Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan penulis selama 5 tahun mengajar matematika di SMP Negeri 10 Mukomuko pada umumnya siswa banyak mengalami kesulitan memahami operasi hitung pada bilangan bulat yaitu sebesar 80 %, khususnya operasi hitung penjumlahan dan/atau operasi hitung pengurangan antara antara lain : 1) bilangan positif dengan bilangan bulat negatif, 2) bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Bahkan kesulitan ini terbawa sampai pada jenjang sekolah yang lebih tinggi. Siswa kelas VII SMP N 10 Mukomuko tidak mampu mengerjakan soal -5 - 3= , hampir 95% siswa salah dalam mengerjakan persoalan sejenis. Akan tetapi operasi hitung perlalian dan pembagian serta penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif siswa tidak menemui kendala yang signifikan. Operasi pada bilangan bulat merupakan salah satu materi yang di cantumkan pada SKL tingkat satuan pendidikan menengah pertama sehingga siswa di tuntut untuk dapat memahami secara konseptual dan terampil dalam melakukan hitungan, dan diharapkan mampu mengerjakan soal Ujian Nasional. Operasi bilangan bulat juga sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari, karena sudah menjadi fitrahnya manusia kadang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing dan merujuk manusia sebagai

makhluk sosial maka yang berlebih sudah seharunya memberi (sodaqoh) kepada yang kekurangan (miskin), kemudian operasi bilangan bulat juga dapat dipakai untuk menghitung aset kekayaan pribadi yang terdiri dari tabungan maupun hutang. Mengingat pentingnya operasi bilangan bulat baik dalam mempersiapkan anak untuk sukses Unjian Nasional maupun untuk memupuk karakteristik siswa yang realistis dan dermawan maka perlu cara yang dapat mempermudah yang dapat mempermudah siswa dalam memahami operasi bilangan bulat. Untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami operasi bilangan bulat pada penjumlahan dan pengurangan positi*positif, positif*negstif, negatif*positif dan negatif*negatif penulis menggunakan alat bantu berupa gelas air minum kemasan bekas yang selanjutnya secara umum saya sebut gelas Aquatif.

1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan akar permasalahan yang ada adalah Apakah penggunaan gelas Aquatif dapat membantu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Mukomuko dalam memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat? 1.3 Ruang Lingkup Siswa kelas VII/a sebanyak 23 orang dipilih sebagai objek penelitian karena pembelajaran bilangan bulat diajarkan pada kelas VII semester 1. Penulis dalam pembelajaran bilangan bulat dengan menggunaka gelas Aquatif hanya terbatas pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positi*positif, positif*negstif, negatif*positif dan negatif*negatif dimana tanda bintang pada tulisan ini menandai simbol operasi tambah atu kurang. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Upaya penulis sebagai guru harus mampu dan jeli dalam memanfaatkan limbah sebagai susuatu barang yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. 2. Menggambarkan sebuah pengalaman penulis sebagai guru dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan bulat sub pokok bahasan operasi hutung penjumlahan dan pengurangan. 3. Sebagai upaya dalam mengembangkan profesi guru sehingga nantinya akan menambah profesionalitas penulis dalam dunia pendidikan.

b. Manfaat Penelitian Penulis berharap semoga apa yang penulis lakukan ini bermanfaat bagi : 1. Siswa y Siswa merasa senang dan terbantu dalam memahami operasi penjumlahan dan operasi pengurangan bilangan bulat. y Mengoptimalkan perkembangan daya nalar dan logika siswa SMP Negeri 10 Mukomuko. y Memberikan motivasi siswa SMP Negeri 10 Mukomuko dalam belajar matematika. 2. Guru Matematika y Sebagai bahan pembanding khususnya tentang metode pembelajaran bilangan bulat. y Pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, baik dari segi tenaga, waktu, maupun biaya. y Sebagai inspirasi pembuetan karya tulis ilmiah dalam rangka pengembangan keprofesionalan guru.
2

3. Penulis y Menjadi motivasi pengembangan diri penulis dalam berkreasi dan berinovasi untuk mencari metode ataupun teknik pembelajaran matematika yang baru dan murah meriah sehingga terbantu apa yang menyadi kesulitan yang diketemukan dalam pembelajaran y Mendapatkan Angka Kredit dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 4. Instansi Terkait Dapat dijadikan masukan dan referensi dan dapat di publikasikan jika metode ini dianggap layak untuk disebar luaskan.

