Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk

memperbarui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkwalitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No : 20 Tahun 2003). Sehubungan dengan hal tersebut pengembangan sumber daya manusia merupakan sesuatu yang penting mendapat perhatian karena untuk mencapai terwujudnya masyarakat maju, adil, makmur dan mandiri berdasarkan Pancasila, perlu adanya sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu aparatur pemerintah sebagai subyek atau pelaksana pembangunan khususnya guru-guru sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan profesional 1

dibidang tugasnya, seperti yang dikemukakan Said Zainal Abidin (dalam Ginanjar et, al, 1995, 97) bahwa Pembangunan tanpa pengembangan kemampuan sumber daya manusia tidak dianggap sebagai pembangunan, sebab itu keberhasilan suatu pembangunan pada dirinya pertama-tama diukur pada keberhasilan meningkatkan kemampuan manusia. Begitu pula halnya di dalam organisasi pemerintahan di Indonesia, salah satu kunci keberhasilan kegiatan pemerintahan adalah dengan dimiliki sumber daya manusia yang berkualitas, karena itu pengembangan dan perbaikan kualitas aparatur negara yang berkedudukan sebagai pelaksana pembangunan, dituntut memiliki keahlian, kemampuan dan semangat kerja serta pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya yang diberikan sehingga dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan mencapai hasil yang optimal. Jadi yang ditekankan disini adalah betapa pentingnya faktor aparatur ini ditingkatkan semangat pengabdiannya, ketrampilan dan kecakapannya, disiplin kerjanya yang keseluruhannya akan meningkatkan kewibawaan pemerintah. Dalam menghadapi tantangan era tinggal landas serta persaingan negara-negara maju, aparatur pemerintah agar dapat mendukung beban tugas dan pekerjaan yang menjembatani, kelancaran tinggal landas tersebut dengan mulus. Pemerintah telah berusaha meningkatkan pendayagunaan aparatur dari beberapa aspek strategis yang terdiri dari bidang-bidang kelembagaan,

kepegawaian, ketatalaksanaan dan pengawasan operasional, yang meliputi analisis jabatan, pengawasan melekat, serta pendidikan dan pelatihan. Salah satu usaha yang ditempuh oleh pemerintah dalam meningkatkan pendayagunaan aparaturnya adalah dengan mengikutkan ke dalam suatu pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan aparat yang bersangkutan, terutama di dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan berpengaruh pula pada kualitas dan prestasi kerjanya. Menyadari pentingnya peranan aparatur pemerintah dalam

meningkatkan loyalitas kualitas kerja, dan pengabdian terhadap pekerjaannya terutama dalam menghadapi suasana persaingan yang semakin ketat di lingkungan kerjanya, maka sebagai konsekuensinya adalah kondisi dari aparatur itu sendiri perlu dibina dan dikembangkan. Pemerintah mempunyai perhatian yang serius terhadap pembinaan dan penyempurnaan dalam bentuk menetapkan arah dan kebijaksanaan aparatur pemerintah, hal tersebut telah diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR 1993-1998 (1993:13) bahwa Pembinaan kepegawaian diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian negara yang mantap dengan pengembangan karier berdasarkan prestasi kemampuan profesional, keahlian dan ketrampilan serta kemantapan sikap. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah dalam mewujudkan aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa adalah melalui pembinaan

pegawai negeri sipil, dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang terencana, terpadu sesuai dengan tuntutan pembangunan yang semakin meningkat sehingga diharapkan pegawai sipil dapat meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas secara bersih, berwibawa dan bertanggung jawab. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah berupa: 1. 2. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Pendidikan dan Pelatihan dalam jabatan, dibagi dalam: a. b. c. Pendidikan dan Pelatihan Struktural. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Adapun program pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan prinsip yang dijelaskan oleh Nimran (1994:72) ada tiga jalur utama yaitu: Jalur pendidikan formal Jalur latihan kerja Jalur pengembangan di tempat kerja Bertitik tolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan dan latihan merupakan kegiatan yang penting bagi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.

Berkenaan dengan tujuan pendidikan dan pelatihan di dalam organisasi menurut A.S. Moenir (1987:162) adalah: 1. 2. Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas pekerjaan, baik pekerjaan lama maupun baru, baik dari segi peralatan maupun metoda. Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan rasa kebanggaan kepada mereka.

Selanjutnya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 dalam pasal 2, tujuan pendidikan dan pelatihan adalah: a. b. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan pegawai negeri sipil kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia. Menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya terdiri dari 2 aspek, yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan ketrampilan-ketrampilan lain. Oleh karenanya usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini seharusnya diorientasikan pada kedua aspek tersebut. Untuk meningkatkan kualitas bisa diarahkan melalui program-program peningkatan gizi dan kesehatan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan non fisik tersebut maka upaya pendidikan dan pelatiham adalah yang paling dibutuhkan. Langkah inilah yang dimaksudkan sebagai wujud dari pengembangan sumber daya manusia.

