Anda di halaman 1dari 27

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan berbagai aspek dan terminologi yang diajarkan pada pendidikan kelautan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui menyebutkan latar belakang sejarah pendidikan kelautan. 2. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui menyebutkan berbagai terminologi pendidikan kelautan. dan

dan

3. Mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui, menyebutkan dan menunjukkan berbagai aspek dan elemen dari sejarah pendidikan kelautan di Indonesia

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


Republik Indonesia

Konvensi hukum laut PBB 1982 diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan penetapan UU No. 17 tahun 1985.

Indonesia Geografis = negara maritim Yuridis = negara kepulauan

INDONESIAN SEAS

POSITION : SEA SURFACE : COASTLINE :

95 BT 141 BT , 5,8 JUTA KM2 80.791 KM

6, LU 11 LS ISLANDS CONTINENT

: 17.499 BUAH : 2,9 JUTA KM2

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Wilayah negara Indonesia sekitar 5 juta km2, terdiri dari 1,9 juta km2 daratan dan 3,1 juta km2 lautan.
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ), yang merupakan jalur dengan batas 200 mil dari garis batas dasar dengan luas mencapai 2,7 juta km2.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) sebesar 2,7 juta km2. Wilayah tersebut memiliki keanekaragaman sumberdaya alam baik secara kualitatif dan kuantitatif, serta sumber daya manusia yang dapat dijadikan modal utama didalam pemenuhan dan penciptaan potensi untuk pemenuhan kebutuhan bangsa Indonesia.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) sebesar 2,7 juta km2.


Hal tersebut dilatar belakangi bahwa negara Indonesia dengan 2/3 wilayahnya adalah perairan dan terletak di wilayah tropis. Potensi dan prospek yang tersimpan di wilayan lautan memberikan peluang yang tinggi sebagai salah satu tropical marine resources dan marine biodiversity untuk dijadikan basis utama kelangsungan produk untuk devisa negara dalam jangka panjang (Sarwono Kusumaatmadja, 1996 ).

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Peningkatan kualitas hidup mencakup tiga kriteria. 1. Penyediaan kebutuhan dasar hidup hayati bagi masyarakat, seperti air, udara, bahan pangan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, terhindarnya dari serangan penyakit dan serangan musuh. Hal ini bersifat mutlak, agar manusia dapat hidup secara layak.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Peningkatan kualitas hidup mencakup tiga kriteria. 2. Terpenuhinya kebutuhan dasar manusiawi, seperti papan, sandang, pendidikan, pekerjaan, kebebasan beragama, mengeluarkan pendapat dan berkarya. Kriteria ini relatif tidak mutlak, namun harus terpenuhi.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Peningkatan kualitas hidup mencakup tiga kriteria.


3. Sedangkan kriteria ketiga adalah keberdayaan untuk memilih, yang merupakan kesetimbangan antara kriteria pertama dan kriteria kedua, dalam hal ini kecenderungan titik pembicaraan bekaitan erat dengan masalah lingkungan dan sumberdaya alam dari ekosistem maupun habitat, dan pemanfaatannya oleh manusia didalam memenuhi kebutuhan hidupnya, serta derajat dari setiap pemenuhan tersebut.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN

Sejarah terbentuknya lautan, tidak terlepas dari terbentuknya bumi 4.7 trillium tahun yang lalu (Sumich, 1992). Teori yang ada menyatakan bahwa planet bumi terbentuk dari pemadatan sekumpulan gas dan partikel partikel hingga menjadi suatu kesatuan yang padat. Pemadatan tersebut diduga dikarenakan pemanasan oleh sinar matahari

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN
Crust : 10 65 km Mantle : 65 2.900 km Outer Core : 2.900 5.300 km Inner Core 5.300 6.370 km

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN
Wilayah lautan merupakan bagian dari bumi yang juga terbentuk karena proses pelapisan pada bumi tersebut. Air laut merupakan akumulasi dari air yang dihasilkan oleh gas vulkanik dan reaksi reaksi pemecahan kimiawi. Kehidupan di bumi dan lautan diduga muncul pada 1 trilliun tahun yang lalu berdasarkan fosil yang ditemukan. Oksigen bebas diproduksi oleh sel photosintetik mikroskopik. Oksigen tersebut berkembang sehingga menjadi bagian dari atmosfir.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN
Upaya penemuan kapan kehidupan di laut dimulai dibuktikan dengan fossil yang dijumpai dari era 500 juta tahun yang lalu. Fossil fossll tersebut terdiri dari cacing, sponge, karang, dan beberapa hewan akar yang nantinya berkembang menjadi biota darat. Hal ini juga membuktikan teori bahwa kehidupan berasal dari laut pada waktu tersebut. Bentangan air laut memberi perlindungan bagi biota biota yang hidup dari radiasi sinar ultraviolet yang cukup mengganggu

