Pelingkupan merupakan proses awal yang bertujuan untuk menentukan lingkup permasalahan, sumber dampak, jenis dampak perubahan lingkungan, serta mengidentifikasi dampak besar dan penting dari suatu rencana usaha. Tahapan ini merupakan proses terpenting dalam penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) karena pada proses pelingkupan dapat ditentukan : (1) Dampak besar dan penting terhadap parameter lingkungan hidup yang relevan untuk dikaji secara mendalam pada Studi ANDAL serta meniadakan dampak pada parameter lingkungan yang dipandang tidak penting untuk dikaji. (2) Lingkup wilayah Studi ANDAL berdasarkan pertimbangan batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif. (3) Kedalaman Studi ANDAL, yang meliputi penggunaan metoda, jumlah sampel yang diukur dan tenaga ahli sesuai sumberdaya dana dan waktu yang tersedia. Secara skematis dan ringkas proses pelingkupan untuk mengidentifikasi dampak besar dan penting serta lingkup isu-isu pokok lingkungan akibat rencana kegiatan pembangunan Kontainer Paria di desa Batu Putih Kabupaten Poleang Selatan disajikan pada gambar dibawah ini.
Rencana Usaha atau Kegiatan Dampak Potensial Kondisi Rona Lingkungan Dampak Potensial Penting Isu -isu Pokok
Identifikasi
Evaluasi
Fokus
Gambar 2.2. Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak Tujuan identifikasi dampak potensial adalah mengidentifikasi seluruh dampak lingkungan hidup yang berpotensi akan timbul sebagai akibat rencana kegiatan dan atau usaha pembangungan pelabuhan kontainer. Identifikasi dampak potensial yang mungkin
akan timbul, dilakukan tanpa memperhatikan penting-tidaknya suatu dampak. Upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting belum dilakukan pada tahap ini. Identifikasi dampak potensial pada kegiatan pembangunan Kontainer Paria Oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana merupakan hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, pemrakarsa, instansi yang bertanggungjawab, masyarakat yang berkepentingan, dan dilengkapi dengan hasil observasi lapangan. Beberapa metoda yang digunakan dalam identifikasi dampak potensial adalah : 1. Penelaahan pustaka
4. Metoda ad hoc
5. Daftar uji (sederhana, kuesioner, deskriptif) 6. Matrik interaksi sederhana
Tabel 2.19. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Usaha Pembangunan Pelabuhan Kontainer Paria oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana
Komponen Lingkungan A. FISIK KIMIA 1. Iklim Mikro 2. Kualitas Udara 3. Kebisingan 4. Bentang Alam 5. Kualitas Sungai 6. Sedimentasi Laut 7. Kualitas Perairan Laut 8. Kualitas Tanah 9. Banjir 10.Abrasi
A 1 2 1
X X X X X X X X X X X X X X X X X
B 2 3 4 5 6 7 a b 8 c d e
X X
C f 9 1 2
X X
X X
X X
X X X X
X X
X X X X
X X
X X
B. BIOLOGIa
1. Keanekaragam an Vegetasi 2. Habitt Satwa 3. Keanekaraga man Satwa 4. Biota Laut/Akuatik C. SOSIAL EKONOMI BUDAYA 1. Kependuduka n 2. Partisipasi dan Kesempatan Kerja 3. Pendapatan Masyarakat 4. Aksesibilitas 5. Perekonomian Lokal 6. Penerimaan Asli Daerah (PAD) 7. Sikap dan Persepsi D. KESEHATAN MASYARAKAT 1. Sanitasi Lingkungan 2. Pola Penyakit 3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
X X X X
X X
X X
X X X
X X
X X X X X
X X
Ket :
A. Tahap Pra Konstruksi 1. Penetapan Lokasi dan Perijinan 2. Sosialisasi B. Tahap Kontruksi 1. Penyiapan lahan. 2. Mobilisasi alat dan material. 3. Penerimaan tenaga kerja konstruksi. 4. Pembuatan direksi keet (base camp). 5. Pemasangan Tiang Pancang 6. Pembangunan Talud 7. Pembangunan Cusway, Trestle dan Dermaga
8. Pembangun Fasilitas Pelabuhan
a. b. c. d.
e.
