Hari Tannggal
NO 1. TANGGAL 2 Februari 2012
KUTIPAN
Ketua Umum DPP Apersi Eddy Ganefo memprediksi kerugian transaksi rumah sejahtera bisa Rp 1,5 triliun lebih. Kerugian ini bisa lebih besar lagi kalau PKO tersebut kembali diperpanjang. Pengembang dan masyarakat akan menjadi menderita lebih parah lagi, kata dia saat dihubungi Ivestor Daily di Jakarta,Rabu (1/2).
Hal itu dilakukan untuk menaikkan peringkat dalam kemudahan berusaha di salah satu kota yang ada di Indonesia, tutur Walikota Palangkaraya HM Riban Satia di Palangkaraya, Rabu (1/2).
2.
3 Februari 2012
3.
3 Februari 2012
Pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mempertanyakan alasan dimasukannya gugatan uji materi terhadap UndangUndang No 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU Permukiman) Komisi V DPR mendukung program pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat. Program ini diharapkan bisa dimanfaatkan bagi rakyat kurang mampu yang saat ini sulit mendapatkannya. Kemenpera berjanji menghapus sejumlah biaya untuk meringankan beban pengembang yang membangun rumah sederhana, terkait dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan rumah tersebut harus dibangun dengan luas minimal 36 meter persegi.
Sebenarnya permasalahan ini adalah mengenai harga yang dibebankan kepada pengembang, kata Menpera di Jakarta, Selasa (31/1).
4.
3 Februari 2012
Iya. Itu salah satu kebijakan yang telah disetujui oleh Komisi V DPR guna mengatasi backlog rumah, khususnya bagi MBR, sehingga tersedia dana murah untuk jangka panjang, kata anggota Komisi V DPR Yudi Widayana seusai rapat kerja dengan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz di DPR kemarin.
5.
3 Februari 2012
Kalau luas minimal rumah sejahtera tapak di bawah 36 m2, tidak adil bagi masyarakat dan menjadi tidak pernah maju. Masalahnya kan pada harga, makanya kami akan menurunkan biaya-biaya dan pajak yang sebelumnya dibayar oleh pengembang dan akan memberi bantuan PSU, kata Faridz, barubaru ini.
6.
1 Februari 2012
http://www.investor. co.id
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, pihaknya tidak ada masalah bila ada pihak yang mengajukan uji materi UndangUndang No 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU Pemukiman).
"Tidak ada masalah," kata Djan Faridz di Jakarta, Selasa (31/1), ketika ditanya wartawan tentang gugatan uji materi yang telah dilayangkan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) kepada Mahkamah Konstitusi (MK).
7.
1 Februari 2012
http://www.tribunn ews.com
Bank Tabungan Negara (BTN) masih mempertimbangka n untuk kembali ikut dalam program perumahan bersubsidi menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Program tersebut terkait permintaan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) untuk menurunkan suku bunga FLPP di kisaran 5 - 6 persen. DPR mendukung penuh program perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dilakukan oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).
"Kita masih kaji lagi kalau tidak rugi kita ikut, tapi kalau merugikan tentu sulit (ikut FLPP)," kata Dirut BTN Iqbal Latanro di Jakarta, Rabu malam, di sela acara undian "Banjir Emas Di Kantor Pos Sepanjang Tahun" melalui program e-BataraPos dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (1/2/2011).
2 Februari 2012
"Sudah disetujui kemarin. Ini, menjadi salah satu kebijakan yang telah disetujui oleh Komisi V DPR dalam mengatasi backlog rumah. Khususnya, bagi MBR sehingga tersedia dana murah untuk jangka panjang, kata Yudi kepada wartawan, Kamis (02/02/2012).
8.
1 Februari 2012
http://properti.kom pas.com
Pengembang yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Rabu (1/2/2012), mendatangi Kemenpera untuk menagih janji Menpera Djan Faridz. Janji tersebut mengenai diberlakukannya kembali program KPR dengan FLPP, yang telah terhenti sejak 6 Januari 2012. Para pengembang mengaku mengalami
"Sesuai janji Menpera pada tanggal 16 Januari 2012 lalu, maka kami datang menagih janji FLPP dijalankan kembali," kata Ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo saat dihubungi lewat telepon genggam, di Jakarta.