1.5 Definisi istilah 1. Gelas Aquatif atau gelas aqua positif-negatif terdiri dari i. Gelas Aqua Positif ii. GelasAqua Negatif 2. Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud adalah pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 3. Metode adalah suatu cara atau teknik yang digunakan dalam pembelajaran 4. Eksperimen adalah percobaan ( praktik langsung ) secara kelompok.

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pembelajaran Bilangan Bulat Pembelajaran bilangan bulat di tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di berikan kepada siswa kelas VII pada awal semester satu, hal ini di dasarkan pada kurikulum KTSP 2006 sebagai acuan untuk mementukan program pembelajaran. Pada pembelajaran bilangan bulat yang akan di jadiakan bahan penelitian adalah tentang operasi penjumlahan dan pengurangan saja. Lebih terinci lagi pada operasi penjumlahan dan pengurangan sebagaimana kombinasi operasinya terperinci sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bilangan bulat positif + bilangan bulat positif, atau dapat ditulis (+) + (+) Bilangan bulat positif + bilangan bulat negatif, atau dapat ditulis (+) + (-) Bilangan bulat negatif + bilangan bulat positif, atau dapat ditulis (-) + (+) Bilangan bulat negatif + bilangan bulat negatif, atau dapat ditulis (-) + (-) Bilangan bulat positif - bilangan bulat positif , atau dapat ditulis (+) + (+) Bilangan bulat positif - bilangan bulat negatif, atau dapat ditulis (+) + (-) Bilangan bulat negatif - bilangan bulat positif, atau dapat ditulis (-) + (+) Bilangan bulat negatif - bilangan bulat negatif, atau dapat ditulis (-) + (-) Dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat siswa diharapkan mampu memahami dan menerapkan dalam menyelesaikan persoalan baik secara tekstual maupun kontekstual, baik soal berupa ujian yang diadakan di sekolah maupun persoalan yang diketemukan dalam kehidupan sehari-hari Dalam pembelajaran menurut Winata Putra (1993) agar konsep tertanam dengan baik sehingga siswa benar-benar memahaminya, dalam mengajarkan konsep sebaiknya guru : 1) member contoh beraneka ragam, agar siswa tidak memperoleh generalisasi yang keliru; 2) memberikan contoh sebanyak mungkin, agar siswa memiliki wawasan yang luas tentang konsep tersebut; memberikan contoh yang sifatnya berlawanandengan pengertiankonsep yang sedang diberikan. Sehingga dengan demikian dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan akan perlu sebuah alat bantu pembelajaran agar siswa mudah memahami kosep operasi bilangan bulat dan juga penggunaan alat bantu pelajaran dimaksudkan agar siswa tidak mengalami salah dalam memahami konsep yang sedang diajarkan. Kemudian setelah pembelajaran konsep selesai maka haruslah diberikan soal dalam berbagai variasi.
4

2.2 Alat Peraga atu Alat Bantu Pembelajaran Menurut buku 5 Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran/bimbingan pada khususnya dan proses pendidikan di sekolah/madrasah pada umumnya. Jadi untuk membantu kelancara proses pembelajaran pada operasi bilangan bulat penulis menggunakan alat bantu pembelajaran berupa gelas plastik minuman kemasan yang biasa disebut gelas aquatif yaitu gelas aqua positif dan gelas aqua negatif. 2.3 Metode Eksperimen Metode percobaan (Experimental method)

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000) dalam Martiningsih (2007) Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. Kekurangan metode percobaan sebagai berikut, Tidak cukupnya alat-alat

mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen, dan jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. Menurut Roestiyah (2001:80) dalam Martiningsih (2007) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar
5

eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada. Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) dalam Martiningsih (2007) adalah (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alatalat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada bilangan bulat dengan bantuan alat peraga gelas aquatif akan membantu siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan karena siswa terlibat langsung secara afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini alat peraga (gelas aquatif) yang dibutuhkan haruslah cukup memadai agar nantinya siswa tidak mengalami kekurangan alat disaat melakukan eksperimen operasi penjumlahan maupun pengurangan.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penellitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Depdikbud adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis dalam rangk memperbaiki keadaan atau situasi yang dilakukan secara terbatas. Penelitian ini dilakukan oleh guru pengampu pelajaran matematika secara langsung di kelas VII SMP Negeri 10 Mukomuko pada tahun ajaran 2010/2011 semester satu.

3.2 Subjek Penelitian Dalampenelitian ini, subjek yang diteliti adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 10 Mukomuko yang berjumlah 23 orang.

