis + obat sesuai P.kapitis Untuk bulu mata + sol isoflurofanat 0,025% Gunakan forsep (pinset) alis/ bulu mata Obati partner sex

Infeksi bakteri

Definisi Penyakit infeksi kronis, disebabkan Mycobacteroium leprae Mula-mula mengenai SS tepi, lalu kulit & mukosa traktus respiratorius atas, RES, mata, SSP. otot, tulang, testis & organ lain, kecuali SSP Cenderung menyebabkan cacat tangan dan kaki

KONTAK

Infeksi
Makrofag

Non - Infeksi

Sel Schwann Sel Datia Langhans 95% Ggl Spinalis Ggl Simpatikus

Subklinis

Sembuh
70%

Indeterminate (I)
30%

Determinate

TT Tuberkuloid (polar/stabil) Pausibasiler

BT

BB Borderline (tak stabil)

BL

LL Lepromatosa (polar/stabil) Multibasiler

Perbedaan TT dan LL
Perbedaan Jumlah lesi Efloresensi Distribusi Permukaan Lesi Tepi lesi Anestesi Kontraktur Tuberkuloid (TT) 1/ bbrp Makula/ plakat Asimetris Lebih kasar Batas jelas Lepromatosa (LL) Banyak Papel, nodul & infiltrat Simetris Lebih halus dan mengkilap Batas tak jelas Tak jelas, biasa stad lanjut Terutama stad lanjut BTA banyak

Jelas stad dini Sering stad dini BTA atau Bakterioskopi sedikit

Perbedaan TT. & LL.


Perbedaan Histopatologi Tuberkuloid (TT) Tuberkel Lepromatosa (LL) Lini tenang (Subepidermal clear zone) Sel busa (Foam cell/ Virchow cell) Negatif Imunitas seluler q

Tes Lepromin

Positif Imunitas seluler

Simtomatologi 1. Efloresensi Kulit

Makula, papula, nodula Infiltrat ulkus


Makula hipopigmentasi yang khas + 5A yaitu :

Achromia = tidak ada pigmen Anestesia = baal Atrofi = kulit agak mencekung Alopesia = tanpa rambut Anhidrosis = tidak berkeringat

2. Kelainan Saraf a. Penebalan saraf perifer, a.l: N.facialis: raba bagian pelipis N.auric.magnus: raba sisi/ lateral leher N. radialis: raba lateral lengan atas N.ulnaris: raba dorsal epicondilus medial N.peroneus lateral: raba dorsal capitulum fibulae N.tibialis posterior: raba dorsal maleolus medialis

b. Gangguan sensibilitas (+ tabung reaksi, jarum & kapas) Lakukan pemeriksaan: rasa suhu (panas & dingin) rasa sakit (tajam & tumpul) rasa raba (sentuhan kapas) rasa nyeri dalam

3. Gangguan organ-organ lain (merupakan komplikasi), a.l:


a. Mata: iritis, iridosiklitis, ggn visus (buta), lagofthalmus b. Hidung: epistaksis, hidung pelana (kerusakan tulang rawan c. Lidah: nodus, ulkus d. Larings: suara parau e. Ginjal: pielonefritis, nefritis interstitiel, Glomerulonefritis, amilidosis ginjal f. Testis: epididimitis, orchitis, atrofi ginekomastia & steril g. Kel limfe: limfadenitis h. Tulang & sendi: artritis, tendosinovitis, absorpsi tulang jari tangan (mutilasi)
Pada Stadium Lanjut: xerosis, ulkus tropikum, mutilasi, ankilosis

Terapi
Obat DDS (4,4 diamino-difenil-sulfon, Dapson)
Bersifat bakteriostatik menghambat enzim dihidrofolat sintetase, bekerja sbg antimetabolit PABA Dosis tunggal (sampai 6 bulan): 50 100 mg/ hari utk dewasa 2 mg/ kgBB untuk anak-anak Efek samping Insomnia, neuropatia Erupsi obat nekrolisis epidermal toksika !! Hepatitis Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia

Rifampisin
Dosis:
600 mg/ hari (5 15 mg/ kgBB/hari) 900 1200 mg/ minggu flu like syndrome 600 atau 1200/ bulan efek & toleransi baik

Efek samping
Ggn Gastrointestinal Erupsi kulit Hepatotoksik & nefrotoksik

Klofasimin (B-663, Lamprene)


Dosis: 50 mg/ hari atau 100 mg/ 3x seminggu (1 mg/ kgBB sehari) 300 mg/ bulan utk cegah reaksi lepra Efek samping Pigmentasi kulit keringat & air mata merah Gangguan GIT anorexia, vomitus, diare, kadangkadang nyeri abdomen

Infeksi jamur

Sporotrikosis
adalah infeksi yang disebabkan oleh Sporothrix schenckii. Biasanya menyerang kulit dan pembuluh getah bening di sekitarnya, kadangkadang mengenai paruparu dan jaringan lainnya.

Infeksi kulit dan pembuluh getah bening di sekitarnya, biasanya dimulai pada jarijari tangan dengan nodul (benjolan) kecil-kasar yang secara perlahan membesar dan membentuk sebuah luka.

Infeksi pada kulit biasanya menyebar sangat lambat dan jarang berakibat fatal. Pengobatannya adalah dengan itrakonazol per-oral (melalui mulut). Bisa juga diberikan kalium-yodida per-oral, tapi tidak efektif dan menimbulkan efek samping seperti ruam dan peradangan mata, mulut dan tenggorokan.

Makaciiii......... ii ...............

Anda mungkin juga menyukai

  • Penelitian Kesehatan
    Penelitian Kesehatan
    Dokumen32 halaman
    Penelitian Kesehatan
    Anna Erlinda Yanthi
    100% (2)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    Anna Erlinda Yanthi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    Anna Erlinda Yanthi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    Anna Erlinda Yanthi
    Belum ada peringkat
  • Miastenia Gravisvis
    Miastenia Gravisvis
    Dokumen3 halaman
    Miastenia Gravisvis
    Anna Erlinda Yanthi
    Belum ada peringkat