Anda di halaman 1dari 66

Otot 1. Anatomi otot 1.1 Macam-macam jaringan otot Jaringan otot dibagi menjadi 3 tipe. a.

Skeletal muscle (otot bergaris) b. Cardiac muscle (otot jantung) c. Smooth muscle (otot polos) Ciri-ciri 1. Skeletal muscle (otot bergaris)

Inti di tepi Tidak bercabang Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot otot Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd

bergaris/lurik tulang jar. otot skelet

Gerakannya dikendalikan kemauan kita voluntary Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril) Serabut bercorak Kontraksi spontan berirama Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman Garis2 melintang: intercalated disk Ada sinsitium yang memungkinkan sinyal untuk

muscles 2. Cardiac muscle (otot jantung)

myofibril

menimbulkan kontraksi yang berpindah dari sel satu ke sel lain dalam bentuk gelombang. Ada discus intercalaris Kekhususan taut diskus pada otot jantung

a.

Fasia adherens Membran khusus yang paling mencolok pada bagian transversal diskus, berfungsi sebagai penambat filamen aktin dan sarkomer terminal.

b.

Makula adherens Mengikat sel-sel jantung agar tidak berpisah oleh aktivitas kontraktil yang konstan

c.

Taut rekah Memungkinkan pertukaran ion antarsel yang bersebelahan

3. Smooth muscle (otot polos) Involuntary muscle Visceral muscle Bentuk sel: spindle shape, panjang bervariasi Inti di tengah Tipe-tipe otot polos: 1. Otot polos multi unit Terdiri atas serabut otot polos tersendiri dan terpisah. Tiap serabut bekerja tanpa bergantung pada serabut lain dan pengaturannya terutama dilakukan oleh sinyal saraf. Membrane basalnya terdiri dari campuran kolagen halus dan glikoprotein yang membantu menyekat serabut-serabut yang terpisah satu sama lain. Contoh piloerektor 2. Otot polos unit tunggal Serabut-serabut berkontraksi bersama-sama dan membrane selnya berlekatan satu sama lain pada banyak titik. Disebut juga sebagai otot polos sinsitial karena sifat antarhubungan sinsitialnya diantara serabut-serabut. Juga dikenal sebagai otot polos visceral karena ditemukan pada : otot siliaris mata, otot iris mata, dan otot

dinding sebagian besar otot visera tubuh, seperti usus, ureter, dan pembuluh darah. A. Otot ekspresi wajah Otot ekspresi wajah dipersyarafi oleh nervus facialis yaitu pada Otot ekspresi wajah yaitu: Otot occipitofronatalis : untuk mengangkat alis Otot orbicularis oculli : untuk menutup mata kuat-kuat Otot zygomaticus mayor : untuk menarik sudut bibir Otot levator labii superior : untuk elevasi bibir atas Otot buccinator : untuk mempertahankan pipi Otot levator anguli oris : untuk elevasi sudut mulut Otot orbicularis oris : untuk menutup mulut Otot depresor anguli oris : untuk depresi sudut mulut Otot platisma : untuk menarik sudut mulut ke bawah antisfingterik pada leher Otot risorius : untuk menarik sudut mulut ke arah lateral Otot mentalis : untuk mengangkat dan memajukan bibir bawah dan mengerutkan kulit di atas dagu syaraf motorik.

B. Otot pengunyah

Otot pengunyah dipersyarafi oleh nervus trigeminus yaitu pada syaraf motorik. Fungsi otot pengunyah adalah untuk menutup mulut, menggretakkan gigi, dan memajukan mandibula.

Otot-otot pengunyah yang disebutkan di atas bekerja secara sinergis untuk membuka dan menutup mulut, menggeretakkan gigi, dan memajukan mandibula.

D. Vaskularisasi dan Inervasi Vaskularisasi regio Facei Aliran Arteri Cabang dari A.carotis Externa - A.facialis - A.Maxillaris interna - A.temporalis superficialis Aliran Vena: - V.Facialis - V.retromandibular Keduanya membentuk V.facialis communisV.Jugularis Interna Inervasi Regio Facei Persarafan regio facei: - N.Facialis--> saraf motorik - N.Trigeminus-->saraf sensorik ada 3 cabang
-

V1N.opthalmicus V2 N.Maxillaris V3 N.Mandibularis Regio Colli

1.2

a. region colli Otot pada Collii: 1. 2. 3. 4. 5. M. Sternohyoid M. Sternothyroid M. Omohyoid M. Thyrohyoid M. Platysma Dibentuk oleh ketiga lapis fascia cervicalis Membungkus : V.jugularis Int. : A. Carotis Communis

b. carotid sheath

: N. Vagus c. otot MUSCULI REGIO COLLI MUSCULUS Platysma ORIGO Fascia toidea pectoralis Sternocleidomast oideus Sternum clavicula & Processus mastoideus INSERTIO del- Kulit & mandibula ACTION & Membuka mulut menarik dan sdt N. Xi, c2 &c 3 INNERVASI N. Vii

mulut Menengok,me ngangkat dagu ke samping/depan Mengangkat scapula dan

Trapezius

Linea nu-chae Clavicula sup, prot occ ext Man sterni & Os hyoid clavicul

N. Xi, c2 & c3

Sternohyo-id

clavicula Menekan os C1-3 via ansa hyoid ke hypoglossi

Sternothyroid

Man sterni

bawah Linea obli-qua Menekan cart C1-3, via ansa lamina cart thyro-id bawah Menekan hyoid Tendon penghubung bawah Sda ke hypoglossi os C1-3, via ansa ke hypoglossi Sda thyro-id Os hyoid

Venter omohyoid Venter omohyoid Thyrohyo-id

sup Tendon penghubung darai clav inf Scapula

dari clav Linea obli-qua Os hyoid lamina cartilago thyroid

Sda

C1-2

Scalenus anterior Scalenus medius

Proc transv c3- Tuberculum 6 7 scaleni costa 1 cekungan sulcus

Mengangkat costa 1

C5-8 C5-8

Proc transv c2- Costa 1 dibel Sda

Scalenus posterior Oblique longus colli Oblique

subclavius Proc tranv c5-7 Costa 2 sup Proc transv c3- Atlas

Mengangkat costa 2 Flexi leher

C6-8 C2-7 Sda Sda C1-3

5 inf Corpus vert th Proc transv c5- Rotasi leher 6 Corpus c2-4 Flexi ;eher

longus colli 1-3 Vertical longus Corpus c5-th3 colli Longus capitis

Proc transv c3- Pars basi-laris Flexi leher 6 ossis occipitalis

2.

Fisiologi otot Saraf menerima rangsangan yang berjalan dari saraf motorik Pada setiap ujung serabut saraf, saraf akan menyekresi substansi Asetilkolin akan membuka banyak kanal atau gerbang Terbukanya kanal memungkinkan terjadinya transpor pasif yaitu

2.1 Mekanisme kontraksi dan relaksasi menuju ujung serabut saraf neurotransmiter yaitu sedikit asetilkolin asetilkolin melalui protein pada membran berdifusinya ion natriun kedalam membran yang menimbulkan suatu potensial aksi pada membran Potensial aksi akan berjalan sepanjang membran serabut otot Potensial aksi menyebabkan dipolarisasi membran otot dan seperti pada membran serabut saraf banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot yang mengakibatkan retikulum sarkoplasma melepas sejumlah ion kalsium Ion kalsium dari retikulum sarkoplasma akan menyebabkan troponin pada zona aktif bergeser sehingga kepala miosin dapat menempel pada zona aktif Miosin yang menempel hanya miosin mang berdekatan saja Miosin mendekati atau menempel pada zona aktif dengan ATP.

Pada saat ATP berubah menjadi ADP maka akan menimbulkan suatu tarikan pada aktin. Saat ADP berubah menjadi ATP maka kepala miosin akan terlepas dari zona aktif Ion kalsium akan kembali ke retikulum sarkoplasma kurang dari 1 detik oleh pompa membran Ca. ion kalsium akan disimpan dalam retikulum sarkoplasma sampai potensial aksi berikutnya.