9.
Pemasangan Jaringan Listrik Pembangunan Gorong-gorong Pembangunan kantor Jalan akses Pengerasan dan Pelapisan Lahan Pelabuhan
C. Tahap Konsruksi 1. Rekruitmen tenaga kerja operasional. 2. Pembuatan kapal (ship building), perbaikan kapal (ship repairing), dan pemeliharaan kapal (ship maintenance). 3. Pembuatan bangunan lepas pantai (rig). 4. Pengangkutan bahan baku dan produk. 5. Pengelolaan limbah. 6. Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja. D. Tahap Operasional 1. Operasional Lalu Lintas Darat 2. Bongkar Muat
Diskusi,
Diskusi dilakukan di antara anggota tim, antara anggota tim dengan pemrakarsa kegiatan, dengan institusi terkait serta dengan masyarakat setempat yang berpotensi terkena dampak.
Pengamatan lapang, Pengamatan lapang dilaksanakan oleh ketua tim bersama anggota untuk
mengidentifikasi dampak potensial secara mendalam melalui pengumpulan data sekunder, observasi lapangan dan wawancara.
Penggunaan tujuh kriteria dampak penting, Kegiatan ini bertujuan untuk menilai sifat penting dampak berdasarkan Keputusan
Kepala BAPEDAL No. 056 Tahun 1994 mengenai 7 (tujuh) kriteria dampak penting. Evaluasi dampak penting menunjukkan sifat dampak, sinergistik dan kumulatif dampak, sehingga dapat ditentukan penting tidaknya dampak, melalui : 1) jumlah manusia yang terkena dampak, 2) luas wilayah persebaran dampak, 3) intensitas dampak, 4) sifat kumulatif dampak, 5) lamanya dampak berlangsung, 6) berbalik tidaknya dampak, serta 7) banyaknya komponen lain yang terkena dampak. Selanjutnya berdasarkan proses evaluasi dampak potensial tersebut diperoleh dampak penting hipotetik sebagai berikut : (a) Komponen Fisik-Kimia (a.1) Iklim Mikro Kegiatan penyiapan lahan diprakirakan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap iklim mikro. Dampak tersebut berupa peningkatan suhu udara yang menimbulkan terjadinya efek pemanasan pada areal shipyard dan daerah sekitarnya. Di samping itu, juga terjadi penurunan kelembaban udara pada tapak proyek akibat hilangnya fungsi vegetasi sebagai pengatur iklim mikro. Efek pemanasan dapat meningkat ketika dilakukan mobilisasi alat dan material karena bertambahnya emisi yang berasal dari sarana angkut yang digunakan pada kegiatan tersebut. Perubahan iklim mikro juga akan terjadi ketika dilakukan pembangunan lepas pantai. Seiring dengan hilangnya fungsi vegetasi yang terdapat di areal tersebut. Kondisi iklim mikro diperkirakan akan membaik kembali setelah dilakukan penghijauan secara terpadu. (a.2) Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas udara dan kebisingan diprakirakan akan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan kuantitas debu dan gas buang kendaraan r dari kegiatan konstruksi yang meliputi penyiapan lahan, pembuatan base camp, mobilisasi alat dan material, pembangunan
fasilitas pelabuhan, pemasangan tiang pancang, pembangunan cusway, Trestle dan dermaga. Penurunan kualitas udara juga diprakirakan akan terjadi pada saat dilakukan kegiatan operasi yaitu operasional pelabuhan, pembangunan lepas pantai. Penurunan kualitas udara pada kegiatan operasi selain diakibatkan oleh adanya peningkatan debu dan gas buang dari kendaraan bermotor. Upaya untuk mengurangi penurunan kualitas udara dan kebisingan dapat dilakukan dengan cara mengikuti standar operasional dan waktu produksi yang efisien dan efektif dengan memperhatikan baku mutu lingkungan yang berlaku. Dengan demikian dampaknya terhadap lingkungan dapat dikendalikan. (a.3) Getaran Kegiatan pada tahap konstruksi seperti pembangunan direksi keet, pembangunan fasilitas pelabuhan, pemasangan tiang pancang menyebabkan timbulnya getaran. Getaran dari alat-alat berat yang digunakan menyebabkan penurunan dan perubahan tapak jika dilakukan terus menerus dalam frekwensi yang tinggi. Selain itu, efek suara yang ditimbulkan akan menyebabkan kebisingan yang mengganggu pendengardan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka penggunaan prosedur kerja yang sesuai standard dan baku mutu harus dilakukan. (a.4) Bentang Alam Bentang alam akan mengalami perubahan sebagai dampak dari kegiatan penyiapan lahan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan merubah kondisi bentang alam yang semula berupa areal datar dan pantai berpasir menjadi areal dengan bangunan. Proses pengurugan yang dilakukan pada saat penyiapan lahan diprakirakan dapat mengubah komposisi pantai serta struktur lautan. Sebab material urugan diambil dari laut. Perbaikan bentang alam dapat dilakukan secara bertahap melalui program penghijauan di sekitar tapak proyek menggunakan vegetasi yang sesuai serta penahanan arus gelombang serta penggunaan teknologi pengurugan yang ramah lingkungan. (a.5) Kualitas Sungai Berdasarkan pengamatan dilapangan, disekitar proyek tidak terdapat sungai besar yang dialiri air yang besar, terdapat air disungai apabila hujan. Penurunan kualitas sungai merupakan dampak langsung dari aktivitas penyiapan lahan. Kualitas sungai akan membaik jika dilakukan dengan penggunaan prosedur kerja yang memperhatikan baku mutu lingkungan. (a.7) Sedimentasi Sedimentasi terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah endapan di laut. Peningkatan endapan tersebut dapat disebabkan oleh penumpukan jumlah sampah padat serta sludge atau
lumpur. Terjadinya sedimentasi diprakirakan dapat terjadi akibat dari kegiaatan penyiapan lahan, pembangunan diding dermaga fasilitas pelabuhan, pembangunan talud. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut diantaranya adalah melakukan pengelolaan limbah yang benar dan melakukan kegiatan berdasarkan pada standard kerja yang memperhatikan baku mutu lingkungan. (a.8) Intrusi Air Laut Intrusi air laut diprakirakan dapat terjadi karena hilangnya vegetasi pantai yang memiliki fungsi hidrologis. Hal ini terjadi akibat dari kegiaatan penyiapan lahan, pembuatan base camp, pembangunan prasarana dan sarana. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut diantaranya adalah melakukan penanaman kembali vegetasi secara terpada mulai dari tahap konstruksi sampai pasca operasi. (a.9) Abrasi Laju abrasi pantai diprakirakan akan meningkat sebagai dampak dari kegiatan penyiapan lahan, pembangunan base camp. Hilangnya vegetasi yang dapat mengikat air merupakan salah satu faktor peningkatan abrasi. Disamping itu, abrasi juga dapat dipicu oleh perubahan permukaan tapak proyek yang berbatasan langsung dengan laut. Perubahan yang terjadi diprakirakan tidak dapat menahan kekuatan gelombang jika tidak dilakukan upaya pencegahan dengan teknologi tertentu. Tingkat abrasi diharapkan akan menurun dengan adanya kegiatan penghijauan secara terpadu serta pembuatan dinding penahan gelombang. (a.10) Banjir Banjir dapat terjadi karena hilangnya fungsi hidrologis vegetasi seiring dengan hilangnya penutupan vegetasi akibat kegiatan penyiapan lahan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan pada saat terjadi hujan. Selain itu, pembuatan drainase jalan yang tidak bagus dapat meningkatkan laju aliran permukaan sehingga memicu terjadinya banjir. Upaya untuk mengatasi banjir dapat dilakukan melalui kegiatan penghijauan di sekitar proyek serta pembuatan drainase jalan sesuai dengan ketentuan. (a.11) Kualitas Perairan Laut Penurunan kualitas perairan laut diprakirakan terjadi akibat dari kegiatan mobilisasi alat dan material, pembangunan fasilitas pelabuhan, pembuatan talu, pemasangan tiang pancang dan kegiatan bongkar muat pada tahap opeasional. Penurunan kualitas air laut berasal dari limbah yang berupa limbah padatan B3 maupun non B3, limbah cair dan partikel logam yang berasal dari kegiatan-kegiatan di atas. Agar penurunan kualitas air laut dapat direduksi maka setiap kegiatan harus dilakukan sesuai dengan standard operasional dengan mempertimbangkan baku mutu lingkungan dan melalui pengelolaan limbah sesuai prosedur yang benar.
b) Komponen Biologi (b.1) Keanekaragaman Vegetasi Kegiatan penyiapan lahan serta pembangunan Bace camp, Pemobilisasi alat dan material diprakirakan dapat menurunkan keanekaragaman vegetasi. Penurunan indeks keanekaragaman vegetasi menyebabkan terganggunya kemantapan suatu komunitas. Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan penghijauan kembali secara bertahap pada tahap operasi dan pasca operasi sebagai upaya untuk mengembalikan keanekaragaman vegetasi. (b.2) Habitat Satwa liar Gangguan terhadap habitat satwa liar diprakirakan dapat terjadi sebagai dampak dari kegiatan pada tahap konstruksi maupun operasi. Habitat satwa liar merupakan tempat hidup satwa liar yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup satwa sehingga dapat berkembang secara alami. Sumberdaya tersebut berupa bahan makanan sebagai sumber energi, tempat perlindungan untuk melakukan aktivitas harian dan tempat beregenerasi. Gangguan terhadap habitat satwa liar berpengaruh terhadap keberadaan satwa liar di lokasi tersebut terutama jenis-jenis endemik. Oleh sebab itu, upaya relokasi ke tempat lainnya dapat dilakukan untuk menjaga kelestariannya. (b.3) Keanekaragaman Satwa liar Kondisi habitat mempengaruhi keanekaragaman satwa. Gangguan terhadap habitat satwa liar secara otomatis menyebabkan penurunan keanekaragaman satwa liar. Pada tahap kegiatan konstruksi diprakirakan satwa liar akan mulai bermigrasi ke habitat lain yang tidak terganggu. Selanjutnya pada tahap operasi indeks keanekaragaman satwa liar diprakirakan semakin mendekati angka nol. Oleh sebab itu, proses identifikasi jenis dan penyebaran satwa liar harus dilakukan sehingga dapat diketahui populasinya. Selanjutnya dapat dilakukan upaya relokasi satwa liar secara bertahap agar keanekaragamannya dapat dipertahankan. (b.4) Biota Laut/akuatik Kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi maupun operasi diprakirakan menyebabkan penurunan kualitas perairan laut dan pencemaran laut. Hal tersebut mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan biota laut, bahkan diprakirakan dapat menyebabkan kepunahan suatu jenis tertentu yang rentan terhadap gangguan. Dampak yang terjadi berupa perubahan indeks keanekaragaman plankton dan benthos, serta terganggunya habitat nekton/ikan. Jika tidak dilakukan upaya pengendalian maka dampak buruk selanjutnya dapat terjadi, yaitu gangguan
kesehatan terhadap masyarakat yang mengkonsumsi ikan, serta penurunan pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek.
c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya (c.1) Kependudukan Pembangunan Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana kerjasama dengan PT. DIGRAM DESAIN KONSULTAN berdampak terhadap perubahan kependudukan secara langsung. Perpindahan penduduk sebagai tenaga kerja yang berasal dari daerah lain menimbulkan perubahan komposisi penduduk. Terbukanya kesempatan kerja juga memicu penambahan sumber penghasilan yang pada akhirnya juga meningkatkan taraf ekonomi penduduk setempat. Agar perubahan kependudukan tidak membawa dampak negatif maka perlu dilakukan upaya persuasif terhadap penduduk lokal dalam rangka meminimalisir terjadinya konflik sosial. (c.2) Partisipasi dan Kesempatan Kerja Rencana Pembangunan Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana kerjasama dengan PT. DIGRAM DESAIN KONSULTAN diharapkan dapat membuka lapangan kerja serta meningkatkan partisipasi bagi warga sekitar sebagai karyawan pada tahap konstruksi maupun operasi. Hal ini untuk memenuhi permintaan masyarakat Desa Batu Putih untuk memberikan kuota kesempatan kerja bagi masyarakat umumya dan yang terkena dampak khususnya. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan galangan kapal sehingga masyarakat juga dapat merasakan keberadaan kegiatan usaha tersebut. (c.3) Pendapatan Masyarakat Dampak penting dari kegiatan Pembangunan Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana kerjasama dengan PT. DIGRAM DESAIN KONSULTAN seiring dengan terbukanya kesempatan kerja adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh penghasilan lain dengan menjadi karyawan di perusahaan tersebut. Namun di sisi lain, penurunan pendapatan diprakirakan juga dapat terjadi jika terdapat pencemaran perairan laut yang mengganggu kehidupan satwa laut Akibatnya jumlah tangkapan ikan menuruh sehingga berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Hal tersebut dapat diantisipasi melalui pengelolaan limbah dengan menggunakan prosedur yang tepat dan mengikuti standard operasional yang benar. (c.4) Aksesibilitas
Keberadaan sarana angkutan umum pada kawasan proyek telah ada sebelumnya. Namun kegiatan pembangunan galangan kapal membutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Sehingga akses Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana akan melakukan pembangunan sarana transportasi. Sarana jalan yang akan dibangun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan demikian aksesibitas diharapkan akan meningkat.
(c.5) Perekonomian Lokal Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana kerjasama dengan PT. DIGRAM DESAIN KONSULTAN akan meningkatkan aktivitas perekonomian. Penerimaan tenaga kerja kegiatan pembangunan Pelabuhan Kontainer oleh PT. DIGRAM DESAIN KONSULTAN dari masyarakat lokal diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada peningkatan partisipasi kerja dan pendapatan masyarakat. Setelah kegiatan pertambangan berakhir, masyarakat lokal yang dipekerjakan ini akan mengalami pemutusan hubungan kerja, namun dengan membaiknya aksesibiltas di daerah ini diharapkan masyarakat akan mampu menciptakan lapangan kerja lain. Hal-hal di atas diprakirakan akan menimbulkan dampak penting pada peningkatan aktifitas perekonomian lokal di wilayah ini. (c.6) Penerimaan Asli Daerah Kegiatan oprasional Pelabuhan Kontainer Paria akan diprakirakan Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bombana akan meningkat sebagai dampak. Peningkatan tersebut berasal dari biaya: restribusi, dan pajak kegiatan usaha lain setiap tahun. Meningkatnya aktivitas perekonomian lokal (baik secara langsung maupun melalui multiplier effect) akibat beroperasinya pelabuhan kontainer juga akan meningkatkan PAD. (c.7) Sikap Penerimaan dan Dukungan Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan pelabuhan kontainer kepada masyarakat, prioritas pengadaan tenaga kerja lokal, peningkatan aktivitas perekonomian lokal diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada sikap penerimaan dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan ini. (c.8) Sikap penolkan dan pertentangan masyarakat Proses kegiatan yang menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan sanitasi lingkungan, menurunnya pendapatan serta tingkat kesehatan masyarakat dikhawatirkan memicu sikap penolakan dan penentangan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan Pelabuhan Kontainer. Hal ini dapat diatasi melalui berbagai upaya persuasif
disertai dengan upaya lain yang dapat meminimalisir berbagai dampak yang diprakirakan akan memicu sikan penolakan dan pertentengan masyarakat tersebut.
d) Komponen Kesehatan (d.1) Sanitasi Lingkungan Keberadaan tata guna lahan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi lingkungan. Kegiatankegiatan yang akan dilakukan seperti penyiapan lahan, pembuatan direksi keet, mobilisasi alat dan material, pemabangunan dermaga, pembangunan fasilitas pelabuhan diprakirakan akan menimbulkan dampak penting pada perubahan kondisi sanitasi lingkungan di sekitar areal usaha. (d.2) Pola Penyakit Gangguan sanitasi lingkungan akibat kegiatan pembangunan pelabuhan baik secara langsung maupun tidak langsung diprakirakan akan berdampak penting pada tingkat kesehatan masyarakat di sekitar areal usaha. Penggunaan bahan-bahan B3 dan non B3 serta logam berat selama proses operasi dapat menimbulkan pencemaran yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serta penyakit menular. Oleh sebab itu diperlukan upaya terpadu untuk mengantisipasi hal tersebut melalui prosedeur kerja serta pengolahan limbah yang benar. (d.2) Kecelakaan dan Keselamtan Kerja Pada proses pra konstruksi, konstruksi dan tahap operasional diprakirakan menimbulkan suatu kecelakaan dalam bekerja bagi karyawan sehingga untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan bagi pekerja perlu memperhatikan prosedur keselamatan kerja bagi karyawan. 2) Prioritas Dampak Penting Hipotetik (Isu-Isu Pokok) Kegiatan prioritas dampak penting hipotetik dilakukan untuk mendapatkan prioritas dampak penting hipotetik. Kajian mengenai prioritas dampak penting hipotetik pada konteks kegiatan pembangunan galangan kapal dipusatkan pada kegiatan usaha yang diprakirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap perubahan kondisi lingkungan di lokasi dan di sekitar lokasi proyek. Prioritas dampak penting hipotetik yang muncul dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : a) Perubahan Bentang Alam
Kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi seperti penyiapan lahan dan pembangunan prasarana dan sarana berimplikasi pada perubahan bentang alam di tapak proyek. Abrasi akibat penyiapan lahan dan pembuatan jalan secara langsung dapat merubah bentang alam. Demikian halnya dengan banjir yang diprakirakan terjadi akibat drainase yang buruk dan hilangnya vegetasi juga dapat menimbulkan perubahan bentang alam. Upaya penghijauan yang dilakukan secara terpadu diharapkan dapat memperbaiki kondisi bentang alam. dampak penting hipotetik yang membentuk isu pokok adalah Bentag alam, abrasi dan banjir. b) Keanekaragaman dan Produktivitas Hayati Baik kegiatan pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi akan menyebabkan perubahan pada keanekaragaman dan produktivitas hayati. Upaya penghijauan serta upaya untuk mematuhi prosedur kerja yang benar diharapkan dapat menimalisir perubahan kondisi keanekaragaman dan produktivitas hayati dan mengarah pada kondisi yang membaik. Dampak penting hipotetik yang membentuk isu pokok ini adalah Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kualitas Perairan Darat dan laut, Keanekaragaman Vegetasi, Habitat Satwa, Keanekaragaman Satwa dan Biota Air. c) Dinamika Sosial Perubahan kependudukan dan meningkatnya aksesibilitas akan menimbulkan perubahan dinamika sosial dalam masyarakat. Disamping itu, berbagai kegiatan pembangunan galangan kapal juga akan menimbulkan sikap dukungan-penerimaan dan/atau sikap penolakan-pertentangan juga berpengaruh terhadap perubahan dinamika sosial. dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok perubahan dinamika sosial adalah aksesibilitas, kependudukan, sikap penerimaan dan dukungan dan sikap penolakan dan pertentangan d) Perubahan Perekonomian Daerah Perekonomian daerah Kota Batam diprakirakan akan mengalami perubahan seiring dengan adanya pembangunan galangan kapal oleh PT. BATAM MARITIM CENTRE. Terbukanya kesempatan kerja yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat serta pajak dan munculnya usaha-usaha/mata pencaharian lain yang dengan adanya kegiatan galangan kapal (multiplier effect) selanjutnya dapat meningkatkan PAD. Dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok adalah kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan asli daerah dan perekonomian lokal Secara ringkas, seluruh kegiatan pelingkupan yang dilakukan disajikan pada skema di bawah ini. Proses pelingkupan dimulai dengan identifikasi dampak potensial mengacu pada rencana kegiatan serta kondisi rona awal lingkungan. Setelah diperoleh dampak potensial
selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mendapatkan dampak penting hipotetik. Berdasarkan dampak penting hipotetik tersebut selanjutnya dilakukan pemusatan untuk memperoleh isuisu pokok.
RENCANA KEGIATAN Pra-konstruksi: (a) Penetapan Lokasi dan Perijinan (b) sosialisasi Konstruksi: (a) Penyiapan lahan (b) Mobilisasi alat dan material (c) Penerimaan tenaga kerja konstruksi (d) Pembuatan direksi keet (base camp) (e) Pemasangan tiang pancang (f) Pembangunan talud (g) Pembangunan cusway, trestle dan dermaga (h) Pembangunan fasilitas pelabuhan (i) Pelepasan tenaga kerja Tahap Operasional : (a) Operasional lalulintas darat (b) Bongkar muat
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL Aspek Fisik-Kimia: Komponen Biologi: Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya: Komponen Katibmas dan kesehatan (g)
METODE :
Matrik
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL Aspek Fisik-Kimia: Aspek Fisik-Kimia: Iklim Mikro Iklim Mikro Kualitas udara dan Kualitas udara dan kebisingan kebisingan Getaran Getaran Bentang alam Bentang alam Kualitas sungai Kualitas sungai Sedimentasi laut Sedimentasi laut Abrasi Abrasi Intrusi air laut Intrusi Banjir air laut Banjir Kualitas perairan laut Kualitas Biologi: Komponen perairan laut Komponen Biologi: Keanekaragaman Keanekaragaman vegetasi vegetasi Habitat satwa liar Habitat satwa liar Keanekaragaman satwa Keanekaragaman Biota laut/aquatik satwa Biota laut/aquatik Komponen Sosial, Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya: Ekonomi dan Kependudukan Budaya: Kependudukan Partisipasi dan Partisipasi dan kerja kesempatan kesempatan kerja Pendapatan masyarakat Pendapatan masyarakat Aksesibilitas Aksesibilitas Perekonomian lokal Perekonomian lokal PAD PAD Sikap dan Persepsi Sikap dan Persepsi masyarakat, masyarakat, Kesehatan masyarakat Kesehatan masyarakat Komponen Kantibmas Komponen transportasi Kerusakan Kantibmas Kerusakan transportasi darat darat Kesibukan transportasi Kesibukan transportasi laut K3 laut K3 Kebakaran Kebakaran
DAMPAK PENTING DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK Aspek Fisik-Kimia Aspek Fisik-Kimia
METODE :
Kualitas udara Kualitas udara Kualitas air Kualitas air Kebisingan Kebisingan Aspek Biologi Aspek Biologi Kerusakan vegetasi Kerusakan vegetasi darat darat Kerusakan biota Kerusakan biota laut laut Aspek Sosekbud Aspek Sosekbud Kesempatan kerja Kesempatan kerja Pendapatan masy Pendapatan masy Persepsi masyarakat Persepsi masyarakat Kesehatan masyarakat Kesehatan masyarakat Aspek Kantibmas Aspek Kantibmas Trasportasi darat Trasportasi darat Transportasi Laut Transportasi Laut K3 K3 Kebakaran Kebakaran
ISU POKOK Kualitas udara Kualitas air Perubahan perekonomian Transportasi darat K3 Kebakaran
METODE :
Gambar 2.21. Bagan Alir Pelingkupan Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Terminal BBM