3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut arikunto (1998) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalammengumpulkan data agar pekerjaanya lebih medah diolah. Untuk mendapatlan data dalam penelitian ini, menggunakan instrumen penelitian berupa tes dan quisioner dalam bentuk angket.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes berbentuk tes esay yang berisi tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat yang terdiri dari 20 butir soal. Setelah kegiatan evaluasi atau pembelajaran selesai untuk mengetahui kondisi psikologi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Mukomuko dilakukan pengisian angket oleh siswa secara individu.

BAB IV LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN

4.1 Penyusunan Kegiatan Program Pembelajran Guna menunjang kegiatan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat bantu gelas Aquatif diperlukan beberapa perangkat pembelajaran sebagai berikut : Rencana Program Pembelajaran (RPP) sebanyak 4 eksemplar Lembar kegiatan siswa (LKS) sebanyak 2 eksemplar Latihan Soal Mandiri (LSM) sebanyak 5 eksemplar Soal-Soal Evaluasi ( SE) sebanyak 3 eksemplar Absensi siswa

Tahap pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan gelas Aquatif dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a. Tahap 1 Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan alat bantu pembelajaran sebagai berikur : o Rencana Program Pembelajaran 1 (RPP-1) o Lembar kegiatan siswa 1 (LKS-1) o Latihan Soal Mandiri1 (LSM-1) o Soal-Soal Evaluasi 1 (SE-1) b. Tahap 2 Operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan alat bantu pembelajaran sebagai berikur : o Rencana Program Pembelajaran 2 (RPP-2) o Lembar kegiatan siswa 2 (LKS-2) o Latihan Soal Mandiri 2 (LSM-2) o Soal-Soal Evaluasi 2 (SE-2) c. Tahap 3 Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan alat bantu pembelajaran sebagai berikur : o Rencana Program Pembelajaran 3 (RPP-3) o Lembar kegiatan siswa 3A (LKS-3A)
8

o Lembar kegiatan siswa 3B (LKS-3B) o Rencana Program Pembelajaran 4 (RPP-4) o Latihan Soal Mandiri 3C (LSM-3C) o Soal-Soal Evaluasi 3 (SE-3) Klasifikasi jenis operasi hitung bilangan bulat dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: No Jenis Operasi 1 Penjumlahan Macam Operasi y y y y 2 Pengurangan y y y y Positif dengan positif Positif dengan negatif Negatif dengan positif Negatif dengan negatif Positif dengan positif Positif dengan negatif Negatif dengan positif Negatif dengan negatif Contoh y y y y y y y y 8+5 8 + (-5) -8 + 3 -8 + (-5) 8-5 8 - (-5) -8 - 3 -8 - (-5)

4.2 Pembuatan Gelas Aquatif Pembuatan gelas aqua kemasan menjadi gelas Aquatif sebenarnya sangat mudah sekali, karena bahan banyak tersedia disekitar tempat penulis mengajar, setelah gelas di kumpulkan kemudian di pilih yang masih bagus, dan terakhir dilakukan pengecatan dan penandaan menggunakan. Untuk membuat gelas Aqua Positif dilakukan pengecatan dengan warna merah setengah dari tinggi gelas bagian atas, dan alas diberikan tanda tambah sebagai symbol positif . Kemudian untuk membuat gelas Aqua Positif dilakukan pengecatan juga dengan warna merah setengah dari tinggi gelas bagian bawah, dan alas diberikan tanda kurang atau setrip sebagai symbol negatif . Dalam penulisan ini penulis tidak menggunakan symbol gambar gelas aqua karena terlalu rumit, tetapi hanya memakai bentuk alas dari gelas di beri symbol sebagai berikut : y Contoh untuk 3 gelas aqua positif

Contoh untuk 3 gelas aqua negatif


9

4.3 Pelaksanaan Kegiatan Program Pembelajran Sesuai dengan rencana program pembelajaran yang telah disusun, maka urutan pembelajaran di jadwalkan seperti tabel sebagai berikut :

Hari dan tanggal Selasa 20 Juli 2010 Kamis 22 Juli 2010 Selasa 27 juli 2010 Kamis 29 Juli 2010 Selasa 3 Agustus 2010