Oleh Sondang P. Siagian (1993:198) dikemukakan bahwa ada empat alasan utama dalam pengembangan sumber daya manusia, yaitu karena: 1. 2. Pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran, artinya kedaluwarsaan pengetahuan dan ketrampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Tidak disangkal bahwa dimasyarakat selalu terjadi perubahan, tidak hanya karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi juga karena pergeseran nilai-nilai sosial budaya. Persamaan hak memperoleh pekerjaan, artinya masih ada masyarakat dimana terdapat perbedaan hak dalam perolehan pekerjaan. Kemungkinan perpindahan karyawan, artinya mobilitas karyawan selalu terjadi baik pada tingkat managerial, profesional bahkan juga pada tingkat teknis operasional.

3. 4.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 itu pula, guru berkewajiban untuk meningkatkan profesionalnya. Namun saratnya beban guru yang diakibatkan oleh makin banyaknya siswa yang dihadapi dan makin beratnya beban untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan kewajiban tersebut belum dapat terpenuhi secara baik dan tuntas. Hal ini justru sering mengakibatkan pengetahuan guru ketinggalan. Oleh karena itu dalam rangka usaha mempercepat proses peningkatan mutu, pemerataan dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman khususnya untuk menyongsong abad XXI yang merupakan abad yang dipenuhi oleh ledakan arus reformasi, pengetahuan baru dan perubahan yang cukup drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, maka diperlukan guru yang

benar-benar profesional (Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Seorang guru wajib memiliki kompetensi dalam menjalankan tugasnya. Kompetensi utama guru adalah: 1. 2. 3. Kompetensi pribadi Kompetensi kemasyarakatan Kompetensi profesi kemasyarakatan

(Direktorat Jendral Dikdasmen, Petunjuk Pembinaan Profesional guru, 1991:5) Demikian juga di dalam kode Etik jabatan guru bahwa guru merupakan jabatan profesional, sedangkan untuk menyandang predikat sebagai guru yang betul-betul profesional harus memiliki kemampuan profesional, personil, sosial (Warkitri, Program pengalaman lapangan Universitas Terbuka, 1992:17) Memperhatikan rumusan di atas jelas bahwa pengembangan sumber daya manusia guru-guru harus selalu dilaksanakan, serta terprogram waktu serta penjenjangannya, dengan demikian akan meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas dan memiliki loyalitas, andal serta berkualitas, berpotensi, berwawasan luas yang mampu mengikuti perkembangan iptek, dan memiliki imtaq yang sempurna. Bertitik dari kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang berkenaan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru serta dipilih daerah penelitian di

SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk, dan sekaligus penelitian ini berusaha untuk mengetahui sejauh mana pegembangan SDM terhadap peningkatan profesionalisme guru di sekolah tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Mengingat pentingnya profesionalisme guru bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam rangka peningkatan mutu dan pencapaian tujuan pendidikan, maka sangat relevan untuk mengadakan analisis terhadap peningkatan profesionalisme guru ini. Gagasan tentang berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru, ada beberapa hal yang mendapatkan sorotan dan menjadi isu utama yaitu mengenai perkembangan profesi guru, permasalahan guru di Indonesia, kompetensi penting profesi guru dan upaya-upaya guru meningkatkan profesionalisme. Untuk itu ada beberapa pokok masalah yang akan dicari

pemecahannya yakni : 1. Apakah Diklat SDM berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk ? 2. Apakah MGMP berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk ?

3.

Apakah Diklat dan MGMP berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk ?

4.

Faktor manakah yang memiliki pengaruh dominan diantara variabel Diklat dan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui tentang pengaruh Diklat SDM terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk. 2. Untuk mengetahui tentang pengaruh MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk. 3. Untuk mengetahui tentang pengaruh Diklat dan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk. 4. Untuk mengetahui tentang pengaruh Faktor manakah yang memiliki pengaruh dominan diantara variabel Diklat dan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.

10

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut ini.
1. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengetahuan dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan konsep tentang pemberdayaan SDM mengenai kemampuan yang nantinya akan membawa dampak positif terhadap peningkatan profesionalisme guru. 2. Khususnya pejabat di bidang pendidikan yaitu Dinas Pendidikan Kota Kediri dapat menjadikan bahan pertimbangan dari hasil penelitian ini

untuk melakukan pembinaan pengembangan sumber daya manusia baik melalui pendidikan dan latihan serta MGMP. 3. Sekolah diharapkan mampu mempergunakan hasil-hasil temuan dalam penelitian ini, sebagai bahan untuk memperluas wawasan, sehingga guruguru memiliki sumber daya manusia yang andal dan profesional yang dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, guna

peningkatan mutu pendidikan. 1.5. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di atas dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan Diklat SDM terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.

11

2.

Ada pengaruh yang signifikan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.

3.

Ada pengaruh yang signifikan Diklat SDM dan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru SMK di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.

4.

Diklat SDM memiliki pengaruh yang paling dominan dibanding dengan MGMP terhadap peningkatkan profesional guru Nganjuk Kabupaten Nganjuk. SMK di Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai