Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ni Putu Sawitri NIM : 0990662031

a. Capital budgeting adalah keseluruhan proses manganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang akan dimasukkan dalam anggaran modal. Capital budget (anggaran modal) merupakan suatu uraian investasi yang telah direncanakan pada aktiva tetap. b. Perbedaan antara proyek independent dengan mutually exclusive : Proyek independent adalah proyek yang arus kasnya tiidak tergantung satu sama lain. Jadi dua proyek atau lebih dapat diterima meskipun proyek yang lain juga dipilih. Proyek mutually exclusive jika sebuah proyek dipilih, maka proyek yang lain harus ditolak. C (1) Perhitungan Payback period franchise L Year NCF NCF Cuml 0 -100 -100 1 10 -90 2 60 -30 3 80 50

Payback Period L = 2 + (30/80) = 2,4 tahun Payback period franchise S Year NCF NCF Cuml 0 -100 -100 1 70 -30 2 50 20 3 20 40

Payback period S = 1 + (30/50) = 1.6 tahun Payback period merupakan ekspektasi jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali investasi awal. Payback period franchise L & S berturut turut 2.4 tahun dan 1.6 tahun.

(2) Dasar pemikiran payback period adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh pendapatan bersih suatu investasi untuk menutup biayanya. Metode ini memberikan informasi mengenai seberapa lama dana akan terikat pada sebuah proyek. Jadi, semakin singkat periode pembayaran kembali, jika semua hal lain konstan, maka semakin besar likuiditas proyek tersebut. Demikian pula arus kas yang diharapkan terjadi di masa mendatang yang jauh ke depan umumnya akan lebih berisiko daripada arus kas jangka pendek, maka pembayaran kembali sering digunakan sebagai indicator tingkat risiko sebuah proyek. Berdasarkan perhitungan payback period proyek yang dipilih, jika payback maksimum yang dapat diteria 2 tahun, dengan kondisi : Franchise independent Proyek yang diterima hanya franchise S karena memiliki periode pengembalian kurang dari 2 tahun yaitu 1,6tahun. Sedangkan proyek L ditolak karena periode pengembaliannya lebih dari 2 tahun. Franchise mutually exclusive Proyek yang memiliki payback yang kurang dari 2 tahun adalah proyek S, sehingga proyek L ditolak. (3) Perbedaan payback period regular dengan discounted, yaitu Payback period adalah sejenis perhitungan impas, jika arus kas mendatang pada tingkat yang diharapkan hingga tahun pembayaran kembali, maka proyek akan impas.

Payback period discounted mendiskonto arus kas yang diharapkan terlebih dahulu oleh biaya modal proyek tersebut. Payback period discounted akan ditentukan oleh jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali investasi dari arus kas bersih discounted. Payback period discounted memperhitungkan biaya modal, pembayaran ini menunjukkan tahun impas seetelah pengembalian utang dan biaya ekuitas.

Payback period regular tidak memperhitungkan biaya modal yaitu biaya dari utang atau ekiutas yang digunakan untuk melaksanakan proyek tidak tercermin di dalam arus kas atau perhitungan.

(4) Suatu kelemahan terpenting dari metode payback regular maupun discounted adalah keduanya mengabaikan arus kas yang dibayarkan atau diterima setelah periode pembayaran kembali.

