Anda di halaman 1dari 11

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Ada 2 macam mycobacteria yang menyebabkan penyakit tuberculosis yaitu tipe human ( berada dalam bercak ludah dan droplet ) dan tipe bovin yang berada dalam susu sapi. Agen tuberculosis, Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium africanum, merupakan anggota ordo Actinomycetes dan family Mycobacteriaceae. Ciri-ciri kuman berbentuk batang lengkung, gram positif lemah, pleiomorfik, tidak bergerak, dengan ukuran panjang 1-4 m dan tebal 0.3-0.6 m, tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari dan ultra violet. Mikobakteria ini tumbuh paling baik pada suhu 37- 41 C, menghasilkan niasin dan tidak ada pigmentasi. Mikobakterium mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Penyakit tuberkulosis (TB) pada anak walaupun dikatakan merupakan Self limited disease atau Stable disease sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan proporsi TB tertinggi nomer 3 (tiga) setelah India (30%) dan Cina (15%) yaitu sebesar 10%. Sedangkan prevalensi penyakit berkisar antara 1,2 2,5% (di Kab.Pati 1,9%). Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah(hematogen), sistem saluran limfe (limfogen),saluran napas (bronkogen), atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya. Gejala umum pada TBC pada anak adalah: y Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive). y Anorexia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat. y Demam lama/berulang tanpa sebab yang tidak jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam. y Pembesaran kelenjar limfe superficialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering didaerah leher, ketiak, dan lipatan paha. y Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan didada dan nyeri dada. y Gejala-gejala dari saluran pencernaan, misalnya diare yang berulang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.

III. EPIDEMIOLOGI
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2-0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus ( 256 kasus/100.000 penduduk ), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Perkiraan prevalensi, insidensi dan kematian akibat TBC dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu sakit, proporsi kasus BTA positif, jumlah pasien yang mendapat pengobatan dan yang tidak mendapat pengobatan, prevalensi dan insidens HIV, angka kematian dan demografi. Saat ini Survei Prevalensi TBC yang didanai GFATM telah dilaksanakan oleh National Institute for Health Research & Development ( NIHRD ) bekerja sama dengan National Tuberculosis Program (NTP), dan sedang dalam proses penyelesaian. Survei ini mengumpulkan data dan dilakukan pemeriksaan dahak dari 20.000 rumah tangga di 30 propinsi. Studi ini akan memberikan data terbaru yang dapat digunakan untuk memperbarui estimasi insidensi dan prevalensi, sehingga diperoleh perkiraan yang lebih akurat mengenai masalah TBC. Dari data tahun 1997-2004 terlihat adanya peningkatan pelaporan kasus sejak tahun 1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun 2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per 100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif meningkat dari 25 menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua (dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun.

IV. KASUS
1. ANAMNESIS a) Identitas Nama Ibu : Ibu. G Usia : 28 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Nama Anak : IM Usia : 8 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Magelang Agama : Islam b) Riwayat Penyakit Sekarang Sejak empat bulan yang lalu, IM sering sakit sakitan. IM mengeluh batuk terus menerus dengan disertai dahak, demam dan juga berkeringat pada malam hari. IM juga mengalami penurunan berat badan dan tidak nafsu makan. Dan ditemukan benjolan pada belakang telinga. Lalu IM dibawa ke puskesmas dan dilakukan pemeriksaan foto rontgen. Dan dari hasil pemeriksaan foto rontgen menunjukkan bahwa terdapat infiltrate perikardial kanan kiri, hiler kanan prominent hiler kiri infiltrat. Dan sekarang ini IM sedang menjalani pengobatan rutin tuberculosis selama 4 bulan. c) Anamnesis Sistem - Cerebrospinal : demam (-), nyeri kepala (-) - Respirasi : batuk(+), pilek (-), sesak nafas (-) - Kardio : nyeri dada (-), berdebar (-) - Digesti : mual (-), muntah (-), bab normal. - Urogenital : bak normal - Mussculuskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-) d) Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, belum pernah mondok sebelumnya. e) Riwayat Kelahiran Normal, ditolong bidan, cukup bulan, lahir dengan berat badan 3,1 kg, selama hamil rutin periksa ke puskesmas, dan tidak ditemukan kelainan. f) Riwayat Makanan Asi sampai umur 2 tahun, setelah itu pasien ini mengkonsumsi susu kaleng, dan sekarang sudah makan-makanan orang dewasa yang ada di rumah. g) Riwayat Tumbuh Kembang - Imunisasi :  Hepatitis B : 3 kali  Polio : 5 kali  DPT : 5 kali  Campak : 2 kali  BCG : 1 kali - Riwayat Penyakit Keluarga: Ada keluarga yang memiliki keluhan serupa, tapi tidak tinggal serumah dengan pasien. - Kepribadian atau Kebiasaan Pasien aktif, senang bermain dengan anak seusianya. - Sosial atau Lingkungan Di lingkunagn pasien banyak terdapat pasien TB, ayah merokok sehari 3 batang. h) Kesimpulan Anamnesis atau Masalah