Alokasi waktu 3 JP 3 JP 2 JP 1 JP

Perangkat pembelajaran RPP-1 LKS-, LSM-1, SE-1 RPP -

Keterangan

RAPAT GURU

RPP-2 LKS-2, LSM-2,SE-2 RPP-3 LSM-3A, LSM-3B RPP-4 LSM-3C, SE-3

Keterangan dari tabel 4 adalah : 1. Kegiatan pembelajaran paga LKS-1 antara lain penanaman konsep bilangan bulat, operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan gelas Aquatif, penerapan metode eksperimen dengan bantuan gelas Aquatif pada penjumlahan bilangan bulat. (LKS-1, Lampiran 5) 2. Setelah siswa memahami dan menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan gelas Aquatif maka kegiaran pembelajaran berikutnya adalag latihan soal mandiri 1 (LSM-1), yaitu penanaman konsep operasi hitung penjumlahan bilangan bulat tanpa menggunakan gelas aquatuf.(LSM-1, Lampiran 7) 3. Evaluasi 1 dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis yang dinamakan soal-soal evaluasi 1 (SE-1). Bentuk soalnya adalah isian singkat dan jumlah soalnya terdiri 20 butir soal dengan alokasi waktu 30 menit. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur penguasaan siswa dalam operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Data yang diperoleh berupa nilai siswa dan nantinya dijadikan bahan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran penjumlahan bilangan bulat (SE-1, Lampiran 12) 4. Kegiatan pembelajaran paga LKS-2 antara lain penanaman konsep bilangan bulat, operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan bantuan gelas Aquatif, penerapan metode eksperimen dengan bantuan gelas Aquatif pada pengurangan bilangan bulat. (LKS-2, Lampiran 6)
10

5. Setelah siswa memahami dan menguasai konsep pengurangan bilangan bulat dengan bantuan gelas Aquatif maka kegiatan pembelajaran berikutnya adalah latihan soal mandiri 2 (LSM-2), yaitu penanaman konsep operasi hitung pengurangan bilangan bulat tanpa menggunakan gelas aquatif.(LSM-2, Lampiran 8) 6. Evaluasi 2 dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis yang dinamakan soal-soal evaluasi 2 (SE-2). Bentuk soalnya adalah isian singkat dan jumlah soalnya terdiri 20 butir soal dengan alokasi waktu 30 menit. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur penguasaan siswa dalam operasi hitung pengurangan bilangan bulat. Data yang diperoleh berupa nilai siswa dan nantinya dijadikan bahan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran pengurangan bilangan bulat (SE-2, Lampiran 13) 7. Setelah siswa memahami dan menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat kemudian konsep pengurangan bilangan bulat secara berurutan dan terpisah, maka dirasa perlu bagi siswa untuk menguasai konsep kedua operasi hitung tersebut secara bersamaan dan terpadu. Untuk itu siswa perlu dilatih menyelesaikan soalsoal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dimana siao-soal penjumlahan dan pengurangan tersebut di susun secara bergantian ataupun acak. Soal-soal latihan tersebut dinamakan soal latihan mandiri 3A (LSM-3A). (LSM-3A, Lampiran 9) 8. Kemudian siswa juga dilatih dengan soal-soal hitungan campuran (penjumlahan dan pengurangan tiga angka/digit bilangan bulat) soal-soal latihan tersebut dinamakan latihan soal mandiri 3B. (LSM 3B, Lampiran 10 ) 9. Selanjutnya siswa juga dilatih dengan soal-soal kombinasi antara LSM-3A dengan LSM-3B, yang selanjutnya hasil kombinasi tersebut soalnya dinamai latihan soal mandiri 3C. (LSM-3C, Lampiran 11) 10. Evaluasi 3 dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis yang dinamakan soal-soal evaluasi 3 (SE-3). Bentuk soalnya adalah isian singkat dan jumlah soalnya terdiri 20 butir soal dengan alokasi waktu 30 menit. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur penguasaan siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Data yang diperoleh berupa nilai siswa dan nantinya dijadikan bahan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran pengurangan bilangan bulat (SE-3, Lampiran 14)

