Anda di halaman 1dari 12

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung

Ir. Endang Widjajanti, MT Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, FTSP Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa-Jakarta 12620 Telp./Fax: 021-78880275/021-78880275 & 7866954 e-mail: wiwin@centrin,net.id ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengkaji kelayakan pengembangan jalan bypass Bandar jaya sebagai salah satu alternative pemecahan masalah kemcetan pada jalan kolektor primer yang ada. Metode pengkajian adalah evaluasi kelayakan secara teknis, ekonomi dan laingkungan. Kondisi eksisiting menunjukkan bahwa kapasitas jalan yang ada sekarang (jalan di pusat kota Bandar Jaya) dengan kondisi 2 lajur 2 arah, sudah mendekati padat namun masih mampu mendukung kondisi lalu lintas dengan VC rasio sebesar 0,56 dan kecepatan tempuh yang relatif rendah, yaitu 20,24 km/jam. Derajat kejenuhan atau VC rasio persimpangan Bandar Jaya adalah sebesar 0,77 dengan waktu tundaan 11,74 detik. Besaran ini menunjukkan bahwa kondisi persimpangan Bandar Jaya sudah padat atau mendekati kapasitasnya. Hasil pengkajian adalah pemilihan alternatif rute 1 sebagai alternatif rute jalan bypass Bandar Jaya dan jalan bypass Bandar Jaya layak untuk dibangun dengan tahun awal operasi tahun 2005.

1. PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan taraf hidup penduduk. Konsekuensi atas keberhasilan tersebut terhadap pelayanan jasa transportasi, khususnya transportasi jalan raya, adalah meningkatkan permintaan penyediaan jasa angkutan yang makin meluas dan dengan kualitas yang makin meningkat pula.

Dalam mengantisipasi tuntutan tersebut telah dilakukan identifikasi beberapa pusat kemacetan yang memerlukan penanganan segera, baik berupa pembangunan jalan baru maupun peningkatan jalan . Permasalahan pada lokasi lokasi rawan kemacetan perlu dianalisa dan ditelaah lebih mendalam untuk dapat ditentukan langkah penanganan yang paling sesuai .

Untuk maksud tersebut diperlukan kajian terhadap pengembangan jalan bypass Bandar jaya sebagai salah satu alternative pemecahan masalah.
Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung
1

1.2.TUJUAN STUDI Tujuan studi adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan jalan bypass Bandar Jaya sebagai salah satu alternative pemecahan masalah yang terjadi pada jalan arteri primer yang ada.

1.3.METODOLOGI PENDEKATAN Kerangka pikir studi ini disajikan pada Gambar 1.

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


2

PERSIAPAN Perijinan/Administrasi Pengumpulan & Kajian awal literatur terkait Identifikasi isue permasalahan Pemantapan metodologi, rencana kerja & organisasi kerja

DATA SEKUNDER Studi-studi terdahulu Data jaringan jalan Data kewilayahan Data lokasi sumber material Data sosial-ekonomi Data harga satuan

DATA PRIMER Kondisi tanah Topografi dan kontur lapangan Data volume lalu lintas Sistem/pola drainase & kondisi hidrologi eksisting Kondisi daya dukung lingkungan eksisting

Kaji Aspek Tata Guna Lahan & Sosial Ekonomi

Kajian Aspek Teknis Jalan & Lalu Lintas

Kajian Aspek Fisik Wilayah: - Topografi - Geologi - Lingkungan - Hidrologi

Kondisi Lalu Lintas

Proyeksi Kewilayahan & Sosial Ekonomi

Proyeksi Kondisi Lalu Lintas

Pengembangan alternatif

Aspek Teknis

Aspek Ekonomis

Aspek Lingkungan

Desain Awal

Volume-Biaya

BCR, IRR, NPV

AMDAL- UKL/UPL

ALTERNATIF TERPILIH

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Gambar 1. Metodologi Pendekatan


Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung
3

3. PENGEMBANGAN ALTERNATIF RUTE Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, diusulkan 3 (tiga) alternatif rute bypass. Uraian rute dari ketiga alternatif tersebut adalah : 1. Alternatif I Dimulai dari daerah Terbanggi Subing Gunung Sugih Barat, berada di sisi Barat jalan eksisting melalui daerah Komering Agung, Mojo Agung Seputih Jaya, desa Adi Jaya, Poncowati kemudian melintas jalan eksisting dan berakhir di desa Terbanggi Besar di jalan eksisting menuju Menggala / Lintas Timur Sumatera. Rute ini melalui sungai Way Tipo, Way Seputih, Way Wayetbala dan Way Pengubuan. Panjang rute alternatif II adalah 20,54 km dengan tipe jalan dua lajur dua arah. Beberapa bagian dari alternatif ini telah disiapkan, termasuk pembebasan lahan yang diperuntukkan untuk damija (daerah milik jalan). Sekitar 0,7 km telah terbangun jalan dengan baik, 4,24 km jalan dengan lapis penetrasi, 1,6 km adalah lapis pondasi atas dan 2 km masih berupa lapis pondasi bawah. 2. Alternatif II Berawal dari desa Terbanggi Agung gunung Sugih Timur, berada di sisi Timur jalan eksisting melalui daerah Indra Putra Subing, desa Karang Endah dan berakhir di desa Margamulya, kemudian masuk ke jalan eksisting. Rute ini melintasi beberapa sungai, yaitu : Way Seputih dan Way Sekamai. Panjang rute ini diperkirakan sekitar 22 km. 3. Alternatif III (Do Nothing) Alternatif ini adalah mengharuskan lalu lintas untuk tetap menggunakan jalur eksisting tanpa memberikan pemilihan rute yang lain. Kondisi demikian dapat mengakibatkan kenaikan tingkat kemacetan serta biaya operasional kendaraan. 4. ANALISIS RUAS JALAN

Dilihat dari kapasitas jalan yang ada sekarang, jalan di pusat kota Bandar Jaya dengan kondisi 2 lajur 2 arah, jalan eksisting masih mampu mendukung kondisi lalu lintas dengan VC rasio sebesar 0,56. Namun kondisi tersebut diperburuk dengan kecepatan tempuh yang relatif rendah, yaitu 20,24 km/jam

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


4

Tabel 1 Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak


Volume (smp/jam) KR KB Seputih Jaya U-S 373 S-U 245 Bandar Jaya U-S 382 S-U 180 Yukum Jaya U-S 430 S-U 296 Kota Bumi U-S 236 S-U 226 Menggala U-S 194 S-U 208 Sumber : Analisis Konsultan, 2003 Lokasi Arah SM 341 317 252 251 456 428 238 189 218 285 99 56 68 44 72 68 34 20 38 57 Total 813 618 702 475 958 792 508 435 450 550

Tabel 2. Kinerja Ruas Jalan Pada Jalan Eksisting Di Bandar Jaya Lokasi
Seputih Jaya Bandar Jaya Yukum Jaya Kota Bumi Menggala

Q (smp/jam) C (smp/jam) Q/C


1432 1177 1750 942 1000 2274 2110 2274 2321 2321 0,63 0,56 0,77 0,41 0,43

V (km/jam)
34,16 20,24 33,48 48,34 48,34

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

5.

ANALISIS SIMPANG Untuk menganalisis persimpangan, jenis kendaraan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor. Masing-masing jenis kendaraan tersebut dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang dengan faktor emp 1,3 untuk kendaraan berat dan 0,5 untuk kendaraan berat. Dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia bagian simpang tak bersinyal, didapat derajat kejenuhan atau VC rasio sebesar 0,77 dengan delay 11,74 detik. Besaran ini menunjukkan bahwa kondisi persimpangan Bandar Jaya sudah padat atau mendekati kapasitasnya. Kondisi arus lalu lintas di persimpangan Bandar Jaya disajikan pada Gambar 2.

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


5

Kota Bum i/Menggala/SumSel

Utara

KR KB SM TOTAL

313 25 196 92

52

42

51

61

Timur
KR KB SM TO TAL 39 62 15 16 1 20 31 7 5 8 37 29 12 7 8

Adi J aya

KR KB SM TOTAL 52 81 17 10 5 75 59 24 18 5 147 114 48 39 0 KR KB SM TOTAL

Merapi

Barat

489 154 283 52

21

14

14

26

Selatan
TgKaran g/Bandar Lam ng/J aw pu a

Gambar 2. Arus Lalu Lintas di Persimpangan Bandar Jaya 5. PREDIKSI VOLUME LALU LINTAS JALAN BARU Sketsa arah pergerakan yang terjadi di wilayah studi disajikan pada Gambar 3.
dari arah Kotabumi (Bengkulu,Jambi dan Sumatera bagian Utara) dari arah Menggala (Sumatera Selatan dan Riau)