Kontraksi otot terhenti oleh pengeluaran ion kalsium dari

miofibril

Kontraksi Otot a. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat spesifik diprotein aktin b. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat dikepala miosin akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi pembebasan energi c. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filamen aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang menyebabkan pemendekkan otot (kontraksi) d. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi pita I dan Zona H memendek e. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja Penggabungan Eksitasi-Kontraksi a. Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot rangka menyebabkan neuron melepaskan asetilkolin (ACh) ke taut neuromuskular, kemudian ACh berdifusi ke end plate dan berikatan dengan receptor. b. Pengikatan ini menyebabkan channel Na terbuka sehingga ion-ion Na masuk kedalam sel dan menimbulkan depolarisasi lalu terjadi potensial aksi, kemudian disalurkan ke serat otot sehingga terjadi depolarisasi serat otot. Lalu, menyebar ke serat via tubulus transversus yg berjalan antara pita A & I.

c.

Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion Ca dibebaskan dari kompartemen intrasel (retikulum sarkoplasma) sehingga kadar Ca intra sel meningkat. Akibatnya, terjadi kontraksi otot.

d.

Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.

e.

Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tidak dapat diuraikan dan otot tidak dapat berkontraksi.

f.

Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua protein lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin.

g.

Tropomiosin diperkirakan terletak di atas molekul aktin pada keadaan istirahat dan menghambat pengikatan jembatan silang miosin(suatu tempat di aktin).

Sedangkan, troponin melekat ke molekul aktin. Tropomiosin serta troponin memiliki tempat ikatan untuk Ca. h. Bila konsentrasi Ca intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul tropomiosin yang menyebabkan pergeseran posisi tropomiosin terhadap aktin. i. Hal ini menyebabkan terbukanya zona aktif untuk mengikat miosin sehingga terjadi pengikatan miosin dengan zona aktif aktin dan ATPase miosin diaktifkan.
j.

ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga jembatan silang terayun. Apabila jembatan silang terayun maka

filamen-filamen bergeser satu sama lain yang menyebabkan berkontraksi. k.

otot

Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada suatu saat maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan oleh otot.

l.

Setelah ayunan jembatan silang maka molukel ADP yang tadi dibebaskan dari miosin digunakan untuk membentuk molukel ATP kedua yang berikatan dengan kepala miosin.

m.

Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin.

n.

Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan jembatan silang kembali terayun.

Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi Ca intrasel meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7 menjadi 10-5. Relaksasi Otot - Sewaktu Ca dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma maka serat otot melemas - Pemompaan Ca adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP yang lain. - Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan tropomiosin kembali menghambat sehingga kontraksi otot berhenti. pengikatan aktin serta miosin

Kontraksi Isometrik - Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk tegangan, tanpa pemendekan otot - Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dihasilkan Proses kontraksi Otot terjadi dalam beberapa tahap: Step 1: Active-site Exposure Pada saat otot menerima rangsangan, RE sarkoplasma melepaskan Ca dari Tubulus T ke sarkoplasma. Kemudian Ca akan bergerak menuju dan menempel pada Troponin yang menutupi active-site dan Ca menggeser troponin dari active-site. Active-site akan bebas dan kepala myosin akan mempunyai kesempatan untuk menempel pada active-site yang berdekatan dengannya. Step 2: Cross-bridge attachment Kepala myosin yang mempunyai ATP akan memecahnya menjadi ADP dan Fosfat yang dibutuhkan untuk kontraksi dengan ATP ase yang dipunyai oleh kepala miosin. ADP dan fosfat tadi akan dilepas sebagai energy pada kepala myosin untuk menarik aktin menuju garis M. Dan menarik garis-garis Z yang berhadapan untuk saling mendekat . Pita H akan menghilang pada kontraksi penuh dan ujung-ujung filament tebal mencapai garis Z. Step 3: Pivoting Pada saat kepala myosin masih menempel pada aktin, ADP dan Fosfat (ATP ditambahkan dari sarkosom) diluar kepala myosin terkumpulkan secara cepat untuk membentuk ATP agar mengisi kembali kepala myosin. Setelah ATP terbentuk, ATP akan masuk ke dalam kepala myosin. Step 4: Cross-bridge detachment

Setelah ATP tersebut masuk ke kepala myosin, kepala myosin akan terlepas dari active-site pada aktin. Step 5: Myosin reactivation Kepala myosin yang sudah terlepas dari active-site itu akan active kembali pada saat ATP tersebut sudah dipecah menjadi ADP dan Fosfat dan akan melanjutkan proses kontraksi. Proses pembentukkan ATP ini sangat cepat. Proses Relaksasi Pada saat relaksasi berarti rangsangan telah hilang dan konsentrasi Calsium pada sarkoplasma akan menurun pada tingkat normal dengan mekanisme: 1) Calsium yang aktif tadi akan menuju ke luar sel melalui transpor membrane 2) Kemudian Ca akan kembali menuju ke reticulum sarkoplasma. Kemudian tropomiosin kembali pada posisi perifer menutupi activesite. Jadi, tropomiosin dan troponin merupakan pengatur mekanisme pengunci kontraksi dan Calsium sebagai kunci terbukanya mekanisme kontraksi. Sel otot tidak dapat berkontraksi selain sampai kapasitas maksimal yaitu hukum all or none dan kekuatan otot bergantung pada jumlah satuan otot yang berkontraksi. Sumber: Kuliah dr. jauhar pada hari Rabu 3. Histologi otot 1. Sarkoplasma: protoplasma 2. Sarkosom: mitokondria 3. Reticulum sarkoplasma: reticulum endoplasma

3.1 Organel pada sel otot:

4. Sarkolema: membrane sel yang sebenarnya ditambah satu lapisan tipis materi polisakarida yang mengandung sejumlah kolagen fibril tipis.

3.2 Pengaturan serabut otot

Aktin Molekul aktin terdiri dari tiga protein a. F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang berpilin satu sama lain

b. Molekul tropomiosin merupakan suatu molekul halus yang membentuk filament yang berjalan di atas sub-unit aktin di sepanjang tepian luar alur yang berada di antara dua untai rantai yang terpilin. c. Molekul troponin merupakan kompleks dari 3 unit: 1. TnT: melekat pada tropomiosin
2. TnC: terikat pada ion Ca2+

3. TnI: menghambat interaksi aktin-miosin Miosin Terdiri dari 2 rantai berat identic dan 2 pasang rantai ringan. Tonjolan globulus kecil pada setiap rantai berat membentuk kepala yang memiliki tempat penggabungan ATP, kapasitas enzimatik untuk menghidrolisis ATP dan kemampuan untuk mengikat aktin.

Myofibril Benang-benang parallel, dengan diameter 1-3 mikron(mikrometer). Dan tdd satuan yang lebih kecil: mifilamen

Filament yang lebih tebal mengandung myosin. Dengan diameter 1215 nm dengan panjang 1,5 mikron dan menempati sarkomer sebagai Pita A. Filament yang lebih tipis menganding aktin, diameter 5 nm dengan panjang 1 mikron dan terikat pada kedua belah garis Z. Ujung-ujung bebasnya menyelip diantara Pita A. Gurat H, bagian Pita A yang tidak mengandung filament tipis dan lebarnya tergantung derajat kontraksi Garis M merupakan garis yang membagi pita A menjadi 2, fungsinya untuk memelihara susunan dan jarak yang teratur dari filament tebal pada sarkomer. Tiap filament tebal(miosin) dikelilingi 6 filamen tipis(aktin). Jenis sabut kolagen 1. Kolagen type I : yang terbanyak (90%), terdapat pada jaringan ikat kendor, tendon, tulang, detin, tulang rawan dari jaringan epitelan, dan fibrous, sclera, dan cornea 2. Kolagen type II 3. Kolagen type III 4. Kolagen type IV 5. Kolagen type V pembungkus otot 1.3 Fungsi Otot Fungsi sistem muskular : 1. Pergerakan Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian internal tubuh. 2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur : terdapat pada tulang rawan hyaline, : terdapat pada kulit janin, sabut retikuler, luka : terdapat pada lamina basalis dari jaringan epitel : terdapat pada placenta, pembungkus tendon, tulang rawan elastic, dan corpus vitreum yang baru sembuh, dan system cardiovascular

Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat ada pada posisi berdiri atau duduk terhadap gaya gravitasi. 3. Produksi panas Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untk mempertahankan suhu normal. 1.4 Regenerasi Otot
Dewasa: mitosis otot berhenti daya regenerasi terbatas perbaikan

berbentuk jar parut.


Bila dilatih diameter , jumlah tetap hipertropi (pada otot

rangka,otot jantung & otot polos, kecuali uterus: hipertropi & hiperplasi dg mitosis) 1.5 Jenis Otot Jenis otot: 1. Otot bergaris:

Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot otot bergaris/lurik Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang jar. Otot skelet Gerakannya dikendalikan kemauan kita voluntary muscles Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)

2. Otot polos

Involuntary muscle Visceral muscle Bentuk sel: spindle shape, fusiformis (lebar di tengah, runcing di kedua ujungnya) Terdiri atas sel panjang tanpa garis melingkar Setiap sel mempunyai inti di pusat pada bagian sel yang paling lebar

Setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jalinan serat retikulin Kontraksi involunter tapi dipersyarafi saraf autonom Kontraksi lemah dan lambat Merupakan otot viceral (otot alat dalam) Mempunyai garis2 melintang Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan myofibril Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman Garis2 melintang: intercalated disk Diskus Interkalasi yaitu sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersntuhan dengan sel-sel otot tetangga.

3. Otot jantung

Menurut pekerjaannya : a. Otot sinergis, yaitu otot bekerja bersama-sama. b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan. c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh. d. Otot adductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh. e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi. f. Otot ekstensor, yaitu otot yang meluruskan kembali sendi tulang pada kedudukan semula. g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar. h. Otot supinator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang. i. Endorotasi, memutar ke dalam. j. Eksorotasi, memutar ke luar. k.Dilatasi, memanjangkan otot. l. Kontraksi, memendekkan otot. 1.6 Ciri-ciri otot Ciri-ciri otat yaitu : 1. Kontraktilitas

Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. 2. Eksitabilitas Serabut otot akan mersepon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. 3. Ekstensibilitas Serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi. 4. Elastisitas Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang. 1.7 Bagian-bagian otot - TENDON :urat otot, bagian ujung otot yang mengecil. - VENTRIKEL :empal otot, bagian tengah otot yang menggembung. - ORIGO :ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak. - INSERSIO :ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak. - NORMOTROFI :otot yang besarnya normal. - ATROFI :otot yang mengecil, lisut. - HIPERTROFI :otot yang membesar. - DISKUS INTERKALARIS :bagian khas otot jantung yang merupakan batas. Macam-macam Serat Otot Lurik a. Serat merah (red fibers) Serat ini berdiameter relatif kecil, banyak sarkosom besar penuh krista. Sarkosom-sarkosom ini berkumpul di bawah sarkolemadan berderetderet memanjang diantara miofibril. Banyak mengandung mitokondria, dan pigmen cytocrom serta pembuluh darah ,tapi glikogennya sedikit. Merupakan slow muscle karena kontraksinya lebih lambat dibanding white fibers. b. Serat putih (white fibers)

Merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih besar. Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z, dan garis Z disisni hanya settengah lebarnya garis Z pada serat merah.Diameternya lebih besar, myoglobulin lebih sedikit sehinnga warnanya lebih pucat, mitokondria dan pembuluh darahnya lebih sedikit, tapi kandungan glikogennya lebih banyak. Kontraksinya lebih cepat dan kuat tapi cepat lelah. c. Serat menengah (intermediate fibers) Serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya lebih kecil dan garis Z nya lebih tipis. 2. Sendi Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang menahan tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan. Dalam sendi terdapat cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan memasok nutrient dan oksigen ke tulang rawan sendi yang avaskular. Klasifikasi struktural persendian
1.

Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan Persendian synovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh

diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.


2.

diperkokoh dengan jaringan kartilago.


3.

dengan kapsul dan ligament artikular yang membungkusnya. Klasifikasi fungsional persendian
1.

Sendi sinartrosis atau sendi mati => secara structural a. Sutura : sendi yang dihubungkan dengan jar. Ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.

persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.

b. Sinkondrosis : sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.


2.

Amfiartrosis => sendi dengan pergerakan terbatas. a. Simfisis : sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh, simfisis pubis dan diskus intervetebralis. b. Sindesmosis : tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat jaringan ikat kolagen. Contoh, tulang radius, ulna, serta tibia dan fibula. c. Gomposis : sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang. Contoh, gigi yang tertanam pada kantong tulang rahang.

3.

Diartrosis => sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga

sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan lapisan terluar berupa ligamentum.

Klasifikasi persendian synovial 1. Sendi sferoidal Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh: sendi panggul dan sendi bahu. 2. Sendi engsel Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan ferakan ke satu arah saja. Contoh: persendian pada lutut dan siku.

3.

Sendi kisar

Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Contoh: persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus odontoid aksis. 4. Persendian kondiloid Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang. Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal. 5. Sendi pelana Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan konveks pada sisi lainnya, seperti dua pelana yang saling menyatu. Contoh: persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari. 6. Sendi peluru Salah satu sendi yang permukaan kesua tulang yang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya. Contoh: persendian invertebrata dan persendian antar tulang karpal dan tulang tarsal. Pergerakan pada sendi sinovial 1. Fleksi adalah gerakan tubuh yang memperkecil sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh. Contoh: gerakan menekuk siku atau menekuk lutut 2. Ekstensi adalah gerakan tubuh yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh. Contoh: gerakan meluruskan persendian pada lutut 3. tubuh. Contoh: gerakan abduksi lengan Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah

4.

Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis

utama tubuh Contoh: gerakan aduksi lengan 5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri. Contoh: gerakan menggelengkan kepala. 6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk kerucut. Contoh: gerakan memutar pada bahu. 7. Inversi adalah gerakan sendi yang memungkinkan bagian tubuh menghadap ke dalam/medial. Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap ke dalam. 8. Eversi adalah gerakan sendiri yang memungkinkan bagian tubuh menghadap ke luar. Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap ke luar. 9. 10. 11. 12. Protraksi adalah gerakan memajukan tubuh. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang. Elevasi adalah gerakan struktur tubuh ke arah superior. Depresi adalah gerakan struktur tubuh ke arah inferior. Contoh: gerakan menonjolkan rahang bawah ke depan. Contoh: gerakan retraksi mandibula. Contoh: elevasi mandibula. Contoh: depresi mandibula.

ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULAR Tulang penyusunnya:

Proc.Condylaris Fossa mandibularis Tuberculum articularis pars squamosa ossis temporalis

Tipe persendian kombinasi antara arthrodial & ginglymus Jenis pergerakan: -

Depresi Elevasi Protrusi Retraksi


Gerakan lateral Capsula articularis Discus articularis Lig.temporomandibularis Lig. Sphenomandibular Lig.Stylomandibular

Komponen persendian: -

Kerja sendi : Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada cairan intertisial rawan. Tekanan yang terjadi pada tl.rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan. Sendi bergerak maka cairan juga bergerak mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak kembali ke bagian tl.rawan ketika tekanan bergerak. 3. Tulang 3.1 Anatomi 3.1.1 Cranii Cranium (tengkorak) dibentuk oleh tulang-tulang pipih yang jumlahnya ada 22. Cranium dapat dibagi menjadi: 1.1 Neurocranium

a. Calvarium ( Atap tengkorak) Terdiri atas tulang pipih yang mempunyai 2 lapisan tulang padat yangg dipisahkan lapisan tulang berongga yang disebut diploe. Tulang calvaria meliputi: Os Occipitale, Os parietale , Os frontale, Os temporal, dan Os sphenoidale Sutura meruapakan Sendi fibrosa diantara tulang calvaria. yang tidak bergerak

Sutura
Sutura adalah sendi fibrosa yang tidak bergerak yang berada di antara tulang calvaria. Ada tiga macam sutura yaitu : 1. Sutura serrata, dimana tepi dari masing-masing tulang berbentuk sebagai gigi-gigi gergaji dan gigi-gigi ini saling berapitan. 2. 3. Sutura skualosa, dimana tepi dari masing-masing tulang menipis dan saling menutupi. Sutura harmoniana atau sutura plana, dimana tepi dari masing-masing tulang lurus dan saling tepi menepi. Terdiri atas: sutura coronalis sutura sagittalis sutura squamosa sutura lambdoidea titik pertemuan : Lambda, Bregma, Pterion, Asterion, Titik Pertemuan pada Neurocranium 1. 2. Gnathion : titik terbawah pada garis median Nasion : tempat pertemuan sutura internasal mandibula dengan nasofrontal/ Kira-kira bersesuaian letaknya dengan lekukan pada pangkal hidung tepat inferior terhadap alis mata

3.

Gonion : titik paling bawah, belakang, dan lateral

pada sudut luar mandibula, menjadi puncak lengkung mandibula yang maximum 4. meatus 5. Porion : bagiab paling lateral pada atap tulang acusticus externus, arah vertical di atas

pertengahan meatus Eurion : titik pada os parietalis kanan dan kiri yang menjadi tanda diameter transversa terbesar dari kepala atau tengkorak. b. Basis Cranii (dasar tengkorak) Basis cranii dibagi menjadi: - basis cranii interna Basis crania interna mempunyai 3 fossa: 1.Fossa cranii anterior - Tulang: Pars orbitalis os frontalis ala minor os sphenoidalis Pars cribriformis os etmoidalis - Foramina: Pars cribriformis--> Nn.olfactorius Canalis opticus --> N.opticus - Struktur lain: Processus clinoideus anterior 2.Fossa cranii medius - Tulang: Ala mayor os sphenoidalis Os temporal - Foramina: - Fissura orbitalis superior: N.III, IV, V-1,VI - Foramen rotundum: N.Maxillaris cab.N.V - Foramen ovale: N.Mandibularis cab.N.V - Foramen spinosum: A.meningea media

- Foramen lacerum: A.carotis interna 3.Fossa cranii posterior - Tulang: spinalis, a.vertebra, n.accesorius spinalis - Meatus acusticus Internus: N.VII, VIII - Foramen jugularis: N.IX, X, XI, v.jugularis int. - Canalis hypoglosus--> N.XII - basis cranii externa Tulang: Os temporal, os palatinum ala major Os sphenoidalis, os occipital Foramina: - Foramen ovale, -Foramen spinosum, -Foramen lacerum, -Foramen magnum, -Foramen hypoglosus, -Foramen jugularis, -stylomastoideus, -mastoideus - Canalis caroticus struktur lain: - Fossa mandibularis - Processus mastoideus - Condylus occipitalis Foramina: Os temporale pars petrosa Os occipitale -Foramen magnum: medulla

Kulit kepala

Kulit kepala tebal; berambut; dan dapat digerakkan pada jaringan di bawahnya dan terdiri dari beberapa lapisan yang terdiri dari :
o

Skin : banyak mengandung folikel rambut Loose subcutaneous tisSue, banyak mengandung

o o
o

pembuluh darah dan syaraf Aponeurosis, merupakan lapisan jaringan ikat yang Loose subaponeurotic tissue, pada lapisan ini didapatkan menutupi calvaria dan menghubungkan antara m. frontalis dan occipitalis. Vv. Emissary dan lapisan ini sering disebut "dangerous arean karena melalui Vv. Ernissay sering infeksi extra cranial menyebar ke intra cranial.
o

Pericranium : adalah periost bagian luar calvaria scalp

diinenmsi oleh cabang-cabang n. ophthalmicus, n. maxillaris dan n. rnandibularis. Scalp mendapatkan arterialiisi dari : cabang-cabang a. carotis intema (a. supra trachlearis dan a. supra orbitalis / tetapi sebagian besar mendapatkan arterialisasi dari cabang a. carotis extema (a. temporals superficialis, a. retro auricuiaris dan a. occipitalis).

Basic Cranii

1.2 Splanchocranium ( tulang wajah) Tulang: - Os Maxillaris -sinus maxillaris - Pars pterygoid os sphenoidalis - Os palatinum, membentuk palatum durum bersama maxilla - Os Zygomaticum - Os nasale - Os frontale - Os lacrimale - Os mandibularis, terdiri dari corpus dan ramus. Ramus: proc.coronoideus dan caput, foramen mandibularis a.v.n. alveolaris inf Foramina: - supraorbitalis - infraorbitalis - mentalis - palatina mayor et minor - incisivus--> a.v.n. nasopalatinus 3.1.2 Colli 1. Regio cervicalis anterior (Trigonum cervicale anterius) a) Trigonum submandibulare Batas-batas: - Cranial - Anterocaudal - Posterocaudal : corpus mandibula : M.Digasticus anterior : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid

b) Trigonum caroticum

Batas-batas: - Cranial - Caudal - Posterior : M.Digastricus post. dan M.Stylohyoid : M.Omohyoid Superior : M.Sternocleidomastoid

c) Trigonum suprahyoid/submentale Batas-batas: - Lateral : M.Digastricus Anterior - Caudal : Corpus Os Hyoid - Medial : Midline d) Trigonum Musculare Batas-batas: - Post. Caudal - Post.cranial - Medial : M.Sternocleidomastoid : M.Omohyoid venter sup. : Midline dr os hyoid ke sternum

2. Regio cervicalis posterior (Trigonum Cervicalis Posterior) Batas-batas: - Anterior : M.sternocleidomastoideus - Posterior : M. Trapezius - Caudal 3.2 Histologi 3.2.1 Jenis Tulang Jaringan tulang a. Jaringan tulang rawan, terdiri atas: Sel tulang rawan(kondrosit) sel kondrosit memproduksi tulang rawan sitoplasma basofil karena ada organel ribosom : Clavicula

lakuna: kondrosit yang ada di dalam rongga

(terdiri 1 kondrsit) b. cell nest: mengandung lebih dari satu sel Bahan antar sel (matrix tulang rawan), terdiri atas kondrosit sabut kolagen dan sabut elastis. Jaringan tulang keras, terdiri atas: Sel-sel tulang keras, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteobalas: berasal dari mesenkim yang tersusun secara epitelial di permukaan osteoklas. berderet-deret

trabekula tulang muda. Berbentu kubid sampai piramid. Memproduksi banah organik matrix tulang. Osteosit: merupakan osteoblas yang sudah terpendam dalam matrix tulang, sitoplasma basofil. Osteosit terletak dalam lakuna dan mempunyai inti gelap. Osteoklas: adalah sel raksasa berinti banyak merupakan fusi dari beberapa sel karena

monositsitoplasma acidofil karena mengandung enzym acid fosfatase. Sitoplasma tampak berbuih karena mempunyai banyak vakuola. Bahan antar sel (matrix tulang) Unsur organik 35%, terdiri dari serat2 semen osteokolagen, diikat substansi

(glikosaminoglikans) Tampak acidofil karena kondroitin sulfat sedikit Unsur anorganik 65%, pd bag. Semen terutama

kalsium fosfat dan sedikit kalsium karbonat

Tersusun atas lamel-lamel yang terjadi secara

ritmik 3.2.2 Jenis Tulang Berdasarkan Bentuk 1. Tulang Panjang (Tulang Pipa) Berbentuk tabung dan berongga Terdiri dari 2 bagian Epifisis : ujung membulat yang terdiri atas tulang spons yang dilapisi selapis tipis tulang kompak Diafisis : bagian tengah yang berbentuk silindris, terdiri dari tulang kompak dengan sedikit tulang spons pada permukaan dalam Contoh : fibula, tibia, ulna, radius 2. Tulang Pendek Mempunyai pusat yang terdiri atas tulang spons dan seluruhnya dikelilingi oleh tulang kompak Contoh : vertebrae cervikalis 3. Tulang Pipih Tersusun atas 2 lempeng tulang spons dan tulang kompak Di dalamnya terdapat sumsum tulang Contoh : scapula, calvarium 4. Tulang tak berbentuk Contoh : splanchocranium 3.2.3 Proses Pertumbuhan Tulang Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu 1. Osifikasi intramembranosa Terjadi banyak pada tulang pipih Prosesnya :

Sekelompok sel berkembang menjadi osteoblas Setelah itu osteoblas menghasilkan matriks tulang dan kalsifikasi Kemudian osteoblas terbungkus dan menjadi osteosit Setelah itu akan terbentuk dinding yang membatasi rongga panjang yang berisi kapiler, sel sumsum tulang dan sel-sel prakembang 2. Osifikasi endokondral Terjadi pada sepotong tulang rawan hialin Bertanggung jawab atas pembentukan tulang

panjang dan pendek Proses Pertumbuhan Tulang Rawan a. Endogenous (cara interstitial) rawan Kondrosit mengalami mitosis membentuk Masing-masing kondrosit memproduksi Kondrosit terpisah dari kelompoknya dan cell nest matriks pertumbuhan semakin meluas b. Exogenous (cara aposisi) Proses terjadi di bagian tepi tulang rawan Sel-sel pada lapisan sel kondrogenik kondroblast menjadi Proses terjadi di bagian tengah tulang

berdiferensiasi

kemudian berkembang menjadi kondrosit Kondrosit memproduksi matriks sehingga terjadi pertumbuhan lapis demi lapis c. Retrogresi

Terjadi proses penuaan Proteoglikan menurun sehingga matriks Terjadi Kondrosit kalsifikasi banyak sehingga yang mati nutrisi dan

kurang basofil terganggu kemudian diresorbsi sehingga tulang rawan menjadi keras dan rapuh Nutrisi pada Tulang Rawan Pada tulang rawan tidak terdapat vaskularisasi karena tidak adanya pembuluh darah sehingga nutrisi diperoleh dengan cara difusi, diambil dari kapiler yang terdapat pada perikondrium. 3.2.4 Nutrisi yang baik bagi tulang: a. Kalsium Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99%. Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya dari tulang dan bila terjadi terus menerus, tulang menjadi tipis, rapuh, dan mudah patah. Kalsium terdapat dalam produk susu, brokoli dan produk dari kacang kedelai. Kebutuhan kalsium harian berkisar antara 1.000-1.200 mg per hari, tergantung usia seseorang. b. Vitamin D Berperan penting dalam mempertahankan massa tulang karena membantu tubuh menyerap kalsium secara lebih efektif. Vitamin D merupakan regulator positif bagi metabolisme kalsium dan meningkatkan penyerapan kalsium sebanyak 2,5 kali. Karenanya, suplemen kalsium yang mengandung vitamin D akan lebih efektif mencegah osteoporosis dan mengurangi

risiko patah tulang akibat osteoporosis. Kebutuhan harian untuk vitamin D adalah 200 hingga 400 IU/hari. Contoh: minyak ikan, ikan tuna, salmon dan margarine. c. VitaminC Membantu pembentukan tulang dan tulang rawan sehingga terbentuk jaringan sendi yang sehat. Kolagen yang merupakan bahan baku untuk tulang juga membutuhkan vitamin C untuk pembentukannya. Sebaiknya dikonsumsi sebanyak 1000 mg per hari. Contoh: jeruk, sayuran hijau, jambu biji, tomat dan pisang ambon. d. VitaminE Vitamin ini dapat meningkatkan asupan oksigen ke otot dengan meningkatkan sirkulasi dan kemampuan gerak otot. Contoh: kecambah, bunga matahari, kacang-kacangan, asparagus, pisang , mentega, dan strawberi. Dosis suplemen vitamin E : 400 IU/hari e. Zat besi Memiliki peranan dalam membantu transportasi oksigen ke sel darah yang dibutuhkan oleh enzim antioksidan untuk mengatasi kerusakan sendi. Contoh:pada bayam dan daging sapi. f. Magnesium Untuk pertumbuhan otot dan tulang. Contoh pada kedelai, gandum dan kerang laut. g. Vitamin K

Vitamin K ini memperlambat pengeroposan tulang & mempercepat proses penyembuhan. Contoh: sayuran berdaun hijau & minyak zaitun. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki tulang yang kuat: a. Makan makanan yang mengandung kedelai Makanan yang berbahan dasar kedelai sangatlah berguna bagi tulang. Itu karena kandungan fitoestrogen yang ada di dalamnya. Contoh: tempe,tofu, dan susu berkalsium. b. Perhatikan asupan garam Sodium berlebihan menyebabkan berkurangnya kandungan kalsium dan tulang. Oleh karena itu, kita harus membatasi asupan garam dengan mengurangi konsumsi makanan cepat saji & mengurangi garam dalam makanan yang dikonsumsi. 3.2.5 Komposisi jaringan tulang
1.

Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraselular. SelMatriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organic

sel tersebut adalah osteosit, osteoblas dan osteoklas. 2. yang tertanam pada substansi dasar dan garam-garam anorganik tulang seperti fosfor dan kalium.
a.

Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis

proteoglikan yang tersusun terutama dari kondroitin sulfat dan sejumlah kecil asam hialuronat yang bersenyawa dengan protein.
b.

Garam-garam tulang berada dalam bentuk

kristal kalsium fosfat yang disebut hidroksiapatit.

c.

Persenyawaan

antara

kolagen

dan

Kristal

hidroksiapatit bertanggung jawab atas daya regang dan daya tekan tulang yang besar. 3. Pelapis Tulang: 1. dengan 2. Periosteum(lapisan luar): potensi membelah secara mitosis dan Terdiri dari: serat kolagen, fibroblas, sel-sel gepeng berdiferensiasi menjadi osteoblas. Endosteum(lapisan dalam): Terdiri dari: selapis sel osteoprogenitor dan sedikit jaringan ikat yang melapisi semua permukaan rongga di dalam tulang. Jenis-jenis tulang: 1. Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu; a. Tulang pipa. Bentuknya memanjang seperti pipa, yaitu bulat, memanjang, bagian tengahnya berlubang, contohnya pada os humerus, os femur dan lain lain. Di bagian dalam ujung tulang pipa berisi sum sum merah yang berperan sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Tulang pipa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kedua ujung persendian dengan tulang lain, disebut epifisis, bagian tengah disebut diafisis, dan diantara epifisis dan diafisis adalah cakra epifisis. b. Tulang pipih Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang kompak dan tulang spons. Di dalamnya berisi sum sum merah yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel sel

darah merah dan sel sel darah putih. Contoh os costae, os sternum dan tulang tulang yang ada pada cranium. c. Tulang pendek. Berbentuk bulat pendek dan sering disebut sebagai ruas tulang. Di dalamnya berisis sum sum merah yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel darah merah dan putih. Contoh pada tulang tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki dll. 2. Berdasarkan penyusunnya, tulang dapt dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Jaringan tulang Rawan Tulang rawan tersusun dari sel sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang menghasilkan matriks berupa kondrin. Ruang antarsel tulang rawan banyak terisi oleh zat perekat dan sedikit mengandung zat kapur sehingga bersifat lentur. Sel kondrosit berasal dari sel sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi sel sel kondroblast yang kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit terletak di dalam suatu rongga yang di sebut lacuna. Bila dalam satu lacuna terdapat lebih dari satu kondrosit, membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok isogen atau cell nest. Bahan antar sel: BASA BASA kondroitin hialuronat.
a. Pertumbuhan Tulang Rawan

: sabut kolagen dan sabut elastic. :BASA bersifat basofil bila diwarnai sulfat, sedikit keratin sulfat dan asam

dengan HE karena mengandung proteoglikans (terutama

1.

Cara interstitial / pertumbuhan endogenous

Terjadi di bagian tengah tulang rawan Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell nest kemudian masing-masing kondrosit memproduksi matriks kemudian kondrosit terpisah dari kelompoknya dan pertumbuhan makin meluas. 2. Cara Aposisi / Pertumbuhan exogenous Terjadi di bagian tepi tulang rawan Sel-sel di lapisan kandrogenik berdeferensiasi menjadi kondroblas kemudian menjadi kondrosit kemudian kondrosit memproduksi matriks dan terjadi pertumbuhan lapis demi lapis. 3. Pertumbuhan retrogresi Terjadi karena proses ketuaan Sering terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu, kondrosit banyak yang mati, kemudian direabsorbsi dan tulang rawan menjadi keras dan rapuh b. 1. Jenis Jaringan Tulang Rawan Jaringan Tulang Rawan Hyalin

BASB : sabut kolagen yang halus mempunyai indeks bias sama dengan BASA sehingga sabut kolagen tidak tampak di bawah mikroskop akibatnya matriks tampak homogen
Contoh : tulang rawan persendian, ujung tulang costa,

ujung hidung 2. Jaringan Tulang Rawan Elastis BASB : banyak sabut elastis dengan arah tidak teratur dan sedikit sabut kolagen.
Contoh : tulang rawan pada daun telinga dan epiglotis

3.

