dengan
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Ketika GSM mengajar, sesungguhnya dia sedang membagikan sesuatu kepada anak-anak agar menjadi milik bersama. Sesuatu itu disebut pesan atau message.
Anak-anak
Efektif
Purnawan Kristanto
I. PROSES KOMUNIKASI
Bagaimana sih cara kerja komunikasi? Faktor apa yang menunjang keberhasilan dalam berkomunikasi? Jawabannya terdapat di dalam pemahaman tentang proses
4. Umpan balik [feedback] adalah tanggapan yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan komunikan. Umpan balik ini sebenarnya adalah pesan atau message juga. Ketika seorang komunikan memberikan tanggapan kepada pihak lain, sesungguhnya posisinya secara otomatis berubah menjadi komunikator. 5. Noise adalah gangguan yang terjadi selama proses komunikasi. Gangguan ini dapat menyebabkan pesan atau umpan balik tidak dapat diterima dengan sempurna. Akibatnya bisa terjadi kesalahan dalam berkomunikasi atau sering disebut mis-komunikasi. *** Di dalam komunikasi lisan, ada dua cara dasar di dalam berkomunikasi, yaitu: komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Di dalam komunikasi verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan kata-kata(bahasa). Sedangkan di dalam komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan tandatanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada bicara dan tekanan kalimat. Sesuai dengan diagram proses komunikasi tadi, Guru Sekolah Minggu berperan sebagai komunikator karena menjadi pihak yang memprakarsai komunikasi. Itu sebabnya, GSM harus benar-benar memahami pesan yang akan disampaikan dalam kegiatan Sekolah Minggu hari itu. Yang dimaksud dengan pesan di sini bukan semata-mata cerita Alkitab saja, melainkan pokok pengajaran atau topik utama yang akan disampaikan sepanjang acara Sekolah Minggu. Sebagai contoh, cerita pada hari itu akan mengambil bahan dari Matius 8:2-35. Maka pesan yang hendak disampaikan adalah tentang mengampuni sesama. Pesan ini tidak hanya disampaikan pada saat bercerita saja, tetapi sudah dikondisikan mulai dari pemilihan lagu, kata-kata pembukaan, aktivitas anak, dan doa. Pesan ini dikemas dalam berbagai cara supaya anakanak benar-benar bisa memahaminya dengan baik. Pesan ini sebaiknya dipersiapkan dan dikemas dengan matang, sebab di sinilah jantung dari semua kegiatan di
komunikasi. Mari kita mempelajari model, berikut ini: Dalam diagram, proses komunikasi ini sedikitnya ada lima komponen yang terlibat, yaitu: 1. Komunikator atau sumber komunikasi, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mengambil inisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan apa yang yang ada di dalam hatinya (perasaan) atau di dalam kepalanya (pikiran), maka komunikator harus mengubah perasaan dan pikiran itu ke dalam seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang dapat dipahami oleh komunikan. 2. Komunikan adalah pihak yang menerima pesan, berusaha memahami makna dari pesan itu dan kemudian memberikan umpan balik atau feedback kepada komunikator. 3. Pesan [message] adalah makna, isi, atau maksud yang hendak disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Sekolah Minggu. Itu sebabnya, sangat disarankan bagi GSM untuk melakukan persiapan bersama beberapa hari sebelum hari Minggu.
keluarga. Orang yang hidup kekal adalah orang yang diangkat menjadi anak-anak-Nya dan menjadi anggota keluarga Tuhan. 4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas) Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
b. Perkembangan Psiko-Sosial
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psiko-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat, dibagi menjadi 8 tahap. Namun karena kita membahas tentang Sekolah Minggu, maka di sini hanya diuraikan sampai batas usia remaja. 1. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun) Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa nakal-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orangorang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu) 2. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun) Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu. 4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun) Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Lukas 2:52 )
Kelas Balita
Sifat Mental
Sifat Kerohanian
Daya konsentrasi lemah Banyak bertanya Mudah belajar bahasa Takut pada hal-hal asing Merasa bangga jika dimintai tolong Belajar melalui indera Rasa ingin tahu yang tinggi Daya imajinasi tinggi Berpikir kongkrit Dominan menggunakan perasaan
Bisa paham kalau Yesus mengasihi mereka Mudah merasa takjub Senang dibacakan cerita Alkitab Mudah percaya yang dikatakan orang lain Mulai membedakan benar dan salah Dapat mengalami penyembahan
Sifat Fisik
Sifat Sosial
Berpusat pada diri sendiri Belajar untuk bergiliran Suka mencoba hal baru Senang bermain berdua, kadang mengerjakan tugas berdua. Sesaat tertawa, sesaat kemudian menangis.