2 Februari 2012
"Berdasarkan laporan dari DPD Apersi se-Indonesia, nilai bunga kredit modal kerja
Miliar
kerugian sampai Rp 2 miliar akibat mandeknya pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hal itu mengemuka berdasarkan laporan para pengembang yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi). (Kementerian Perumahan Rakyat/ Kemenpera) menghentikan pembiayaan rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada awal 2012. Lho, ada apa? Pengembangpengembang di Jabar mempertanyakan kinerja Kementerian Perumahan Rakyat (Kemnpera), karena sampai saat ini belum juga menerbitkan peraturanperaturan turuan dari UU n01 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU PKP).
maupun kredit konstruksi yang ditanggung pengembang sebesar Rp 1 sampai Rp 2 Miliar setiap provinsi," kata ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo, kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (1/2/2012).
9.
2 Februari 2012
http://economy.ok ezone.com
10.
2 Februari 2012
http://www.pikiranrakyat.com
Saya kurang paham, apa sebenarnya prioritas kerja Kemenpera saat ini. Sampai membiarkan sektor perumahan macet begini, hanya gara-gara ketiadaan regulasi, ujar Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia (AP2ERSI) Ferry Sandiyana, Rabu (1/2).
11.
2 Februari 2012
http://keuangan.ko ntan.co.id
12.
2 Februari 2012
http://suaramerdek a.com
Bank pelaksana program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bersikeras menetapkan bunga di atas 7%. Mereka menganggap, bunga yang disodorkan pemerintah sebesar 5% - 6% tidak menguntungkan. Perbankan pun mengajukan hitunghitungan bunganya ke pemerintah. Bank Tabungan Negara (BTN) masih mempertimbangkan untuk kembali ikut dalam program perumahan bersubsidi menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), terkait permintaan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) untuk menurunkan suku bunga FLPP di kisaran 5-6 persen. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jika pemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah. Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mendapat kritikan dari berbagai pihak termasuk perbankan dan
"Saat ini masih dalam diskusi tingkat suku bunga dan kami tidak pernah mengancam mundur dari program FLPP," tegas Evi Firmansyah, Wakil Direktur Utama BTN, Rabu (1/2).
Kami masih mengkaji lagi. Kalau tidak rugi kami ikut, tapi kalau merugikan tentu sulit (ikut FLPP), kata Dirut BTN Iqbal Latanro di Jakarta, Rabu malam, di sela acara undian Banjir Emas di Kantor Pos Sepanjang Tahun melalui program eBataraPos.
13.
1 Februari 2012
http://finance.detik .com
"Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubah menjadi 50:50 tentu akan lebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro di Jakarta, Selasa (31/1/2012).
2 Februari 2012
"Sekarang saja harga rumah di Tangerang tipe 21/22 harganya sudah Rp 80 juta," kata Eddy Ganefo saat berbincang dengan detikFinance, Kamis
pengembang. Setidaknya dalam kasus kisruh bunga kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan perdebatan kewajiban minimal rumah tipe 36.
(2/3/2012).
14.
2 Februari 2012
http://www.neraca. co.id
Nasib rakyat kini jadi pertaruhan judi Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz lantaran menteri titipan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menghentikan subsidi perumahan berformat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Tingkat bunga KPR (kredit pemilikan rumah) subsidi yang sekarang kini hanya berkisar 6% sampai 8,25%: lebih dekat dengan tingkat bunga BI Rate yang kini 5%an. Dengan demikian, turunnya bunga KPR itu bisa menaikkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah yang berniat membeli rumah murah. Menteri Perumahan Rakyat RI, Djan Faridz, mengatakan hal itu dalam rapat dengan Komisi V DPR RI hari ini di Jakarta.
Subsidi bunga kredit untuk perumahan rakyat adalah insentif fiskal dari pemerintah, kata Direktur Eksekutif Center for Bank Crisis (CBC) Denni Daruri saat dihubungi Neraca, Rabu (1/2).
15.
2 Februari 2012
http://www.watnyu s.com/