Meskipun memiliki kelemahan yang serius, namun metode ini masih dapat memberikan informasi mengenai seberapa lama dana akan teikat pada sebuah proyek. d. (1) Net Present Value merupakan metode untuk menyusun peringkat usulan investasi yang setara dengan nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan, yang didiskontokan pada biaya modal. Perhitungan NPV NPV L = -100 + (10/1.1) + (60/1.12) + (80/1.13) = 18.78 NPV S = -100 + (70/1.1) + (50/1.12) + (20/1.13) = 19.98 Dari perhitungan diatas, NPV franchise L dan S adalah 18.78 dan 19.98 (2) Dasar pemikiran dari NPV adalah jika suatu proyek memiliki nilai NPV yang positif, maka proyek tersebut akan menghasilkan kas yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk melayani utangnya dan untuk memberikan pengembalian yang diminta kepada para pemegang saham. Berdasarkan perhitungan NPV diatas franchise yang dipilih jika : Franchise Independent : Kedua franchise L dan S berdasarkan perhitungan NPV layak untuk diterima karena keduanya memiliki nilai NPV yang positif Franchise Mutually Exclusive Karena franchise tersebut bersifat mutually exclusive, maka franchise S yang diterima karena memberikan nilai NPV yang lebih besar dari franchise L. (3) Jika biaya modal dirubah maka nilai NPV pasti akan berubah, karena biaya modal merupakan faktor pembagi dari arus kas bersih yang diharapkan. Semakin besar tingkat biaya modal akan menyebabkan nilai NPV yang semakin berkurang, begitu juga sebaliknya. e. (1) IRR adalah metode penyusunan peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian sebuah investasi, yang dihitung dengan menemukan tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk masa depan ke proyek. IRR dari masing-masing proyek: Proyek Franchise L:

Dari perhitungan coba-coba didapat PV dari proyek L pada tingkat bunga sebesar 18% yaitu sebesar $100,2561119 dan PV proyek L pada tingkat bunga 19% adalah sebesar $98,24651561. Maka IRR proyek L dapat dicari sebagai berikut: IRRL = 18% - 0,2561119 .

= 18% + 0,127444453% = 18,13% Proyek Franchise S : Dari perhitungan coba-coba didapat PV proyek S pada tingkat bunga sebesar 23% adalah sebesar $100,7073585 dan PV proyek pada tingkat bunga 24% adalah sebesar $99,45956833. Maka IRR proyek S dapat dicari sebagai berikut: IRRS = 23% - 0,7073585 .

= 23% + 0,566888982% = 23,57% (2) Konsep YTM pada obligasi merupakan konsep yang sama persis dengan IRR pada penganggaran modal. Jika kita berinvestasi dalam obligasi, memilikinya hingga jatuh tempo, dan menerima seluruh arus kas yang dijanjikan, maka kita akan mendapatkan YTM (imbal hasil saat jatuh tempo) dari uang yang telah diinvestasikan. Sedangkan dalam penganggaran modal, IRR dinyatakan sebagi tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas masuk suatu proyek ke nilai sekarang dari biaya proyek. (3) Dasar pemikiran IRR : a. IRR dari suatu proyek adalah ekspektasi tingkat pengembaliannya b. Jika IRR melebihi biaya modal yang digunakan untuk mendanai proyek, maka akan terdapat surplus setelah pembayaran modal, dan surplus ini akan diberikan kepada pemegang saham perusahaan c. Oleh karena itu, menerima sebuah proyek yang nilai IRR melebihi biaya modalnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham. Dilain pihak, jika IRR lebih kecil dari biaya modalnya, maka menerima proyek akan menimbulkan biaya bagi pemegang saham saat ini. Karakteristik impas seperti inilah yang membuat IRR bermanfaat dalam mengevaluasi proyek-proyek modal.

Penerimaan franchise didasarkan atas IRR, jika : a. Proyek independent Franchise L dan S memiliki IRR yang melebihi biaya modal yang digunakan untuk mendanai proyek, masing masing 18,13% dan 23.57% yang lebih besar dari 10% maka kedua franchise tersebut diterima. b. Proyek Mutually Exclusive Jika kedua proyek bersifat mutually exclusive maka yang diterima adalah proyek S karena disamping memliki IRR yang lebih besar dari biaya modal juga lebih besar dari franchise L sehingga akan memberikan keuntungan yang lebih besar 4. IRR tidak akan berubah jika biaya modal dari suatu proyek tersebut berubah. Karena IRR merupalan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai selarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. f. 1 Profil NPV 1. Gambar profil NPV untuk proyek Franchise L dan S.

Buat grafik : 1. Dari IRR dapat 1 titik untuk masing-masing proyek yaitu titik (18,0) untuk francshise L dan (23,5 ; 0) untuk franchise S 2. Hitung i = 0 didapat titik kedua yang meruapakan perpotongan terhadap sumbu y Caranya : NPV L = -100 + (10/1.0) + (60/1.02) + (80/1.03) = 50

Titik L didapat (0,50) NPV S = -100 + (70/1.0) + (50/1.02) + (20/1.03) = 40 Titik S didapat (0,40) Kedua profil akan bersilangan pada tingkat diskonto 8,68%. Perhitungannya sebagai berikut: L S L-S 10 70 -60 60 50 10 80 20 60 untuk nyari NPV coba-coba sebagai NCF

Dari hasil perhitungan coba-coba, didapat NPV pada tingkat bunga 8% adalah sebesar 0,647767108, dan NPV pada tingkat bunga 9% adalah sebesar -0,298062823. Sehingga nilai persilangan profil NPV kedua proyek tersebut adalah: IRR IRR IRR = 8% + 0,647767108 = 8% + 0,684866366 = 8,68%

2. Apabila proyek diatas adalah proyek independen maka proyek Franchise L akan diterima jika required rate of returnnya kurang dari 18,13% dan proyek Franchise S akan diterima jika required rate of returnnya kurang dari 23,57%. Namun apabila proyek tersebut saling ekslusif, maka pada tingkat bunga dibawah titik persilangan ( tingkat bunga 8,68%) proyek yang diterima adalah proyek Franchise L karena profil NPVnya berada di atas profil NPV proyek S. Sedangkan pada tingkat bunga di atas titik persilangan, maka proyek yang diterima adalah proyek Franchise S karena profil NPVnya berada di atas profil NPV L. G. 1. Konflik IRR dan NPV Penyebab yang mendasari konflik antara IRR dan NPV adalah jika kedua metode ini dipakai untuk menilai proyek yang bersifat saling ekslusif, Ketika terdapat perbedaan ukuran proyek, yang artinya biaya dari salah satu proyek menjadi lebih besar dari proyek yang lain atau ketika terdapat perbedaan waktu, yang artinya waktu dari arus kas kedua proyek memiliki perbedaan sehingga sebagian besar

arus kas dari satu proyek akan diterima di awal-awal tahun sedangkan sebagian besar arus kas dari proyek lain diterima di tahun-tahun kemudian. 2. Yang dimaksud dengan asumsi tingkat investasi kembali adalah asumsi dimana arus kas dari suatu proyek dapat diinvestasikan kembali pada biaya modalnya jika menggunakan metode NPV, dan pada tingkat pengembalian internalnya jika menggunakan metode IRR. Pengaruh asumsi tingkat investasi kembali terhadap konflik IRR dan NPV adalah asumsi ini mengarahkan kita untuk lebih memilih metode NPV, paling tidak bagi sebuah perusahaan yang bersedia dan mampu mendapatkan modal pada biaya yang secara wajar mendekati biaya modalnya sekarang. 3.Metode yang terbaik adalah metode NPV karena metode ini memberikan indikasi terbaik mengenai seberapa banyak masing-masing proyek akan meningkatkan nilai perusahaan. H. 1. MIRR adalah tingkat diskonto dimana nilai sekarang dari biaya sebuah proyek adalah sama dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya, dimana nilai akhir dihitung sebagai jumlah dari nilai-nilai masa depan arus kas masuk yang dimajemukkan pada tingkat biaya modal perusahaan.

Menghitung MIRR masing-masing proyek:

0 Arus kas proyek L (100)

1 10

2 60

3 80 66 12,1

Terminal Value L 158,1

Arus kas proyek S

(100)

70

50

20

55 84,7 Terminal Value S 159,7

PVL 100 158,1/100

= TV/(1+MIRR)n = 158,1/(1+MIRR)3 = (1+MIRR)3 = 1+MIRR

MIRR MIRR

= 0,165 = 16,5%

PVS 100 1,597 1+MIRR MIRR

= TV/(1+MIRR)n = 159,7/(1+MIRR)3 = (1+MIRR)3 = 1,169 = 16,9%

Terdapat proyek P sebagai berikut : Tahun 0 1 Net Cash Flows (million) ($ 0,8) 5

2 COC= 10%

(5)

1.

Arus kas normal adalah arus kas yang terjadi bila arus kas tersebut memiliki

satu atau lebih arus kas keluar (biaya) yang diikuti dengan serangkaian arus kas masuk. Sedangkan arus kas nonnormal adalah arus kas yang terjadi jika sebuah proyek meminta adanya arus kas keluar yang berjumlah besar sewaktu-waktu selama atau pada akhir usianya.

2.

NPVP = 5/(1,1)1 5/(1,1)2 0,8 = - 0,386776859


n

=0 misal, (1+IRR) = x

-0,8/(1+IRR)0 + 5/(1+IRR)1 5/(1+IRR)2 = 0 - 0,8/x0 + 5/x1 5/x2 = 0 Sama-sama dikali X2 menjadi : -0.8x2 + 5 x 5 = 0

Kemudian dioperasikan dengan rumus ABC yaitu X12 = -b +/- b2 4 ac 2a Nilai x1 dan x2 dapat dicari dengan rumus abc, sehingga nilai x1 = 1,25 dan x2 = 5 dan dapat dicari nilai IRR: X1 = 1,25 (1+IRR1) IRR1 IRR1 = 1,25

= 1,25 1 = 0,25 (25%)

X2 = 5 (1+IRR2) IRR2 IRR2 = 5-1 = 4 (400%) =5

Menghitung MIRR 0 Arus kas -0,8 1 5 2 -5 5,5 Terrminal value PV 0,8 0.5/0.8 0,625 0,79 MIRR MIRR 3. = TV/(1+MIRR)n = 0,5/(1+MIRR)2 = (1 + MIRR)2 = (1+MIRR)2 = 1+MIRR = 0,21 = 21% Gambar profil NPV untuk proyek P 0,5

Proyek P memiliki arus kas nonnormal. Dengan menggunakan metode IRR kita akan menerima proyek P pada saat tingkat bunga antara 25%-400% karena memberikan NPV yang postiif. Namun nilai IRR berganda ini dapat mengarahkan kita pada keputusan yang tidak tepat. Oleh karena itu kita hendaknya menggunakan metode NPV dalama mengambil keputusan. Sehingga proyek P ditolak j. Terdapat dua buah proyek Expected Net Cash Flow Tahun 0 1 2 3 4 COC= 10% 1. NPV dari masing-masing proyek adalah sebagai berikut: NPVS = 60.000/(1,1) + 60.000/(1,1)2- 100.000 Proyek S ($100.000) 60.000 60.000 Proyek L ($100.000) 33.500 33.500 33.500 33.500

= $ 4.132,231405 NPVL = 33.500/(1,1) + 33.500/(1,12) + 33.500/(1,1)3 + 33.500/(1,14) 100.000 = $ 6.190,4924

2. Jika ada penggantian, maka: NPVS = - 100.000 + 60.000/(1,1) - 40.000/(1,12) +60.000(1,13) + 60.000/(1,14) = $ 7.547,299 Sehingga proyek yang diterima adalah proyek L karena proyek L memiliki nilai NPV yang lebih besar.

3. Jika terjadi kenaikan biaya pada proyek S terdapat kenaikan menjadi $ 105.000 maka NPV proyek S akan menjadi: NPV = -100000 + 60.000/(1,1) - 45.000/(1,12) + 60.000/(1,13) + 60.000/(1,14) = $ 3.415,06 Sehingga proyek yang diterima adalah proyek S karena NPV dari proyek S lebih besar Caranya Mami : a. Proyek S dan L mutually exclusive dengan i = 10% (1) Menghitung NPV proyek S dan L tanpa replikasi Proyeksi Aliran Kas Present Value Tahun Proyek S Proyek L Proyek S Proyek L ($100,000 ($100,000 0 ) ) (100,000) (100,000) 54,545.4 1 60,000 33,500 5 30,454.55 49,586.7 2 60,000 33,500 8 27,685.95 3 33,500 25,169.05 4 33,500 22,880.95 NPV = 4,132.23 6,190.49 NPV proyek S = $4,132.23 NPV proyek L = $6,190.49