Sangat aktif, suka berlari dan melompat Sedang mengembangkan kemampuan otototot besar Beraktivitas di lantai, bukan meja Bertumbuh dengan cepat Energi mereka tak habis-habis Sedang mengembangkan kemampuan motorik Mudah bosan
Kanak-kanak melihat dunia ini serba raksasa. Rendahkanlah badan Anda sehingga setara den-
gan pandangan anak-anak. Cobalah sekali-sakali merangkak di kelas Anda untuk bisa mengalami pandangan mata-mata anak-anak dari perspektif mereka. Alami bagaimana rasanya kalau anak-anak tidak bisa melihat benda di atas meja atau lemari. Rasakan bagaimana anak-anak melihat gurunya seperti raksasa yang berdiri di hadapannya. Setelah itu Anda akan bisa berempati. Saat mengajar, duduklah di atas kursi rendah atau sambil duduk lesehan.
Kanak-kanak itu sangat ingin tahu dan pengamat yang baik. Apa yang kita anggap biasa,
bisa membuat anak takjub. Beri kesempatan kepada anak-anak supaya mereka bisa mengeksplorasi ciptaan Tuhan yang luar biasa. Jawablah pertanyaan anak dengan jujur. Kalau Anda tidak tahu, jawab saja bahwa Anda belum tahu dan berjanji akan mencari jawabnya. Jangan coba mengarang-ngarang jawaban sebab bisa salah dan terekam di memori anak sampai dewasa.
Kanak-kanak itu menggunakan inderanya: penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, perasa. Kelimanya adalah media belajar mereka. Anda bisa mennyiapkan aktivitas ini: membuat kue (penciuman dan perasa), menggambar dengan jari (sentuhan), bermain musik (pendengaran), main puzzle (penglihatan).
Kelas Kecil
Sifat Mental
Sifat Kerohanian
Fokus perhatian adalah pada saat ini Belajar lebih baik dengan aktivitas kreatif Senang mempelajari sesuatu, mengeksplorai dan menyelidiki Berpikir konkrit. Sulit memahami simbol Mengalami kemajuan yang luar biasa dalam ketrampilan berbahasa Bisa mulai memilahkan antara fakta dengan fantasi
Senang belajar di gereja Memiliki keterbukaan dalam belajar tentang Tuhan Masih kesulitan mengekspresikan perasaannya Mulai belajar berdoa sendiri Patuh pada pimpinan
Sifat Sosial
Sifat Fisik
Senang berteman, tapi mudah sekali berganti teman Menirukan orang dewasa Taat dan setia kepada guru Mengembangkan kemampuan membedakan antara yang benar dan salah Senang bekerja dalam kelompok
Memiliki energi yang meledak-ledak Tidak betah duduk diam Mudah lelah
Anak kecil alergi dengan lawan jenis kelamin. Hindari aktivitas yang mengharuskan anak-
anak yang bejenis kelamin berbeda bergandengan tangan. Kadang-kadang ada anak yang mau bergandengan tangan, tapi jangan karena dipaksa. Biarkan mereka melakukannya dengan sukarela.
Anak kecil mempercayai semua ucapan Anda. Hati-hatilah dalam berbicara pada anak-anak. Anak kecil mulai belajar mandiri. Mereka mulai mengenal jati dirinya. Ajak anak-anak untuk
membuat keputusan. Apakah mereka memilih pisang atau apel. Apakah mereka akan menjadi pemain atau penonton.
Anak kecil senang menolong. Jika diberi kesempatan untuk menolong guru, maka anak-anak akan
akan merasa sangat bangga. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membantu Anda. Jangan lupa memujinya di depan anak-anak yang lain.
Anak kecil itu aktif, aktif, aktif. Jangan berharap anak kecil dapat duduk diam selama lebih dari 5
menit. Berikan aktivitas fisik kepada anak-anak. Manfaatkan enerji mereka dengan kegiatan yang mendukung pelajaran Anda.
Kelas Tengah
Sifat Mental
Sifat Kerohanian
Banyak ingin tahu. Punya banyak pertanyaan Senang berpikir logis dan berdiskusi Memiliki daya konsentrasi yang baik Dapat menghafal Sedang mengembangkan kepercayaan diri Mulai dapat berpikir abstrak Mulai bisa mengembangkan kepekaaan soal waktu dan tempat Mulai sadar bahwa orang dewasa tidak selamanya benar Ingin membuat keputusan sendiri
Mulai banyak mengajukan pertanyaan tentang kekristenan Mulai melihat pendapat dari berbagai sudut pandang Menikmati partisipasi di dalam penyembahan Dapat belajar menerapkan nilai-nilai Kristen di dalam hidup mereka Senang mengikuti kegiatan di gereja Dapat mengeksresikan imannya melalui ucapan dan tulisan.
Sifat Sosial
Sifat Fisik
Mulai senang berteman Tertarik dengan kebudayaan di berbagai dunia Memiliki kemampuan yang baik untuk membedakan antara yang benar dan yang salam. Senang bergerombol bersama teman sebaya. Mulai tertarik pada lawan jenis Mulai bertanggungjawab dan mandiri Mulai nge-gang
Mengalami pertumbuhan yang cepat Menikmati aktivitas Ingin menjadi pelaku, bukan sekadar jadi penonton Mengalami kedewasaan pada kadar kertentu Ribut dan suka kompetisi Mula menyukai lawan jenis
Anak tengah butuh lebih banyak kebebasan untuk mengalami keberhasilan dan kegagalan. Belajar untuk menerima kegagalan dan belajar dari kesalahan adalah bagian dari porses kedewasaan. Buatlah aktivitas yang memandang kegagalan dan kesuksesan sebagai proses kedewasaan.
Anak tengah melihat Tuhan di berbagai tempat. Mereka mempercayai bahwa Tuhan itu nyata, abadi dan berkuasa. Mereka tahu bahwa Tuhan itu menyayangi mereka. Bantulah anak
mengembangkan kebiasaan berdoa. Doronglah merek untuk berseru kepada Tuhan saat mengalami pergumulan.
Anak tengah butuh tempat yang kondusif untuk curhat. Mencoba memadukan antara perasaan senang dan sedih adalah proses yang harus dialami oleh anak-anak. Berikan telinga kepada anakanak untuk mendengarkan perasaan-perasaan yang sedang mereka alami. Jaga pikiran Anda supaya tidak larut dalam emosi mereka.
Anak tengah belajar dari pengalaman untuk berbaikan dengan orang lain. Pengalaman
adalah guru terbaik. Anak tengah sedang belajar untuk membangun relasi pribadi mereka dengan orang lain. Kadang-kadang mereka bertengkar. Dampingi mereka di dalam menyelesaikan konflik.
Anak tengah mulai menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Saat bertumbuh dewasa,
anak tengah mulai menyadari kekurangan-kekurangan dirinya. Dampingilah anak-anak supaya mereka memahami bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat.
Buatlah beberapa pertanyaan yang membuat semua anak mengacungkan jari. Beberapa kali abaikan si Dominator ini. b. Si Pendiam
Salah satu hal yang paling membuat guru Sekolah Minggu frustasi adalah ketika mereka terdiam seperti patung ketika pertanyaan dilontarkan. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya: Mungkin karena memang tidak ada yang tahu jawabannya, mungkin karena tidak paham maksud pertanyaannya itu, mungkin karena bosan, mungkin karena ada dominator dalam kelompok, mungkin juga mereka sengaja tidak mau menjawab (misalnya karena mereka sudah tidak sabar untuk pulang) Tindakan Anda Di awal acara, tunjukanlah bahwa Anda sangat menghargai dan sungguh-sungguh mengharapkan tanggapan dari semua anak-anak. Tunjuklah si pendiam dan berikan dukungan positif untuk berpartisipasi. Mulailah dengan pertanyaan mudah, kemudian lanjutkan ke tugas-tugas yang sulit. Berikan pertanyaan kontroversial sehingga mereka tergelitik untuk menjawabnya (Tapi harap hati-hati dan pertimbangkan masak-masak). c. Si Pengalih Perhatian Dia adalah tipe anak yang suka mengalihkan perhatian dari inti pengajaran Anda. Setiap anak punya tujuan dan keinginan yang berbeda-beda. Tugas Guru adalah menjaga jalannya acara Sekolah Minggu tetap pada jalurnya.
Tindakan Anda Katakan bahwa pendapat atau komentar anak itu di luar konteks pembicaraan. Tapi Anda menyediakan waktu untuk mendiskusikan hal itu seusai acara. Ingatkan lagi tentang topik pelajaran sehingga anak-anak tidak kehilangan konsentrasi. Apabila merasa ragu terhadap lontaran komentar/pertanyaan anak itu, katakan bahwa Anda akan mencatat pertanyaan dan pernyataannya. Anda berjanji akan menanyakan pada orang yang lebih tahu atau membaca buku (tapi Anda harus menepati janji lho!) d. Si Pengobrol Di setiap kelompok Sekolah Minggu, selalu saja ada orang yang suka mengobrol ketika Anda sedang mengajar. Tingkah anak ini sangat mengganggu anak yang lain, apalagi jika yang diajak ngobrol itu sebenarnya tidak berminat. Tindakan Anda Berhentilah berbicara. Berdiamlah beberapa saat hingga yang mengobrol itu menyadari bahwa percakapan mereka itu mengganggu anak yang lain. Tetapi pada anak yang ndablek (tidak peka), dia biasanya tidak peduli. Anda bisa menyela obrolan mereka dengan sopan, katakan begini: Eh, ngobrolnya kok asyik. Apa sih yang dibicarakan? Boleh dong saya tahu! Biasanya anak ini akan merasa malu. Sela pembicaraan dan mintalah mereka melanjutkan obrolan pada saat istirahat nanti. Katakan beberapa menit lagi Anda akan mengakhiri acara. Jika dirasa perlu, Anda bisa bersikap tegas (tetapi dengan lemah lembut) supaya mereka berhenti berbincang. Jika ada yang harus segera dibicarakan, persilahkan mereka bicara di luar ruangan. Tapi ingatkan juga pentingnya tetap ikut acara Sekolah Minggu ini. e. Si Pengacau Anak ini selalu berbuat hal-hal yang mengacau acara Sekaolah Minggu. Contohnya dia selalu menantang Anda, berkomentar bahwa acara Sekolah Minggu ini tidak ada gunanya, menolak berpartisipasi dsbnya. Tindakan Anda Berhentilah mengajar dan katakan langsung padanya bahwa Anda bisa mengerti keberatannya. Anda berjanji akan membicarakan masalah itu empat mata setelah acara. Buatlah aktifitas lain untuk menghentikan gangguan Ajaklah dia ikut berpartisipasi atau mintalah dia jadi asisten Anda (misalnya jadi wasit permainan). Kadangkala konfrontasi langsung bisa dilakukan, meski begitu sedapat-dapatnya hindari itu. Katakan pada orang itu bahwa Anda harus melanjutkan acara ini sampai selesai. Setelah itu Anda akan
memperhatikan persoalan anak itu. Tetapi jika sangat mendesak, hentikan sementara acara Sekolah Minggu ini, dan tangani persoalan yang terjadi.
Referensi: Bruce Wilkinson, Teaching With Style Clarence H. Benson, Teaching Techniques, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 86. Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, Yayasan Kalam Hidup, Bandung. J. Reginald Hill, Penuntun Sekolah Minggu, Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 3. Ruth S. Kadarmanto, M.A, Tuntunlah ke Jalan yang Benar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004 Situs Pepak Lois Keffer (ed), Hearts, Brains, and Growing Pains, Cook Communication Ministry, 2000
Purnawan Kristanto, adalah praktisi komunikasi. Pria kelahiran Wonosari, 2 Mei 1971 ini pernah menjadi Redaktur majalah rohani populer BAHANA dan Renungan Malam. Saat ini, aktivitasnya adalah menulis buku dan renungan, menerjemahkan buku, pelayanan gereja, kontributor video streaming, berkecimpung di LSM dan koordinator tim tanggap bencana. Sampai saat ini, Wawan, demikian panggilannya sehari-hari, telah menulis lebih dari 25 judul buku. Beberapa judul di antaranya menjadi buku laris, yaitu Tuhan Yesus tidak Tidur, Humor Rohani dan serial Permainan Asyik.
Kegemarannya di di bidang penulisan dirintisnya sejak duduk di jurusan Sastra dan Budaya, SMAN I Wonosari, kemudian semakin berkembang saat kuliah di jurusan Komunikasi, UGM. Artikel dan cerpennya pernah dimuat di berbagai media massa seperti Sinar Harapan, Surya, Berita Sore, Sinar Indonesia Baru, BAHANA, EVA, Kedaulatan Rakyat, Bernas dll. Suami pdt. Pelangi Kurnia Putri ini pernah memenangkan berbagai lomba penulisan. Selain menulis, kegiatan Wawan adalah menjadi moderator milis Komunitas Penjunan (Penulis dan Jurnalis Nasrani).
Sejak 11 Desember 2004, ia memulai ngeblog dengan alamat http://purnawan-kristanto.blogspot.com. Sejak bulan Juni 2008 kegiatan ngeblognya beralih ke blog pribadi http://purnawan.web.id dan http://www.purnawankristanto.com/ Handphone: 0812-273-1237 Email: purnawank@gmail.com
Facebook: http://www.facebook.com/purnawan