Jaringan Tulang Rawan Bersabut atau Fibrous

BASB : banyak sabut kolagen tersusun dalam berkas-

berkas yang sejajar Kondrosit pipih karena terjepi diantara sabut kolagen sehingga cell nest tidak tampak Tidak mempunyai perikondrium karena tidak pernah berdiri sendiri tetapi selalu bertetangga dengan jaringan yang lain Contoh : Discus Invertebralis dan yang menghubungkan 2 tulang simphisis Jaringan Tulang Jaringan tulang adalah Jaringan penyangga yang

merupakan bagian dari jaringan ikat khusus. Jaringan tulang terdiri atas: Osteoblast, Osteosit, Osteoklast Matriks tulang Sel-sel tulang : Bahan antar sel: Osteoblast Berasal dari sel-sel mesenchym yang tersusun berderet secara epitelial di permukaan trabekula tulang muda. Bentuknya mulai kuboid sampai piramid. Inti besar Nukleolus tampak Sitoplasma sangat basofil Produksi bahan organik matriks tulang (kolagen tipe I, Proteoglikans, Glikoprotein) Produksi enzym alkaline fosfatase untuk proses kalsifikasi
Osteoblast turut berperan dalam pembentukan komponen

organik matriks tulang. Apabila osteoblast aktif berperan maka bentuk selnya akan berbentuk kuboid sampai silindris dan sitoplasmanya sangat basofil. Tetapi apabila osteoblast pasif untuk membentuk komponen organik matriks tulang maka selnya akan

berbentuk pipih/gepeng dan sifat basofilia pada sitoplasmanya akan berkurang. Osteosit Merupakan osteblast yang terpendam dalam matriks tulang yang terletak dalam lakuna Dalam 1 lakuna hanya terdapat 1 osteosit Sitoplasma basofil Menyimpan cadangan makanan berupa glikogen Inti gelap Antar osteosit dihubungkan dengan kanalikuli Kanalikuli adalah juluran sitoplasma dari badan sel yang ditarik kembali sehingga kanalikuli hanya berupa saluran halus yang kosong dan kanalikuli merupakan celah-celah silindris halus yang dapat menembus matriks tulang Ikut aktif dalam mempertahankan matriks tulang Punya retikulum endoplasma kasar sedikit & kompleks golgi dan kromatin inti yang lebih padat jika dibandingkan dengan osteoblast. Osteoklast Merupakan sel raksasa yang berinti banyak Ikut berperan dalam resorpsi dan pembentukan kembali jaringan tulang Merupakan fusi dari sel-sel monosit Sitoplasma acidofil
Mengandung enzym acid fosfatase

Sitoplasma tampak berbuih karena mengandung banyak vakuola Banyak lisosom demineralisasi matriks lakuna howship
Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklast raksasa

tampak terletak dalam lekukan yang terbentuk secara enzimatis dalam matriks yang disebut Lakuna Howship Osteoblast dihubungkan oleh fibril Ruffels fibers / Ruffled border Ruffels fibers adalah fibril-fibril yang menghubungkan antara permukaan sel osteoklast dengan permukaan tulang Matriks tulang Matriks tulang terdiri dari 2 unsur yaitu : 35%, Unsurorganik terdiri dari serat osteokolagen yang diikat semen

glikosaminoglikans, sedikit kondroitin sulfat matriks tulang tampak acidofil. o o Unsuranorganik 65%, kalsium fosfat dan kalsium karbonat matriks tulang tersusun ats lamel-lamel yang

terjadi secara ritmik Jenis jaringan tulang 1.

Jaringan tulang muda = immature bone Terdiri dari trabekulae, dengan jaringan mesenkim yang - sistem havers yang belum terbentuk, kolagen kasar - sel osteoblast meningkat, tersusun di permukaan

vaskuler drnagn ciri-ciri:

trabekulae - sel osteosit terbenam dalam lacuna - sel osteoklast dalam lacuna Howship 2. Jaringan tulang dewasa = mature bone ciri-ciri: - kolagen halus - terdiri dari lamel-lamel

- sistem havers sudah terbentuk Sistem Havers pada Tulang Pada tulang terdapat sistem Havers. Bentuknya seperti lingkaran yang bertingkat dan menyerupai tabung. Dalam sistem Havers ini terdapat saluran Havers yang berperan dalam menyuplai darah ke sel tulang. Dengan adanya suplai darah, sel tulang akan mendapat oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan.

Osifikasi Tulang Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik, endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar. Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah memberi nutrisi pada jaringan tulang dan menyediakan osteoblas baru secara kontinu untuk perbaikan dan pertumbuhan tulang. Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara
1.

Osifikasi intramembranosa : mineralisasi langsung dari yang disekresi osteoblas. Misal tulang frontal,

matriks 2.

parietal,oksipital,mandibular, dan maksila Osifikasi endokondral : deposisi matriks tulang pada matriks tulang rawan yang sudah ada. Misal tulang rawan hialin yang yang bentuknya mirip miniature tulang yang akan dibentuk. 3.3 Fisiologi a) menyangga struktur berdaging dan melindungi organ-organ vital. b) sebagai cadangan kalsium,fosfat dan ion lain dengan cara terkendali untuk meprtahankan konsentrasi ion-ion penting ini didalam tubuh

c)

dapat membentuk suatu system pengungkit yang melipatgandakan kekuatan yang dapat dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.

4. Saraf
4.1

Anatomi saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu: 1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral. 2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medula spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem saraf aferen dan eferen. a. b. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP Somatik (volunter)berkaitan dengan perubahan reseptor sensorik ke SSP. ke otot atau ke kelenjar. lingkungan eksternal dan pembentukan respon motorik volunter pada otot rangka Otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls dengan dua jalur. Yaitu simpatis dan parasimpatis.

Sistem

SISTEM SARAF PUSAT 1. OTAK - berada dalam cranium

- terdiri dari 2 bagian hemisferia - Korteks adalah bagian luar hemisferia dan mengandung zat kelabu (substansia grisea) - Bagian dalamnya adalah zat putih (substansia alba) terdiri atas akson yg membentuk tractus - bagian dlmnya terdpt ventrikel yg berisi cairan Cerebrospinal Berasal dari neuro ektoderm.
Mula-mula membentuk neural plate neural fold neural

tube Setelah neuro porus anterior dan posterior menutup terbentuk tiga gelembung otak : a. procencephalon telencephalon dan diencephalon, b.mesencephalon mesencephalon c.Rhombencephalon metencephalon pons dan cerebellum myelencephalon medulla oblongata dan medulla spinalis TELENCEPHALON - Terdiri dari lobus frontalis, parietalis, occipitalis dan temporali - Bagian cortex dari cerebrum terdiri atas: 1. 2. 3. area sensosris utk fungsi persepsi area motoris utk fungsi pergerakan otot area assosiasi untk integrasi & arah dr gerakan yg

volunter - Basal ganglia untuk pergerakan - Sistem limbic untuk emosi , memori dan belajar DIENCEPHALON - Thalamus berfungsi untuk pusat integrasi & station relay informasi motorik dan sensorik

- Hypothalamus untuk homeostasis dan behavior - Pituitary untuk secresi hormon - Gland. Pineal untuk secresi melanin Cerebellum untuk koordinasi gerakan Batang otak terdiri: - Midbrain untuk pergerakan bola mata - Pons untuk pusat koordinasi pernafasan dan stasion relay antara cerebrum & cerebellum - Medulla oblongata untuk kontrol fungsi involunter 2. MEDULLA SPINALIS - berbentuk silindris dan terletak pd 2/3 canalis vertebralis - substansia grisea terletak di sentral dan substansia alba terletak di perifer ujungnya berbentuk konus: konus medullaris - Perkembangannya lbh lambat dr collumna vertebralis saat intrauterin akibatnya ujung terminal secara perlahan naik ke level lbh tinggi - Dibungkus meninges MENINGES Adalah pembungkus otak dan medulla spinalis Terdiri atas 3 lapis: - Piamater - Arakhnoid - Duramater Piamater Spinalis Arakhnoid : ada ruang antara piamater dan arakhnoid disebut ruangan sub-arakhnoid dan berisi cairan cerebrospinal : melekat pd permukaan otak dan Medulla

Duramater epidural

: lapisan terluar

antara arakhnoid dan duramamater disebut subdural ruangan

CAIRAN CEREBROSPINAL Berada dlm spatium( ruang) subarakhnoid Dibentuk oleh plexus choroid dlm ventrikel otak Sirkulasi melalui ventrikel, masuk ke dlm spatium subarakhnoid dan akhirnya disaring ke dalam sistem vena B.SISTEM SARAF TEPI 1. NERVI CRANIALIS - Terdiri dari 12 pasang nervi - Mempunyai serabut motorik dan sensorik - Keluar dari permukaan ventral otak kecuali N.Trochlearis - Mengandung semua komponen fungsi nervi spinalis I.N.Olfactorius - berjalan melalui foramina pd lamina cribosa ossis ethmoidalis - mempersarafi area olfactoris di 1/3 mukosa nasalis II.N.Opticus - Badan sel di retina dan keluar dr orbita melalui canalis opticus - Membentuk chiasma optikum (penyilangan serabut saraf) - Jadi fungsinya utk penglihatan

III.N.Oculomotorius - Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior (FOS) - Mensarafi otot-otot pergerakan mata (rektus medialis, superior,

inferior obliqua inferior dan levator palpebra) - Mengandung serabut saraf parasimpatis IV.N. Trochlearis - Masuk orbita melalui fissura orbitalis superior - Mensarafi otot mata M.Obliqua superior V.N.Trigeminus - Saraf sensorik utk daerah wajah, membrane mukosa hidung dan mulut serta struktur kepala - Bercabang menjadi 3 yaitu: 1. N.Opthalmicus - Masuk orbita lewat FOS - Mensarafi kulit muka diatas mata 2. N. Maxillaris - melalui foramen rotundum - mensarafi daerah kulit muka dibawah mata sampai di atas bibir atas 3. N.Mandibularis - melalui foramen ovale - mensarafi tensor palatini, tensor timpani, otot-otot penguyah, M.digastricus venter anterior dan mylohyoid - senasasi sensorik wajah dibawah bibir bawah, mulut dan gigi bawah VI. N.Abdusen - masuk orbita melalui fissura orbitalis superior - mensarafi M.Rectus lateralis VII. N. Facialis - Masuk melalui meatus acusticus internus (MAI)

- Bagian motorik berjalan melalui foramen stylomastoideus dan masuk glandula parotis memberi cabang terminal sbb: temporalis, zygomaticus, buccalis, marginalis, mandibula ,servicalis - Mensarafi semua otot ekspresi wajah - Tdk memberi cabang cutaneus di wajah - Memberi cabang n.intermedius sbg korda tympani yg membawa saraf pengecap 2/3 anterior lidah - Membawa saraf parasimpatis utk gld. Submandibularis dan lacrimalis - Mempunyai satu ganglion sensorik: geniculatum VIII.N.Vestibulocochlearis(Acusticus) - Tdk meninggalkan cranium dan masuk cavitas tympanis melalui MAI - Fungsi utk keseimbangan dan pendengaran IX. N. Glossopharingeus - Melalui foramen jugulare -Membawa saraf parasimpatis utk sekresi saliva - Mensarafi M.Stylopharingeus, otot pharing untuk menelan - Mensarafi 1/3 posterior lidah untuk sensasi umum dan pengecap - Mensarafi telinga tengah - Persarafan utk sinus caroticus (reseptor tekanan) X.N.Vagus Melalui foramen jugulare Merupakan saraf motorik utk otot polos dan otot jantung, saraf sekretorik utk aemua kelenjar dan saraf aferen dr semua membrana mukosa dlm organ viscera thorax dan abdomen kecuali colon descendan dan organ-organ pelvis

Saraf motorik utk semua otot laring dan faring kecuali stilopharingeus dan palatum kecuali tensor palatini - Mempersarafi tunas pengecap pd akar lidah dekat epiglotis - Memberikan cabang rami faringeus, laringeus superior, rekuren laringeus dan kardiakus 2.NERVI SPINALIS Mempunyai 31 pasang terdiri 8 nervi cervicalis, 12 nervi torakalis, 5 lumbalis, 5 sacralis dan 1 coccygealis Dibagi mnjadi rami primer ventralis dan dorsalis Dihubungkan dgn ganglia truncus simpaticus oleh rami komunikans Merupakan saraf campuran yaitu terdiri serabut motorik dan sensorik Mengandung serabut motorik yang badan-badan selnya terletak pd cornu anterior medulla spinalis ( eferen somatik umum) Megandung serabut motorik (eferen viseral umum) yg badan selnya terletak pada cornu lateralis medulla spinalis (T1-L2) 4.2 Histologi Fungsi syaraf: a) untuk menerima dan memproses stimulus b) memicu aktivitas sel tertentu c) sebagai pelepasan neurotransmitter dan molekul informasi lainnya. Jaringan syaraf terdiri atas: 1. Neuron, terdiri atas: a. Badan sel/ cell body/ perikaryon

Mempunyai

inti

yang

menggelembung

(vesikuler)

dengan

nucleolus yang jelas( open face type) Mengandung bentukan-bemtukan yang khas seperti: -

Badan dari nissl Kumpulan ribosom, polysom, dan ER kasar Bentuk badan sel atau perikarion adalah bulat lonjong, bersudut, diameter 150 m, bisa dilihat dengan mata telanjang.Tampak sebagai granula kasar dan berwarna basofil.

Berfungsi sintesa protein sitoplasma Terdapat pada sitoplasma dari perikaryon, dendrit, tidak terdapat pada akson dan akson hillock Trauma (chromatolisis) berubah. Terdapat pada pada sitoplasma perikaryon, akson, dan dendrit Neurofibril Kumpulan mikrotubulus dan mikrofilamen Tampak seperti sabut-sabut halus. Berfungsi sebagai sarana transportasi intra seluler neuron, badan nissl menghilang

dan sebagai penyangga agar bentuk neuron tidak mudah

b. Juluran sitoplasma (akson dan dendrit) Akson: juluran panjang dimulai dari akson hillock, biasanya tunggal. Meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer. Akson berasal dari bahasa Yunani, yaitu axis artinya sumbu. Fungsi akson: untuk menciptakan dan menghantarkan impuls sarafsaraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar). Sel penyokong yang menyelubungi akson adalah sel schwan. Dendrit: juluran pendek yang jumlahnya satu atau lebih. Menghantar rangsang dari perifer ke perikaryon. Dendrit adalah

cabang panjang untuk menerima stimulus dari lingkungan selsel epitel sensorik atau dari neuron lain. 2. Jaringan penyangga

Sel-sel penyangga pada jaringan syaraf: Pada SST: sel schwan, sel satelit (sel amfisit) Pada SSP: sel neuroglia Berdasarkan ukuran dan bentuk cabangnya, sel saraf (neuron) dibagi menjadi 5, yaitu : a) Neuron multipolar Neuron multipolar banyak terdapat di dalam tubuh,otak,medulla spinalis. Neuron multipolar terdiri dari 1 akson dan 2 dendrit atau lebih. b) Neuron bipolar Neuron bipolar terdiri dari 1 dendrit dan 1 akson. Neuron bipolar terletak di ganglia koklear dan vestibula, retina dan mukosa olfaktorius. c) Neuron pseudonipolar/unipolar Neuron pseudonipolar, terdiri dari 1 cabang dekat perikarion dan terbagi menjadi dua cabang, yaitu membentuk huruf T, 1 cabang terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke sistem saraf pusat.Pada embrio dan dalam fotoreseptor mata. d) Neuron unipolar Hanya punya 1 akson. Terdapat pada neuron embryonal. e) Sel Purkinje Mempunyai 1 akson dan 1 dendrit yang bercabang-cabang dalam 1 bidang (seperti kipas). Sistem syaraf motorik/efferent Sistem syaraf efferent berfungsi mentransmisikan informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar.

