PIROUS
Sejarah Poster Sebagai Alat Propaganda
Perjuangan di Indonesia. (Hal. 139 - 158).
Ringkasan
PRIYANTO SUNARTO
Metafora Visual Kartun Editorial Pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957. (Hal. 159 - 176).
Ringkasan
Kartun editorial adalah
kolom kartun yang
muncul secara berkala di
halaman yang tetap di
suatu surat kabar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk
memahami latar belakang
sosial politik dan budaya
masyarakat terhadap
penampilan visual kartun
editorial di masa
demokrasi parlementer di
Indonesia (1950-1957).
Tujuannya untuk memahami bagaimana metafora kartun editorial berelasi dengan situasi politik
multi partai dan tingginya kebebasan menyatakan pendapat. Pendekatan yang ditempuh dalam
riset ini adalah pendekatan tipologi visual. Melalui penguraian konsep kartun editorial pada masa
itu, penelitian juga menganalisis aspek metafora visual dari 344 artifak kartun oleh 7 surat kabar
di Jakarta. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa metafora visual kartun editorial masa itu
disampaikan dengan sikap emotif sangat terbuka dan tajam.
DWINITA LARASATI
RINGKASAN
Dalam penelitian ini diulas tiga faktor utama yang dapat meningkatkan pendayagunaan bambu,
sebagai berikut: kontribusi teknologi maju bagi peningkatan kualitas material bambu; pendaya-
gunaan sumber daya manusia (SDM) melalui penerapan teknologi tepat guna; dan inovasi
desain bagi produk bambu fungsional yang dapat menjangkau pangsa pasar potensial yang lebih
luas. Tinjauan terhadap situasi masa kini mengarah ke analisa faktor perlunya beberapa
perubahan dalam metoda penyediaan bahan baku, produksi dan distribusi, dan penggunaan
material dan desain produk bambu. Artikel ini adalah bagian pertama dari dua seri artikel. Bagian
pertama ini membahas industri bambu di masa lalu dan masa kini; sedangkan bagian keduanya
lebih terfokus kepada sebuah kasus desain dan memberikan rekomendasi pemakaian bambu di
masa mendatang sebagai salah satu bahan baku produk industri.
ELLYA ZULAIKHA
Diversifikasi Desain untuk Pengembangan Industri Kerajinan Manik-manik Kayu. (Hal. 191 -
202).
Ringkasan
Industri tasbih dari bahan manik-manik kayu di Kediri adalah
industri yang sangat potensial untuk dikembangkan,
mengingat jenis kayu yang digunakan seperti Garu, Stigi,
Sono, Cendana dan Secang adalah kayu kualitas unggul
khas Asia yang telah terbukti keawetan, keunikan tekstur dan
kekuatannya. Namun demikian, desain produk yang
dihasilkan industri ini cenderung itu-itu saja, hanya menjadi
tasbih saja, sehingga tidak ada peningkatan produktivitas dan
peningkatan nilai jual produk. Penulis mencoba
mendiversifikasi dan mengembangkannya menjadi desain
benda pakai sederhana lainnya, misalnya: tas, wadah kayu,
dan lain-lain. Awal pengembangan industri ini adalah dengan
menggunakan analisis SWOT.Selanjutnya adalah dengan
melakukan eksperimentasi karakteristik tiap jenis manik-
manik. Berikutnya, dilakukan eksperimen kombinasi manik-
manik dengan teknik anyam tertentu, hingga sampai pada
pembuatan prototype sebagai acuan pelatihan bagi para
pengrajin lokal. Hasil dari pengembangan desain ini bisa
meningkatkan daya jual sebesar 150-200% dibanding nilai
sebelumnya.
Pemanfaatan Dahan Salak untuk Produk Pelengkap Interior. (Hal. 203 - 212).
Ringkasan