11

4.4 Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Penilaian proses dan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat menggunakan soal evaluasi 1 (SE-1), soal evaluasi 2 (SE-2), dan soal evaluasi 3 (SE-3), yang masing masing dapat dilihat pada lampiran 14, lampiran 15, dan lampiran 16. Untuk mengetahui pengaruh terhadap psikologi siswa akibat penerapan metode eksperimen dengan menggunakan alat bantu penbelajaran gelas Aquatif pada operasi hitung bilangan bulat, penulis melakukan quisioner berupa angket. Aspek yang dijaring dalam angket adalah pengaruh penggunaan gelas Aquatif terhadap motovasi, partisipasi, dan antusias siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan bulat. Angket yang diberikan merupakan angket tertutup dengan jawaban, ya, raguragu,tidak. Dimana angket yang digunakan dalam penelitian ini memuat 5 butir pertanyaan yang diajukan yaitu : 1. Apakah Penggunaan gelas Aquatif dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ternyata telah membantu siswa dalam memahami materi pelajaran? 2. Apakah anda sebagai Siswa merasa senang tau gembira menggunkn gelas Aquatif dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat? 3. Benarkah Penggunaan gelas Aquatif juga dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran? 4. Penggunaan gelas Aquatif dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran? 5. Apakah belajar berkelompok dapat membantu anda dlam memahami materi pelajaran? 4.5 Laporan Hasil Penelitian Metode pembelajaran menggunakan gelas Aquatif dalam operasi hitung bilangan bulat telah penulis terapkan pada 23 siswa kelas VII/A sebanyak di SMP Negeri 10 mukomuko semester satu tahun pelajaran 2010/2011, adapun hasil yang diperoleh yaitu tertera pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Analisis evaluasi 1,2 dan ke 3 pada siswa kelas VII/a SMP N 10 Mukomuko No 1 2 3 Indikator Evaluasi Operasi Hitung Penjumlahan bilangan bulat Pengurangan Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat Jumlah Rata-rata Nilai Rata-rata 91,70 88,90 83,10 264 87,88

12

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata operasi hitung bilangan bulat sebesar 85,40 yang artinya nilai rata-rata siswa kelas VII/a SMP N10 Mukomuko tahun ajaran 2010/2011 telah melampaui standar nilai KD yang telah ditentukan dan hasil ini lebih baik dari pada hasil belajar dari kelas tahun sebelumnya. Dari 23 siswa VII/a SMP N10 Mukomuko yang mengisi angket tanggapan, yang mengembalika sebanyak 22 orang karena 1 siswa karena sakit. Sehingga total siswa yang mengisi dan mengembalikan angket sebanyak 22 orang. Gambara pengisian angket yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5. Pengolahan hasil angket tanggapan siswa terhadap penggunaan gelas Aquatif dalam pembelajaran bilangan bulat.

Jawaban angket No Prtanyaan Ya Jml 1 2 3 4 5


Apakah siswa dalam memahami materi pelajaran? Apakah anda merasa senang belajar menggunkn gelas Aquatif dalam belajar bilangan bulat? Apakah dengan menggunakan gelas Aquatif belajar
18 22 100 81,8 2 81,8 2 77,2 7 0 0 18,1 8 13,6 4 9,09 0 0 19

Ragu %
86,3 6

Tidak Jml
1

Jml
2

%
9,09

%
4,55

anda semakin semangat? benarkah gelas Aquatif dapat meningkatkan konsentrasi belajarmu? Apakah belajar berkelompok dapat membantu anda dlam memahami materi pelajaran?

18

0 13,6 4

17

Dari tabel diatas dapat di artikan bahwa 1. Penggunaan gelas Aquatif dapat membantu siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ternyata telah membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Belajar dengan menggunakan alat bantu berupa gelas aquatif dapat menjadikan siswa senang belajar dan membuat siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. 3. Belajar dalam kelompok dapat membantu siswa untuk memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

13

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat menggunakan gelas Aquatif dapat disimpulkan sebagai berikut : Penggunaan gelas Aquatif dan metode eksperimen dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sangat membantu siswa kelas VII SMP Negeri 10 Mukomuko dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa di kelas VII/a yaitu 87,88. Terjadi peningkatan cukup berarti dibandingkan hasil belajar siwa dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai siswa kelas VII tahun sebelumnya. Dari hasil pengolahan angket tanggapan siswa dapat disimpulkan bahwa : y Siswa merasa terbantu dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ternyata telah membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. y Siswa merasa senang dan menjadi lebih konsentrasi dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. y Belajar kelompok dapat membantu siswa untuk memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

5.2 Saran Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi guru matematika di SMP Negeri 10 Mukomuko bahwa pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan gelas Aquatif seperti yang telah penulis uraikan dalam karya tulis ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran : y Guru matematika kelas yang VII SMP agar mencoba menggunakan gelas Aquatif dan metode eksperimen dalam pembelajaran perasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. y Guru matematika diharapkan selalu mengembangkan keprofesiannya melalui optimalisasi inovasi diri dalam pembelajaran, aktif,kreatif, dalam menciptakan alat bantu pendidikan. y Guru diharapkan dapat memanfaatkan barang bekas sebagai alat bantu dalam bidang pendidikan.

14

Anda mungkin juga menyukai