Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1

JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian kali ini adalah Green Building dan Penerapannya di Semarang

1.2

LATAR BELAKANG

Dewasa ini keadaan bumi semakin tidak menentu, bahkan suhu udaranya pun sering berubah secara drastis. Ini dikarenakan global warming yang melanda bumi ini. Pemakaian emisi gas buang dan efek rumah kaca menyebabkan Pemanasaan Global ini semakin mengkawatirkan, bahkan pemakaian material-material pada bangunan yang tidak ramah lingkungan juga sangat berpengaruh. Perlu diingat bahwa sebagian isi dari daratan bumi ini telah dipenuhi oleh bangunan-bangunan tempat kita tinggal. Berapa banyak pencemaran linkunagn yang terjadi bila setiap bangunan tidak menggunakan material yang ramah lingkungan. Green eco atau green desain merupakan salah satu penerapan konsep ramah lingkungan yang menjadi solusi bagi desain dan bangunan. Dalam konsep ini terdapat solusi ramah linkungan bagi suatu desain atau bangunan agar mengurangi efek global warming. Konsep ini harus mulai diperhatikan oleh kalangan-kalangan yang berpengaruh pada desain dan bangunan,sepeti desainer interior dan arsitek, dalam membuat suatu desain dan bangunan yang ramah lingkungan. Penerapan green desain ini sendiri tidak mudah karena diperlukan pengertian dan pemahaman yang mendalam mengenai green desain itu sendiri. Green desain ini sendiri tidak hanya mencakup material yang digunakan tetapi juga pada energi yang digunakan, irkulasi udara dan penghematan daya.

Penulis memilih untuk menkhususkan menggambil penerapannya disemarang karena Semarang merupakan kota yang panas dan sangat aktif. Selain itu Semarang merupakan ibukota provinsi yang memiliki banyak gedung dengan aktivitas perkantoran sangat padat.Dapat dilihat juga bahwa tiap gedung perkantoran ini menggunakan pendingin ruangan ( AC ) yang merupakan salah satu faktor tertinggi dalam kasus pemanasan global ini. Karena suasana yang panas inilah,penulis ingin mengadakan suatu penelitian apakah green desain itu sendiri dapat diterapkan dengan mudah di Semarang atau tidak. Tidak hanya pada materialnya saja tetapi juga pada pengaplikasian energi dan penghematan daya.

1.3

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana menciptakan sebuah desain yang ramah lingkungan sesuai dengan green desain?

y y 1.4

Penggunaan material yang ramah lingkungan Penerapan Green Desain di Semarang

TUJUAN PENELITIAN

Menciptakan sebuah desain yang ramah lingkungan sesuai dengan green desain

Menerapkan green desain pada bangunan sesuai dengan material ramah lingkungan

y 1.5

Penggambilan kesimpulan tentang penerapan green desain di Semarang

LINGKUP PEMBAHASAN  Lingkup pembahasan pada penelitian kali ini adalah Pembahasan mengenai green desain dan material yang digunakan dan penerapannya di kota Semarang.

1.6

METODE PENELITIAN

a. Objek Penelitian Objek penelitian kali ini adalah bangunan toko toga mas yang terletak di jalan MT Haryono no 872, Bangkong, Semarang dengan spesiikasi luas bangunan 800 m2, berlantai 1 dan hanya memiliki 1 pintu masuk dan beberapa jendela pada bagian fasade bangunan. Pemilihan bangunan ini dikarenakan bangunan toko ini dianggap menggunakan konsep Green Building penulis memilih toko tersebut karena Toko ini berlokasi di Semarang yang merupakan kota yang akan diteliti oleh penulis, selain itu lokasi toko ini yang tidak begitu jauh dan cukup banyak orang yang berkunjung di Toko Buku Toga Mas ini. b. Tahap-Tahap Penelitian Adapun tahap-tahap dalam penelitian Green Building dan Penerapannya di Semarang ini adalah sebagai berikut :  Menentukan Judul Penelitian Pada tahap ini Penulis menentukan judul yang akan digunakan pada penelitian kali ini yang mewakili penelitian di bidang Interior. Setelah menemukan beberapa judul, penulis memutuskan untuk menggunakan judul Green Building dan Penerapannya di Semarang  Mengumpulkan Data Dalam melakukan pengumpulan data, Penulis menggunakan bebrapa metode seperti Observasi / Pengamatan, Study literatur dari browsing dan Internet, dan wawancara.  Merumuskan Masalah Pada tahap ini, penulis mengelompokan dan mengklasifikasi masalah yang ada dalam penelitian kali ini.  Membatasi Masalah Penulis membatasi masalah-masalah yang ada, agar pembahasan dalam penelitian ini lebih mencakup apa yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3