Dari Gunungsugih (Lampung & P.Jawa)

Gambar 3. Sketsa arah pergerakan di Wilayah Studi Tabel 3. Matriks Asal-Tujuan Tahun 2003 (smp/hari)
Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung
6

zona 1 2 3 Atraksi

1 4935 6420 11355

2 6105 480 6585

3 5190 2805 7995

Produksi 11295 7740 6900 25935

Sumber : Hasil survey, 2003

Tabel 4. Matriks Asal-Tujuan Tahun 2005 (smp/hari) Zona 1 2 3 Atraksi 1 6,089 7,921 14,009 2 7,532 592 8,124 3 6,403 3,461 9,864 Produksi 13,935 9,549 8,513 31,997

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

Tabel 5. Matriks Asal-Tujuan Tahun 2015 (smp/hari) zona 1 2 3 Atraksi 1 11,111 14,454 25,565 2 13,745 1,081 14,826 3 11,685 6,315 18,000 Produksi 25,430 17,426 15,535 58,390

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

Tabel 6. Matriks Asal-Tujuan Tahun 2025 (smp/hari) Zona 1 2 3 Atraksi 1 26,645 34,663 61,309 2 32,962 2,592 35,554 3 28,022 15,145 43,167 Produksi 60,985 41,790 37,255 140,030

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


7

Tabel 7. Proyeksi Volume lalu Lintas Jalan Bypass Bandar Jaya


Tahun Selatan-Utara (smp/jam) Utara-Selatan (smp/jam) Total

2005 2015 2025

291 1,271 1,271

293 1,278 1,278

584 2,550 2,550

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

8. ANALISIS EKONOMI Hasil analisis ekonomi terhadap masing-masing alternatif disajikan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8.. Hasil Analisis Ekonomi Alternatif 1 2 23,88 % 22,06 % EIRR 63.672,57 49.340,39 NPV (juta Rp)

Sumber : Analisis Konsultan, 2003

9.

PENILAIAN ALTERNATIF-ALTERNATIF RUTE

Berdasarkan hasil penilaian alternatif-alternatif rute tersebut, dapat disimpulkan bahwa alternatif rute 1 sebagai alternatif terbaik.(nilai total = 16) dibandingkan alternatif 2 (nilai total = 12).

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


8

Tabel 9. Penilaian Alternatif Rute


No ASPEK PENILAIAN 1 TEKNIS Panjang jalan (Km) Kondisi medan Utilitas Tata guna lahan KRITERIA ALTERNATIF RUTE 1 Kuantitas Nilai 20,54 2 Relatif datar 3 Utilitas yang terganggu relatif 2 tidak banyak. Tata guna lahan terdiri dari 2 pemukiman, ladang, dan sawah. Daerah pemukiman relatif kecil 2 EKONOMIS EIRR (%) NPV (Juta Rp.) ( + 30 % ). 23,88 63.672,57 2 2 1 2 16 ALTERNATIF RUTE 2 Kuantitas Nilai 22 1 Relatif datar 3 Utilitas yang terganggu tidak 2 banyak. Tata guna lahan terdiri dari 1 pemukiman, ladang, dan sawah. Daerah pemukiman relatif padat ( + 40 % ). 22,06 49.340,34 484.896 378.554 1 1 2 1 12

LINGKUNGAN

Total pembebasan lahan (m2) 540.791 Total pembebasan lahan 162.237 terbangun (m2) TOTAL NILAI

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung

10. 10.1 1.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KESIMPULAN Bandar Jaya juga merupakan kota yang diarahkan berfungsi sebagai Pusat

Pengembangan Antar Daerah (PPAD) yang memiliki fungsi komunikasi antar daerah yang sangat dominan serta memiliki fungsi pelayanan daerah belakang yang kuat selain kegiatan industri. Sedangkan kota Gunung Sugih merupakan ibukota kecamatan Gunung Sugih yang sekaligus sebagai ibukota kabupaten Lampung Tengah. 2. Alternatif rute jalan bypass yang dikembangkan adalah : Alternatif I Dimulai dari daerah Terbanggi Subing Gunung Sugih Barat, berada di sisi Barat jalan eksisting melalui daerah Komering Agung, Mojo Agung Seputih Jaya, desa Adi Jaya, Poncowati kemudian melintas jalan eksisting dan berakhir di desa Terbanggi Besar di jalan eksisting menuju Menggala / Lintas Timur Sumatera. Rute ini melalui sungai Way Tipo, Way Seputih, Way Wayetbala dan Way Pengubuan. Panjang rute alternatif II adalah 20,54 km dengan tipe jalan dua lajur dua arah. Beberapa bagian dari alternatif ini telah disiapkan, termasuk pembebasan lahan yang diperuntukkan untuk damija (daerah milik jalan). Sekitar 0,7 km telah terbangun jalan dengan baik, 4,24 km jalan dengan lapis penetrasi, 1,6 km adalah lapis pondasi atas dan 2 km masih berupa lapis pondasi bawah. Alternatif II Berawal dari desa Terbanggi Agung gunung Sugih Timur, berada di sisi Timur jalan eksisting melalui daerah Indra Putra Subing, desa Karang Endah dan berakhir di desa Margamulya, kemudian masuk ke jalan eksisting. Rute ini melintasi beberapa sungai, yaitu : Way Seputih dan Way Sekamai. Panjang rute ini diperkirakan sekitar 22 km.

Alternatif III (Do Nothing)


Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung
10

Alternatif ini adalah mengharuskan lalu lintas untuk tetap menggunakan jalur eksisting tanpa memberikan pemilihan rute yang lain. Kondisi demikian dapat mengakibatkan kenaikan tingkat kemacetan serta biaya operasional kendaraan. 3. Kapasitas jalan yang ada sekarang (jalan di pusat kota Bandar Jaya) dengan kondisi 2 lajur 2 arah, sudah mendekati padat namun masih mampu mendukung kondisi lalu lintas dengan VC rasio sebesar 0,56 dan kecepatan tempuh yang relatif rendah, yaitu 20,24 km/jam. 4. Derajat kejenuhan atau VC rasio persimpangan Bandar Jaya adalah sebesar 0,77 dengan waktu tundaan 11,74 detik. Besaran ini menunjukkan bahwa kondisi persimpangan Bandar Jaya sudah padat atau mendekati kapasitasnya. 5. Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Bypass Bandar Jaya adalah sebagai berikut: Tahun 2005 2015 2025 Selatan-Utara (smp/jam) 291 1,271 1,271 Utara-Selatan (smp/jam) 293 1,278 1,278 Total 584 2,550 2,550

6. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kimpraswil. No. 17 Tahun 2003 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL, maka rencana pembangunan jalan bypass Bandar Jaya termasuk rencana kegiatan yang memerlukan studi UKL-UPL. 7. Hasil analisis ekonomi terhadap masing-masing alternatif adalah : Alternatif 1 2 EIRR 23,88 % 22,06 % NPV (juta Rp) 63.672,57 49.340,39

8. Berdasarkan hasil penilaian kedua alternatif rute yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa alternatif rute 1 sebagai alternatif terbaik.(nilai total = 16) dibandingkan alternatif 2 (nilai total = 12).
Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung
11

10.2. REKOMENDASI 1. 2. 3. Penanganan lokasi rawan kemacetan ruas jalan yang melintasi kota Bandar Jaya dengan pembangunan jalan bypass. Memilih alternatif rute 1 sebagai alternatif rute jalan bypass Bandar Jaya. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, jalan bypass Bandar Jaya dibangun dengan tahun awal operasi tahun 2005. layak untuk

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Lampung, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Lampung BEATON, P., CHEN, Q. and MEGHDIR, H. (1996), Stated Choice : A New Tool for Transportation Demand Forecasting, ITE Journal, UK. BPS, Propinsi Lampung Dalam Angka, 2002 BRADLEY, M.A. and KROES, E. (1990), Forecasting Issues in Stated Preference Survey Research, 3rd International Conference on Survey Methods in Transportation Paper, Washington D.C.

KANAFANI, A. (1983), Transportation Demand Analysis, McGraw Hill

Kajian Pengembangan Jalan Bypass Bandar Jaya Lampung


12

Anda mungkin juga menyukai