Anda di halaman 1dari 9

Berkomunikasi

dengan
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Ketika GSM mengajar, sesungguhnya dia sedang membagikan sesuatu kepada anak-anak agar menjadi milik bersama. Sesuatu itu disebut pesan atau message.

Anak-anak

Efektif

Purnawan Kristanto

I. PROSES KOMUNIKASI
Bagaimana sih cara kerja komunikasi? Faktor apa yang menunjang keberhasilan dalam berkomunikasi? Jawabannya terdapat di dalam pemahaman tentang proses

4. Umpan balik [feedback] adalah tanggapan yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan komunikan. Umpan balik ini sebenarnya adalah pesan atau message juga. Ketika seorang komunikan memberikan tanggapan kepada pihak lain, sesungguhnya posisinya secara otomatis berubah menjadi komunikator. 5. Noise adalah gangguan yang terjadi selama proses komunikasi. Gangguan ini dapat menyebabkan pesan atau umpan balik tidak dapat diterima dengan sempurna. Akibatnya bisa terjadi kesalahan dalam berkomunikasi atau sering disebut mis-komunikasi. *** Di dalam komunikasi lisan, ada dua cara dasar di dalam berkomunikasi, yaitu: komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Di dalam komunikasi verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan kata-kata(bahasa). Sedangkan di dalam komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan tandatanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada bicara dan tekanan kalimat. Sesuai dengan diagram proses komunikasi tadi, Guru Sekolah Minggu berperan sebagai komunikator karena menjadi pihak yang memprakarsai komunikasi. Itu sebabnya, GSM harus benar-benar memahami pesan yang akan disampaikan dalam kegiatan Sekolah Minggu hari itu. Yang dimaksud dengan pesan di sini bukan semata-mata cerita Alkitab saja, melainkan pokok pengajaran atau topik utama yang akan disampaikan sepanjang acara Sekolah Minggu. Sebagai contoh, cerita pada hari itu akan mengambil bahan dari Matius 8:2-35. Maka pesan yang hendak disampaikan adalah tentang mengampuni sesama. Pesan ini tidak hanya disampaikan pada saat bercerita saja, tetapi sudah dikondisikan mulai dari pemilihan lagu, kata-kata pembukaan, aktivitas anak, dan doa. Pesan ini dikemas dalam berbagai cara supaya anakanak benar-benar bisa memahaminya dengan baik. Pesan ini sebaiknya dipersiapkan dan dikemas dengan matang, sebab di sinilah jantung dari semua kegiatan di

komunikasi. Mari kita mempelajari model, berikut ini: Dalam diagram, proses komunikasi ini sedikitnya ada lima komponen yang terlibat, yaitu: 1. Komunikator atau sumber komunikasi, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mengambil inisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan apa yang yang ada di dalam hatinya (perasaan) atau di dalam kepalanya (pikiran), maka komunikator harus mengubah perasaan dan pikiran itu ke dalam seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang dapat dipahami oleh komunikan. 2. Komunikan adalah pihak yang menerima pesan, berusaha memahami makna dari pesan itu dan kemudian memberikan umpan balik atau feedback kepada komunikator. 3. Pesan [message] adalah makna, isi, atau maksud yang hendak disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

Sekolah Minggu. Itu sebabnya, sangat disarankan bagi GSM untuk melakukan persiapan bersama beberapa hari sebelum hari Minggu.

keluarga. Orang yang hidup kekal adalah orang yang diangkat menjadi anak-anak-Nya dan menjadi anggota keluarga Tuhan. 4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas) Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.

II. MEMAHAMI ANAK


Sebagai komunikator, GSM harus mengenali siapa yang akan menerima pesan yang akan disampaikannya. Komunikan kita adalah anak-anak. Hal ini akan mempengaruhi cara penyampaian pesan. Anda tidak mungkin berbicara kepada orang dewasa dengan cara yang sama seperti ketika Anda berbicara dengan anak-anak. Demikian juga sebaliknya. Anda harus tahu benar dengan siapa Anda akan berkomunikasi. Anda perlu memahami tahapan perkembangan Psikologi Anak.

a. Perkembangan Kognitif Anak


Menurut PIAGET perkembangan kognitif anak ini dibagi dalam 4 tahap: 1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun) Dalam tahap ini perkembangan panca indera sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi. Senjata terbesarnya adalah menangis. Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekadar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu). 2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun) Pada usia ini anak menjadi egosentris, sehingga berkesan pelit, karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis dan rumit. Dalam mengajar, berikan contoh-contoh secara nyata supaya mereka bisa menirunya. 3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun) Saat ini anak mulai meninggalkan egosentris-nya dan dapat bermain dalam kelompok. Dia patuh pada aturan kelompok dan bersedia bekerja sama. Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis. Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa. Misalnya: konsep hidup kekal dapat disampaikan dengan menggunakan analogi

b. Perkembangan Psiko-Sosial
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psiko-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat, dibagi menjadi 8 tahap. Namun karena kita membahas tentang Sekolah Minggu, maka di sini hanya diuraikan sampai batas usia remaja. 1. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun) Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa nakal-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orangorang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu) 2. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun) Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu. 4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun) Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Lukas 2:52 )

Kelas Balita
Sifat Mental

Sifat Kerohanian

Daya konsentrasi lemah Banyak bertanya Mudah belajar bahasa Takut pada hal-hal asing Merasa bangga jika dimintai tolong Belajar melalui indera Rasa ingin tahu yang tinggi Daya imajinasi tinggi Berpikir kongkrit Dominan menggunakan perasaan

Bisa paham kalau Yesus mengasihi mereka Mudah merasa takjub Senang dibacakan cerita Alkitab Mudah percaya yang dikatakan orang lain Mulai membedakan benar dan salah Dapat mengalami penyembahan

Sifat Fisik

Sifat Sosial

Berpusat pada diri sendiri Belajar untuk bergiliran Suka mencoba hal baru Senang bermain berdua, kadang mengerjakan tugas berdua. Sesaat tertawa, sesaat kemudian menangis.

Sangat aktif, suka berlari dan melompat Sedang mengembangkan kemampuan otototot besar Beraktivitas di lantai, bukan meja Bertumbuh dengan cepat Energi mereka tak habis-habis Sedang mengembangkan kemampuan motorik Mudah bosan

Tips Mengajar Efektif


Gunakan aktivitas yang menyentuh panca indera Berikan kesempatan untuk bereksplorasi Buatlah anak-anak merasa nyaman dan aman saat ditinggal oleh orangtua mereka Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membantu Anda. Misalnya mengedarkan kantong persembahan, menyambut teman, membagikan aktivitas, dll. Jangan lupa untuk memberi pujian atau memberikan penghargaan khusus. Berikan pengalaman yang konkrit. Jika tema pengajaran tentang berbagi, maka buatlah aktivitas yang membuat anak-anak mau berbagi dengan orang lain. Pakailah bahasa yang singkat, sederhana dan jelas. Hindari kata-kata klise dan simbolik Beri kesempatan pada anak-anak untuk beraktivitas yang melibatkan otot-otot kasar Ajak mereka untuk mengerjakan sendiri Saat bercerita, selalu bawa Alkitab Berceritalah dengan antusias dan ekspresif Pilih lagu sederhana Ajarkan bahwa Tuhan mengasihi mereka Ajaklah anak-anak untuk menyembah Tuhan Doronglah mereka untuk bekerja di dalam kelompok Ajukan pertanyaan dengan kata-kata, Aku ingin tahu...... 3

Kanak-kanak melihat dunia ini serba raksasa. Rendahkanlah badan Anda sehingga setara den-

gan pandangan anak-anak. Cobalah sekali-sakali merangkak di kelas Anda untuk bisa mengalami pandangan mata-mata anak-anak dari perspektif mereka. Alami bagaimana rasanya kalau anak-anak tidak bisa melihat benda di atas meja atau lemari. Rasakan bagaimana anak-anak melihat gurunya seperti raksasa yang berdiri di hadapannya. Setelah itu Anda akan bisa berempati. Saat mengajar, duduklah di atas kursi rendah atau sambil duduk lesehan.

Kanak-kanak itu sangat ingin tahu dan pengamat yang baik. Apa yang kita anggap biasa,

bisa membuat anak takjub. Beri kesempatan kepada anak-anak supaya mereka bisa mengeksplorasi ciptaan Tuhan yang luar biasa. Jawablah pertanyaan anak dengan jujur. Kalau Anda tidak tahu, jawab saja bahwa Anda belum tahu dan berjanji akan mencari jawabnya. Jangan coba mengarang-ngarang jawaban sebab bisa salah dan terekam di memori anak sampai dewasa.

Kanak-kanak itu menggunakan inderanya: penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, perasa. Kelimanya adalah media belajar mereka. Anda bisa mennyiapkan aktivitas ini: membuat kue (penciuman dan perasa), menggambar dengan jari (sentuhan), bermain musik (pendengaran), main puzzle (penglihatan).

Kanak-kanak mengalami kesulitan dalam mengenali dan membedakan perasaannya


. Bantulah anak-anak belajar mengetahui jenis-jenis perasaannya. Misalnya, Kamu merasa senang jika mendapat hadiah dari papa, Kamu merasa jengkel saat diganggu temanmu.

Kanak-kanak senang mengkhayal. Kadang-kadang mereka kesulitan membedakan antara imajinasi


dengan dunia nyata. Balita senang bermain peran. Ajaklah anak-anak memainkan boneka atau wayang. Seiring dengan pertambahan usia, mereka mulai menggunakan logikanya.

Kelas Kecil
Sifat Mental

Sifat Kerohanian

Fokus perhatian adalah pada saat ini Belajar lebih baik dengan aktivitas kreatif Senang mempelajari sesuatu, mengeksplorai dan menyelidiki Berpikir konkrit. Sulit memahami simbol Mengalami kemajuan yang luar biasa dalam ketrampilan berbahasa Bisa mulai memilahkan antara fakta dengan fantasi

Senang belajar di gereja Memiliki keterbukaan dalam belajar tentang Tuhan Masih kesulitan mengekspresikan perasaannya Mulai belajar berdoa sendiri Patuh pada pimpinan

Sifat Sosial

Sifat Fisik

Senang berteman, tapi mudah sekali berganti teman Menirukan orang dewasa Taat dan setia kepada guru Mengembangkan kemampuan membedakan antara yang benar dan salah Senang bekerja dalam kelompok

Memiliki energi yang meledak-ledak Tidak betah duduk diam Mudah lelah

Tips Mengajar Efektif


Perlakukan anak sebagai pribadi yang unik Berikan aktivitas yang memungkinkan anak bereksperiman dan bereksplorasi Buatlah penerapan untuk saat ini, bukan aktivitas di masa depan Rancang aktivitas fisik Buatlah permainan yang menggunakan kemampuan membaca, menulis dan berhitung Siapkan aktivitas kerajinan tangan Hindari aktivitas yang menuntut pengerjaan secara detil Gunakan simbol paling sederhana Jelaskan bagian mana yang fakta dan bagian mana yang fantasi Ajak anak bermain peran di dalam kelompok Buatlah kebiasaan berdoa dan memuji Tuhan dalam setiap pertemuan Buatlah diri Anda dihormati dan dikagumi

Anak kecil alergi dengan lawan jenis kelamin. Hindari aktivitas yang mengharuskan anak-

anak yang bejenis kelamin berbeda bergandengan tangan. Kadang-kadang ada anak yang mau bergandengan tangan, tapi jangan karena dipaksa. Biarkan mereka melakukannya dengan sukarela.

Anak kecil mempercayai semua ucapan Anda. Hati-hatilah dalam berbicara pada anak-anak. Anak kecil mulai belajar mandiri. Mereka mulai mengenal jati dirinya. Ajak anak-anak untuk

membuat keputusan. Apakah mereka memilih pisang atau apel. Apakah mereka akan menjadi pemain atau penonton.

Anak kecil senang menolong. Jika diberi kesempatan untuk menolong guru, maka anak-anak akan
akan merasa sangat bangga. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membantu Anda. Jangan lupa memujinya di depan anak-anak yang lain.

Anak kecil itu aktif, aktif, aktif. Jangan berharap anak kecil dapat duduk diam selama lebih dari 5
menit. Berikan aktivitas fisik kepada anak-anak. Manfaatkan enerji mereka dengan kegiatan yang mendukung pelajaran Anda.

Kelas Tengah
Sifat Mental

Sifat Kerohanian

Banyak ingin tahu. Punya banyak pertanyaan Senang berpikir logis dan berdiskusi Memiliki daya konsentrasi yang baik Dapat menghafal Sedang mengembangkan kepercayaan diri Mulai dapat berpikir abstrak Mulai bisa mengembangkan kepekaaan soal waktu dan tempat Mulai sadar bahwa orang dewasa tidak selamanya benar Ingin membuat keputusan sendiri

Mulai banyak mengajukan pertanyaan tentang kekristenan Mulai melihat pendapat dari berbagai sudut pandang Menikmati partisipasi di dalam penyembahan Dapat belajar menerapkan nilai-nilai Kristen di dalam hidup mereka Senang mengikuti kegiatan di gereja Dapat mengeksresikan imannya melalui ucapan dan tulisan.

Sifat Sosial

Sifat Fisik

Mulai senang berteman Tertarik dengan kebudayaan di berbagai dunia Memiliki kemampuan yang baik untuk membedakan antara yang benar dan yang salam. Senang bergerombol bersama teman sebaya. Mulai tertarik pada lawan jenis Mulai bertanggungjawab dan mandiri Mulai nge-gang

Mengalami pertumbuhan yang cepat Menikmati aktivitas Ingin menjadi pelaku, bukan sekadar jadi penonton Mengalami kedewasaan pada kadar kertentu Ribut dan suka kompetisi Mula menyukai lawan jenis

Tips Mengajar Efektif


Sediakan aktivitas yang menantang Beri kesempatan untuk berpikir, menalar dan memecahkan masalah Sarankan untuk melakukan aktivitas membaca dan menulis Ciptakan suasana kelas yang mendukung dan saling percaya Siapkan berbagai macam aktivitas Perbanyak acara permainan Hindari membandingkan dan mengadu antara laki-laki dan perempuan Ajak anak-anak mengalami persekutuan dan penyambahan Doronglah anak-anak untuk membaca alkitab dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Ajaklah orang dewasa ke dalam kelas yang dapat dijadikan teladan bagi mereka Bantulah mereka memahami konsep keselamatan di dalam Kristus Dampingi mereka untuk mengekspresikan iman mereka

Anak tengah butuh lebih banyak kebebasan untuk mengalami keberhasilan dan kegagalan. Belajar untuk menerima kegagalan dan belajar dari kesalahan adalah bagian dari porses kedewasaan. Buatlah aktivitas yang memandang kegagalan dan kesuksesan sebagai proses kedewasaan.

Anak tengah melihat Tuhan di berbagai tempat. Mereka mempercayai bahwa Tuhan itu nyata, abadi dan berkuasa. Mereka tahu bahwa Tuhan itu menyayangi mereka. Bantulah anak

mengembangkan kebiasaan berdoa. Doronglah merek untuk berseru kepada Tuhan saat mengalami pergumulan.

Anak tengah butuh tempat yang kondusif untuk curhat. Mencoba memadukan antara perasaan senang dan sedih adalah proses yang harus dialami oleh anak-anak. Berikan telinga kepada anakanak untuk mendengarkan perasaan-perasaan yang sedang mereka alami. Jaga pikiran Anda supaya tidak larut dalam emosi mereka.

Anak tengah belajar dari pengalaman untuk berbaikan dengan orang lain. Pengalaman
adalah guru terbaik. Anak tengah sedang belajar untuk membangun relasi pribadi mereka dengan orang lain. Kadang-kadang mereka bertengkar. Dampingi mereka di dalam menyelesaikan konflik.

Anak tengah mulai menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Saat bertumbuh dewasa,
anak tengah mulai menyadari kekurangan-kekurangan dirinya. Dampingilah anak-anak supaya mereka memahami bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat.

III. ANAK SULIT


Dalam acara Sekolah Minggu selalu saja ada anak yang berperilaku berbeda dengan anak-anak yang lain. Segala tingkah lakunya tidak mendukung terciptanya suasana pengajaran yang kondusif. Ketika anak itu hadir untuk ikut acara Sekolah Minggu, tentu saja kita kita tidak bisa menolaknya. Akan tetapi gangguan yang dia ciptakan akan menjauhkan kita dari tujuan acara Sekolah Minggu itu. Ada bermacam-macam jenis orang sulit, untungnya secara kuantitas jumlah mereka tidak banyak. Ada beberapa kiat untuk mengahadapi mereka. Tapi sebelumnya Anda harus memahami prinsip ini: Jangan pernah membuat anak itu merasa terhina di muka umum (misalnya dengan terang-terangan mengecamnya dengan menunjuk hidungnya. Memang Anda harus bersikap tegas, tetapi lakukanlah dengan sopan dan kasih). Ada bermacam-macam anak yang sulit. Berikut ini beberapa tipe yang sering dijumpai: a. Si Donimator Ada kemungkinan bahwa di antara anak ada satu anak yang cerdas dan keminter (sok pintar). Kehadirannya bisa menguntungkan, tapi bisa juga menyebalkan bila anak itu banyak bicara dan kadangkala ngelantur. Orang ini senang memonopoli pembicaraan. Orang seperti ini membuat orang lain tidak bisa atau enggan untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Tindakan Anda Harga sumbangan pemikirannya, tetapi lalu segeralah beralih menunjuk anak lain yang belum mendapat kesempatan. Potong omongannya yang ngelantur. Ucapkan terimakasih atas sumbangan pendapatnya, lalu katakan nda ingin memberi kesempatan kepada anak lain.

Buatlah beberapa pertanyaan yang membuat semua anak mengacungkan jari. Beberapa kali abaikan si Dominator ini. b. Si Pendiam

Salah satu hal yang paling membuat guru Sekolah Minggu frustasi adalah ketika mereka terdiam seperti patung ketika pertanyaan dilontarkan. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya: Mungkin karena memang tidak ada yang tahu jawabannya, mungkin karena tidak paham maksud pertanyaannya itu, mungkin karena bosan, mungkin karena ada dominator dalam kelompok, mungkin juga mereka sengaja tidak mau menjawab (misalnya karena mereka sudah tidak sabar untuk pulang) Tindakan Anda Di awal acara, tunjukanlah bahwa Anda sangat menghargai dan sungguh-sungguh mengharapkan tanggapan dari semua anak-anak. Tunjuklah si pendiam dan berikan dukungan positif untuk berpartisipasi. Mulailah dengan pertanyaan mudah, kemudian lanjutkan ke tugas-tugas yang sulit. Berikan pertanyaan kontroversial sehingga mereka tergelitik untuk menjawabnya (Tapi harap hati-hati dan pertimbangkan masak-masak). c. Si Pengalih Perhatian Dia adalah tipe anak yang suka mengalihkan perhatian dari inti pengajaran Anda. Setiap anak punya tujuan dan keinginan yang berbeda-beda. Tugas Guru adalah menjaga jalannya acara Sekolah Minggu tetap pada jalurnya.

Tindakan Anda Katakan bahwa pendapat atau komentar anak itu di luar konteks pembicaraan. Tapi Anda menyediakan waktu untuk mendiskusikan hal itu seusai acara. Ingatkan lagi tentang topik pelajaran sehingga anak-anak tidak kehilangan konsentrasi. Apabila merasa ragu terhadap lontaran komentar/pertanyaan anak itu, katakan bahwa Anda akan mencatat pertanyaan dan pernyataannya. Anda berjanji akan menanyakan pada orang yang lebih tahu atau membaca buku (tapi Anda harus menepati janji lho!) d. Si Pengobrol Di setiap kelompok Sekolah Minggu, selalu saja ada orang yang suka mengobrol ketika Anda sedang mengajar. Tingkah anak ini sangat mengganggu anak yang lain, apalagi jika yang diajak ngobrol itu sebenarnya tidak berminat. Tindakan Anda Berhentilah berbicara. Berdiamlah beberapa saat hingga yang mengobrol itu menyadari bahwa percakapan mereka itu mengganggu anak yang lain. Tetapi pada anak yang ndablek (tidak peka), dia biasanya tidak peduli. Anda bisa menyela obrolan mereka dengan sopan, katakan begini: Eh, ngobrolnya kok asyik. Apa sih yang dibicarakan? Boleh dong saya tahu! Biasanya anak ini akan merasa malu. Sela pembicaraan dan mintalah mereka melanjutkan obrolan pada saat istirahat nanti. Katakan beberapa menit lagi Anda akan mengakhiri acara. Jika dirasa perlu, Anda bisa bersikap tegas (tetapi dengan lemah lembut) supaya mereka berhenti berbincang. Jika ada yang harus segera dibicarakan, persilahkan mereka bicara di luar ruangan. Tapi ingatkan juga pentingnya tetap ikut acara Sekolah Minggu ini. e. Si Pengacau Anak ini selalu berbuat hal-hal yang mengacau acara Sekaolah Minggu. Contohnya dia selalu menantang Anda, berkomentar bahwa acara Sekolah Minggu ini tidak ada gunanya, menolak berpartisipasi dsbnya. Tindakan Anda Berhentilah mengajar dan katakan langsung padanya bahwa Anda bisa mengerti keberatannya. Anda berjanji akan membicarakan masalah itu empat mata setelah acara. Buatlah aktifitas lain untuk menghentikan gangguan Ajaklah dia ikut berpartisipasi atau mintalah dia jadi asisten Anda (misalnya jadi wasit permainan). Kadangkala konfrontasi langsung bisa dilakukan, meski begitu sedapat-dapatnya hindari itu. Katakan pada orang itu bahwa Anda harus melanjutkan acara ini sampai selesai. Setelah itu Anda akan

memperhatikan persoalan anak itu. Tetapi jika sangat mendesak, hentikan sementara acara Sekolah Minggu ini, dan tangani persoalan yang terjadi.

IV. UMPAN BALIK DAN GANGGUAN


Komponen komunikasi berikutnya adalah umpan balik atau feed back. Umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator, yang menandakan bahwa pesan tersebut telah diterima dan dipahami. Melalui umpan balik ini, komunikator dapat memeriksa dan memastikan apakah penerima dapat menerima pesan, sesuai dengan keinginannya atau tidak. Ada berbagai macam umpan balik. Mulai dari jawaban berupa kata-kata, sampai dengan bahasa tubuh seperti senyum, menggeleng, mengangguk, gelisah, menguap, dan sebagainya. GSM perlu memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh murid-murid. Caranya bermacam-macam. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan untuk menguji pemahaman mereka: Adik-adik, mengapa Herodes memerintahkan membunuh bayi berumur di bawah 2 tahun? Umpan balik juga dapat dilakukan melalui pengamatan. Jika anak-anak terlihat gelisah maka ini menandakan bahwa mereka merasa tidak nyaman. Carilah penyebab gangguannya. Jika anak-anak terlihat ketakutan, maka gaya berkomunikasi harus diubah untuk menciptakan rasa aman. Dengan mamahami umpan balik ini, kita juga sekaligus dapat mendeteksi adanya gangguan atau noise dalam berkomunikasi. Hal ini mirip ketika kita bertelepon dengan sinyal buruk yang buruk. Suara yang terputus-putus membuat kita kesulitan memahami maksud yang diucapkan oleh lawan bicara kita. Untuk itu, kita harus menghilangkan atau mengurangi noise. Misalnya dengan pergi ke tempat terbuka atau lebih tinggi sehingga penerimaan sinyal menjadi lancar. Demikian juga di dalam komunikasi ada potensi gangguan yang dapat mengganggu pesan yang kita sampaikan. Ada dua macam gangguan: Gangguan eksternal yaitu berbagai gangguan yang berasal dari luar komunikator (pengirim) dan komunikan (penerima). Gangguan ini dapat berupa suara gaduh, suhu udara yang panas, hal lain yang lebih menarik perhatian audiens, bau yang tidak sedap, udara yang terlalu dingin dll. Gangguan dari luar biasanya tidak banyak mengganggu media atau saluran komunikasi, sepanjang tingkat gangguan itu masih bisa ditoleransi. Gangguan internal adalah gangguan yang berasal dari faktor-faktor psikologis. Misalnya rasa takut, kecewa, cemas, grogi atau gejolak emosi lainnya. Sebagai contoh, anak yang baru saja pindah ke kelompok Sekolah Minggu Anda, biasanya dia akan menemui kesulitan di dalam menerima pesan yang Anda sampaikan. Penyebabnya, karena dia merasa cemas sebagai anak baru. Dia merasa berada di dalam lingkungan yang masih asing. Dia tidak merasa aman, karena belum memiliki kenalan. Akibatnya, dia tidak bisa berkonsentrasi di dalam menyimak cerita Guru Sekolah Minggu.

Referensi: Bruce Wilkinson, Teaching With Style Clarence H. Benson, Teaching Techniques, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 86. Dr. Mary Go Setiawani, Pembaruan Mengajar, Yayasan Kalam Hidup, Bandung. J. Reginald Hill, Penuntun Sekolah Minggu, Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Ruth Lautfer, Pedoman Pelayan Anak, Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 3. Ruth S. Kadarmanto, M.A, Tuntunlah ke Jalan yang Benar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004 Situs Pepak Lois Keffer (ed), Hearts, Brains, and Growing Pains, Cook Communication Ministry, 2000

Purnawan Kristanto, adalah praktisi komunikasi. Pria kelahiran Wonosari, 2 Mei 1971 ini pernah menjadi Redaktur majalah rohani populer BAHANA dan Renungan Malam. Saat ini, aktivitasnya adalah menulis buku dan renungan, menerjemahkan buku, pelayanan gereja, kontributor video streaming, berkecimpung di LSM dan koordinator tim tanggap bencana. Sampai saat ini, Wawan, demikian panggilannya sehari-hari, telah menulis lebih dari 25 judul buku. Beberapa judul di antaranya menjadi buku laris, yaitu Tuhan Yesus tidak Tidur, Humor Rohani dan serial Permainan Asyik.

Kegemarannya di di bidang penulisan dirintisnya sejak duduk di jurusan Sastra dan Budaya, SMAN I Wonosari, kemudian semakin berkembang saat kuliah di jurusan Komunikasi, UGM. Artikel dan cerpennya pernah dimuat di berbagai media massa seperti Sinar Harapan, Surya, Berita Sore, Sinar Indonesia Baru, BAHANA, EVA, Kedaulatan Rakyat, Bernas dll. Suami pdt. Pelangi Kurnia Putri ini pernah memenangkan berbagai lomba penulisan. Selain menulis, kegiatan Wawan adalah menjadi moderator milis Komunitas Penjunan (Penulis dan Jurnalis Nasrani).

Sejak 11 Desember 2004, ia memulai ngeblog dengan alamat http://purnawan-kristanto.blogspot.com. Sejak bulan Juni 2008 kegiatan ngeblognya beralih ke blog pribadi http://purnawan.web.id dan http://www.purnawankristanto.com/ Handphone: 0812-273-1237 Email: purnawank@gmail.com

Facebook: http://www.facebook.com/purnawan

Anda mungkin juga menyukai