Dari gejala klinis yang ditemukan pasien ini yaitu sering sakit, sering batuk dan pilek,demam, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, ditambah di sekitar pasien banyak pasien yang menderita TB, pasien kemungkinan menderita TB. i) Pemeriksaan Fisik - Keadaan Umum : Baik - Kesadaran : Compos mentis - Vital Sign : N = 120 x / menit, Suhu = 36,3 oC - Antropometri : y BB = 23 kg y TB = 124 cm y Lingkar kepala = 52 cm y Lingkar lengan atas = 18 cm y Lingkar dada = 59,1 cm - Kepala atau Leher : Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). Mulut : Tampak pembesaran tonsil ( T2/T2 ) tapi tidak hiperemis. Leher : Pembesaran limfonodi (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) - Thorax : y Jantung Inspeksi : bekas luka/sikatrik (-) Perkusi : tidak dilakukan Palpasi : tidak dilakukan Auskultasi : S1 dan S2 reguler, kuat, bising (-) y Paru Inspeksi : bekas luka/sikatrik (-) Perkusi : tidak dilakukan Palpasi : tidak dilakukan Auskultasi : vesikuler - Abdomen :  Inspeksi : dinding abdomen lebih rendah dari dinding dada  Auskultasi : peristaltik normal  Perkusi : tidak dilalukan  Palpasi : tidak dilakukan - Anggota Gerak : Dalam batas normal - Kulit : Tidak ditemukan kelainan j) Kesimpulan Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Fisik  KU : Baik  Kesadaran : Compos mentis  Vital Sign : Nadi = dbn Suhu = dbn Tekanan darah dan respirasi = tidak dilakukan  Kepala : dbn  Leher : dbn  Thorak : dbn  Abdomen : dbn  Ekstremitas : dbn b. Pemeriksaan Antrometri Pemeriksaan An. AP Interpretasi Berat Badan 23 Kg Gizi Baik

Tinggi Badan

124 cm

Berat badan menunjukkan status gizi sekarang Normal Menunjukkan keadaan lalu dan sekarang

Lingkar Kepala Lingkar Lengan Atas Lingkar Dada c. Z-score

52 cm 18 cm 59,1 cm

Berat Badan (Kg) Menurut Umur Anak Perempuan Umur 8 Tahun 0 Bulan SD -2 SD -1 MEDIAN SD -1 SD -2 19,1 23,1 27,4 33,5 39,8 BB//U = = = Berat Badan Median Median (-1SD) 23 27,4 27,4 23,1 -1,023 (Gizi Baik)

Panjang Badan (cm) Menurut Umur Anak perempuan 8 Tahun 0 bulan SD -2 SD -1 MEDIAN SD -1 SD -2 117,5 123,9 130,3 136,6 143,0 PB//U = = = Panjang Badan Median Median (-1SD) 124 130,3 130,3 123,9 - 0,984 (Normal)

Berat Badan (Kg) Menurut Panjang Badan (cm) Anak Perempuan Umur 8 Tahun 0 Bulan SD -2 SD -1 MEDIAN SD -1 SD -2 19,5 21.6 23,6 26,7 29,7 BB//PB Berat Badan Median Median (-1SD) = 23 23,6 23,6 21,6 = -0,3 Interprestasi Z-score: Gizi anak I.M Baik d. Penilaian status gizi Penilaian status gizi ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaan zat gizi. Penilaian status gizi menurut ( BB/U ) baku WHO-NHCS. Umur : 8 Tahun BB : 23 Kg Median : 27,4 Perhitungan : BB/Median = 23/27,4 = 0,84 = 84 % =