 Membuat Hipotesis atau Analisa sementara Pada tahap ini penulis mengungkapkan hipotesis atau analisa sementara menurut penulis yang berdasarkan pada datadata yang telah tersedia.  Melakukan Penelitian Pada tahap ini penulis melakukan penelitian secara langsung atau tidak langsung dan mengolah data-data yang teah didapatkan oleh penulis.  Penulisan Penelitian Tahap ini penulis melakukan kegiatan menulis penelitian selama penelitian sedang berlangsung, bahkan saat pengajuan proposal. c. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah :  Study Literatur Literatur didapatkan dari browsing dan internet tentang green desain, bangunan ramah lingkungan dan penerapannya di kota Semarang.  Observasi Observasi dilakukan di toko buku Toga Mas yang beralamat di Jalan Singosari Raya no 25, Semarang. (Toko buku ini mengunakan konsep green desain pada bangunannya.) Pengamatan ini termasuk dalam observasi partisipatif, karena penulis berada dalam toko ini, merasakan suasana dalam toko ini dan mengamati apakah green desain berhasil diterapkan pada bangunan ini Pengamatan ini dilakukan secara langsung di toko buku Toga mas Seamarang, dan penulis dapat melihat dan merasakan secara langsung suasana bangunan yang menggunakan konsep green building.

 Wawancara Wawancara ini dilakukan kepada salah satu pegawai toko buku toga mas. Jenis wawancara ini termasuk dalam wawancara tidak terstuktur karena pertanyaan diajukan secara spontan kepada responden.

1.7

RENCANA TAHAPAN PENELITIAN

Bulan No Kegiatan September Minggu 1 2 Judul Mengumpulkan data a) Observasi b) Literatur c) Wawancara 3 4 5 Analisa Penulisan Pengumpulan 1 2 3 4 1 Oktober 2 3 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

TINJAUAN TEMA

Green desain atau Green building adalah suatu konsep bangunan atau sebuah desain yang ramah lingkungan, baik dari segi material maupun efisiensi daya yang digunakan, dimana strukturnya diletakkan, dirancang, dibangun, direnovasi dan dioperasikan untuk panduan hemat energi, dan memberi dampak positif bagi lingkungan, dampak ekonomi dan sosial. Namun singkatnya menurut Brenda & Robert Vale, Green Building merupakan suatu pola pikir dalam arsitektur yang memperhatikan unsur-unsur alam yang terkandung di dalam suatu tapak untuk dapat digunakan. Selain itu green building merupakan konsep bangunan yang mengedepankan unsur penghematan energi, air, dan listrik. Pemakaian bahan material yang bersahabat dengan alam. Konsep tersebut, juga mencakup unsur peningkatan kualitas sirkulasi udara dan memberi efek kesehatan kepada penghuni di dalamnya, serta menguntungkan secara ekonomis. Green building ini tidak hanya mengacu pada bangunan yang berwarna hijau atau dipenuhi banyak tanaman-tanaman, tetapi lebih pada sebuah desain dan bangunan yang ramah lingkungan,tidak hanya bangunan itu tetapi juga manusia sebagai subjek yang memakai dan menggunakannya harus dapat menerapkan konsep ramah lingkungan dengan melakukan penghematan energi yang digunakan oleh suatu bangunan atau desain itu sendiri. Konsep Green Building ini mulai dikembangkan pada tahun 1970-an, sebagai respons terhadap krisis energi dan keprihatinan masyarakat tentang lingkungan hidup. Inovasi untuk mengembangkan green building terus dilakukan sebagai upaya untuk menghemat energi dan mengurangi masalahmasalah lingkungan. Green building memerlukan pendekatan holistik yang menganggap masing-masing komponen dari sebuah bangunan, yang berhubungan dengan konteks seluruh bangunan & juga mempertimbangkan dampak lingkungan yang lebih luas dengan masyarakat di sekitarnya. Ini adalah pendekatan yang
6

sangat kompleks yang memerlukan kontraktor, arsitek dan desainer untuk berpikir kreatif, menggunakan integrasi sistem di seluruh pekerjaan mereka.

ELEMEN-ELEMEN GREEN BUILDING

Bangunan rumah ramah lingkungan artinya desain bangunan gedung yang mengintegrasikan seluruh proses dalam kesatuan dengan mempertimbangkan akibatnya bagi lingkungan. Artinya, sejak awal proses desain gambar, pembangunan desain gambar bangunan dan pemanfaatan bangunan rumah berbagai segi dipertimbangkan. Aspek yang harus dipertimbangkan utamanya adalah: 1. Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan lahan) 2. Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan kesehatan 3. Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).

