Anda di halaman 1dari 15

Nama : Irinne Puspitasari NIM : 409312419802 Off : GG NETWORK - FLOW (Penjadwalan Proyek Kerja) A.

Penjadwalan Proyek merupakan kegiatan yang dilakukan untuk tujuan berikut:  Membagi projek kedalam bentuk tugas dan estiamsi waktu serta sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.  Pengorganisasian tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal yang optimum.  Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya jeda waktu (delay) yg ditimbulkan oleh suatu tugas yang pengerjaannya harus menunggu tugas lainnya selesai. B. Penjadwalan proyek dibutuhkan untuk membantu seorang manajer proyek sehingga dapat:  Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek.  Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.  Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan .  Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara mencermati hal-hal kritis pada proyek. C. Prinsip-prinsip dalam Penjadwalan Proyek diantaranya adalah sebagai berikut: - Pembagian Proyek harus dibagi-bagi ke dalam sejumlah tugas & aktifitas yang dapat dikendalikan untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan yang ada (melakukan dekomposisi masalah). - Saling Ketergantungan Adanya saling ketergantungan dari setiap tugas & aktifitas yang dibagi harus ditentukan dari awal penjadwalan proyek . - Alokasi Waktu Setiap tugas yang akan dijadwalkan harus dialokasikan kedalam sejumlah satuan kerja (mis. Person-day dll). - Validasi Kerja Setiap proyek memiliki staff tertentu, dimana pada saat pembagian tugas, harus dipastikan bahwa tidak akan kelebihan alokasi waktu atau jumlah SDM pada saat tertentu. D. Ada beberapa cara untuk menjadwalkan suatu proyek. Beberapa metode tersebut antara lain: 1. Metode Gantt Chart Gantt Chart merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan waktu pengerjaan tugas-tugas tersebut dalam format pewaktuan tertentu seperti jam, hari, tanggal, minggu, bulan atau tahun . Istilah istilah dalam pembuatan gantt chart :

Start to start adalah istilah untuk dua aktivitas yang mulainya bersamaan. Pada gambar diatas start to start adalah aktivitas A dan B - Finish to start adalah aktivitas yang satu baru dapat dijalankan jika aktivitas pendahulunya sudah selesai dijalankan. Pada gambar diatas finish to start adalah aktivitas B dan C - Finish to finish adalah aktivitas yang selesainya bersamaan. Pada gambar di atas finish to finish adalah aktivitas C dan D 2. Metode CPM ( Critical Path Method) Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal (normal estomate) dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya dpercepat (crash estimate). Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur yang paling panjang dari jaringan tersebut. Arti dari jalur kritis adalah peristiwa yang berurutan dan tidak dapat ditunda yang berakibat pada tertundanya penyelesaian proyek. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis. Berikut istilah yang digunakan dalam metode CPM : a) TE=E (earliest event occurence time ) Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa. b). TL = L (Latest event occurence time) Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. b) ES (earliest activity start time) Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. c) EF (earliest activity finish time) Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya d) LS (latest activity start time) Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. e) LF (latest activity finish time) Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek. f) t (activity duration time) Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan). Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). 1. Hitungan Maju -

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Aturan Pertama Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai. E(1) = 0

Aturan Kedua Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya. EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)

Aturan Ketiga Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu. Misalnya:
a b c d

Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c) 2. Hitungan Mundur Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Aturan Keempat Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan. LS(i-j) = LF(i-j) t

Aturan Kelima Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
b a c d

Jika LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b) Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Dimana, terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack. Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur maka lingkaran atau event dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Keterangan: a = ruang untuk nomor event b = ruang untuk menunjukkan waktu paling cepat terjadinya event (E) dan kegiatan (ES) yang merupakan hasil perhitungan maju c = ruang untuk menunjukkan waktu paling lambat terjadinya event (L) dan kegiatan yang merupakan hasil perhitungan mundur Aturan Keenam Slack Time atau Total Slack (TS) = LS 3. ES atau LF EF

Metode PERT (Program Evaluation Review Technical) Metode ini adalah Proyek yang menggunakan metode PERT (Program Evaluation Review Technical) akan dapat mengetahui : - Kapan proyek selesai - Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan selesainya - Pekerjaan mana yang paling lama - Pekerjaan mana yang tertunda - Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus Langkah langkah metode PERT :

1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone). Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi. 2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan 3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram). Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah. Contoh :

Keterangan: Kegiatan A dan B merupakan Kegiatan C dikerjakan setelah Kegiatan D dikerjakan setelah Kegiatan E dikerjakan setelah Aturan : 1. Satu kegiatan hanya boleh

kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan

Pendahuluan A B C dan D

diwakili satu anak panah

2. Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian yang sama.

Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada) :

KETERANGAN : CPM sebenarnya termasuk kedalam kelompok jaringan activity on node (AON), bukan activity on arrow (AOA), tetapi beberapa pengguna diagram CPM lainnya mengutamakan penentuan dari peristiwa di dalam tanda panah. 4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Di beberapa sumber yang harus dihitung adalah : 1.