Interprestasi: Pada penilainan gizi baik berkisaran antara 80% - 120%. Pada anak I.M penilain status gizinya merupakan gizi baik karena masuk dalam kriteria gizi baik. k) Pemeriksaan Denver II Tidak dilakukan karena usia anak 8 tahun, sedangkan Tes Denver II dilakukan pada anak usia 0 6 tahun. l) Diagnosis Banding m) Diagnosis Kerja Tuberculosis n) Rencana Penatalaksanaan Memberikan edukasi kepada pasien, melanjutkan pengobatan sampai 6 bulan. Dan melakukan foto rontgen. o) Rencana Pemeriksaan Penunjang Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan Uji mantoux atau tuberkulin. m) Tes Denver II Tes Denver ini dilakukan pada pasien lain yang memenuhi syarat karena pada pasien pertama tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya tes denver ini (berusia lebih dari 6 tahun). Identitas: Nama : An. S Umur : 8 bulan Lahir : 21 November 2009 Tanggal periksa : 9 Mei 2010 1. Personal Sosial y Minum dengan cangkir : Gagal y Menirukan gerakan : Gagal y Main bola dengan pemeriksa : Gagal y Daag-daag dengan tangan : Lulus y Menyatakan keinginan : Gagal y Tepuk tangan : Menolak y Makan sendiri : Lulus y Berusaha mencapai mainan : Lulus y Mengamati tangannya : Lulus 2. Adaptif-Motorik Halus y Menaruh kubus di cangkir : Gagal y Mencorat coret : Gagal y Mengambil manik manik yang ditunjukkan : Gagal y Membenturkan dua kubus : Lulus y Memegang dengan ibu jari dan jari : Lulus y Mengambil 2 kubus : Lulus y Memindah kubus : Lulus 3. Bahasa y 1 kata : Gagal y 2 kata : Gagal y Papa / mama spesifik : Gagal y Mengoceh : Lulus y Kombinasi silabel : Lulus y Papa/mama tidak spesifik : Lulus 4. Motorik Kasar y Bangkit terus duduk : Gagal y Bangkit untuk berdiri : Gagal

y y y y

Berdiri dengan pegangan Duduk tanpa pegangan Bangkit kepala tegak Membalik

: Gagal : Lulus : Lulus : Lulus

Interpretasi : i. Personal Sosial ii. Adaptif Motorik Halus iii. Bahasa iv. Motorik kasar

: Normal : Normal : Normal : Normal

V. PEMBAHASAN
Definisi Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Faktor risiko y Kemiskinan y Lingkungan yang tidak sehat (higine dan sanitasi tidak baik) y Tempat penampungan umum (panti asuhan, penjara, panti perawatan paru) y Anak dengan usia <5 tahun y Konversi uji tuberculin (dari negative menjadi positif) dalam 1 tahun terakhir y Malnutrisi y Keadaan imunokompremais (HIV, keganasan, transplantasi organ, pengobatan imunosupresi) y Diabetes mellitus y Gagal ginjal kronik Faktor risiko dari pasien kami yaitu pasien tinggal di lingkungan yang tidak sehat, kondisi perumahan yang padat, rumahnya juga agak tertutup, sehingga menjadi lembab, yang mana merupakan kondisi yang cocok untuk tempat tumbuh dari bakteri mycobacterium tuberculosis. Selain itu di lingkungan pasien juga terdapat, pasien tuberculosis yang tidak rutin minum obat. Dan daerah tempat tinggal pasien merupakan daerah endemik TB. Manifestasi Gejala umum TBC pada anak adalah: y Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive). y Anorexia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat. y Demam lama/berulang tanpa sebab yang tidak jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam. y Pembesaran kelenjar limfe superficialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering didaerah leher, ketiak, dan lipatan paha. y Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan didada dan nyeri dada. y Gejala-gejala dari saluran pencernaan, misalnya diare yang berulang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen. Gejala spesifik Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana ynag terserang, misalnya: y TBC kulit/skrofuloderma y TBC tulang dan sendi: - Tulang punggung (spondilitis): gibbus

y y

- Tulang panggul (koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul - Tulang lutut: pincang dan /atau bengkak - Tulang kaki dan tangan TBC otak dan saraf: - Meningitis: dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah, dan kesadaran menurun Gejala mata: - Konjungtivitis fliktenularis - Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi) Lain-lain.

Pada pasien ini didapatkan gejala berupa: y Batuk berdahak y Pilek y Demam y Penurunan berat badan y Penurunan nafsu makan y Keringat malam hari Diagnosis Menggunakan sistem scoring diagnosis tuberculosis anak Parameter kontak TB Uji tuberkulin Status gizi 0 Tidak jelas Negaitif 1 2 3 Laporan keluarga, BTA Kavitas(+) BTA tidak BTA (+) (-) atau tidak tahu jelas Positif BB/TB <90 % atau Klinis gizi buruk atau BB/U <80% BB/TB <70 % atau BB/U <60 % 2 minggu 3 minggu 1 cm, jumlah > 1 tidak nyeri Ada pembengkakan

Demam tanpa sebab jelas batuk Pembesaran kelenjar limfe Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang foto Normal/tidak jelas

y y y y

Infiltrate Pembesaran kelenjar Konsolidasi segmental/lobar atelektasis

y y

kalsifikasi+ infiltrate pembesaran kelenjar +infiltrat

Dari gejala yang timbul dari pasien didapatkan: y kontak TB laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu: 1 y demam tanpa sebab jelas 2 minggu : 1 y batuk 3 minggu : 1 y pembesaran kelenjar limfe : 1 y foto ditemukan infiltrate : 1

dari hasil scoring didapatkan nilai 5.

I.

PENDAHULUAN

Pada Blok Kesehatan Anak membahas pertumbuhan dan perkembangan anak, kelainan yang mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak dan penegakan diagnosa penyakit yang ada, serta prinsip - prinsip dalam penatalaksanaannya. Dalam pelaksanaan Blok Kesehatan Anak ini akan difokuskan dalam permasalahan yang sering terjadi dalam masyarakat. Tujuan dari program pengenalan klinik dalam Blok Kesehatan Anak ini adalah : 1. Memperkenalkan masalah-masalah kesehatan anak sedini mungkin dengan metode pengamatan langsung kepada pasien dan penatalaksanaannya 2. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang relevansi materi Blok Kesehatan Anak dalam konteks pelayanan masyarakat 3. Memberikan orientasi dini kondisi nyata tempat, jenis dan tenaga pelayanan kesehatan 4. Membangkitkan sikap kritis mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah klinis di lapangan, mampu menganalisa dan memberikan masukan yang rasional dan lege artis Program pengenalan klinik dalam Blok Kesehatan Anak ini kami mendapatkan tugas untuk mengamati kasus-kasus yang terdapat di Puskesmas Dukun Magelang. Kami diharuskan mencari kasus mengenai masalah kesehatan anak dan melakukan penilaian tumbuh kembang anak menggunakan Test Denver.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Dari hasil anamnesis yang telah kami lakukan, ditunjang dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan yaitu berupa foto thorax, didapatkan bahwa pasien IM usia 8 tahun, menderita Tuberculosis. Saran y Kelompok kami : agar lebih banyak belajar, agar lebih siap menghadapi pasien. Selain itu kami harus lebih banyak menemui pasien agar rasa empati terhadap pasien terasah dengan baik. y Puskesmas : pelayanan yang sudah diberikan puskesmas dukun sudah sangat baik. y Posyandu : lebih diperbanyak sarana,prasarana, dan terutama kader agar lebih baik dalam melayani masyarakat. y Untuk tim blok : PPK lebih banyak dilakukan agar kami dapat lebih banyak mendapat pengalaman, dan waktu pengerjaan penugasan lebih ditambah, karena waktu sekarang yang diberikan sangat terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/969401-overview http://www.medscape.com/viewarticle/544830 http://journals.lww.com/pidj/Abstract/1999/02000/Diagnosis_of_pediatric_tuberculosis_in_the_modern.8.aspx Rahajoe, Nastiti, dkk,2008.Respirologi Anak.Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia. Anonim,2002.Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

PENUGASAN PPK BLOK KESEHATAN ANAK TUBERKULOSIS

Disusun Oleh : Anindi Putri Harjanti ( 07711154 ) Mizwar Syafriandi ( 07711027 ) Ria Agustriana ( 07711223 ) Tutor : dr. Eska Agustin P. S.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2010

Anda mungkin juga menyukai