Anda di halaman 1dari 2

Fibrous Dysplasia Kelainan ini jarang terjadi dan hanya 4-6% dari seluruh tumor jinak tulang, terutama

ditemukan pada usia kanak-kanak dan dewasa muda ( usia 10 sampai 25 tahun) dan lebih sering pada wanitadengan perbandingan 3 : 1. Displasia fibrosa monostotik lebih sering ditemukan daripada poliostotik. 4,24 Klinis: Gambaran klinis yang dapat ditemukan bervariasi dari rasa nyeri ringan sampai adanyadeformitas dan kecacatan. Bila kelainan terjadi pada daerah lutut atau daerah panggul maka akandapat terjadi fraktur patologis. 4,24 Lesi poliostotik disertai dengan pigmentasi kulit serta menstruasi prekoks pada wanitamerupakan suatu sindroma yang disebut McCunne-Albright. Pada anak-anak, kelainan ini dapatmenyebabkan anak-anak terlambat berjalan, jalan pincang atau berjalan seperti bebek ( waddling gait ).Pertumbuhan fisik penderita tergangu sehingga penderita menjadi kerdil yang disebabkan olehosifikasi dan fusi dari epifisis lebih cepat terjadi. Dilaporkan juga adanya perubahan ganas dari penyakit displasia fibrosa, tetapi sangat jarang. 4,24 Lokasi : Pada lesi monostotik tempat tersering adalah femur, tibia, iga, tulang rahang dan lesi poliostotik terutama terjadi pada anggota gerak bawah. Pada tulang panjang dapat terjadi padametafisis ataupun diafisis. 4,24 Radiologis : Pada foto rontgen tumor terlihat opak, jaringan fibrosa nampak lebih translusen(gambaran ground glass), korteks tulang menipis dan eksentrik dan dapat terjadi erosi padatulang sehingga mudah terjadi fraktur patologis.

Patologi : Terjadi displasia jaringan ikat fibrosa yang mengandung trabekula tulang dengankarakteristik seperti pusaran dari sel s pindl, Fokal kalsifikasi dari tulang mowen ( tulangimmature). Gambaran ini disebut Chinese Character . Pada tulang matur terlihat serat kolagenyang terangkai seperti selendang yang disebut lamellae

Diagnosis banding 1. Kista soliter tulang 2. Kondroma soliter 3. Enkondromatosis multiple 4. Osteogenik sarcoma Pengobatan : Rasa nyeri dan adanya deformitas merupakan indikasi utama untuk tindakan bedah. Kuretase dan grafting tulang dilakukan pada lesi di daerah tulang panjang. Reseksikomplit dilakukan pada lesi yang terlokalisir misalnya pada daerah tulang iga. Manipulasi danimobilisasi dilakukan untuk mencegah fraktur patologis.

Anda mungkin juga menyukai