2.

3.

4.

5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaanpekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
y

ES

Early Start

y y y

EF LS LF

Early Finish Latest Start Latest Finish

Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram. 6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek. Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Metode PERT CPM Metode Harmoni Search Dari gagasan bahwa ada algoritma meta-heuristic atau evolusi lgoritma yang meniru alam, ilmiah atau fenomena perilaku di sekitar kita, maka suatu algoritma baru dapat dikonseptualisasikan dari proses pertunjukan musik (improvisasi jazz) melibatkan pencarian harmoni yang lebih baik. Sama seperti improvisasi musik untuk mencari keadaan terbaik (harmoni terbaik) yang ditentukan berdasarkan estimasi estetika, proses optimalisasi juga mencari keadaan terbaik (global optimum) yang ditentukan berdasarkan fungsi evaluasi obyektif; Sama seperti estimasi estetika yang ditentukan oleh beberapa tangga nada yang dimainkan oleh instrument-instumen, ungsi evaluasi obyektif ditentukan oleh set nilai yang sudah ditetapkan untuk variabel-variabel keputusan; Sama seperti kualitas suara estetika yang dapat ditingkatkan melalui latihan dan latihan, fungsi evaluasi obyektif dapat ditingkatkan melalui iterasi-iterasi bertingkat. Menurut Zong Woo Geem, Harmony Search adalah algoritma fenomena-peniruan (dikenal juga sebagai algoritma meta-heuristik, algoritma komputasi lunak atau algoritma evolusioner) yang terinspirasi oleh proses improvisasi para musisi. Dalam algoritma Harmony Search, masing-masing musisi (=variabel keputusan) memainkan (=menghasilkan) catatan (=nilai) untuk menemukan harmoni terbaik (=global optimum) semua bersama-sama. Algoritma Harmony Search memiliki manfaat sebagai berikut(Geem, HS Intro, 2006): 1) Harmony Search tidak memerlukan gradient yang berbeda, sehingga dapat memperhitungkan fungsi kontinu dan fungsi diskontinu. 2) Harmony Search dapat menangani variabel diskrit serta variabel kontinu. 3) Harmony Search tidak memerlukan pengaturan nilai awal untuk variabelvariabel. 4) Harmony Search bebas dari divergen.

4. 5.

6.

5) Harmony Search dapat menghindari local optima. 6) Harmony Search memiliki turunan stohastik yang dapat diterapkan untuk variabel diskrit dimana memerlukan pengalaman musisi sebagai arah pencarian. 7) Obyek Harmony Search tertentu tidak memerlukan algoritma parameter seperti HMCR(Harmony Memory Considering Rate) dan PAR(Pitch Adjusting Rate), sehingga pengguna dapat dengan mudah menggunakan algoritma ini. Langkah-langkah Algoritma Harmony Search 1. Inisialisasi Parameter Pada langkah pertama, masalah optimalisasi diberikan sebagai berikut: Minimalkan(atau maksimalkan)f (x) (1) dimana Xi Xi , I = 1,2,a , N (2) f (x) adalah fungsi objektif: x adalah himpunan masing-masing variabel keputusan Xi ; Xi adalah himpunan nilai-nilai yang mungkin untuk setiap variabel keputusan, yaitu: Xi = { Xi(1), Xi(2),a , Xi(K)} variabel keputusan diskrit Xi 1 Xi 2 .. Xi ; N adalah jumlah variabel keputusan ( sejumlah instrument musik); dan Kadalah jumlah nilai yang mungkin untuk variabel-variabel diskrit (rentang pitch instrument masing-masing). Parameter algoritma Harmony Search juga ditentukan melalui: 1) Ukuran memori harmoni(=jumlah solusi vektor)(HMS). 2) Ukuran pertimbangan memori harmoni(HMCR). 3) Ukuran penyesuaian solusi(PAR). 4) Kriteria pemberhenti(=jumlah improvisasi). 2. Inisialisasi Memori Harmoni Pada langkah 2, matriks memori harmoni seperti yang ditunjukkan dalam persamaan 3, diisi dengan solusi vektor acak sebanyak ukuran dari memori harmoni dan diurutkan berdasarkan nilai-nilai dari fungsi objektif, f (x). 3. Improvisasi Harmoni Baru Sebuah vektor harmoni baru, x` = (x1`,x2`,a ,x`N) yang dihasilkan dari salah satu dari tiga tindakan berikut: Pertimbangan memori harmoni, pengukuran solusi, ataupun nilai acak. 4. Perbaharui Memori Harmoni Setel h ditentuk n oleh nil i fungsi objektif, jik vektor h rmoni b ru, x` = (x1`,x2`, ,x`N) lebih b ik d rip d h rmoni terburuk di memori h rmoni, m k h rmoni b ru dim sukk n ke d l m memori h rmoni d n h rmoni terburuk dikelu rk n. Kemudi n memori h rmoni diurutk n berd s rk n nil i fungsi objektif. 5. Ul ngi L ngk h 3 d n 4 s mp i kriteri pemberhenti (mis lny , juml h m ksim l improvis si) terc p i. Algoritm L ng 1. Urut kan aktifitas berdasarkan e Latest Start Tim

