Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tentang

NEGARA DAN KONSTITUSI

Disusun oleh :

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN JASUS STIKes PERINTIS PADANG 2011/2012

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah menolong hambanya menyelesaikan makalah ini dngan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah mungkin penulis tidak dapat untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar kita semua dapat memperluas wawasan tentang Negara dan konstitusi,yang penulis sajikan dalam bentuk sederhana. Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari luar, namun dengan izin Allah SWT, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul : NEGARA DAN KONSTITUSI Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen pembimbing Bapak Hendra Muklis, yang telah memberikan arahan dan kepada penulis. 2. Seluruh teman teman D III analis jasus yang telah banyak memberikan bantuan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kelemahan dan kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua Amin ya Rabbal Alamin Padang , December 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Negara dan Konstitusi 2.2 Isi, Tujuan, dan fungsi konstitusi Negara 2.3 Konstitusi di Indonesia BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan: tanpa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara per wujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh Negara dan pejabat Negara sekalipun Pada permulaan abad ke 19 awal abad ke 20 gagasan mengenai konstitusionalisme

(kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga Negara) mendapat perumusan secara yuridis. Para ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Emanuel Kant dan Frederich Julius Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV Dicey memakai istilah Rule of law Reformasi menuntut dilakukannya amandemen atau mengubah UUD 1945 karena yang menjadi causa prima penyebab tragedi nasional mulai dari gagalnya suksesi kepemimpinan yang berlanjut kepada krisis sosial-politik, bobroknya managemen negara yang mereproduksi KKN, hancurnya nilai-nilai rasa keadilan rakyat dan tidak adanya kepastian hukum akibat telah dikooptasi kekuasaan adalah UUD Republik Indonesia 1945. Itu terjadi karena fundamen ketatanegaraan yang dibangun dalam UUD 1945 bukanlah bangunan yang demokratis yang secara jelas dan tegas diatur dalam pasal-pasal dan juga terlalu menyerahkan sepenuhnya jalannya proses pemerintahan kepada penyelenggara negara. Akibatnya dalam penerapannya

kemudian bergantung pada penafsiran siapa yang berkuasalah yang lebih banyak untuk legitimasi dan kepentingan kekuasaannya Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan social ,kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan perubahan

selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan. 1.2 Tujuan Untuk memenuhi tugas dengan mata kuliah kewarganegaraan serta untuk menambah serta meningkatkan wawasan penulis tentang Negara dan konstitusi serta perubahan perubahan yang terjadi pada konstitusi Negara republic Indonesia

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN NEGARA DAN KONSTITUSI NEGARA (STATE) Membicarakan masalah hukum konstitusi artinya membahas dua variabel, apa itu hukum? Dan apa yang dimaksud dengan konstitusi? Keduanya terkait erat dengan persoalan negara dan karena itu untuk memahami pengertian hukum konstitusi haruslah dipahami terlebih dahulu tentang negara itu sendiri. Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanlah satu satunya organisasi, adaorganisasi organisasi lain ( keagamaan, kepartaian,

kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan). Kurang tepat apabila negara dikatakan sebagai suatu masyarakat yang diorganisir. Adalah tepat apabila dikatakan diantara organisasi-organisasi di atas, negara merupakan suatu organisasi yang utama di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk dalam banyak hal campur tangan dalam bidang organisasiorganisasi lainnya. Ada beberapa elemen atau unsur utama yang membentuk pengertian negara, antara lain : a. Rakyat

Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara. b. Wilayah (teritorial) Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari wilayah suatu negara.

c. Pemerintahan Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara. Timbul pertanyaan, dari manakah pemerintahan memperoleh kekuasaan ini? Ada empat macam teori, yaitu teori kedaulatan Tuhan, kedaulatan negara, kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Misalnya kerajaan Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan bij de Gratie Gods , atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan Singa Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi Raja di Ethiopia . Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang berdaulat. Inilah inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu negara. Otto Mayer (dalam buku Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan kemauan negara adalah memiliki kekuasaan

kekerasan menurut kehendak alam . Sementara itu Jellinek dalam buku Algemeine Staatslehre menyatakan kedaulatan negara sebagai pokok pangkal kekuasaan yang tidak diperoleh dari siapapun. Pemerintah adalah alat negara . Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.

Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan apa yang dikenal dengan kontrak sosial , suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu negara. Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara menjadi 4 bahkan 5 yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan, UUD (Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure). KONSTITUSI Konstitusi berasal dari istilah bahasa perancis yaitu konstituer artinya membentuk, beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet ( bahasa belanda ) artinya yaitu wet berarti undang undang dan ground berarti tanah. Beberapa Negara yang menggunakan istilah

constitution ( bahasa inggris ) untuk mengarikan konstitusi. Beberapa ahli ketatanegaraan yang menyatakan tentang pengertiaan konstitusi : A. Herman Heller 1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. Disebut pengertian secara sosiologis. 2. Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat merupakan pengertian secara yuridis 3. Konnstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang berlaku dalam suatu Negara disebut pengertian secara politis. B. K.C. Wheare undang yang tinggi dan

Konstitusi adalah keseluruhan system ketatanegaraan dari suatu Negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu Negara. C. Carl J Friedrich Konstitusi adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan kumpulan aktivitas yang diselengarakan atas nama rakyat, tetapi tunduk pada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberikan jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintah tidak disalah gunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah D. Prof. Prayudi Atmosudirjo 1. Konstitusi suatu Negara adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan. 2. Konstitusi suatu Negara adlah rumusan dari filsafat, cita perjuangan bangsa 3. Konstitusi adalah cerminan dari jiwa, jalan pikiran, mentalitas, dan kebudayaan suatu bangsa. Dalam perkembangan politik dan ketatanegaraan maka konstitusi pengertian: 1. Dalam arti luas Meliputi kumpulan hukum dasar tertulis dan tidak tertulis yang besal dari prinsip prinsip pemikiran tertentu yang tersusun dalam suatu system umum ini dipelopori oleh Bolingbroke 2. Dalam arti sempit cita, kehendak, dan

Hukum dasar tertulis atau undang

undang dasar ( loi constitunelle ) berupa dokumen

yang lengkap mengenai peraturan peraturan dasar Negara. PEMISAHAN /PEMBAGIAN KEKUASAAN Hampir dapat dikatakan konstitusi di semua negara dimuat atau tergambar keberadaan suatu pembagian kekuasaan yang sudah dikenal yaitu kekuasaan membuat aturan/undangundang (legislatif), kekuasaan melaksanakan aturan/undang-undang (eksekutif/administratif) dan kekuasaan peradilan (yudikatif). Gagasan atau ide dari Montesquieu mengajarkan dalam suatu negara harus ada pemisahan kekuasaan anatar satu dengan kekuasaan yang lain (Separation Of Power). Montesquieu adalah hakim Perancis yang melarikan diri ke Inggris dan gagasan pemisahan kekuasaan saat ia melihat praktek kekuasaan di Inggris. Jika demikian jelas bahwa materi muatan hampir setiap konstitusi di dunia mencontoh pada keadaan politik di Inggris, walaupun Inggris sendiri tidak memiliki konstitusi tertulis. Pada abad 18 John Locke dalam buku karangannya Two Treaties Of Government membela gagasan Montesquieu dalam bentuk yang lain, yaitu: 1). Kekuasaan perundang-undangan 2). Kekuasaan melaksanakan sesuatu hal (eksekutif) urusan dalam negeri yang mencakup pemerintahan dan peradilan, dan 3). Kekuasaan untuk bertindak terhadap anasir/unsur asing guna kepentingan negara atau warga negara, disebut sebagai kekuasaan negara Federative power sebagai gabungan dari berbagai orang-orang atau kelompok.

John Locke melihat nama federatif mungkin kurang tepat, yang ia pentingkan bukan nama tetapi isi kekuasaan yang olehnya dianggap berbeda sifatnya dari dua kekuasaan yang lain. Mengacu pada kalimat Melaksanakan sesuatu hal urusan dalam negeri kiranya Locke lebih tepat dibanding dengan Montesquieu. Urusan dalam negeri yaitu pemerintahan dan peradilan pada dasarnya adalah melaksanakan hukum atau aturan yang berlaku. Locke menyebutkan urusan pkerjaan pengadilan sebagai pelaksanaan undang-undang. Mengenai urusan pemerintah tidak hanya melaksanakan hukum yang berlaku, tetapi juga dalam keadaan tertentu (tak terduga) tidak termasuk dalam suatu peraturan/undang-undang. Pada sisi lain kelihatan Montesquieu lebih luas dalam memahami kata melaksanakan , artinya mencakup pelaksanaan hak-hak negara terhadap luar negeri yang disebutkan sebagai tindakan kekuasaan pemerintahan suatu negara. Berbeda pandangan adalah C. Van Vollenhoven dalam buku Staatsrecht Over Zee yang menyatakan dalam suatu negara ada 4 (empat) macam kekuasaan yaitu: 1). Pemerintahan (Bestuur), 2).Perundang-undangan, 3).Kepolisian dan, 4).Pengadilan Van Vollenhoven pada dasarnya memecah pemerintahan menjadi dua bagian yaitu: 1). Kepolisian sebagai kekuasaan mengawasi berlakunya hukum dan jika diperlukan dengan tindakan memaksa (toezicht en dwang/pengawasan dan pemaksaan) dan 2). Pemerintahan yang tidak mengandung unsur mengawasi dan memaksa.

