Anda di halaman 1dari 5

Siska SMU 2 Sengkang

RUMAH ADAT ATAKKAE


Kawasan budaya Rumah Adat Atakkae terletak di Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe. Rumah adat tersebut dibangun tahun 1995 di pinggir Danau Lampulung, sekitar 3 km sebelah Timur Kota Sengkang. Di dalam kawasan ini telah dibangun puluhan duplikat rumah adat tradisional yang dihimpun dari berbagai kecamatan, sehingga kawasan ini representatif sebagai tempat pelaksanaan pameran. Di sekitarnya terdapat bangunan sebagai tempat menginap wisatawan, dekat dari danau. Hampir setiap tahunnya, kawasan budaya ini ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat digelar berbagai atraksi budaya dan permainan rakyat. Di dalam kawasan tersebut dibangun sebuah rumah adat yang lebih besar yang dijuluki Saoraja - istana Tenribali, salah seorang matoa Wajo. Rumah tersebut mempunyai tiang sebanyak 101 buah. Setiap tiang beratnya 2 ton yang terbut dari kayu ulin dari Kalimantan. Tiang itu didirikan dengan menggunakan alat berat (eskavator). Lingkaran tiang rumah 1,45 m dengan garis tengah 0,45 m, dan tinggi tiang dari tanah ke loteng 8,10 m. Bangunan rumah adat ini mempunyai ukuran panjang 42,20 m, lebar 21 m, dan tinggi bubungan 15 m.

TRADITIONAL HOUSE ATAKKAE


Traditional House Atakkae cultural area located in the Village Atakkae, District Tempe. The traditional house, built in 1995 on the Lake Lampulung, about 3 miles East Sengkang Town. Within this area has built dozens of traditional houses duplicates collected from various districts, so that the area is representative as a place of the exhibition. All around the building as a place to stay there traveler, near the lake. Almost every year, this cultural area visited by tourists, especially when held a variety of cultural attractions and folk games. In the region built a custom home, dubbed larger Saoraja - Tenribali palace, one of matoa Wajo. The house has a pole as many as 101 pieces. Each pole weighs 2 tons of terbut of ironwood from Kalimantan. The pole was set up with heavy equipment (excavators). Circle of 1.45 m pole house with a diameter of 0.45 m, and height of the pole from the ground up to the attic 8.10 m. This custom home building has a length of 42.20 m, width 21 m and 15 m high ridge.

Siska SMU 2 Sengkang

DANAU TEMPE
Danau Tempe merupakan danau yang cukup luas namun dangkal yang menjadi habitat satwa burung. Pinggiran danau merupakan kawasan tanah lumpur yang juga menjadi tempat bermukim masyarakat setempat. Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri danau dengan menggunakan perahu motor hingga ke Sungai Walanae, mengunjungi Desa Salotangah dan Desa Batu Batu yang berada di tengah danau. Danau Tempe terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo. Tepatnya di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dari Kota Sengkang menuju tepi Sungai Walanae. Dari sungai ini, perjalanan ke Dananu Tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan perahu motor (katinting). Perkampungan nelayan bernuansa Bugis berjejer di sepanjang tepi danau. Nelayan yang menangkap ikan di tengah danau seluas 13.000 hektare itu dengan latar belakang rumah terapung, merupakan pemandangan yang sangat menarik. Dari ketinggian, Danau Tempe tampak bagaikan sebuah baskom raksasa yang diapit oleh tiga kabupaten yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap. Sambil bersantai di atas perahu, wisatawan dapat menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur pada pagi hari dan terbenam di ufuk barat pada sore hari. Di tengah danau, kita dapat menyaksikan beragam satwa burung seperti Belibis yang menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air. Danau ini memiliki species ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain. Konon, dasar danau ini menyimpan sumber makanan ikan, yang diperkirakan ada kaitannya letak danau yang berada di atas lempengan dua benua, yaitu Australia dan Asia. Di waktu malam, wisatawan dapat menginap di rumah terapung. Bersama nelayan, kita dapat menyaksikan rembulan di malam hari yang menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan. Sementara itu, para nelayan menangkap ikan diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan penduduk.

Siska SMU 2 Sengkang

LAKE TEMPE
Tempe Lake is a lake that is broad but shallow enough that a bird habitat. Edge of the lake is an area of mud which is also the local shelter. Visitors can stroll along the lake by boat motors up to the River Walanae, visited the village and the village of Batu Batu Salotangah in the middle of the lake. Lake Tempe is located at the West District Wajo. Precisely in the District of Tempe, about 7 km from the city towards the banks of the River Walanae Sengkang. From this river, a trip to Tempe Dananu can be taken approximately 30 minutes by boat motors (katinting). Nuanced Bugis fishing village lined the edge of the lake. Fishermen who catch fish in the lake area of 13,000 hectares with a background of floating houses, is a very interesting sight. From the heights, Tempe Lake looks like a giant basin is flanked by three districts namely Wajo, Soppeng and Sidrap. While relaxing on the boat, tourists can watch the sunrise on the eastern horizon in the morning and sets in the west in the afternoon. In the middle of the lake, we can witness a variety of birds such as grouse that grabbed the fish that appears above the water surface.

This lake has a freshwater fish species that are rarely found elsewhere. That said, the bottom of the lake is the source of fish food store, which is estimated to have anything to do lies the lake which is above the slab of two continents, namely Australia and Asia. At night, tourists can stay at houseboat. Together with fishermen, we can see the moon at night that lit up while fishing Lake Tempe. Meanwhile, the fishermen catch fish accompanied by traditional music played by the population.

Siska SMU 2 Sengkang

BENDUNGAN KALOLA
Kawasan Bendungan Kalola, merupakan kawasan wisata terletak di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, sekitar 35 km sebelah Utara Kota Sengkang. Kawasan yang menempati areal seluas 65 hektare ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Bendungan Kalola yang terdapat dalam kawasan wisata ini memiliki genangan air 21,5 km dengan debit air 900 m3 per detik, membentang di antara barisan pegunungan yang ditumbuhi pepohonan rindang, sejuk, dan sangat mengasyikkan. Pada hamparan genangan air Sungai Kalola, kita dapat menyaksikan kegiatan menangkap ikan oleh penduduk setempat dengan menggunakan perahu roda. Wisatawan juga bisa memancing ikan, lomba dayung, bermain ski, dan menikmati pemandangan yang indah di sekitar bendungan. Pada pinggir genangan yang landai, pengunjung biasanya menggelar perkemahan. Sekitar 3 km dari bendungan telah dibangun kolam renang dan pondokan. Bagi mereka yang gemar berburu, dapat menyalurkan hobinya, karena dekat lokasi ini terdapat taman perburuan rusa. Lokasinya sekitar 5 km dari Bendungan Kalola. Tepatnya di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo. Taman berupa hutan seluas 500 hektare itu sangat representatif bagi mereka yang mempunyai hobi berburu. Dahulu, orang berburu rusa dengan menggunakan kuda dan anjing pemburu. Bahkan, tingkat keperkasaan dan kedewasaan seorang putra bangsawan saat itu diukur dari kemampuan dan ketangkasan mereka menangkap rusa. Bagi mereka yang senang dengan petualangan, berburu rusa merupakan salah satu alternatif. Lokasi itu dapat dijangkau dengan menggunakan mobil 4 whell drive. Jalan menuju ke lokasi merupakan bukit yang landai. Di sekitarnya tampak pemandangan alam dengan permukaan rumput hijau, mengapit lapangan berburu yang luas. Di sekitar taman ini terdapat sungai kecil dan pepohonan di sela-sela lembah, sebagai pendukung kehidupan satwa rusa.

Siska SMU 2 Sengkang

DAMS KALOLA

Kalola Dam area, is a tourist area located in the village of Sogi, Maniangpajo District, about 35 miles north Sengkang Town. Region which occupies an area of 65 hectares is always crowded by tourists. Kalola dam contained in this tourist area has puddles of water discharge 21.5 km with 900 m3 per second, stretched between a wooded mountain ranges shady, cool, and very exciting. On the stretch of the River Kalola puddles, we can witness the activities of fishing by local people using wheel boat. Tourists can also fishing, rowing race, skiing, and enjoying the beautiful scenery around the dam. On the sloping edge of a puddle, visitors are usually held the camp. About 3 km from the dam has been built swimming pools and boarding. For those who like to hunt, can channel his hobby, because there is a park near this location hunting deer. The location is about 5 km from the dam Kalola. Precisely in the village of Sogi, District Maniangpajo. Garden area of 500 hectares of forest were very representative for those who have a hobby of hunting. In the past, people hunt deer with horses and hounds. In fact, the level of courage and maturity of a nobleman's son at that time measured by the ability and agility they catch deer. For those who like the adventure, hunting deer is one alternative. That location can be reached by car 4 whell drive. The road to the site is a sloping hill. In the surrounding landscape looks with green grass surface, flanking the broad field hunting. Around this park there are small rivers and trees on the sidelines of the valley, as a supporter of wildlife deer.

Anda mungkin juga menyukai