1. 2. 1.

Sistem syaraf efferent terbagi menjadi 2, yaitu: Sistem syaraf somatik Mengontrol aktivitas secara sadar Pembentukan respon motorik terjadi pada otot rangka Sistem syaraf otonom Mengontrol aktivitas secara tidak sadar Pembentukan respon motorik terjadi pada otot polos, Terbagi menjadi 2, yaitu: Syaraf simpatis, terletak di segmen torakal dan lumbal di untuk meningkatkan denyut jantung,

otot jantung, dan kelenjar.

medula spinalis (sumsum tulang belakang), sehingga disebut divisi torakalumbal.Bertugas pupil,dll. 2. Syaraf parasimpatis, memiliki inti di medula dan mesensefatalon di bagian medula spinalis.Bertugas untuk mengurangi frekuensi denyut jantung, meningkatkan peristaltik usus dan stimulasi aktivitas sekretoris, untuk homeostasis,dll. Neuron motorik adalah neuron yang memiliki fungsi motorik atau neuron eferen yang mengalirkan impuls motorik Tabel Fungsi Saraf Autonom: Parasimpatik Mengecilkan pupil ludah jantung Membesarkan bronkus Memperlambat denyut Menstimulasi aliran Simpatik Memperbesar pupil ludah jantung Mengecilkan bronkus Mempercepat denyut Menghambat aliran menghambat gerak gastrointestinal, menghambat sekresi, dilatasi

kemih 4.2 Biokimia Sinapsis

Menstimulasi

sekresi

Menghambat

sekresi

kelenjar pencernaan Mengerutkan kantung

kelenjar pencernaan Menghambat kontraksi kandung kemih

Sinapsis adalah sisi penghubung tempat pemindahan impuls dari ujung akson neuron satu ke neuron yang lainnya. Sinapsis terbagi menjadi dua: a. b. Sinapsis kimiawi Sinapsis yang bersifat satu arah Merambat pada celah sinaptik Sinapsis listrik Sinapsis yang bersifat dua arah Merambat pada persambungan longgar (saluran untuk

mengalirkan ion potensial listrik). Ditemukan pada otot polos dan otot jantung.

Neurotransmitter Neurotransmitter adalah senyawa yang disintesis sel sarah untuk komunikasi antar sel. Neurotransmitter ada bermacam-macam, di antaranya: a. Asetilkolin Asetilkolin sebagian besar disintesis dari kolin dalam sitosol terminal saraf. Setelah bekerja pada proses biokimiawi, asetilkolin dipecah kembali oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal sarah untuk disiklus ulang. b. Katekolamin, meliputi norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan serotonin.

c. d.

Asam Amino, seperti glisin, asam glutamat, asam separtat, dan Neuropeptida, misalnya substansi P, enkefalin, bradikinin, dan

asam aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter. kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli.

Biokimiawi proses neuromuscular junction 1. 2. 3. Sintesis asetilkolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dengan Asetilkolin disimpan di dalam vesikel sinaptik. Asetilkolin dilepas dari vesikel sinaptik ke celah sinaps. enzim kolin asetiltransferase.

Peristiwa ini terjadi melalui eksositosis. Kemudian saluran ion kalsium terbuka dan aliran ion kalsium memfasilitasi aliran asetilkolin. 4. Asetilkolin yang dilepaskan akan berdifusi dengan cepat melintasi celah sinaps ke reseptor. Saluran dalam reseptor akan terbuka dan gerbang ion Natrium akan terbuka. Kemudian timbul depolarisasi dan potensial aksi yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf. 5. 6. Sesudah itu, asetilkolin akan terurai oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin di daur ulang ke dalam terminal saraf untuk sintesis asetilkolin yang baru. Regenerasi Saraf Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann, disebut juga neurilema. Neurilema ini berperan dalam regenerasi neuron yang rusak. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis. Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema yang melapisinya melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka. Neuron dalam sistem saraf pusat (SSP) tidak memiliki neurilema. Hal ini berarti neuron dalan SSP tidak bisa beregenerasi.

4.3 Fisiologi POTENSIAL MEMBRAN Potensial membrane adalah selisih antara potensial listrik intrasel dan ekstrasel. Ketika otot kontraksi, cairan intrasel lebih positif daripada ekstrasel. Jadi ion natrium masuk ke intrasel sedangkan ion kalium ke ekstrasel. Dan jika otot relaksasi maka kebalikan dari oto kontraksi. Syarat-syarat adanya potensial membran : Cairan intrasel maupun ekstrasel merupakan elektrolit. Sifat membran yang semipermeable. Transpor ion melalui membran.

CARA PENGUKURAN POTENSIAL MEMBRAN Jadi, pipet kecil pada voltmeter berisi cairan elektrolit dimasukkan kedalam serabut otot. Kemudian elektroda yang lainnya dimasukkan kedalam cairan ekstrasel membrane. Voltmeter yang digunakan mampu mengukur voltase yang sangat rendah dan juga yang sangat tinggi. Ujung mikropipet biasanya memiliki diameter lumen kurang dari 1 micrometer dan dengan tahanan lebih dari 1 juta ohm. Agar dapat merekam perubahan potensial membrane dengan cepat maka mikroelektroda dihubungkan dengan sebuah osiloskop. Potensial aksi saraf adalah perubahan cepat pada potensial membran yang menyebar secara cepat di sepanjang membran serabut saraf. Proses terjadinya impuls 1. 2. Sel dalam keadaan istirahat, di luar bermuatan (+) dan di dalam Pada saat terjadi rangsangan, terjadi bermuatan (-). a. depolarisasi

membran sel menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium, sehingga sejumlah besar ion Natrium berdifusi ke dalam akson. Potensial membran menjadi (+) b. repolarisasi sesudah membran menjadi permeanel terhadap Na, kanal Na tertutup dan kanal K terbuka lebih lebar dari biasanya. K keluar sel dan potensial membran kembali (-) 3. Terjadi potensial aksi 4. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan dan menimbulkan isyarat saraf. 5. Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinaps mengeluarkan neurotransmitter yang akan meneruskan isyarat saraf ke neuron lainnya. 5. Gangguan pada Facei dan Terapinya Bells Palsy Merupakan suatu kelainan pada otot wajah yang menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan tiba-tiba pada otot di salah satu sisi wajah. Menyerang saraf no. VII (facialis). Ditandai dengan susahnya menggrakkan otot wajah dibagian yang terserang, seperti tidak bisa menutup mata, tidak bisa meniup, dsb. Penyebabnya adalah angin yang masuk ke dalam tulang tengkorak atau foramen stilo mastoideum. Angin ini membuat saraf di sekitar wajah menjadi sembab lalu membesar. Pembesaran N.facialis ini menyebabkan pasokan darah ke saraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi penghantar impuls atau rangsangan terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. N.facialis terjepit hingga akhirnya mengalami kelumpuhan. Terapinya adalah dengan latihan menggerakkan otot wajah ,contohnya adalah seperti tersenyum, tertawa, membuka-menutup rahang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal TBC
    Jurnal TBC
    Dokumen19 halaman
    Jurnal TBC
    Noviami2496
    25% (4)
  • Tug A A A
    Tug A A A
    Dokumen2 halaman
    Tug A A A
    Samyd Ariia Mylik Yovita
    Belum ada peringkat
  • Azab Wanita
    Azab Wanita
    Dokumen2 halaman
    Azab Wanita
    Samyd Ariia Mylik Yovita
    Belum ada peringkat
  • Mikrobio
    Mikrobio
    Dokumen6 halaman
    Mikrobio
    Samyd Ariia Mylik Yovita
    Belum ada peringkat