Anda di halaman 1dari 10

Bab 9 MATRIKS

3.1 Tujuan Tujuan modul ini, adalah: y Praktikan bisa membuat program matriks sederhana berdasarkan algoritma dengan memakai larik y y Praktikan dapat membiasakan diri untuk membuat program secara terstruktur. Praktikan memahami algoritma larik dan matriks

3.2 Matriks Matriks adalah struktur penyimpanan data di dalam memori utama yang individu elemennya diacu dengan menggunakan dua buah indeks (yang biasanya dikonotasikan dengan baris dan kolom). kolom 1 1 2 3 4 5 Gambar 3.1. Matriks yang terdiri atas 5 baris dan 4 kolom Baris 1
1 2 3 4 1

3 4 Elemen(2,3)

Baris

Baris 2
2 3 4 1

Baris 3
2 3 4 1

Baris 4
2 3 4 1

Baris 5
2 3 4

Gambar 3.2. Representasi matriks 5x4 di dalam memori sebagai larik Karena matriks sebenarnya adalah larik, maka konsep umum dari larik juga berlaku untuk matriks, yaitu:

III-1

III-2

Kumpulan elemen yang bertipe sama. Tipe elemen matriks dapat berupa tipe dasar (integer, real, boolean, char dan string), atau tipe terstruktur seperti record

Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya (baris dan kolom) diketahui, yang dalam hal ini indeks menyatakan posisi relatif di dalam kumpulannya

Merupakan struktur data yang statik, artinya jumlah elemennya sudah dideklarasi terlebih dahulu di dalam bagian kamus dan tidak bisa diubah selama pelaksanaan program.

3.2.1

Pendeklarasian Matriks Pendeklarasian matriks di dalam teks algoritma ditulis di dalam bagian

Deklarasi. Ada beberapa cara pendeklarasian matriks, yaitu: 1. Sebagai nama peubah Deklarasi M : array[1..5, 1..4] of integer 2. Sebagai tipe Deklarasi Type mat : array[1..5, 1..4] of integer M : mat 3. Mendefinisikan ukuran maksimum matriks sebagai sebuah konstanta Deklarasi Const nbarismaks = 20 Const nkolommaks = 20 M : array[1..nbarismaks, 1..nkolommaks] of integer

3.2.2

Pemrosesan Matriks Algoritma pemrosesan matriks pada umumnya adalah memanipulasi

elemen-elemen matriks. Pemrosesan matriks adalah proses beruntun (sekuensial). Setiap elemen matriks dikunjungi lalu dilakukan aksi terhadap elemen tersebut. Berikut adalah skema umum pemroses matriks (per baris per kolom).

III-3

Procedure Prosesmatriks(input M : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {pemroses elemen matriks m[1..NBar, 1..NKol] per baris per kolom} {k.awal : matriks m sudah terdefinisi elemen-elemennya} {k.akhir : setiap elemen matriks m telah diproses} Deklarasi I : integer {indeks baris} {indeks kolom} J : integer Deskripsi For I n1 to NBar do For J n1 to NKol do Proses(N[I, J]) Endfor Endfor

3.2.3

Inisialisasi Matriks Menginisialisasi matriks artinya memberi nilai awal yang sama untuk

seluruh/ sebagian elemen matriks. Proses inisialisasi biasanya dilakukan sebelum matriks digunakan untuk perhitungan. Contoh Algoritma 1: Procedure Inismatriks(input/output M : Matrikint, input NBar, NKol : integer) {menginisialisasi seluruh elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dengan 0} {k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom matriks} {k.akhir : M[I,J]=0 untuk I=1..NBar, J=1..NKol} Deklarasi I, J : integer Deskripsi For I n1 to NBar do For J n1 to NKol do N[I, J] n 0 Endfor Endfor Program Algoritma 1: //inisialisasi matriks #include "stdio.h"

III-4

#define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; Matriksint M; int I, J, NKol, NBar; void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); main(){ NBar=5; NKol=5; Inismatriks(&M, NBar, NKol); } void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { *M[I][J]=0; }} }

3.2.4

Membaca dan Menulis Elemen Matriks Membaca elemen matriks artiknya mengisi elemen matriks dengan data

dari piranti masukan. Menulis matriks artinya mencetak elemen-elemen matriks ke piranti keluaran dengan asumsi bahwa elemen matriks sudah terdefinisi nilainya. Contoh Algoritma 2: Procedure Bacamatriks(input/output M : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {mengisi elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan} {k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom matriks} {k.akhir : seluruh elemen matriks sudah berisi nilai yang dibaca dari piranti masukan} Deklarasi I, J : integer Deskripsi For I n1 to NBar do For J n1 to NKol do

III-5

Write(M[, I, , ,J, ] = ) Read(M[I,J]) Endfor Endfor Procedure Tulismatriks(input Mat : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {mencetak elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan} {k.awal : elemen-elemen matriks sudah terdefinisi harganya} {k.akhir : seluruh elemen matriks tertulis ke piranti keluaran} Deklarasi I, J : integer Deskripsi For I n1 to NBar do For J n1 to NKol do Write(M[, I, , ,J, ] = ) write(M[I, J]) Endfor Endfor Program Algoritma 2: //bacatulis matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; matriksint m; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); main(){ printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d", &NBar); printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d", &NKol); Bacamatriks(&M, NBar, NKol); Tulismatriks(&M, NBar, NKol); } void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;i<=NBar;I++) {

III-6

for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d", &(*M[I][J])); }} } void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("M[%d,%d]=%d\n", I, J,*M[I][J]); }} } Contoh Algoritma 3: Procedure Jumlahduamatriks(input M : Matriksint, input A : Matriksint, output C: Matriksint, input NBar, NKol : integer) {menjumlahkan matriks M dan A, yaitu M+A = C} {k.awal : matriks M dan A sudah terdefinisi elemen-elemennya} {k.akhir : matriks C berisi hasil penjumlahan M dan A} Deklarasi I, J : integer Deskripsi For I n1 to NBar do For J n1 to NKol do C[I, J] = M[I, J] + A[I, J] Endfor Endfor Program Algoritma 3 //jumlah dua matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; Matriksint M; Matriksint A; Matriksint C; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol); void Jumlahduamatriks(Matriksint *M,Matriksint *A, Matriksint *C,int NBar,

III-7

int NKol); void Tulismatriks(Matriksint *M,int NBar, int NKol);

main(){ printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NBar); printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NKol); Bacamatriks(&M, &A, NBar, NKol); Jumlahduamatriks(&M, &A, &C, NBar, NKol); Tulismatriks(&C, NBar, NKol); } void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J])); printf("A[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*A[I][J]));} } } void Jumlahduamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, Matriksint *C, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { *C[I][J]=*M[I][J] + *A[I][J]; } } } void Tulismatriks(Matriksint *C, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;i++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("C[%d,%d]=%d\n", I, J,*C[I][J]); } }

Contoh Algoritma 4: Matriks nol adalah matriks dengan semua elemen adalah 0. 1 2 3 4 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0

III-8

Function Nol(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer) p boolean {memeriksa apakah matriks A[1..NBar, 1..NKol] merupakan matriks nol; mengembalikan nilai true jika A adalah matriks nol atau false jika bukan matriks nol} Deklarasi I, J : integer Zero : boolean Deskripsi In1 Zero n true While (I e NBar) and (Zero) do Jn1 While (I e NKol) and (Zero) do If A[I,J] { 0 then Zero n false {bukan matriks nol. stop} Else J n J+1 {periksa kolom berikutnya} Endif Endwhile {J > NKol or not Zero} If zero then I n I+1 {periksa baris berikutnya} Endif Endwhile {I > NBar or not Zero} Return Zero Program Algoritma 4: //jumlah dua matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; Matriksint M; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol);

III-9

main(){ printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NBar); printf("Masukan jumlah baris");scanf("%d",&NKol); Bacamatriks(&M, NBar, NKol); if (Nol(&M, NBar, NKol)==true) printf("matriks nol"); else printf("bukan matriks nol"); } void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("M[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J])); } } } bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { bool Zero; I=1; Zero=true; while ((I <= NBar) && (Zero)) { J=1; while ((J<=NKol) && (Zero)) { if ((*M[I][J]) != 0) Zero = false; else J=J+1; } if (Zero) {I=I+1;} } return Zero; } Contoh Algoritma 5: 1 2 3 4 ... M 1 a b a k l 2 m a p u a 3 p n i d l 4 5 6 7 u h d u n g a a t

III-10

Procedure Cetakkata(input Word : Matrikskar, input M, N : integer) {mencetak Kata di dalam matriks word} {k.awal: matriks Word sudah terdefinisi elemen-elemennya} {k.akhir : Kata tercetak ke piranti keluaran} Deklarasi I, J : integer Deskripsi For I n 1 to M do J n1 {telusuri elemen matriks pada baris I sampai ketemu spasi} While (J < N) and (Word[I, J] { ) do Write(Word[I, J]) J n J+1 Endwhile {J=N or Word[I, J] = } {cetak karakter terakhir jika bukan spasi} If M[I, J] { then Write(M[I, J]) Endif Endfor Cobalah buat programnya dari algoritma berikut! 3.3 Latihan Latihan A 1. Buatlah algoritma minimum dan maksimum dengan menggunakan larik 2. Buatlah algoritma mencari nilai x dalam suatu larik matriks 3. Buatlah algoritma untuk menghitung nilai indeks menggunakan larik dengan ketentuan: Nilai ujian 80, maka indeks = A 70 Nilai ujian < 80, maka indeks = B 55 Nilai ujian < 70, maka indeks = C 45 Nilai ujian < 55, maka indeks = D Nilai ujian < 45, maka indeks = E 4. Buatlah algoritma untuk menjumlahkan dua buah matriks dengan menggunakan larik Latihan B Buatlah program untuk algoritma di atas.

Anda mungkin juga menyukai