Kalau ingin mengaplikasikan ecodesign bagi gambar bangunan rumah, konkretnya bisa menjadi banyak sekali. Misalnya, gambar bangunan gedung yang kaya sinar matahari, agar listrik dapat dihemat. Jendela gambar gedung yang banyak dan aliran udara yang lancar sehingga Anda tidak membutuhkan AC. Lahan yang cukup untuk sumur resapan. Ruang hijau, alias taman yang mensuplai kebutuhan udara bersih gambar bangunan. Instalasi pembuangan air kotor dan sampah yang dapat didaur ulang. Pemanfaatan bahan desain bangunan yang tidak boros. Dan lain sebagainya.

1) Material Material ini diperoleh dari alam, dan dapat juga berarti renewable material atau material yang dapat diperbaharui atau didaur ulang kembali sehingga sangat diarapkan hal ini dapat mengurangi emisi buang material bangunan yang telah rusak dan tidak dapat diperbaiki Material ini juga sebaiknya diperoleh secara lokal sehingga mengurangi biaya transportasi. Selain itu material yang digunakan juga
7

menggunakan green spesification, yang termasuk dalam daftar Life Cycle Analysis (LCA) seperti: energi yang dihasilkan, daya tahan material, minimalisasi limbah, dan dapat untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

Contoh material untuk green desain : Penggunaan material Kayu pada bangunan yang dapat didaur ulang kembali bila sudah tidak digunakan lagi. Penggunaan material Bambu Plaster Keuntungan penggunaan material bambu ini adalah :
y

Keuntungan ekonomi dari material bambu yang lebih murah dari komponen baja sebagai tulangan beton.

Keberlanjutan bahan bambu yang dapat ditingkatkan dengan teknologi budidaya yang terintegrasi dengan konservasi, pengawetan, produksi, pemasangan dan perawatan.

Ketersediaan berbagai varietas bambu di Indonesia yang cukup berlimpah (tergantung pada lokasi).

Pengenalan bahan dan keterampilan dari tukang tukang yang dapat dikembangkan untuk mengolah bahan bambu.

y y

Potensi pengembangan ekonomi lokal terutama di perkotaan. Potensi penerapan bambu plester prefabrikasi untuk perumahan terjangkau bagi warga yang berpenghasilan rendah.

Ancaman gempa di berbagai kawasan di Indonesia, menyebabkan teknologi ini akan memperkuat kekuatan struktur dan mengurangi ancaman karena kerusakan karena gempa. 2) Energi Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk menurangi penggunaan AC. Mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari. Green building juga menggunakan tenaga surya & turbin angin sebagai penghasil listrik alternatif.

Penghematan daya dengan pemilihan alat Elektronok yang berdaya rendah tetapi mampu bekerja secara maksimal.

3) Air Mengurangi penggunaan air & menggunakan STP (siwage treatment plant) untuk mendaur ulang air dari limbah rumah tangga sehingga bsa digunakan kembali untuk tanki toilet, penyiram tanaman, dll. Menggunakan peralatan hemat air, seperti shower bertekanan rendah , kran otomatis, tanki toilet yang low-flush toilet. Yang intinya mengatur penggunaan air dalam bangunan sehemat mungkin.

4) Faktor Kesehatan Menggunakan material & produk-produk yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Materialyang bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan spora dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernapas.

Selain 4 bidang di atas, green building dapat menekan biaya untuk pekerjaan konstruksinya, dan memenuhi kebutuhan yang lebih luas dari masyarakat, dengan menggunakan tenaga kerja lokal, dan memastikan bangunan diletakkan tepat bagi kebutuhan masyarakat.

PENERAPAN GREEN BUILDING DI SEMARANG

Penerapan green building di Semarang seperti yang terdapat dalam konsep bangunan Toko Toga Mas Semarang, sebenarnya tidak begitu efektif, mengingat kondisi Semarang yang panas dan padat penduduk serta bangunan yang memiliki jarak yang dekat-dekat. Sebenarnya kompleks bangunan Toga Mas ini memiliki penerapan yang sangat kurang untuk bangunan yang memiliki konsep green building, kurangnya pengertian tentang konsep green building ini juga mempengaruhi hal ini, penerapannya hanya terlihat dalam tidak dipakainya AC pada toko ini dan menggantinya dengan kipas angin dan ex-house. Tetapi hal ini juga tidak maksimal karena kurangnya bukaan ruang berupa jendela dan ventilasi untuk pergantian udara / sirkulasi udara yang terjadi dalam bangunan tersebut, sehingga bangunan ini tetap berhawa panas dan membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Selain itu karena kurangnya bukaan dalam bangunan ini, cahaya matahari yang masuk dalam ruangan ini juga sangat sedikit,sehingga pencahayaan buatan sangat dibutuhkan, padahal salah satu konsep green building ini sendiri adalah memaksimalkan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang. Sehingga bangunan ini tidak hemat energy dan tidak melakukan penghematan daya di siang hari.

