Anda di halaman 1dari 25

ARKEOLOGI HINDU-BUDHA HINDUoleh Etty Saringendyanti

SUB BAHASAN I

ARKEOLOGI HINDU-BUDHA HINDUDefinisi : Ilmu yang mempelajari kehidupan manusia masa lalu sejak ditemukannya bukti-bukti tertulis pertama bukti(prasasti dari Kerajaan Kutai) pada abad ke-5 M hingga keberakhirnya Kerajaan Sunda (1579 M). M). Tujuan : Menggambarkan berbagai aspek kehidupan manusia masa lalu yang tercakup dalam sistem budaya, sistem sosial, dan sistem materi. materi.

INDIASISASI
PERMASALAHAN Identifikasi wilayah India (dan sekitarnya) yang menjadi sumber dari unsurunsur-unsur kebudayaan yang dibawa ke Indonesia (khususnya Jawa). Golongan masyarakat yang menyebarkannya. KemampuanKemampuan-kemampuan setempat yang dikenal dengan istilah local genius (genius lokal. Cerlang budaya).

Identifikasi wilayah India (dan sekitarnya) yang menjadi sumber dari unsur-unsur kebudayaan yang unsurdibawa ke Indonesia (khususnya Jawa).

Bahasa, Bahasa, khususnya Sanskerta: Sanskerta: Damais: Damais: berbagai tulisan khususnya huruf Pallawa yang tersebar di Asia Tenggara berasal dari India Selatan. Selain itu, dikenal pula huruf itu, Siddhamatrka (pra-Nagari) dan Nagari pra-Nagari) yang berasal dari India Utara. Kern: berdasarkan tempat, antara lain tempat, Kalingga dan Merkara (India Selatan) Holle: Holle: Para imigran India yang datang ke Indonesia berasal dari berbagai wilayah dan datang secara berulang. berulang.

Kesenian: Kesenian: Arsitektur: Arsitektur: Candi Bima (Dieng), dikaitkan dengan Dieng), gaya kuil di Bhuwaneswara, Sirpur, Bhuwaneswara, Sirpur, Mamallapuram, Mamallapuram, dan Orissa; Candi Larajonggrang (Prambanan) berakar Prambanan) dari candi Budha di Paharpur, Benggala. Paharpur, Benggala.

Selain lokasi,gaya seni arca juga berdasarkan periode politik, misalnya arca-arca Budha politik, arcadi candi Borobudur dikaitkan dengan prototipe arca dari masa Gupta. Arca-arca Arcadi candi Jago mendapat pengaruh dari gaya seni arca Kerajaan Pala.

Seni arca: arca: ArcaArca-arca Budha di Jawa, dianggap Jawa, memiliki unsur-unsur gaya arca dari India unsurselatan (Amarawati, Negapatam, dan Amarawati, Negapatam, Melayu); Melayu); India Timur (Sirpur), India Utara Sirpur), (Ajanta); Bangladesh (Comilla, dan (Comilla, Chittagong); gabungan dari beberapa tempat di India, misalnya Benggala dan Nalanda (India Utara), Birhar dan Kurkihar (India Timur), dan Negapatam (India Timur), Selatan).

Gaya seni dibahas juga berkaitan dengan kuat lemahnya pengaruh india, misalnya gaya Jawa india, Tengah cenderung mengikuti aturan-aturan yang aturantermuat dalam kitab-kitab India, sedangkan gaya kitabJawa Timur cenderung meninggalkan aturan-aturan aturanitu dan semakin menunjukkan unsur-unsur lokal. unsurlokal. Gaya seni dibahas juga berkaitan dengan kualitas seni, seni, misalnya kualitas gaya Jawa Timur dianggap mengalami kemunduran berkenaan dengan semakin berkurangnya pengaruh peradaban India.

Agama: Agama yang berkembang adalah agama Hindu dan Budha. Budha. Sumber China menyebutkan bahwa agama Budha yang disebarkan di Jawa pada abad ke-5 dilakukan keoleh Gunadharma (Pangeran dari Kashmir), sedangkan penggambaran arca-arcanya mengikuti arcaketentuan naskah yang ditemukan di Nepal.

Prasasti, Prasasti, misalnya pada masa Mataram khususnya pertengahan abad ke-9 datang ke keJawa para pendSaiwasiddhanta yang berkembang pada masa Majapahit diduga berasal dari India selatan.eta Budha India dari Gaudidwipa (Benggala), dan Gurjaradesa Benggala), (Gujarat). Sebaliknya, para pelajar Indonesia Sebaliknya, datang ke India untuk mendalami agama Budha, Budha, khususnya ke Nalanda (Benggala, India Utara). Benggala, Wilayah lain di luar India yang membawa pengaruh pemikiran agama adalah Nepal, Tibet, dan Srilangka. Srilangka. Agama Hindu, khususnya aliran

Politik: Politik: - Gagasan tentang raja dan kerajaan di Asia Tenggara. Von Heine Geldern, mengemukakan bahwa gagasan Geldern, tentang raja dan kerajaan pada masa ini sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan adanya kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos, baik yang mikrokosmos, tertuang dalam doktrin Hindu maupun Budha. Wujud dari Budha. penerapan itu tercermin dalam sejumlah aspek dalam pranata kerajaan, misalnya penyebutan nama raja, kerajaan, susunan pejabat kerajaan, jumlah permaisuri, dan kerajaan, permaisuri, pengaturan fisik tata kota. kota. Ekonomi: Ekonomi: - Pertanian: irigasi (sawah) Pertanian: sawah)

Golongan masyarakat yang menyebarkannya.


-

Berg, menekankan peranan ksatria berdasarkan kajian sastra. Moens, menekankan peranan ksatria berdasarkan kajian sejarah politik yang terjadi di India dan kaitannya dengan munculnya dinasti di Jawa, Sumatra, dan Malaka Krom, menekankan peranan Waisya termasuk di dalamnya melalui perkawinan dengan wanita-wanita setempat. wanitaVan Leur , menekankan peranan Brahmana atas dasar buktibuktibukti keagamaan. Bosch, selain menekankan peranan Brahmana India juga peranan pelajar-pelajar Indonesia yang berada di pusatpelajarpusatpusat pendidikan di India. Edi Sedyawati, selain mendukung pendapat Bosch, juga menekankan adanya semangat untuk mempelajari kebudayaan India atas dasar keinginan untuk diperhitungkan dalam kalangan internasional yang ketika itu didominasi oleh peradaban India.

KemampuanKemampuan-kemampuan setempat yang dikenal dengan istilah local genius (genius lokal. Cerlang budaya).
-

Brandes (1889), menekankan unsur asli Indonesia berdasarkan isi prasasti, misalnya wayang, gamelan, batik, pengecoran logam, syair, mata uang, navigasi, ilmu falak, pertanian, sistem pemerintahan. Quarith Wales (1948), mengemukakan konsep local genius berdasarkan pengamatannya di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara yang memiliki dua ciri berbeda. a. Zona barat menunjukkan ciri yang murni mengikuti India (Sri Langka, Siam Tengah, Sumatra, dan MElayu). b. Zona timur, unsur lokal sangat kuat sehingga pengaruh India semakin berkurang (Jawa, Campa, dan Kamboja).

PRANATA AGAMA
-

Pemimpin Keagamaan Lingkungan Keraton: pendeta istana, pejabat Keraton: istana, kerajaan Lingkungan pertapaan Lingkungan desa Gagasan keagamaan Konsep Kebenaran Tertinggi dalam agama Hindu, Budha, Budha, dan kepercayaan setempat. setempat. Susunan Dewa-dewa dalam agama Hindu, Budha, DewaBudha, dan penggambaran tokoh raja (nenek moyang) (nenek moyang) yang diperdewa Aktivitas Ritual Sarana fisik: fisik: Bangunan peribadatan: peribadatan: bangunan berbilik bangunan tanpa bilik: bangunan berundak, bilik: berundak, stupa, stupa, altar, petirtaan, bangunan gua. petirtaan, gua.

Fungsi relief: sarana penggambaran makrokosmos sarana penggambaran pengalaman spiritual sarana menghormat dewa - Arca: arca dewata, tokoh pendeta, raksasa, manusia biasa, dan binatang - Perlengkapan upacara: bendabenda-benda tanah liat: wadah, stupika dan tablet tanah liat bendabenda-benda batu: wadah, lingga yoni, dan arca porselin dan batu mulia BendaBenda-benda logam: perunggu, besi, perak,emas. tanaman dan bunga BijiBiji-bijian dan Makanan kain Hewan dan telur

CANDI BERDASARKAN SUMBER INDIA


A. Diatur oleh norma tertentu (Silpasastra), yang (Silpasastra), tertuang dalam kitab-kitab Purana kitab(Matsyapurana, Skandapurana, Garudapurana, Agnipurana, dll.), Kitab-kitab Agama Kitab(Kamikagama, Karanagama, Suprabhedagama, dll.), atau dalam naskah-naskah serta inskripsi naskahlainnya. B. Perencanaan: pelaksana, pemilihan, penentuan serta pengujian bidang tanah (dalam Acharya, Manasara, 5 jilid, Kramrisch, The Hindu Temple, 2 jilid, The Art of India).

PELAKSANA
KONSEP Sebuah bangunan suci dikatakan suci terutama karena potensi yang dimiliki oleh bidang tanah tempat dibangunnya bangunan suci itu Pelaksanaan dipimpin oleh seorang guru (Acharya). Ia (Acharya). emanasi Siwa yang ditugaskan ke dunia dalam 4 emanasi keahlian, yaitu : 1. Sthapati (perencana utama pembangunan): Ia harus memenuhi persyaratan: harus khatam dalam keke16 ritus pensucian, memahami seluruh isi kitab Veda dan makna sastra yang berhubungan dengan pengetahuan arsitektural. 2. Sutragrahin (ahli gambar) 3. Vardhaki (ahli disain) 4. Takshaka (ahli perkayuan)

PEMILIHAN

A. Menentukan lahan (site): (site): - tanah lempung (memiliki partikel tanah liat), bertekstur kasar, padat, tidak berkristal, berabu atau berkerikil - dekat air (tirtha), atau gunung (ksetra) B. Upacara pensucian dan pengujian C. Upacara pendirian bangunan (Upacara Garbhadana)

PERANCANGAN BANGUNAN
Dasar ukuran: tala (arca, relief, dan ornamen lain), angula (bangunan). Pembuatan gnomon (Sangku) untuk menentukan brahmasthana. Vastupurusamandala: Chandita dan Paramasayika.

Situs Lebak Cibedug


1. 2. 3. 4. Bangunan Teras Berundak Kompleks Menhir Baru Bergores Batu Tukuh - Batu Tukuh Lebak Cibedug 1 - Batu Tukuh Lebak Cibedug 2 - Batu Tukuh Lebak Cibedug 3 - Batu Tukuh Lebak Cibedug 4 - Batu Tukuh Cikatulampa - Batu Tukuh Lebak Peutei - Batu Tukuh Lebak Awi Koneng - Batu Tukuh Lebak Cibanteng - Batu Tukuh Lebak Parakan Gunung - Batu Tukuh Lebak Kalahang - Batu Tukuh Lebak Muara Tilu

Situs Lebak Cibedug


Lingga semu

Denah situs lebak cibedug

Situs Cangkuang

Candi Cangkuang

Makam Arif Muhamad, Eyang Sunan Pangadegan dan Ratu Sima

Anda mungkin juga menyukai