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

SEJARAH KELAUTAN
Sejarah eksplorasi manusia terhadap laut ditunjukkan oleh Pytheas pada 325 tahun sebelum masehi. Pytheas yang berasal dari Yunani melakukan pelayaran sampai ke Iceland sehingga menemukan metoda untuk mendeterminasi latitude ( lintang ). Satu abad berikutnya Eratosthenes dari Alexandria, Mesir melakukan estimasi keliling bumi sepanjang 45.000 km, dimana 12 % lebih besar dibandingkan keadaan sekarang yang hanya 40.000 km.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Selanjutnya pada abad menengah, para suku Viking, Arab, China dan Polynesia telah melakukan pelayaran pada berbagai lautan. Pada abad ke 15, semua daratan telah dikuasai manusia sebagai akibat pelayaran di laut tersebut, meskipun Antartika tetap belum tersentuh

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Tahun 1768 sampai dengan 1779, James Cook dari Inggris melakukan pelayaran ke Lingkaran Antartik, dimana menjadi agen pengenal atas alat Chronometer Lautan buatan John Harrison. Chronometer tersebut berdasarkan longitude ( bujur bumi ). Tahun 1882, perjalanan saintifik di lautan dilakukan oleh Kapal Challenger. Kapal tersebut diantaranya mengukur 492 kedalaman di laut, dengan pengukuran paling dalam pada patahan Mariannas, di Atlantik sedalam 8185 m

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Tahun 1968, kapal Glomar Challenger, mampu mengebor kedalaman sampai 7000 meter untuk menunjukkan adanya bentuk lapisan bumi dengan sejarah yang sama.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN

Tahun 1968, kapal Glomar Challenger, mampu mengebor kedalaman sampai 7000 meter untuk menunjukkan adanya bentuk lapisan bumi dengan sejarah yang sama.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


SEJARAH PENDIDIKAN KELAUTAN

Pengembangan keilmuan kelautan dimulai pada tahun 1985, Surat Edaran Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1023/D/Q/1985 tanggal 6 Juni 1985, dengan dirintisnya pengembangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan di Universitas Diponegoro bersama lima perguruan tinggi Indonesia lainnya (Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanudin, Universitas Patimura, Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Riau ).

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


SEJARAH PENDIDIKAN KELAUTAN

Perkembangan kelahiran Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan selanjutnya didukung oleh pendanaan, yang merupakan pinjaman dari Asian Development Bank ( ADB ), loan No. 894-INO dan 895-INO (SF), dalam bentuk Proyek Pendidikan Ilmu Kelautan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


SEJARAH PENDIDIKAN KELAUTAN

Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan di Universitas Diponegoro mendapatkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 54/Dikti/Kep/1987 yang direvisi pada 1988 dengan SK Dirjen Dikti No. 24/Dikti/Kep/1988, tentang perubahan pengembangan Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan menjadi Program Studi Ilmu Kelautan di UNDIP

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


SEJARAH PENDIDIKAN KELAUTAN

Fakultas Ilmu Kelautan di Universitas Diponegoro, merupakan salah satu Fakultas yang direncanakan didirikan sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Universitas Diponegoro tahun 1980 1990. Fakultas Ilmu Kelautan tersebut direncanakan sebagai wadah dan pengembangan dari program studi Ilmu Kelautan, yang merupakan cikal bakal pengembangan pendidikan bidang Kelautan.

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


SEJARAH PENDIDIKAN KELAUTAN

Fakultas Ilmu Kelautan tersebut direncanakan sebagai wadah dan pengembangan dari program studi Ilmu Kelautan, yang merupakan cikal bakal pengembangan pendidikan bidang Kelautan, dalam upaya untuk mem back-up dan memperkaya Pola Ilmiah Pokok Universitas Diponegoro yaitu Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut ( Coastal Region Eco-development ).

PENGANTAR OSEANOGRAFI DAN KELAUTAN


Pola Ilmiah Pokok tersebut didasarkan kepada Revolusi Biru yang dicanangkan oleh Universitas Diponegoro sejak tahun 1960, dengan pandangan bahwa wilayah Pesisir, Laut dan Lautan adalah lahan masa depan yang telah berperanan dari dulu sebagai bagian wilayah penyedia dan pemenuhan kebutuhan bahan pakan serta transportasi, dimana pada masa mendatang akan bertambah fungsinya menjadi lahan penyedia sumberdaya alam dan enerji pengganti. Hal yang selalu akan menjadi tumpuan, mengingat status negara Kepulauan Republik Indonesia sebagai Benua Maritim .

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai