Anda di halaman 1dari 3

LEADERSHIP

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai penggunaan pengaruh kepada anggota-anggota lain suatu kelompok. Setiap anggota yang memberikan pengaruh seperti itu dapat dipandang sebagai pemimpin kelompok. Tindakan kepemimpinan adalah tindakan-tindakan yang membantu kelompok mencapai tujuannya. Dalam sebuah organisasi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin atau Leadership sebagai figure dalam sebuah kelompok. Pemimpin diharapkan menjadi teladan yang dapat mengayomi anggotanya. Dalam masa sekarang kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin sangat minim, dilihat dari pengalaman masyarakat tentang pemimpin yang ada disekitarnya. Misalnya, bangsa kita yang berganti-ganti pemimpin yang dapat menyebabkan krisis kepercayaan. Seorang pemimpin akan sukses apabila mampu bekerjasama dengan orang lain, dapat menerima saran dan pendapat dari orang lain, mengolah pendapat tersebut menjadi sesuatu yang berharga. Mampu mambawa organisasinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju dengan tetap melibatkan semua unsur didalam organisasi. Pemimpin membangkitkan semangat dan menginspirasi yang terbaik dalam diri anggotanya. Didalam sejarah dan budaya manapun, pemimpin kelompok adalah salah seorang yang menjadi tumpuan dalam mencari kepastian dan kejelasan ketika menghadapi ketidakpastian atau ancaman, atau ketika ada suatu tugas yang harus dilakukan. Pemimpin bukanlah sekedar seseorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seseorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar (do the right things). Pemimpin bukanlah hanya gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul dipundaknya dan membawa ke tingkat keberhasilan maksimal, jadi pemimpin harus professional. Para pemimpin menerima tugas dengan berbagai cara. Mereka mungkin ditunjuk oleh seseorang diluar kelompoknya ; menerima kepemimpinan karena tugas kelompok atau peringkat. Selain itu pemimpinlah yang biasanya berbicara terlebih dahulu tentang suatu subjek. Hal ini dikarenakan cara pandang pemimpin terhadap berbagai hal mempunyai bobot khusus, maka dalam mengahadapi situasi tertentu, pemimpinlah yang memberitahukan maksud atau pengertian pada

kelompok, menawarkan cara untuk menginterpretasikannya, dan lebih awal bereaksi menghadapi situasi tertentu. Kepemimpinan dapat diajarkan dan dilatih, dan bukan didapatkan sejak dari lahir. Hal ini sering diperdebatkan dan secara ilmiah telah dibuktikan pada banyak survei bahwa dengan pelatihan yang menunjang seseorang dapat berkembang menjadi pemimpin yang baik. Dibawah bimbingan pemimpin yang cerdas, orang-orang merasakan tingkat kenyamanan yang saling menguntungkan. Mereka saling membagi ide dan saling belajar dengan satu sama lain, membuat keputusan bersama, dan menyelesaikan tugas bersama. Mereka membentuk suatu ikatan emosi yang membantu mereka untuk tetap terfokus, bahkan ditengah-tengah perubahan besar dan ketidakpastian. Dan mungkin yang terpenting, keterikatan membuat pekerjaan terasa lebih bermakna. Kita semua tahu bagaimana rasanya ikut gembira, ikut bahagia disaat-saat ketika suatu tugas berhasil diselesaikan dengan baik. Perasaan-perasaan ini menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu bersama-sama, sesuatu yang tidak akan bisa atau mau dilakukan oleh perorangan. Semua pemimpin membutuhkan kecerdasan intelektual yang memadai untuk memahami hal-hal spesifik mengenai tugas dan tantangannya. Tentu saja pemimpin yang berbakat dalam pemikiran analitis dan konseptual yang akan mempunyai nilai tambah. Kesadaran sosial, terutama empati juga mendukung langkah selanjutnya dari tugas utama pemimpin. Dengan mengenali dan menyelaraskan diri dengan perasaan orang lain pada saat diperlukan, seorang pemimpin dapat mengatakan atau melakukan apa yang tepat, apakah itu menenangkan rasa takut, meredakan kemarahan. Penyelarasan ini juga memungkinkan seorang pemimpin untuk merasakan nilai dan prioritas bersama yang bisa membimbing kelompok. Selain kesadaran social, seorang pemimpin juga harus memiliki kesadaran diri yang berarti memiliki pengertian yang mendalam akan emosi diri, juga kekuatan dan keterbatasan diri, serta nilai-nilai dan motif-motif diri. Orang-orang yang memiliki kesadaran diri yang kuat adalah orang-orang yang realistis, yang tidak terlalu mengkritik ataupun penuh harapan yang naf terhadap dirinya sendiri, dan mereka jujur tentang dirinya sendiri kepada dirinya sendiri, atau bahkan bisa menertawakan kekurangan mereka sendiri.

Secara umum ada 6 tipe kepemimpinan. Yang pertama, visionary, atau kepemimpinan dengan visi, yang mampu membawa orang kepada tujuan impian bersama. Tipe ini dibutuhkan pada saat terjadinya ketidakpastian atau dibutuhkannya perubahan. Kedua, Coaching, atau gaya pembinaan, yang lebih mengutamakan hubungan interpersonal seorang dengan seorang untuk mencapai tujuan organisasi, lebih pas untuk melestarikan kemapanan. Ketiga, Affiliate, atau kepemimpinan kerjasama, yang lebih mengutamakan harmoni, sangat bagus untuk masa-masa susah dan memotivasi team yang sedang dalam krisis. Keempat, Democratic, kepemimpinan demokrasi, mengedepankan pendapat dan pandangan semua orang, consensus dan keinginan bersama adalah pendapat tertinggi. Kelima, Pacesetting, kepemimpinan memacu kemajuan, sangat dibutuhkan untuk memotivasi team dalam mengejar ketinggalan atau mencapai target yang luar biasa. Keenam, Commanding, atau kepemimpinan otoriter, yang lebih umum dipakai untuk mengatasi kemelut internal. Dari keenam tipe itu, 4 yang pertama lebih mementingkan emotional intelligency, dan lebih sering berhasil daripada 2 yang terakhir. Pemakaian 2 tipe terakhir haruslah dijalankan dengan sangat berhati-hati, karena dalam pelaksanaannya sering membawa hasil buruk. Hanya pada situasi khususlah kedua tipe tersebut boleh digunakan dengan hati-hati. Seorang pemimpin dapat saja memiliki dan memakai beberapa tipe gaya kepemimpinan yang berbeda untuk keadaan dan saat yang berbeda. Kesimpulannya : pada akhirnya , karena tugas kepemimpinan semakin kompleks dan bersifat kerjasama, maka keterampilan berelasi menjadi semakin penting. Keterampilan berelasi memungkinkan pemimpin mengefekifkan kecerdasan emosi mereka. Tapi lebih jauh dari itu ,didalam soal memberikan hasil, kompetensi-kompetensi yang mencirikan pemimpin yang terbaik yang beroperasi didalam kesatuan yang selaras, telah menjadi gaya kepemimpinan yang menonjol. Setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Apabila setiap pribadi sebagai pemimpin memiliki dan menerapkan karakteristik kepemimpinan, dan pasti akan dapat menjalankannya dengan efektif dan berwibawa.

Anda mungkin juga menyukai