2. Apabila aktifitas memiliki e Latest Start Tim i. Float t rk cil

ii. Waktu durasi t rpanjang

iii. K butuhan sumb r t rb sar Algoritma Brooks 1. Buat jaringan pekerjaan denbgan prosedur lintasan kritis, tentukan aktifitas dan wkatu yang dibutuhkan 2. Tentukan waktu maksimum untuk setiap aktifitas yang mengendalikan jaringan pada satu path. ACTIM = ACTIVITY CONTROL TIME 3. Urutkan ACTIM dari waktu terlama hingga terpendek 8. Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node (AON). Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka disini terdapat empat macam konstrain [13], yaitu: 1. Konstrain selesai ke mulai Finish to Start (FS) Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu, misalnya : 1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah 2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen 3) Mengurus perizinan 7.

2. Konstrain mulai ke mulai Start to Start (SS) Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka waktu

b rdasarkan :

sama, maka urutkan

kegiatan terdahulu. Karena per definisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih. SS(i-j) = b Konstrain SS

3. Konstrain selesai ke selesai Finish to Finish (FF) Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j). FF(i-j) = c Konstrain FF

4. Konstrain mulai ke selesai Start to Finish (SF) Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan. FS(i-j) = a Konstrain SF

Contoh :
a. Dengan gantt chart :

kejadian A B C D E

Minggu ke-1 3 4 5

Minggu ke-2 3 4 5

b. Dengan metode PERT Langkah 1

Langkah 2 a. Kegiatan A,B, C kegiatan bersama - Kegiatan A mendahului kegiatan - Kegiatan B mendahului kegiatan - Kegiatan C mendahului kegiatan b. Kegiatan D dan E mendahului kegiatan c. Kegiatan F mendahului kegiatan I Langkah 3

D E, F dan G G H dan J

Langkah 4 - Jalur A,D,H = 10 + 22 + 8 = 40 - Jalur A,D,J = 10 + 22 + 15 = 47 - Jalur B,E,H = 8 + 27 + 8 = 45 - Jalur B, E, J = 8 + 27 + 15 = 50 - Jalur B,F,J = 8 + 27 + 20 = 35 - Jalur B,G,J = 8 + 15 + 15 = 35 - Jalur C,G,J = 12 + 15 + 15 = 42 Langkah 5

Jalur kritis

Diperoleh jalur kritisnya yaitu :

c. Dengan metode CPM

1. Perhitungan maju - Kejadian 1 : Karena kegiatan awal/waktu mulai tercepat 0 ES1 = 0 - Kejadian 2 : ES2 = ES1 + waktu kejadian A = 0 + 10 = 10 - Kejadian 3: ES3 = ES1 + waktu kejadian B = 0 + 2 = 8 - Kejadian 4: ES4 = ES1 + waktu kegiatan C = 0 + 12 = 12 ES4 = ES3 + Kegiatan D1 = 8 + 0 = 8 Shg ES4 = 12 (nilai terbesar) - Kejadian 5: ES5 = ES2 + waktu kegiatan D = 10 + 22 = 32 ES5 = ES3 + Kegiatan E = 8 + 27 = 35 Shg ES5 = 35 - Kejadian 6: ES6 = ES3 + waktu kegiatan F = 8 + 7 = 15 - Kejadian 7: ES7 = ES3 + waktu kegiatan D2 = 35 + 0 = 35 ES7 = ES4 + Kegiatan G = 8 + 27 = 35 Shg ES7 = 35 - Kejadian 8: ES8 = ES8 + waktu kegiatan H = 35 + 8 = 43 ES8 = ES6 + Kegiatan I = 15 + 20 = 35 ES8 = ES7 + Kegiatan J

= 35 + 15 = 35 Shg ES8 = 50 2. Perhitungan mundur - Kegiatan 8 : waktu selesai terlamanya sama dengan waktu mulai tercepat LF8 = ES8 = 50 - Kejadian 7 = LF7 = LF8 Waktu kejadian J = 50 15 = 35 - kejadian 6 = LF6 = LF8 waktu kegiatan I = 50 20 = 30 - Kejadian 5 = - LF = LF8 waktu kejadian H = 50 8 = 42 LF5 = LF7 waktu kejadian D2 = 35 0 = 35 paling minimal Jadi jalur kritis terjadi jika memiliki ES dan LF yang sama. 3. Perhitungan Slack

d. Dengan menggunakan algoritma harmoni search e. Dengan menggunakan algoritma brooks f. Dengan menggunakan algoritma lang Tambahan : Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT, yaitu: CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu: prakiraan waktu teroptimis, termungkin, dan terpesimis. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan jelas, sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau mempunyai variasi waktu yang besar. PERT berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya proyek jika kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu, sedangkan CPM menganggap proyek terdiri dari peristiwa susul menyusul.

Anda mungkin juga menyukai