Anda di halaman 1dari 7

B.

Wujud Sifat Hakikat Manusia Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk , menyatakan : 1. Kemampuan Menyadari Diri Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia dapat melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat pendidikan dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. 2. Kemampuan Bereksistensi Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan diri dan dapat menembus atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke sana dan ke masa depan. Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak. 3. Kata hati Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau benar dan yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akal budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia 4. Moral Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah. 5. Tanggung jawab Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan yang

mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk. 6. Rasa kebebasan Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan. 7. Kewajiban dan Hak Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya. 8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit dan penderitaan. Proses dari kesemuanya itu (yang menyenangkan atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.

C. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia, Keunikan dan Dinamikanya. Dalam hal ini ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu : 1. Dimensi Keindividuan Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas. Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. 2. Dimensi Kesosialan Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial

seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya. 3. Dimensi Kesusilaan Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilainilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (Drijarkoro 1978 : 36 39) dalam buku (Pengantar Pendidikan Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 21) Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. 4. Dimensi Keberagamaan Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama tersebut. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN Nama : Khusnul Khotimah NIM : 109321422607 Prodi : Pendidikan Fisika Kelas / Offering : B / D TUGAS MATAKULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN Pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan pendidikan ? Jelaskan pengertian dari : mendidik, pendidik, dan situasi pendidikan ! Apakah persamaan dan perbedaan peristiwa pergaulan dan pendidikan ? Apakah perbedaan gejala kekanak-kanakan dan gejala kedewasaan ? Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori pendidikan nativisme, empirisme, dan konvergensi ! Rumuskan dengan bahasa Saudara sendiri apa yang menjadi tujuan pendidikan pada umumnya ! Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis tujuan pendidikan !

Mutu pendidikan dapat diukur tinggi rendahnya kondisi guru selaku pelaksana pendidikan (sebagai salah satu faktor dalam sistem pembelajaran atau pendidikan ). Jelaskan makna dari pernyataan tersebut ! Jawab : Definisi pendidikan: a.Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, diungkapkan sebagai berikut:Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang. b.Menurut Undang-Undang 2003 No 20:Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. c. Pendidikan sebagai Proses Transportasi Budaya Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. d. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi Pendidikan diartikan sebagai satu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. e. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga negara Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar warga negara yang baik. f. Pendidkan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. g. Pengertian pendidikan menurut Dictionary of Education : 1.Proses seseorang untuk untuk mengembangkan kemampuan,sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. 2. Proses sosial yang terjadi pada orang dan hihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan iindividusecara optimal.Dengan kata lain garapan pendidkan akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen (tetap). 2.a. Mendidik adalah mengajar segala nilai kehidupan, termasuk kematangan mental anak tanpa memiliki batasan waktu. b. 1. Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelakanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. 2. Pendidik adalah komponen sumberdaya insani yang melaksanakan garapan pendidikan.Fungsinya memberikan layanan untuk kelancaran proses pembelajaran kepada peserta didik.Termasuk kelompok ini adalah tenaga kependidkan lainnya, seperti: pustakawan, pustaka laboratorium, dan sebagainya. c. Situasi Pendidikan adalah kondisi lingkungan, baik secara fisik maupun non fisik yang memberikan pengaruh pada proses pembelajaran.Lingkungan fisik misalnya

memberikan pengaruh langsung sebagai faktor yang bisa mempengaruhi kelancaran proses beljar mengajar di sekolah, sarana ruang sekolah, alat-alat bantu belajar, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan nonfisik antara lainsuasana atau setting yang sifatnya psikologis yang dapat memotivasi pesrta didik untuk belajar. Guru bisa menciptakan suasana yang kondusif agar pembelajaran yang efektif dan efisien tercapai kendati alat bantu pembelajaran yang tersedia terbatas. Dengan demikian, suasana belajar yang menunjang terciptanya proses pembelajaran yang poduktif bukan ditandai oleh tersedianya lingkungan fisik yang lengkap dan mahal, tetapi lebih ditentukan oleh sampai sejauh mana pendidk/guru mampu menciptakan suasana dalam proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas. 3. a. Persamaan peristiwa pergaulan dan pendidikan: Keduanya sama-sama merupakan kegiatan interaksi antara dua individu atau lebih dan dalam proses pergaulan maupun pendidikan pasti mengakibatkan perubahan tingkah laku seseorang. b. Perbedaan peristiwa pergaulan dan pendidikan: Pergaulan:Bisa berdampak positif, bisa juga negatif, tergantung bagaimana menyikapinya. Pendidkan:selalu berdampak positif, dan dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi yang mandiri dan untuk menuju kepada kedewasaan. 4. Perbedaan gejala kekanak-kanakan dan gejala kedewasaan Gejala kekanak- kanakan Seseorang dikatakan memiliki gejala kekanak-kanakan bila orang itu bersikap dan berperilaku tidak pada umurnya (dia bersikap layaknya anak-anak), gejala-gejala kekanak-kanakan antara lain : dia tidak bisa mengambil keputusan sendiri, selalu minta dimanja, selalu minta perhatian dari orang-orang di sekitarnya, emosinya masih labil, tidak bisa mengatur waktu, mudah menyerah, selalu mengandalkan dan menggantungkan diri terhadap orang lain. Gejala kedewasaan Seseorang dikatakan memiliki gejala kedewasaan bila orang itu mampu mengatur emosinya dengan baik, mampu bersikap bijaksana dalam segala urusannya,padahal jika dilihat dari segi umur dia seharusnya belum mampu bersikap dan berperilaku seperti itu. 5. a. Nativisme Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran.Lingkunagan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembanga anak.Istilah nativisme berasal dari kata natie yang artinya dalah terlahir.Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.Penanut pandangan ini menyatakn bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baikmaka dia akan menjadi orang baik.Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar.

b. Empirisme Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lngkungan, sedangkan pembawaan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme(bisa pula disebut environmentalisme) pendidk meemgang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sesuai pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan pendidkan.Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.Sedangkan kemampuan dasar yang yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. c. Konvergensi Perintis aliran ini adalah William Stem (1871-1939), seorang ahli pendidkan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akn berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembanga bakat itu.Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembanga anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. 6. Menurut saya tujuan pendidikan pada umumnya adalah untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, juga membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bermartabat, berakhlak mulia, berkepribadian, mandiri, inovatif serta kreatif. Di dalam proses pendidikan, peserta didik diharapkan dapat mengalami perubahan tingkah laku yang lebih baik menuju kepada kedewasaan. 7. Jenis-Jenis Tujuan Pendidikan a. Tujuan umum Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah pancasila b. Tujuan Institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan tingkat SD berbeda dari tujuan pendidkan tingkat menengah, dan seterusnya. Tujuan pendidkan pertanian tidak sama dengan tujuan pendidkan teknik. Jika semua lembaga (institusi) dapat mencapai tujuannya berarti tujuan nasional tercapai, yaitu terwujudnya manusia Pancasila yang memiliki bekal khusus sesuai dengan misi lembaga pendidikan di mana seseorang menggembleng diri. c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atu tujuan mata pelajaran.Misalnya tujuan IPA,IPS atau matematika.Setiap lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan institusionalnya menggunakan kurikulum.Kurikulum mempunyai tujuan yang

disebut tujuan kurikuler. d. Tujuan instruksional Materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidng studi terdiri dari pokok-pokok subsubpokok bahasan. Tujuan pokokbahasan dan subpokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi poo bahasan/subpokok bahasan. Tujuan pokok bahasan tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan subpokok bahasan disebut insrtuksional khusus (TIK).TIK merupakan tujuan yang yang terletak pada jenjang terbawah dan paling terbatas ruang lingkupnya.Bersifat operasional dan terkerjakan (workable). 8. Guru atau pendidik merupakan subyek pembelajar siswa.Ia merupakan orng pertama dan utama yang secara langsung mengajar dan berinteraksi denagn pesrta didk di kelas. Oleh sebab itu figu pendidik merupakan ujung tombak bagi keberhasilan prosese pembelajaran.Oleh karena itu mutu pendidikan dapat diukur tinggi rendahnya dari kondisi guru selaku pelaksana pendidikan (sebagai salah satu faktor dalam sistem pembelajaran/pendidkan).

Anda mungkin juga menyukai