Anda di halaman 1dari 7

PENCUCIAN BATUBARA

Batubara hasil penambangan ada beberapa kemungkinan penanganan yang berkaitan dengan pencucian sebelum dipasarkan : 1. Hasil penambangan langsung dipasarkan 2. Hasil Penambangan - crushing - screening washing dipasarkan 3. Hasil penambangan crushing screening dipasarkan Alat alat yang dipakai dalam pencucian batubara antara lain : ayakan, meja goyang, baum jig, flotasi. Sedangkan proses pencucian batubara secara fisik yaitu : Jigging : Pulsasi air menyebabkan batubara membentuk stratigrafi ( batubara bersih akan berada diatas).Ukuran 3,4mm 7,6mm. Meja Goyang : Partikel yang ringan akan jatuh kebawah, sedangkan yang berat dialirkan kesamping. Ukuran partikel 0,15mm 6,4mm. Sink & Float : Pemisahan karena Bj media berat mendekati Bj pemisah. Batubara yang mempunyai Bj kecil akan mengapung dan dipisahkan. Ukuran partikel 0,6mm 200mm. Hidrosiklon : Pemisahan pada alat yang berbentuk kerucut. Material dipengaruhi aliran air keatas dan gaya sentrifugal. Ukuran partikel 0,6mm kebawah. Humphrey Spiral : Alatnya berbentuk spiral. Ukuran partikel 3mm kebawah. Washer : Batubara kotor dialirkan dalam suatu aliran air dalam lounder, partikel berat (pengotor) akan mengendap sedang batubara akan mengapung dan terbawa aliran air. 7,5mm. Flotasi : Dengan bantuan Collector, frother, Modifier dengan adanya gelembung udara batubara dapat dipisahkan dari pengotornya. Dapat mengurangi jumlah pirit dan batubara halus dapat juga terambil. Dalm pencucian Batubara ukuran memegang peranan penting, ada keterkaitan antara ukuran dan metode pencucian. Apabila ukuran tidak sesuai maka proses pencucian tidak akan optimal.

Sebelum batubara dicuci lebih dulu dilakukan Studi ketercucian batubara ( washibility test ). Tes ini dilakukan pada saat eksplorasi batubara sehingga diketahui apakah batubara yang akan ditambang perlu dilakukan studi ketercucian atau tidak. Tujuan dilakukan Studi Ketercucian Batubara adalah : Mendapatkan gambaran mengenai kelakuan berbagi fraksi batubara apabila dilakukan pencucian dengan memakai medium yang beda beda. Mengetahui perolehan batubara untuk fraksi tertentu. Mendapatkan Berat Jenis media yang paling baik, sehingga didapatkan medium yang paling baik untuk media pencucian dalam menapai persyaratan tertentu. Meramalkan kesulitan yang mungkin dialami pada proses pencucian, dengan memakai media tertentu dan untuk mengetahui Bj pencucian yang paling baik. Langkah langkah yang dilakukan dalam studi ketercucian batubara adalah sbb : Mengambil contoh yang representative Mengayak conto untuk mendapatkan fraksi fraksi tertentu, fraksi fraksi tersebut adalah ; o Egg coal Ukuran butir -2 inch +1 inch o Nut Coal -1 inch +0,5 inch o Pea Coal -0,5inch +0,25 inch o Slag danFine ukurannya -0,25 inch Melakukan uji endap apung ( Sink & Float ) masing masing fraksi. Menentukan kadar abu dan belerang pada masing masing fraksi dan Bj. Mengolah data dengan tabulasi terhadap data yang didapat. Membuat kurva ketercucian Menginterpretasikan data dan kurva. Cairan berat yag dipakai pada studi ketercucian saat uji endap apung antara lain Bromoform, Carbon Tetra Clorida, Calcium Tetra Clorida. Test Sink & Float, alatnya beker gelas 1 2 liter prosesnya : Siapkan batubara dengan ukuran dan cairan berat dengan SG tertentu (beda SG 0,1 )

Bila digunakan media mulai dari kecil besar, maka pada saat batubara dimasukkan kedalam bekergelas dengan cairan berSG 1,3 terdapat batubara yang mengendap dan mengapung.

Batubara yang mengendap dan mengapung dihitung. Batubara dengan SG > 1,3 kemudian dimasukkan kedalam media dengan SG 1,35 hasilnya terlihat batubara yang mengendap dan mengapung. Bagian yang mengendap dimasukkan kedalam media dengan SG 1,4, demikian seterusnya. Hasil endap apung bagian yang mengendap dan mengapung pada masing masing sort, sebelum penimbangan diambil perconto untuk uji sulfur dan abu. Didapatkan data dalam bentuk tabel Didapatkan kesimpulan bahwa semakin baik batubara SGnya semakin kecil. Batubara hasil tambang Diremuk Diayak Peremuk Kedua Pengayakan Pencucian Batubara bersih Batubara kotor

DIAGRAM ALIR PENCUCIAN BATUBARA

ANALISA BATUBARA Dalam kaitannya dengan kualitas batubara perlu diketahui bermacam analisa dan pengujian yang dapat menunjukka parameter kualitas batubara pada pemanfaatannya. 1. Analisa Proksimat. Serangkaian pengujian ini dimaksud untuk menguji property secara fisik dari batubara dan akan memberi gambaran dari kelakuan batubara didalam tugku. Prosedurnya relative sederhana dan parameter parameter yang diukur adalah presentase abu, kandungan air, zat terbang, dan karbon tetap. a. Pengukuran kandungan Air Kandungan Air mempengaruhi pembakaran dan kapasitas penanganan batubara. Makin tinggi kandungan air makin mahal biaya penanganannya. Kandungan air ini didefinisikan sebagai Kandungan udara kering dan dapat dijelaskan sebagai kandungan air yang hilang dari pengeringan parsial batubara untuk membawanya mendekati kesetimbangan dengan kandungan air diruang laboratorium. Ringkasannya sbb : Sample mula mula dibiarkan setimbang dengan suasana laboratorium. Berat sample 1 gram denganketelitian 0,1 mg ditempatkan dalam wadah yang telah dikeringkan dalam suhu 105 - 110 C dan ditiup dengan nitrogen untuk jangka waktu 1,5 3 jam. Sampel dipindahkan dari oven dan didinginkan pada suhu ruang dan ditimbang kembali dan kandungan air dihitung. b. Zat Terbang (Volatil Matter) Zat terbang menyatakan kuantitas bahan baker gas yang terdapat dan mengakibatkan mekanisme pembakaran. Untuk batubara dengan kandungan zat terbang rendah akan menyala jelek dan membutuhkan waktu baker yang lebih lama

yang akan mempengaruhi volume tungku, zat terbang ini juga mempengaruhi pengaturan permukaan pemanas yang dibutuhkan. Zat terbang adalah bagian dari batubara yang terbang dalam bentuk gas bilamana batubara ditutup dengan wadah silica (crucible) dipanaskan sampai suhu 900 C selama 7 menit dalam tungku. Crusible yang digunakan untuk analisa sebelumnya harus dikeringkan dan dibersihkan. Kemudian sample di pindahkan dari tungku dan dikeringkan dan didinginkan dalam suatu desikator. c. Kandungan Abu Abu adalah bahan yang tidak dapat terbakar bila batubara dibakar seluruhnya. Abu adalah bahan tidak murni. Kandungan abu tinggi akan menambah biaya penanganan serta mengurangi kapasitas pembakaran batubara dan menambah perawatan dan pembuangan. Analisa abu dilakukan dengan menimbang sample 1 g dengan ketelitian sampai 1 mg dalam wadah yang telah dikeringkan dan dibersihkan, Kemudian sample dipanaskan. Prosesnya sampai selesai 3 jam. Kemudian sample didinginkan pada suhu ruang pada desikator dan ditimbang. % Abu = 100 x massa abu / massa sample. d. Karbon Tetap Karbon tetap adalah residu yang dapat dibakar dan tertinggal setelah zat terbang dihilangkan. Presentase karbon tetap dihitung dengan mengurangi persen kandungan air, abu dan zat terbang dari angka 100. 2. Analisa Ultimate Pengujian ini akan memberikan komposisi kimia batubara dengan tepat, parameter yang diukur adalah : a. Analisa Karbon, Hidrogen dan Nitrogen Unsur unsure ini bagian dari analisa ultimate dan dipakai dalam perhitungan pembakara. Karbon dan Hidrogen dapat ditetapkan dalam batubara dengan memanfaatkan metode pembakaran suhu tinggi. Pada metode ini sample batubara dioksidasikan pada suhu 1350C. Oksida oksida klorida dan sulfur dibersihkan dengan perak. Hasil air karbondioksida yang dihasilkan oleh oksida diserap oleh ascarite dan magnesium perchloride dan secara gravietris ditetapkan.

Nitogen dapat ditetapkan dengan metode Kjeldahl.Prosedur ini melibatkan percernaan sample oleh pendidihan dengan menggunakan asam sulfat pekat, dengan hadirnya katalis selenium. Zat zat organik dihancurkan dan Nitrogen dihancurkan menjadi ammonium sulfat. Amoniak kemudian dilepas oleh penambahan sodium hidroksida yang berlebihan dan uap disulingkan kedalam larutan asam boric, dan dititrasi dengan asam sulfat. b. Kandungan Sulfur Sulfur dalam batubara ditentukan oleh daerah terbentuknya. Kandungan Sulfur yang tinggi dalam batubara menyebabkan korosi dalam bunker, cerobong. Dapat menyebabkan oksidasi dalam penyimpanan, dapat menyebabkan pembakaran spontan. Dapat menyebabkan pergerakan (slaging). Dan dapat menyebabkan polusi udara. Metode untuk menetapkan sulfur dalam batubara antara lain : Metode Bomb Oksigen Kalorimeter : 1 Gram sample dibakar dalam bomb oksigen, dicuci bersih dengan aquadest. Netralisir dengan larutan Na2CO3 0,0709 N. tambahkan 1 ml NH4OH pekat, panaskan sampai mendidih, lalu disaring. Cuci endapan dengan air panas, tambahkan sampai 250ml. Netralisir dengan HCL pekat. Saring dan cuci dengan air panas sampai bebas klorida. Panaskan kertas saring dan endapkan pada suhu 925C sampai berat konstan. 3. Analisa Lainnya. a. Analisa Nilai Kalor Membeli batubara sama juga membeli satuan energi kalor. Nilai kalor adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sample dalam linngkungan yang terkendali. Nilai kalor dapat dihitung dengan bomb calorimeter dimana sample ditutup dan diberi tekanan oksigen antara 20 30 atm.bomb dikelilingi air dan sample dibakar. Suhu diukur dan kenaikan suhu sebanding dengan kandungan panas. Data yang didapat dihitung sebagai kalor. b. Suhu Leleh Abu

Suhu leleh abu mempengaruhi jenis dasar tungku yang dibutuhkan dan menunjukkan tendensi untuk terjadinya klinker dan pergerakan. Pengujian fusi abu diukur dengan memanaskan kerucut dari abu batubara dalam suatu tungku yang secara umum diatur dengan suasana reduksi. Dapat pula diuji dengan memakai Ash Fusion Determinator. c. Analisa Kandungan Abu Abu yang terjadi pada pembakaran batubara akan membentuk oksida oksida, SiO2, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO. Analisa kandungan abu dilakukan dengan mengabukan abu, kemudian dilarutkan dalam HCl. Hasil tersebut kemudian dianalisa dengan AAS (Atomic Absorbsion Spectofotometri). Bisa juga dengan cara Grafimetri. d. Hardgrove Grindability Index adalah bilangan yang menyatakan mudah tidaknya batubara digerus.Dengan rumus : HGI = 13,6 + 6,93W, dengan W adalah berat batubara lolos 200 mesh. Cara pengujiannya adalah sbb : Keringkan sample lolos 4 mesh pada suhu 35C kurang dari 48 jam sebanyak 1000 gram. Ambil sample 200 gram. Masukkan dalam BiiMill diputar sebanyak 60 putaran. Kemudian diayak dengan lolos 200 mesh timbang yang lolos dan tertahan.

Kadar (Grade) adalah Kuantitas kandungan unsur atau senyawa dalam dalam suatu bahan galian, hasil pengolahan atau pemurnian.

Anda mungkin juga menyukai