(2) Dengan rantai penggantian (replikasi), hitung NPV masing-masing proyek

Tahun 0 1 2 3 4

Proyeksi Aliran Kas Proyek S Proyek L ($100,000 ($100,000 ) ) 60,000 33,500 (40,000) 60,000 60,000 NPV = 33,500 33,500 33,500

Present Value Proyek S Proyek L ($100,000) 54,545.45 (33,057.85 ) 45,078.89 40,980.81 7,547.30 ($100,000) 30,454.55 27,685.95 25,169.05 22,880.95 6,190.49

Dengan replikasi berarti pada akhir tahun kedua dilakukan re-investasi sebesar $100.000, sehingga proceed tahun kedua menjadi +$60.000-$100.000 = -$40.000 NPV proyek S = $7,547.30 NPV proyek L = $6.190.49 Proyek S dipilih karena memberikan NPV positif yang lebih besar. (3) Asumsi biaya replicate proyek S diakhir tahun ke 2 = $105,000 maka: Proyeksi Aliran Kas Proyek S Proyek L ($100,000 ($100,000 ) ) 60,000 33,500 (45,000) 60,000 60,000 NPV = 33,500 33,500 33,500 Present Value Proyek S Proyek L (100,000) 54,545.45 (37,190.08 ) 45,078.89 40,980.81 3,415.07 (100,000) 30,454.55 27,685.95 25,169.05 22,880.95 6,190.49

Tahun 0 1 2 3 4

Proyek L dipilih karena NPV positifnya lebih besar daripada NPV positif proyek S. Cara dosen : Proyek S: 4,132.23 = X/(1.1)1 + X/(1.1)2 Untuk menyederhanakan, perhitungan menjadi : 4.132,23 = X ((1-(1+0.1)^-2)/0.1) 4.132,23 = X (1,73553719) X = 2.380,95

X = EAA (Equivalen Annual Anuity) = 2380,95 Proyek L 6.190,49 = X/(1.1)1 + X/(1.1)2 + X/(1.1)3 + X/(1.1)4 Untuk menyederhanakan perhitungan menjadi : 6.190,49 = X/(1-(1+0.1)^-4)/0.1) 6.190,49 = X (3,169865446) X = 1.952,91 X =EAA = 1.952,91 Dari perhitungan EAA diatas, maka proyek S lebih baik daripada proyek L karena nilai EAAnya lebih tinggi dari proyek L.

k. Dengan i = 10%, hitung NPV untuk umur ekonomi proyek 3 tahun, 2 tahun, dan 1 tahun. Tahun Investasi Awal Nilai Sisa Akhir PV (3 PV (2 PV dan Aliran Kas Tahun tahun) tahun) (1tahun) Operasional 0 ($5,000) $5,000 ($5,000) ($5,000) ($5,000) 1 2,100 3,100 1,909.09 1,909.09 4,727.27 2 2,000 2,000 1,652.89 3,305.79 3 1,750 0 1,314.80 NPV (123.2) 214.9 (272.7) NPV proyek dengan umur ekonomi 3 tahun = -$123.2 NPV proyek dengan umur ekonomi 2 tahun = $214.9 NPV proyek dengan umur ekonomi 3 tahun = -$272.7 Jadi umur optimal proyek adalah 2 tahun. L. Dua kemungkinan masalah yang ditimbulkan dengan adanya anggaran modal yang besar dikarenakan banyaknya proyek dengan NPV positif adalah : 1. Peningkatan Biaya Marginal Modal. Hal ini disebabkan karena : terjadi peningkatan biaya modal setelah perusahaan menginvestasikan semua kas yang dihasilkan dan mengeluarkan saham baru tingkat resiko untuk investasi yang besar lebih tinggi (dikarenakan keseluruhan proyek mempunyai anggaran modal yang besar, maka resiko masing-masing proyek akan meningkat secara keseluruhan daripada resiko secara parsial dari masing-masing proyek) 2. Perasionalan Modal, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan membatasi pengeluaran modalnya sehingga tidak mencukupi untuk membiayai budget optimal (semua proyek dengan NPV positif).

Anda mungkin juga menyukai