ONE STOP LIVING

Dapat disadari jika konsep green building ini sangat sulit diterapkan di Semarang. Tetapi juga bukannya tidak mungkin diterapkan diSemarang. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah One Stop Living, yang banyak diterapkan pada perumahan-perumahan di daerah Jakarta dan kota bisnis lainnya. Seperti yang banyak terjadi di superblok-superblok Jakarta, konsep one stop living inilah yang memberikan kontributor besar terhadap isu ramah lingkungan karena meminimalisasi pergerakan manusia. Saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan one stop living karena teknologi telah berkembang pesat dan sudah berpihak pada kita. Konsep SOHO (Small Office
10

House Office) bisa diterapkan pada sentra-sentra yang ada. Selain itu, teknologi terbaru seperti teleconference atau telehologram telah menghasilkan sebuah teroboson yang bisa membuat komunikasi lebih efisien, sehingga bisa meminimalisasikan mobilisasi manusia. Selain konsep one stop living, desain fisik bangunan yang ramah lingkungan juga harus tetap diterapkan untuk konservasi lingkungan. Bagaimana kita meminimalisasi penggunaan AC melalui penghawaan alami. Intinya Bagaimana kita mewujudkan Reduce+Reuse+Recycle dan Reinvent. Dari awal, seharusnya semua sudah direncanakan dengan baik sehingga cost-nya akan murah. Inilah yang kita sebut dengan arsitektur hijau. Bukan hanya di ujung proses , tapi bermula dari saat penentuan tata ruang. Pengefisiensian mobilitas orang dapat menekan emisi gas buang yang ujungujungnya akan mengurangi secara signifikan dampak global warming, dan setelah itu baru kita menerapkan arsitektur hijau lebih kepada bangunannya. Yang terjadi saat ini, orang lebih sering bekerja parsial dan tidak mau berkolaborasi. Bagaimanapun juga, arsitek, urban planner dan kalangan industri harus berkolaborasi guna menghasilkan arsitektur hijau.

SOLUSI GREEN BUILDING di SEMARANG

Cara-cara yang dapat diterapkan dalam green building di Semarang adalah sebagai berikut: Mengaplikasikan banyak bukaan seperti jendela, ventilasi dan pintu, untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami, sehingga dapat menekan penggunaan AC dan lampu pada siang hari. Memaksimalkan jenis material yang ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan-bahan alam (kayu, bambu, dll), penggunaan cat yang non-toxic, dan material lain yang dapat didaur ulang kembali. Penghematan daya dan energi yang di gunakan oleh alat elektronik rumah tangga, serta pemilihan alat elektronik yang memiliki daya listrik yang rendah. Penghematan penggunaan air, dengan menggunakan sanitaer yang tidak boros air.

11

Memaksimalkan taman/ruang terbuka hijau sekitar 40 % dari luas bangunan yang kita miliki agar memiliki udara yang bersih dan sehat di sekitar rumah kita.

Meskipun masih dalam masa pengembangan, green building termasuk pesat pertumbuhannya. Di negara maju seperti Ingris sudah menuntut spesifikasi green building dalam perencanaan & pembangunan bangunan baru, sebagai bagian dari strategi sustainable building yang lebih luas, dan ini berarti bahwa nantinya green building muncul di seluruh penjuru negeri. Dalam usia terancam oleh perubahan iklim, kekurangan energi yang semakin meningkat dan masalah kesehatan, memang masuk akal untuk membangun rumah yang tahan lama, menghemat energi, mengurangi limbah dan polusi, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Green Building lebih dari sebuah konsep untuk hidup berkelanjutan, tetapi bisa membangun harapan untuk masa depan.

12

2.2

DAFTAR PUSTAKA

Gradika. Green Building Sustainable Building.diambil 10 November 2010, dari http://Green Building Sustainable Building _ PT.GRADIKA.htm/

Akudanruang. Arsitektur hijau.diambil 9 November 2010, dari http://green eco\default.htm/

Tanuwidjaja, Gunawan. Aplikasi green buildingyang terjangkau dan tepat guna untuk Indonesia.diambil 10 November 2010, dari http://Aplikasi green desain yang terjangkau dan tepat guna untuk Indonesia Green Impact Indonesia.htm/

13

Anda mungkin juga menyukai