Apabila dikaitkan dengan Indonesia, ada kekuasaan ke 4 yaitu kejaksaan (kekuasaan menuntut perkara pidana) sebagai kekuasaan yang ada di antara kekuasaan kepolisian dan pengadilan di muka hakim. Hal ini karena secara jelas kekuasaan kejaksaan terpisah dari kekuasaan kepolisian dan pengadilan. Pembentukan dan Perubahan konstitusi 1. Cara pembentukan konstitusi a. Pemberian UUD timbul karena merasa ada tekanan yang hebat dari sekitarnya dan khawatir akan terjadi Revolusi, dengan adanya UUD kekuasaan raja dibatasi atau penguasa/ raja membeikan UUD yang dijalankan oleh badan tertentu kepada rakyatnya dan ia berkuasa berdasarkan UUD tersebut. b. Sengaja dibentuk UUD timbul setelah Negara didirikan c. Cara Revolusi UUD dibuat sebagai akibat pemerintahan baru sebagai hasil Revolusi d. Cara Evolusi UUD timbul disebabkan adanya perubahan secara berangsur otomatis UUD lama tidak berlaku lagi. 2. Cara mengubah Konstitusi a. Oleh badan legislative b. Referendum angsur dan secara

Yaitu dengan cara pemungutan suara diantara rakyat yang memiliki hak suara c. Oleh badan khusus yang sengaja dibentuk d. Khusus Negara federal Perubahan UUD dapat terjadi jika mayoritas Negara menyetujui perubahan. 2.2 ISI, TUJUAN DAN FUNGSI KONTITUSI NEGARA Konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu Negara dan menjadi dasar utama bagi penyelenggaraan bernegara. Hal hal yang diatur dalam konstitusi Negara pada umumnya berisi tentang pembagian kekuasaan Negara, hubungan antar lembaga Negara, dan hubungan Negara dengan warga Negara. Konstitusi atau undang - undang dasar memuat ketentuan ketentuan sebagai berikut: 1. Organisasi Negara Pembagian kekuasaan antara eksekuif, yudikatif, dan legislative 2. Hak hak asasi manusia 3. Prosedur mengubah undang undang dasar 4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat undang dasar Konstitusi Negara memiliki pungsi adalah : a. Penentu atau pembatas kekuasaan Negara b. Pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara c. Pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dengan warga Negara sifat tertentu dari undang Negara bagian dari federasi

d. Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun kegiatan penyelenggaraan Negara e. Penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ Negara f. Sebagai sarana pemersatu ( symbol of unity), sebagai identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of ceremony g. Sarana pengendalian masyarakat (social control) h. Sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat 2.3 KONSTITUSI INDONESIA Apabila kita membaca pasal demi pasal dalam undang undang dasar 1945 maka kita hal

mengetahui beberapa hal yang menjadi isi dari pada konstitusi republic Indonesia. Hal yang diatur dalam undang undang dasar 1945 antara lain : 1. Hal

hal yang sifatnya umum, misalnya tentang kekuasaan dalam Negara dan identitas

identitas Negara 2. Hal yang menyangkut lembaga tugas, hak, dan kewenangannya 3. Hal yang menyangkut hubungan antara Negara dengan warga Negara, yaitu hak dan kewajiban Negara terhadap warganya ataupun hak dan kewajiban warga Negara terhadap Negara, termasuk juga hak asasi manusia 4. Konsepsi atau cita Negara dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, social, pertahanan lembaga Negara, hubungan antar lembaga, fungsi,

5. Hal mengenai perubahan undang undang dasar 6. Ketentuan ketentuan peralihan atau ketentuan transisi Konstitusi Negara Indonesia adalah undang undang dasar 1945 yang untuk pertama

kalinya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 agustus 1945. Konstitusi yang pernah berlaku diindonesia 1. Periode 18 agustus 1945 27 december 1949 berlaku UUD 1945 terdiri dari bagian

pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan 2. Periode 27 december 17 agustus 1950 berlaku UUD RIS, UUD RIS terdiri atas 6

bab, 197 pasal, dan beberapa bagian 3. Periode 17 agustus 5 juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146

pasal, dan beberapa bagian 4. Periode 5 juli 1959 sekarang kembali berlaku UUD 1945 Khusus untuk period keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut : a. UUD 1945 yang belum diamandemen b. UUD 1945 yang sudah diamandemen adalah 1. Amandemen ke 1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 october 1999 2. Amandemen ke 2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 agustus 2000 3. Amandemen ke 3 pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 november 2001 4. Amandemen ke 4 pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 agustus 2002

Undang

undang dasar Negara republic Indonesia pertama kali ditetapkan oleh PPKI pada

tanggal 18 agustus 1945, sebenarnya merupakan hasil karya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) melalui sidang sidangnya dari tanggal 29 mei 1945

sampai 1 juni 1945 dan tanggal 10 juli sampai 16 juli 1945 yang menghasilkan berupa rancangan pembukaan hukum dasar Negara dan rancangan hukum dasar Negara mejadi cikal bakal undang PPKI. Sidang PPKI pertama berlangsung pada 18 agustus 1945 yang menghasilkan beberapa keputusan antara lain : 1. Mengesahkan rancangan pembukaan hukum dasar Negara dan hukum dasar sebai UUD Negara kesatuan republic Indonesia 2. Memilih ir Soekarno dan Drs mohammad hatta sebai presiden dan wakil presiden. 3. Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) untuk membantu presiden. Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut: a. Pengesahan pembukaan Undang undang dasar Negara Indonesia terdiri dari 4 alinea. b. Pengesahan batang tubuh undang undang dasar Negara Indonesia yang terdiri atas undang dasar negara indonesia setelah mengalami perubahan seperlunya oleh

16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat tambahan

Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dimuat dalam berita republic Indonesia tahun II no 7 tanggal 15 februari 1946 yang terdiri atas a. Pembukaan b. Batang tubuh c. Penjelasan Pada 27 December 1949 diberlakukan undang undang dasar yang baru yang disebut

Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD RIS karena Negara Indonesia berubah dari bentuk kesatuan ke bentuk serikat atau federal ini berlaku sampai 17 agustus 1950. Konstitusi RiS atau UUD RIS 1949 terdiri atas : a. Mukadimah yang terdiri atas 4 alinea b. Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 16 bab, 197 pasal dan lampiran Beberapa ketentuan pokok dalam UUD RIS 1949 antara lain : a. Bentuk Negara adalah serikat, sedang bentuk pemerintahan adalah republic b. System pemerintahan adalah parlementer. Dalam system pemerintahan ini kepala pemerintah dijabat oleh seorang perdana mentri. Perdana mentri RIS saat itu adalah Moh. Hatta Pada tanggal 17 agustus 1950 berlaku UUDS 1950 setelah Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan. Perubahan UUD RIS menjadi UUDS 1950 dituangkan dalam dalam undang undang federal no 7 tahun 1950, dalam ketentuan UUDS disebutkan adanya lembaga pembuat undang undang dasar yang dinamakan konstituante. Isi dari UUDS 1950 adalah

a. Mukadimah yang terdiri dari 4 alinea b. Batang tubuh yang terdiri dari 6 bab dan 146 pasal Isi pokok yang diatur dalam UUDS 1950 adalah a. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic b. System pemerintahan adalah parlementer menurut UUDS 1950 c. Adanya badan konstituante yang akan menysun undang pengganti dari UUDS 1950 Pada tanggal 5 july 1959 presiden soekarno mengeluarkan dekrit presiden karena ketidak mampuan badan konstituante untuk membuat undang undang yang isinya: 1. Penetapan pembubaran konstituante 2. Menetapkan berlakunya UUD 1945, dan tidak berlakunya UUDS 1950 3. Pembentukan MPRS dan DPAS Dengan berlakunya dekrit presiden 5 july 1959 maka UUDS 1950 tidak berlaku lagi,dan diberlakukan kembali UUD 1945 yang tidak berbeda dengan UUD pada 18 agustus 1945 dan berlaku sampai tahun 1999 bertahan selama dua masa pemerintahan yaitu: a. Masa pemeritahan Presiden Soekarno dari tanggal 5 juli 1959 sampai 1966 b. Masa pemerintahan Presiden Suharto dari tahun 1966 sampai 1998 PROSES AMANDEMEN UUD 1945 undang dasar tetap

