Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Mola hidatidosa merupakan proses fisiologi dan alamiah, proses kehamilan merupakan satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi,perubahan ibu terhadap nidasi,pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon sbg persiapan untuk mempersiapkan kelahiran bayi(manuaba,2007) Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengadu pada interfensi strategis tempat pilar safemotherhood dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus resiko tinggi, dapat menurunkan angka kematian ibu yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat kehamilan yang buruk dan pendarahan selama kehamilan.(prawirohardjo,2007). Pemeriksaan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan HCG (human chorionic gonadotrophin) urin atau serum untuk pemeriksaan kehamilan.pemeriksaan ginekologi,radiologi dan kadar HCG,terjadinya proses keganasan bsa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama. Gelembung sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Pada pemeriksaan chromosom didapatkan poliploid dan hampir pada semua (UNFAD,2OO5).

Pengelolaan suatu penyakit ne karena bisa dilakukan dengan kuretase sebaiknya dengan kuretase,kemudian dilanjutkan dengan sendok kureta yang tumpul setelah terjadi pengecilan uterus dan harus dilindungi dengan oksitosin 10 iu dalam 500ml dextrose 5% apabila sondase uterus >12 cm. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lanjut selama 1-2 tahun(buku ajaran obstetri,Dr.Taufan Nugroho,2010). Penanganan yang biasa dilakukan pada diagnosis dini akan menguntungkan prognosis. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan pengosongan jaringan mola dengan segera mungkin,yang kompleks seperti pada perdarahan hebat secepat mungkin bisa dihentikan dan lanjutkan penanganan lanjut sampai minimal 1 tahun(kasus emergency kebidanan dr.Taufan Nugroho2010) Pada kasus yang tidak menjadi ganas,kadar HCG menjadi turun dan menjadi negative. Pada awal pasca mola dapat dilakukan fest hamil, akn tetapi setelah test hamil biasa menjadi negatif,perlu dilakukan pemeriksaan HCG dalam serum. Pemeriksaan ini dapat membantu menemukan hormone dalam kualitas rendah. Selain kadar HCG pasien dapat dianjurkan untuk tidak hamil dan bisa menggunakan kondom,diafragma pil kontrasepsi. Dilakukan kemoterafi. Tujuan dari terapi lanjut adalah menghindari perdarahan dari tropoblast,pemeriksaan hormone HCG kembali.( wahyu purwaningsih,s.kep) Seorang wanita yang pernah mengalami hamil anggur kemungkinan mendapat kembali hamil jenis ini meningkat menjadi 4-5 kali. Kasus hamil anggur ne

banyak terjadi pada ibu primigravida di bawah umur 20 tahun dan di atas 34 tahun, serta mempunyai banyak anak (lebih dari tiga orang).Kehamilan dimana kondisi ibu primiravida yang menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dan kembang secara optimal. Selain itu, kehamilan ini menyebabkan kematian ibu dan janin.(Mirja Maulana,2009) Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu. Menurut WHO (Profil Pusdiknakes, 2005) sekitar 15% dari seluruh ibu hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwa ibu dan bayi (Sugiri 2003). Dari 5 juta kehamilan yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan, 13% diantaranya disebabkan eklampsia. Di Sumatera Utara ibu hamil yang meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan lebih dari 50 orangdari19.500ibuhamil(Sugiri,2007) Sebagaimana bukti klinis, menunjukan bahwa sebagian besar angka kematian ibu terhadap ibu primigravida selama kehamilan mola hidatidosa. Berdasarkan

1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang mola hidatidosa di RSUP.H.Adam Malik. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang mola hidatidosa di RSUP.H.Adam Malik. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik ibu primigravida berdasarkan umur 2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang penyebab mola hidatidosa

3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang tandatanda mola hidatidosa 4. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang akibat mola hidatidosa

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan 2. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan diperpustakaa Sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa khususnya tentang mola hidatidosa. 3. Bagi Penelitian Dapat meningkatkan wawasan mengenai pengetahuan tentang mola hidatidosa. 4. Bagi RSUP.H.Adam Malik Sebagai masukan tentang persepsi ibu primigravida terhadap mola hidatidosa 5. Bagi peneliti lanjut

Sebagai bahan untuk dijadikan prrbandingan dan juga diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian 6. Bagi ruang Sebagai masukan untuk bidan tentang persepsi ibu primigravida terhadap mola hidatidosa 7. Bagi institusi penelitian Sebagai bahan masukan tentang penelitian lanjutan persepsi pasien tentang mola hidatidosa

Anda mungkin juga menyukai