Amandemen (amendment) artinya perubahan, mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan yang dilakukan oleh parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan undang undang. Dalam hal amandemen konstitusi

perubahan yang dilakukan adalah addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Jadi konstitusi yang asli tetap berlaku, adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusi dan antara perubahan dengan konstitusi yang asli masih saling terkait. System ini dianut oleh Amerika Serikat dengan istilah amandemen. Dalam hal pembaruan konstitusi, perubahan yang dilakukan adalah baru secara keseluruhan dan tidak mempunyai keterkaitan dengan konstitusi lama atau asli, system ini dianut oleh Negara Belanda, Jerman, dan Perancis. Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah atau memperbarui konstitusi Negara Indonesia agar sesuai dengan prinsip prinsip Negara demokrasi dan

diharapkan konstitusi kita semakin baik dan lengkap menyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan kenegaraan yang demokratis. UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar Negara republic Indonesia juga harus mampu menyesuikan perkembangan dan tuntutan, tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai berikut: 1. Usul perubahan pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR, apabila diajukan oleh sekurang kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR. 2. Setiap usul perubahan pasal pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukan

dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasanya

3. Untuk mengubah pasal

pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang

kurangnya

2/3 dari jumlah anggota MPR 4. Khusus mengenai bentuk Negara kesatuan republic Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan Amandemen UUD 1945 A. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR, 19 october 1999 Pada sidang umum MPR 19 october 1999 dan diambil keputusan untuk melakukan perubahan sebanyak 9 pasal yaitu: pasal 5 ayat (1), pasal 7, pasal 9, pasal 13 ayat (2), pasal 14, pasal 15, pasal 17 ayat (2) dan (3), pasal 20, dan pasal 21 Jadi perubahan pertama diamandemen 9 pasal B. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 agustus 2000 Pada perubahan kedua MPR RI mengubah dan atau menambah pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20 ayat 5, pasal 20A, pasal 22A, pasal 22B, Bab IXA, pasal 25E, Bab X, pasal 26 ayat 2, dan 3, pasal 27 ayat 3, Bab XA, pasal 28A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, Bab XII, pasal 30, Bab XV, pasal 36A, B, C UUD 1945 Jadi pada perubahan kedua diamandemen sebanyak 25 pasal C. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 November 2001 Pada perubahan ketiga MPR RI mengubah dan atau menambah pasal 1 ayat (2) dan (3), pasal 3 ayat 1, 3 dan 4, pasal 6 ayat 1 dan 2, pasal 6A ayat 1, 2, 3, dan 5, pasal

7A, pasal 7B ayat 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, pasal 7C, pasal 8 ayat 1 dan 2, pasal 11 ayat 2, dan 3, pasal 17 ayat 4, Bab VIIA, pasal 22C ayat 1, 2, 3, dan 4, pasal 22D ayat 1, 2, 3, dan 4, Bab VIIB, pasal 22E ayat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, pasal 23 ayat 1, 2, dan 3, pasal 23G ayat 1, dan 2, pasal 24 ayat 1, dan 2, pasal 24A ayat 1, 2, 3, 4, dan 5, pasal 24B ayat 1, 2, 3, dan 4, pasal 24C ayat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 UUD 1945 Jadi pada perubahan ketiga diamandemen sebanyak 23 pasal D. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 agustus 2002 Pada perubahan ke empat MPR RI mengubah dan atau menambah pasal 2 ayat 1, pasal 6A ayat 4, pasal 8 ayat 3, pasal 11 ayat 1, pasal 16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24 ayat 3, Bab XIII, pasal 31 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5, pasal 32 ayat 1, dan 2, Bab XIV, pasal 33 ayat 4, dan 5, pasal 34 ayat 1, 2, 3, dan 4, pasal 37 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5, Aturan peralihan pasal I, II, III, dan aturan tambahan pasal I dan II UUD 1945, jadi perubahan keempat ini diamandmen sebanyak 13 pasal serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan Akibat amandemen atas UUD 1945 tidak mengakibatkan UUD 1945 yang asli tidak berlaku lagi, system ini hanya menyisipkan bagian perubahan kedalam naskah UUD 1945 (addendum), dengan amandemen tersebut maka konstitusi Negara Indonesia lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal pasalnya. Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari

perubahan pertama sampai keempat ada 73 pasal, namun jumlah nomor pasal tetap 37 pasal tidak termasuk aturan peralihan, dan aturan tambahan.

ISI UUD NEGARA INDONESIA TAHUN 1945 UUD 1945 sekarang hanya terdii atas dua bagian yaitu bagian pembukaan dan bagian pasal pasal, hal ini berdasarkan atas pasal II aturan tambahan naskah UUD 1945, perubahan dengan ditetapkan perubahan UUD ini, UUD Negara Republik

keempat menyatakan

Indonesia 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal pasal . Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan cita cita dari bangsa yang bersangkutan contohnya Jepang, India, Amerika Serikat. Namun tidak semua konstitusi Negara memiliki bagian pembukaan ini contohnya Malaysia, Singapura, dan Australia Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi Negara Indonesia yang berisi 4 alinea sebagai pernyatataan luhur bangsa Indonesia, selain berisi pernyataan kemerdekaan, ia juga berisi cita cita dan keinginan bangsa Indonesia dalam

bernegara yaitu mencapai masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur Alinea pertama berbunyi Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas didunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan alinea pertama berisikan pernyataan objektif adanya penjajahan terhadap Indonesia, serta pernyataan subjektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan harus dihapuskan. Alinea kedua berbunyi Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat

Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur Alinea ketiga berbunyi Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorong dengan keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya alinea ini mengandung adanya motivasi spiritual bangsa Indonesia Alinea kempat berbunyi Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu

pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu didalam suatu undang undang dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu

susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dngan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia . Dalam alinea keempat ditetapkan tujuan bernegara, bentuk Negara, system pemerintahan Negara, konstitusi Negara, dan dasar negara . Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok dari pancasila adalah: pokok pikiran yang merupakan pancaran

a. Negara melindungi segenab bangsa Indonesia dan seluruh umpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan b. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia c. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas asas kerakyatan dan pemusyawaratan perwakilan d. Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab Adapun bagian pasal pasal dari UUD 1945 secara garis besar adalah: 1. Bab I tentang bentuk dan kedaulatan (pasal 1) 2. Bab II tentang MPR ( pasal 2 sampai 4) 3. Bab III tentang kekuasaan pemerintahan Negara (pasal 4 sampai 16 Bab IV tentang DPA dihapus 4. Bab V tentang kementerian Negara (pasal 7) 5. Bab VI tentang pemerintahan daerah ( pasal 18 sampai 18B) 6. Bab VII tentang DPR (pasal 19 sampai 22B) 7. Bab VIIA tentang DPD (pasal 22C sampai 22D) 8. Bab VIIB tentang pemilihan umum (pasal 22E) 9. Bab VIII tentang hal keuangan (pasal 23 sampai 23D) 10. Bab VIIIA tentang BPK (pasal 23E sampai 23G) 11. Bab IX tentang kekuasaan kehakiman (pasal 24 sampai 25)

12. Bab IXA tentang wilayah Negara (pasal 25A) 13. Bab X tentang warga Negara dan penduduk (pasal 26 sampai 28) 14. Bab XA tentang HAM dan kewajiban dasar manusia (pasal 28A sampai 28J) 15. Bab XI tentang agama (pasal 29) 16. Bab XII tentang pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30) 17. Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan (pasal 31 sampai 32) 18. Bab XIV tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan social (pasal 33 sampai 34) 19. Bab XV tentang bendra, bahasa, lambang Negara serta lagu kebangsaan (pasal 35 sampai 36C) 20. Bab XVI tentang perubahan UUD (pasal 37)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Kami sangat berharap dalam makalah ini memberikan manfaat dan kami merasa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk kesempurnaan makalah ini kami menerima masukan dan saran dari kita semua

Daftar pustaka Ilmu tata Negara USU


http://blogtheydee.blogspot.com/2011/05/hubungan-dasar-negara-dengan-konstitusi.html)

Anda mungkin juga menyukai